Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Tuesday 10 June 2008

Don Thomas,Penggila Surat Kabar dan Berita Radio

Sebuah ceritera dari saksi sejarah Mo'at Lodovikus Teka da Lopez yang dekat dengan sang Raja sebagai Sopir Pribadi.Simak pula bagimana nene'LODO(Tiu Dagang) menyaksikan Patung Kristus Raja di porakprandakan oleh tentara Jepang

Tiada hari tanpa siaran radio

Jika Anda melontarkan pertanyaan kepada Raja Don Thomas, apa yang paling asyik dan menguntungkan dilakukan pada setiap senja hari,maka satu jawaban yang pasti adalah mendengarkan berita radio! Kota Maumere yang juga disebut Sikka Lotik,pada paruh tahun 1930-an itu masih merupakan sebuah kampung besar yang selalu menyambut datangnya malam dalam sunyi dan dekapan gulita. Belum ada penerangan listrik, apalagi lampu jalan.


Tak ada pilihan yang menguntungkan bagi Raja selain berjalan-jalan menyusuri keremangan kota ini atau mengaso di serambi kerajaan dan mengikuti sepak terjang perlawanan imperialisme melalui gelombang radio dari Kantor Berita Antara dan siaran luar negeri.Karena mengikuti jejak langkah perjuangan kemerdekaan dan perlawanan terhadap militerisme asing di Indonesia hanya bisa diperoleh dari akses informasi yang bisa diandalkan adalah siaran radio.Semua stasiun radio yang bisa dipantau harus diikuti raja mengingat sirkulasi media cetak saat itu masih susah diperoleh lantaran minimnya arus transportasi.

Tercatat nama-nama seperti Opas Domi dan Opas Nakang yang secara rutin menjadi pengatur gelombang.Semua informasi dan berita radio harus dipantau dan raja pun menghabiskan setiap subuh hingga malam hari dengan mendengarkan siaran berita. Bila raja hendak jalan-jalan menikmati malam di kota tsunami ini maka yang diajak menyertai beliau adalah si pembawa radio. Tak heran,raja tahu persis perkembangan politik dan sepak terjang imperialisme asing dari waktu ke waktu. Si pengemudi mobil raja, sekaligus pembawa radio itu adalah Lodovikus Teka da Lopez. "Lantaran tugas itu, teman-teman menjuluki saya "suangi malam", kenangnya berderai tawa. Kalau raja ingin jalan-jalan usai santap malam, satu¬satunya perangkat yang harus dibawa serta adalah pesawat radio. "Sambil nyetir, saya atur gelombangnya sehingga raja bisa mendengarkan siaran dan mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi pacla hari itu".

Suatu ketika, saat hari menjelang malam, datang sejumlah Tai Nippon bertamu ke istana raja. Seperti layaknya, raja selalu menyambut hangat para tamu, lantas larut dalam obrolan penuh jenaka. Apalagi bila minuman bir atau sejenis vodka sudah menyusuri jaringan urat darah,aneka cerita pun berseliweran seakan tak terkendali. Suasana itu tentu saja menyusahkan raja untuk mendengarkan berita radio. Yang jelas, bukanlah Raja Thomas jika talc punya intrik. Mau tak mau pelayan kerajaan dititahkan untuk menambah minuman hingga orang Nippon berkulit kuning itu jadi sempoyongan. Dalam kesempatan itu Raja Thomas minta dihidupkan pesawat radio untuk mendengarkan siaran berita dengan lebih leluasa. Informasi dan perkembangan terakhir hari itu pun bisa diikuti, meski harus dibayar dengan busa bir tanpa mengurangi tali persaliabatan antara raja dan rival imperialisme.

Sumber informasi lain yang selalu digeluti raja membentuk kepemimpinannya secara otodidak. Setiap waktu luang selalu dimanfaatkan untuk membaca. Untuk mendapatkan sumber informasi,Raja Thomas tak segan-segan menjalin hubungan balk dengan para misionaris Katolik.Dari tokoh-tokoh agama yang konsern itu beliau mendapatkan berbagai jenis bacaan.Beberapa surat kabar yang menjadi sumber informasi untuk dibaca saban hari di antaranya: Bintang Timoer, Java Bode,De Kurier,Nationale Komentar,Bentara,Kristoes Ratoe Itang dan Suara Katolik.

