Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Saturday 31 January 2015

Carolina Disambut Hangat

Finalis Putri Indonesia NTT Galang Dukungan
Bersama Rektor Unipa, Ir.Angelinus Vinsensius,M.Si..sambutan hangatdari Maumere untuk sang finalis Putri Indonesia 2015  Maria Carolina Theresa Noge (20)
Finalis Putri Indonesia 2015 mewakili NTT, Maria Carolina Theresa Noge (20) hari ini Jumat (30/1) menyambangi beberapa tempat di Kabupaten Sikka. Mahasiswi Semeseter 6 Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung tersebut mendapat sambutan hangat di Kampus Universitas Nusa Nipa (Unipa) dan SMK Jhon Paul II. Sebelumnya anak pertama dari dua bersaudara blasteran Bajawa dan Watuneso Ende ini bersilaturahmi ke Kantor Bupati Sikka. Di tempat ini gadis bertinggi 170 cm mendapat dukungan dari Bupati Ansar Rera.

Di Kampus yang beralamat di Jalan Kesehatan itu, dara cantik ini dikalungi selendang khas Sikka. Ia juga mendapat sambutan erat dari seluruh citivas. Tembang Moggi e dari kelompok Sora Unipa menggetarkan suasana ditengah terik. Carolina mengucapkan terima kasih atas sambutan meriah. Dia kemudian menceritakan kilas pendidikan dan motivas mengikuti ajang Pemilihan Putri Indonesia 2015.

Di SMK Jhon Paul II,  tak kalah seru. Siswa-siswi yang memenuhi pelataran sekolah memberikan sambutan hangat. Beberapa tembang daerah dihadirkan ditengah suasana yang begitu akrab. Sejumlah siswa tidak mau melewatkan momen sederhana tersebut dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Dengan senyum ramah, Carolina menjawab sekaligus memberikan motivasi kepada mereka.

Gadis manis yang beralamat di Jalan Melati Perumnas Maumere ini kemudian melanjutkan perjalananan ke Pantai Koka dan Rumah Tenun Ikat di Nita. Sebelumnya ia berziarah di pemakaman opa-oma dari garis ibunyanya di TPU Iligetang Maumere. Kakek kandungnya mengabdikan hidupnya di Kabupaten Sikka sebagai mantri kesehatan, salah satunya pernah bertugas di Waigete.

Kepada sejumlah media di Pantai Wailiti, gadis nan ramah ini menyatakan komitmennya untuk mendukung promosi budaya dan pariwisata NTT . Ia juga menjelaskan tentang komitmenya terhadap isu perdagangan manusia (human trafficking), putus sekolah dan kesetranaa gender.

Kunjunagan ke NTT dan seluruh Flores dalam rangka meperkenalkan diri sekaligus, meminta restu dan doa serta dukungan kelak kepadanya di ajang bergengsi Pemilihan Putri Indonesia 2015.
Malam Grand Final akan diselenggarakan pada Jumat 20 Februari 2015 di Jakarta Convention Center dan disiarkan Indosiar.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Friday 16 January 2015

Melihat Meteor di Dala Elat!

Jejak Sejarah Kloangpopot!
Saya dan dua warga Dala Edat di Pondok Meteor
Dusun Dala Elat di Desa Kloangpopot, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, NTT merupakan salah satu dusun di Nusantara yang pernah merasakan pukulan Meteor. Sisa peninggalan yang menggegerkan warga Dala Elat jaman itu masih ada. Siapapun bisa mengunjunginya. Ia terletak dalam pondok kecil yang terletak di pinggir jalan di tengah perkampungan. Meteor legendaris yang telah saya dengar ceritanya semenjak remaja akhirnya mengobati rasa penasaran.

Betul. Semenjak remaja, batu meteor di Kloangpopot telah mencubit keingintahuan. Ia telah memercikan rasa penasaran yang terpendam lama. Beruntung, Minggu 11 Januari 2015, saya berkunjung ke Dala Elat. Dusun yang dua bulan lalu dicanangkan sebagai Kampung Pancasila oleh Moat Langsinus alias Bung Sila. Putra Dala Elat yang mengelilingi Indonesia sekian tahun demi membangkitkan kembali tegaknya nilai-nilai luhur Pancasila di segenap Nusantara.

Siang itu bersama sejumlah rekan “Komunitas Kaki Gatal” kami menjajaki air terjun Murun. Kami beruntung melewati pondok meteor. Ia berada persis dipinggir jalan tanah. Sedikit keluar dari area salah satu rumah warga.

Batu tersebut masih dalam bentuk aslinya semenjak jatuh di kampung itu. Warga Dusun Dala Elat menjaga batu ini dengan baik. Hingga saat ini meteor tersebut tidak dikelolah oleh dinas terkait sebagai bagian dari destinasi wisata.

