Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Saturday 23 February 2008

Tiga tewas, dua luka parah



Tanah longsor di Sikka
Guru dan murid terbawa banjir
Tiga orang warga Dusun Ndana. Desa Liakutu, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka tewas di dalam rumah tertimbun tanah longsor dari Bukit Ndana, Senin (18/2/2008). Selain itu, dua orang pejalan kaki di dusun itu mengalami luka parah juga tertimpa tanah longsor pada Selasa (19/2/2008). Bukit Ndana longsor akibat hujan lebat sepekan terakhir ini.
Hal itu disampaikan Antonius Bata, anggota Kelompok Mahasiswa Maumere Saate (Kemmas), yang mendatangi Pos Kupang Biro Maumere, Rabu (20/2/2008). Ia menyebutkan, tiga warga Ndana yang tewas tertimbun tanah longsor itu bernama Andreas Niga, Maria Soka dan anak mereka Agnes Sedo. Mereka, lanjutnya, adalah satu keluarga.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sikka, demikian Anton, sampai belum turun ke lokasi. Sementara warga Dusun Ndana sudah mencari para korban menggunakan peralatan sederhana. Pada Rabu siang, kata Anton, satu korban bernama Andreas Niga, ditemukan tewas tertimbun tanah longsor. Istrinya Maria Soka dan anak mereka Agnes Sedo, belum ditemukan. Warga berharap pihak pemerintah turun ke lokasi untuk mengevakuasi para korban dan mengantisipasi terjadinya longsoran susulan.
Anton mengatakan, Senin (18/2/2008 ) pagi, ia berada di Desa Liakutu untuk mengambil data. Saat itu diperoleh informasi terjadi musibah tanah longsor di Bukit Ndana dan menelan korban jiwa. "Mendengar informasi itu, saya bersama warga Desa Liakutu langsung ke lokasi dan menemukan sejumlah masyarakat Dusun Ndana sedang mencari korban di dalam timbunan tanah longsor," ujarnya.
Anton menjelaskan, hujan lebat di wilayah itu terjadi sejak Senin malam hingga Rabu siang belum berhenti. Tanah longsor dari Bukit Ndana terjadi pada Senin (18/2/2008 ) malam dan menimbun satu rumah warga yang berada tepat di bawah bukit tersebut. Diperkirakan saat terjadi longsor itu, Andreas Niga dan istrinya Maria Soka bersama anak mereka, Agnes Sedo sedang tidur lelap sehingga mereka tewas seketika.
"Ketiganya diperkirakan tewas di dalam rumah setelah tertimpa tanah longsor dari atas Bukit Ndana. Baru mayat Andreas yang ditemukan warga. Warga masih cari dua korban lagi," tutur Anton, yang datang ke Pos Kupang dengan pakaian basah akibat hujan lebat.
Selain satu keluarga tewas, kata Anton, dua warga lainnya di desa itu mengalami luka parah tertimpa tanah longsor (longsoran susulan) dari Bukit Ndana saat melintasi bukit tersebut.
Anton menjelaskan, untuk menjangkau lokasi tanah longsor harus menempuh jarak 12 kilometer jalan kaki dari Kampung Waturia. "Kendaraan roda empat dan roda dua belum bisa sampai ke lokasi. Saya jalan kaki 12 kilometer untuk sampai ke lokasi tanah longsor. Korban luka-luka membutuhkan bantuan obat-obatan," ujarnya.
Anton mengatakan, bencana ini sudah dilaporkan kepada Kepala Satkorlak Sikka, Servatius Kabu dan Kepala Dinas Kesehatan Sikka, dr. Henyo Kerong, Rabu siang.
Kepala Dinas Permukian dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Sikka, Heriando Siku, S.T, dihubungi Rabu siang mengaku belum mengetahui musibah tanah longsor di Desa Liakutu. "Saya akan menghubungi Kepala Desa Liakutu dan segera mengambil langkah penanganannya," kata Heriando.
Kepala Satkorlak Sikka, Servatius Kabu yang hendak dikonfirmasi via telepon genggamnya, Rabu siang, belum berhasil karena teleponnya tidak diangkat meski ada nada dering. Begitu juga Bupati Sikka, Drs. Alexender Longginus tidak mengangkat telepon genggamnya saat dihubungi Rabu sore.
Kadis Kesehatan Sikka, dr. Henyo Kerong dihubungi Rabu malam mengatakan, ia sudah minta pihak Puskesmes Mego turun ke lokasi membawa obat-obatan. Tim SAR Sikka sudah ke lokasi untuk memberikan pertolongan kepada korban.
Terhanyut banjir
Pada bagian lain Anton mengatakan, di Desa Nuaria, Kecamatan Paga, salah seorang guru bantu di SMPN 3 Nuaria bernama Tin, tewas terhanyut banjir saat melewati sebuah kali di wilayah itu, pekan lalu. "Mayatnya baru ditemukan tiga hari kemudian," tuturnya.
Camat Magepanda, Lodovikus Lotak, menghubungi Pos Kupang, Rabu sore mengatakan, banjir besar di Desa Ndone, Kecamatan Magepanda sejak Senin (18/2/2008) hingga Rabu, menyebabkan Silviana Sona (9), murid SD Ladobewa tewas terhanyut banjir di Kali Watuwa, Selasa (19/2/2008). Silviana adalah salah satu anak yang terdaftar sebagai anak asuh program PLAN Sikka.
Ia menjelaskan, pada Selasa ( 19/2/2008 ) sore, Silviana bersama kakaknya hendak ke rumah neneknya. Untuk sampai ke sana, mereka harus melewati Kali Watuwa yang saat itu banjir. Ketika melewati kali itu, keduanya hanyut terbawa derasnya air kali itu.
"Kakak Silviana berhasil menyelamatkan diri setelah hanyut beberapa meter. Namun, Silviana tidak bisa menyelamatkan diri. Warga terus mencari Silviana dan mayatnya ditemukan di pinggir kali pada keesokan harinya, Rabu ( 20/2/2008 ) sekitar 100 meter dari tempat kejadian," kata Lodovikus.
Ia mengatakan, pada Rabu siang, tim kecamatan yang hendak ke rumah duka di Dusun Ndone tidak sampai ke sana karena belum bisa melewati Kali Watuwa tersebut.

dikutip dari: poskup

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Saturday, February 23 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---