Nampaknya Raja Thomas telah paham betul bahwa kuasa tanpa pengetahuan dan kemampuan intelektual akan memojokkan sang penguasa dari lingkungan pergaulan yang lebih luas dan hanya berkubang di perairan sendiri. Untuk konsumsi pergaulannya dengan para misionaris dan penguasa asing ia juga harus punya pengetahuan yang lebih tentang apa saja, khususnya peta politik, karya misi dan perkembangan kekuasaan imperialisme.

Punya Lawan dan musuh

"Saya mengenal Raja Thomas sebagai seorang pemimpin yang punya cita-cita dan kemauan sangat besar untuk melakukan perubahan bagi Kerajaan Sikka balk dalam bidang sosial politik, pendidikan dan kesehatan, bidang ekonomi dan kesejahteraan serta tata pemerintahan. Tapi justru perjuangannya dalam mewujudkan berbagai harapan itu, mengundang banyak musuh dan rival politik", tandas Moat Lodo,sapaan akrabnya. Sebagai sopir pribadi raja, saya se-ring mengantar raja untuk pertemuannya dengan orang-orang Belanda balk misionaris maupun petinggi Hindia Belanda. Di istana kerajaan, saya juga sering menyaksikan betapa banyak tamu asing bertandang.Mereka disambut hangat oleh raja diruang tamu. Saya terkesima ketika mereka mengobrol dengan hangat dalam bahasa Belanda yang cukup kental. Raja Thomas punya banyak sahabat orang Belanda. Ketika pernikahan putrinya' Dona Martina Kanena da Silva (12 Juli 1938), saya diperintahkan untuk menjemput Pastor Raatz di Ende", kisahnya.

Raja Thomas juga menjalin hubungan baik dengan warga Tionghoa. Relasi beliau dengan kaum mata sipit itu juga merupakan ekspresi raja dalam men¬ciptakan ruang kondusif guna menyuburkan dunia perdagangan. Kedekatan raja dengan kelompok minoritas ini bukan sekedar perhitungan untung rugi melainkan prakondisi untuk menghidupkan sektor informal yang punya dampak positif terhadap perekonomian rakyat.Pada hari raya Tahun Baru Cina, pegawai kerajaan diperintahkan untuk potong sapi dan dibagi-bagikan kepada keluarga Tionghoa. Sebaliknya pada perayaan Tahun Baru Mesehi, keluarga Tionghoa mengantar bingkisan ke istana dan raja membagi-bagi bingkisan itu kepada semua pegawai kerajaan.

Walau dekat dengan orang Belanda khususnya pegawai Hindia Belanda, namun Raja Thomas selalu bersikap diplomatis dan penuh perhitungan politis. Bila tidak cocok atau beda pendapat,strategi raja adalah menentukan sikapnya secara proporsional. Beliau juga dikenal teguh berpendirian terhadap berbagai argumentasi yang penuh jebakan. Justru dengan bersikap demikian raja semakin disegani dan dihormati.Lingkungan para Kapitan apalagi. Mereka sangat semen dan menghormati Raja. Bahkan apa yang dikatakan raja selalu diterima sebagai yang benar. Tetapi Raja Thomas sebetulnya sangat terbuka terhadap setiap saran yang diusulkan oleh para kapitan dalam rapat bersama terutama bila ada masalah mendesak yang harus dibahas.Keputusan raja selalu mendasar pada pertimbangan-pertimbangan yang paling menguntungkan secara politis.

Karena kemauannya yang keras dan ketegar¬annya dalam berprinsip, Raja harus menerima konsekuensi hadirnya banyak musuh. "Saya ingat suatu ketika, Moat Wena Parera melayangkan surat proles kepada Raja. Setelah dibaca, Raja menjadi sangat berang dart langsung perintahkan agar Moat Wena dyebloskan ke dalam tahanan.Tapi Raja kemudian jatuh hati dart membebaskan Moat Wena serta menjanjikannya untukjabatan Kapitan".