Menurut cerita warga, jatuhnya batu meteor tersebut sudah sangat lama. Semenjak mereka belum ada. Jadi saat itu katanya leluhur mereka yang mengalami peristiwa benturan tersebut. Setelah jatuh ke bumi, meteor tersebut meninggalkan bau tak sedap.

Menurut cerita Bung Sila, saat meteor jatuh sebagian besar rumah panggung rubuh. Getaran dan gesekan meteor pada bumi mengakibatkan guncangan hebat. Diperkirakan banyak penduduk yang meninggal. Sedang sebagian lainnya selamat karena saat terjadi guncangan meteor sedang melakukan aktivitas berkebun.

Situasi dusun langsung berubah. Bau menyengat menebar di seluruh dusun. Akibat situasi yang tidak mendukung, sejumlah warga yang selamat lantas mencari tempat yang lebih aman. Mereka berduyun merambah ke lembah (kloang) yang dipenuhi hutan popot (sejenis pisang hutan). Mereka kemudian menebangnya dan mulai tinggal menetap. Lembah tersebut lama kelamaan makin berkembang dan akhirnya dikenal dengan nama Desa Kloangpopot.

Sedangkan Silvester Nong, salah satu putra Kloangpopot setuju dengan cerita Bung Sila tentang hempasan meteor. Namun beliau memiliki versi berbeda tentang asal muasal Kampung Kloangpopot. Menurutnya, setelah terjadi hempasan meteor, warga yang masih hidup kemudian eksodus ke hutan popo. Dalam bahasa Indonesia Popo sejenis kayu ampupu yang sangat kuat. Di tempat itulah berkembang kehidupan baru. Maka, kampung yang baru ditinggali itu kemudian dikenal dengan nama Kloangpopot.

Bung Sila yang memiliki kepedulian besar terhadap tanah leluhurnya menjelaskan ia telah mengambil beberapa obyek untuk di kirim ke Departemen Geologi dan Arkeologi UGM. Harapannya agar bisa dilakukan penelitian, termasuk mengetahui umur batu meteor, kandungan batu meteor serta perkiraan diameter awal dan berat yang sesungguhnya. Ia juga mengambil sampel dari sekitar lokasi jatuhnya meteor.

Terkait umur batu mateor menurut Bung Sila harus dikaji secara ilmiah oleh team peneliti sehingga akurasinya bisa dipertangunggjawabkan. “Sehingga saya jarang menggunakan pendekatan mitos,” jelasnya.

Dala Elat
Nama Dala Elat merupakan nama dalam bahasa daerah setempat. Dala, artinya Bintang, sedangkan Elat atau Elah artinya Jatuh. Jadi Dala Elat bisa berarti Bintang jatuh. Bintang di sini bisa jadi adalah meteor yang jatuh ke bumi Dala Elat, kala itu.

“Ini ada korelasinya dengan simbol Sila Pertama Pancasila, yakni Bintang (Dala). Sehingga perjalanan Misi Pancasila sakti keliling Nusantara, adalah amanat Tuhan Yang Maha Esa, dan yang melakukan Misi ini lahir di Dala Elat. Sehingga kampung Dala Elat, saya baptis jadi kampung Pancasila. Mungkin kira-kira begitu filosofinya,” demikian Bung Sila menjelaskan. Selama ini beliau melakukan perjalanan mengelilingi Indonesia dengan membawa Misi Pancasila Sakti. Ia trenyuh mendapati kenyataan yang terjadi terhadap nilai-nilai luhur Pancasila yang mulai keropos.

Selain cerita diatas, ada pula cerita legenda, cerita rakyat yang melegenda di sana. Konon saat itu, ditengah cuaca cerah malam hari, dihiasi bintang-bintang yang sangat indah, dua orang gadis manis menumbuk padi. Sambil menumbuk, keduanya menghitung bintang yang yang menghiasi angkasa malam hingga salah satu bintang jatuh dan menimpa dusun tersebut. Maka dusun itu kemudian diberi nama Dala Elat (Bintang Jatuh).

Demikian secuil cerita tentang Batu Meteor Dala Elat yang akhirnya bisa saya datangi. Jika Anda ingin kesana, bisa menggunakan mobil atau motor. Ia berada di pegunungan sejuk. Akses jalan lumayan. Dari Kota Maumere melaju ke arah timur. Butuh hampir sejam untuk sampai di dusun ini.

Dusun Dala Elat, adalah wilayah yang berada di Desa Kloangpopot, Kecamatan Doreng. Silvester Nong menjelaskan Desa Kloangpopot menjanjikan berbagai potensi wisata yang patut dijual. Ia menyebut selain batu meteor, ada pula wisata air terjun Murun (yang baru saja kami datangi), wisata gua alam, gua nipon dan agro wisata: sayur, buah buahan seperti durian, rambutan, salak dan komoditi kakao, cengkeh dan vanili.