Raja butuh sopir terpercaya

Keselamatan dan rasa aman adalah dua tuntutan dasar yang dipertaruhkan ke pundak seorang pengawal atau pengemudi kerajaan.Sebetulnya hal yang paling diperhitungkan raja dalam setiap perjalanan tugasnya bukan cuma otoritas dan kehormatan sebagai penguasa melainkan juga keselamatan. Semuanya itu bertumpuh pada pengawalan dan pengamanan para opsir, juga di tangan sang sopir.Jika raja tidak hendak mengikutsertakan para opsir atau pengawal maka sang pengemudilah satu-satunya jaminan keselamatan raja. Dari balik harapan sebesar itu,suatu ketika Don Thomas - sang raja berujar kepada Moat Lodo sopir pilihannya: "Saya butuh sopir terpercaya, untuk itu taruhan dalam setiap perjalanan saya adalah bila raja tidur di kasur, kamu juga harus tidur di kasur dan beristirahatlah bila raja beristirahat. Saya minum kopi susu, sopir juga harus minum kopi susu," begitu kenang Moat Lodo. "Demi memenuhi harapan raja itu, saya selalu berusaha menjalankan kemudi kendaraan raja dengan sebaik-baiknya sejak tahun 1938 saatmenjadi sopir raja pada usia 15 tahun”.

Ketika Raja Thomas menjabat Kepala Daerah Flores, saya merasa tertantang.Ruas bentangan jalan dari Flores Timur hingga Manggarai dengan kondisi lumpur,penuh jurang dan berbatu, menjadi ujian berat buat saya. Hidup dan keselamatan raja ada di tangan saya. Tumpuan harapan keluarga, isteri dan anak-anak saya bisa pupus jika saya celaka dalam perjalanan. Di balik itu, satu keuntungan yang kini jadi kenangan yang membanggakan adalah bahwa saya mengenal raja-raja Flores dan sanak keluarganya. Bahkan dalam kunjungan dinas lintas Flores saya menjadi "tokoh" incaran para informan raja-raja Flores. Mereka mencari saya untuk menanyakan berbagai informasi tentang sepak terjang kepemimpinan Raja Thomas, tentang watak, kebiasaan raja menjamu para tamu dan bagaimana beliau berdiplomasi. Saya juga pernah bertemu dan mengenal Bapak Kaya ketika mengantar dan menyertai Raja Thomas dalam perjalanan mengunjungi Raja Adonara itu di Sagu, Adonara Barat.

Ada kenangan romantis yang mengisi lembaran sejarah hidup Lodo da Lopez. Soal jodoh pun jadi perhatian raja. "Saya dgodohkan raja dengan seorang gadis, puteri Opzieger Pramoto. Bila saya nikah dengan gadis pilihan raja itu, akan mendapat hadiah satu bidang tanah". Mungkin raja berpikir bahwa dengan terpenuhinya dua hal itu dalam diri saya, hidup saya akan jadi lebih tenang dan mengemban tugas sebagai pengemudi dengan lebih baik. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Saya jadi bingung lantaran sang gadis yang dijodohkan bukanlah gadis pilihanku. Raja murung ketika melihat gelagat penolakan saya terhadap gadis berdarah Jawa itu. Biar tidak runyam suasana di kerajaan maka saya memilih mundur dari istana.Demikian tugas sebagai pengemudi kerajaan pun berakhir dan raja sangat kesal oleh sikap dan keputusan ini.

Hengkang dari istana, saya ditawari tugas baru, menjadi sopir Dai Nippon pada tahun 1942, awal invasi militer Jepang di Asia Timur.Menjadi sopir militer Jepang juga merupakan sebuah pengalaman yang unik. Saya mendapat banyak teman dari kalangan Tai (serdadu) Nippon. Salah seorang Tai yang menjadi teman akrab saya adalah Nakatzu. Persahabatan kami sangat akrab karena punya tahun dan tanggal lahir yang sama yaitu 2 Februari 1923. Tapi saya dan Nakatzu harus terpisah oleh perang yang tidak bersahabat di saat kekalahan Jepang. Semua Tai dan Heiho dipanggil pulang ke Maumere dan selanjutnya meninggalkan Indonesia. Semua peralatan perang seperti senjata, alat komunikasi dan uniform serdadu Jepang hams dikumpul, dipaketkan dan selanjutnya dimusnahkan sebagai bukti kekalahan tersebut. Sebagai sopir Jepang saya adalah satu-satunya orang Flores yang jadi saksi mata. Malam di akhir Agustus 1945, setelah sekutu Amerika membombardir kota Nagasaki dan Hirosima, sayalah yang mengantar paket-paket itu menuju perairan laut Flores. Nakatzu termasuk salah seorang Tai Nippon yang ditugaskan untuk memusnahkan paket perlengkapan perang Jepang di perairan antara pulau Flores dan Pulau Pemana.

Di akhir sepak terjang dan kekalahan Dai Nippon itu saya mendapat kecelakaan lalu lintas dan hams beristirahat selama 3 bulan.Tapi kekalahan Jepang juga adalah awal perjalanan pulang saya ke lingkungan istana.Atas permintaan Raja Thomas,saya diberi Rebewys atau Surat Ijin Mengemudi dan terhitung sejak akhir tahun 1945 mendapat kepercayaan untuk kembali jadi sopir mobil istana.Saya menyadari bahwa Raja Thomas tidak menaruh dendam dan sungguh menghonnat keputusan saya.Rupanya reputasi saya sebagai sopir terpercaya tetap diperhitung¬kan, dan beliau meminta saya kembali mengemban peran itu dengan pesan yang sama: "Raja dan Kepala "Daerah Flores tetap membutuhkan seorang sopir ter¬percaya."

Meskipun masa invasi Jepang hanya berlangsung 3 tahun tapi bara perang yang dinyalakan pasukan Tai Nippon sungguh menorehkan luka yang pedih. Pada bulan April 1942,nafsu tempur Tai dan Heiho Jepang mulai memberangus kota Maumere.Mulanya mereka meledakkan jembatan Kampung Kabor dan sasaran berikutnya adalah Patung Kristus Raja. Tapi kemegahan patung yang terletak di pertengahan ruas jalan Mgr. Soegiyopranoto sekarang ini, lebih kurang 100 m di ujung barat jembatan Kampung Kabor itu tak goyah sedikitpun oleh dahsyatnya ledakan bom pada medio April itu. Patung yang me¬nampilkan keagungan Kristus sebagai Raja dengan mahkota dan tongkat di tangan itu tetap tegak dan utuh.Lantaran itu, semakin memancing amarah para Tai Nippon.Malam harinya, para serdadu yang tengah kerasukan perang dan mabuk alkohol, merobohkan kemegahan patung itu dengan besi hingga patah dan jatuh. Sebagai sopir yang masuk dalam barisan Tai Nippon, saya menyaksikan tragedi yang melukai imanku sendiri dengan rasa takut. Patung Kristus Raja sesungguhnya tidak hancur oleh bom melainkan oleh kekerasan tangan besi para serdadu Jepang.

Kesaksian ini terasa penting untuk meluruskan kisah sejarah yang ditulis para tokoh Gereja terdahulu. "Pada Perayaan Nasional Tahun Maria 1988, Sekretariat Panitia Daerah menanyakan pada saga ihkwal kehancuran Patung Kristus Raja ini. Saya katakan patung itu tidak dihancurkan oleh bom tetapi dipukul oleh tentara Jepang. Narrum banyak orang tidak percaya dan Panitia masih meragukan sumber sejarah dan saksi mata. Padahal peristiwa penghancuran itu juga diketahui oleh Felix Hekopung. Kesaksian kami berdua tidak diakomodir oleh pihak dokurnentasi sekretariat panitia."

Lantas bagaimana peran sang otodidak Don Thomas selama inovasi militer Jepang? Moat Lodo yang juga disapa "Tiu Dagang" oleh sementara keponakannya, lantaran ikut kegiatan bongkar muat pada kapal De Reys, mengatakan bahwa sebagai kepala atau raja pada wilayah pendudukan Hindia Belanda hams takluk pada kekuasaan Jepang yang memenangkan perang Asia Timur Raya. Tapi otoritas beliau sebagai raja sangat diperhitungkan dan disegani Dai Nippon. Inilah kekuatan yang mengalir dalam setiap pertemuan diplomatisnya dengan Jepang sehingga masyarakat banyak tidak dikorbankan secara semena-mena.

Dicuplik dari dari buku karangan Bapak E.P. da Gomez-Oscar P.Mandalangi yang berjudul 'DON THOMAS PELETAK DASAR SIKKA MEMBANGUN'

www.inimaumere.blogspot.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Tuesday, June 10 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---