Selain itu, Desa Kloangpopot berdekatan dengan pantai selatan Doreng. Di bibir laut Sawu ini menyebar panorama alam nan eksotik yang belum dijamah otoritas pariwisata kabupaten ini. Semuanya berada dalam wilayah Kecamatan Doreng.

Potensi besar yang dijelaskan tersebut patut ditanggapi. Kekayaan wisata ini bisa jadi tawaran menarik buat pengelana yang menyukai jejak wisata petualang. Jika Anda sekalian ingin mampir di Kabupaten Sikka, Desa Kloangpopot dan Kecamatan Doreng pantas masuk kalender wisata Anda. (Ossrebong)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Tuesday 13 January 2015

Jelajah Kloangpopot

Menikmati Murun Di Tengah Hutan
Mantap! Jelajah alam yang dilakoni inimaumere.com hari ini merambah hutan alamiah di Dusun Dala Elat, Kecamatan Doreng. Fenomenal karena ekspedisi yang memakan waktu 4 jam pulang pergi ini ditemani bayi ajaib. Jefa Reyner yang belum genap setahun pemirsa. Maka eksepdisi terasa istimewa. Selain bertemu air terjun, kami juga sempat melihat peninggalan batu meteor di dusun tersebur. Maka inilah kisah selanjutnya menelusuri belantara Kabupaten Sikka, NTT. Tanah yang memiliki pesona alam nan indah indah namun belum dikelolah secara maksimal! Yuuukk!!

Hari Minggu (11/01/2015). Siang itu hujan membasahi sebagian wilayah Kota Maumere. Angin kencang kali ini pergi entah kemana. Intinya cuaca hari ini cukup bagus.

Jarum jam telah melewati pukul 12.00 wita. Kami mulai bergerak meninggalkan Kota Maumere. Tujuan kami tentunya menuju ke arah timur dari Kabupaten Sikka. Tepatnya di atas pegunungan sejuk Desa Kloangpopot.

Rombongan kami berjumlah 12 orang. Ramai kan? Bayangkan sendiri bagaimana nanti kisah kami saat disana. Lucky Reyner, Manager Radio Sonia FM kali ini tidak sendiri. Si Gimbal ini mengajak pula keluarga kecilnya plus dua ponakan yang berjiwa petualang, Rahel dan Mitchel.
Jefa Reyner, si bayi bolang tak ketinggalan. Selain itu hadir pula beberapa kru Sonia FM, Rere, Pinkan, Rhiny, Mr. Zemut. Ada juga rekan Jun Juje si penikmat alam serta Baim si fotografer dan tentu saja saya sendiri.

Desa Kloangpopot berada di atas ketinggian. Hawanya sangat sejuk. Untuk mencapai desa ini dari Kota Maumere kita melaju kearah timur. Kira-kira 7 Km, tepatnya di Geliting, ibukota Kecamatan Kewapante kita akan bertemu pertigaan. Ambil saja belokan ke kanan, searah menuju Gereja Renya Rosari. Dari pertigaan inilah akses masuk menuju kearah pegunungan. Wilayah Kloangpopot masuk dalam administrasi pemerintahan Kecamatan Doreng.

Mencapai Kloangpopot tak perlu kuatir. Aspal jalan terbilang lumayan meski ada beberapa ruas yang compang camping. Banyak kelokan kanan kiri nan sempit. Tentu saja kita mesti sangat hati-hati.

Kira-kira 40 menit kami akhirnya tiba di Desa Kloangpopot. Kabut tipis mengintip dari atas pegunungan. Dingin. Beberapa anak sungai membelah jalan. Airnya segar. Rasanya ingin berlama-lama namun kami mesti sampai Dala Elat. Keluarga Lucky sudah menunggu.

Okey men, Singkat cerita kami akirnya tiba di Kloangpopot, tepatnya di rumah Tanta Nona. Kami disambut ramah. Kira-kira 20 menit beristirahat, kami mulai beranjak pelan. Melewati gereja dan jalan rabat. Kira-kira 2 Km treking santai ini kami lakoni. Dusun yang segar. Orang-orang kampung yang selalu memberi senyum ramah. Saya jadi teringat . Setiap jejak petualang yang saya lakoni di pedalaman kabupaten ini selalu dihadiahi keramahan. Anda yang menjejaki Flores, terutama ke pedalaman janganlah risau. Ketulusan yang diberikan masyarakat setempat telah menjadi indentitas Flores sejak dahulu. Welcome!

Perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya membawa kami di depan akses masuk. Dibatasi pagar dan kebun durian serta salak, perjalanan dilanjutkan dengan topografi yang tak ramah. Kloangpopot memang terkenal dengan kedua buah-buahan ini.

Perlahan kami menorehkan jejak disini. Air terjun Murun menunggu kami mereguk eksotismenya. Hutan lebat dan jalan terjal menurun bukanlah tantangan berarti. Kali kesekian, olahraga alam ini membangkitkan kecintaan pada alam Flores. Ditengah kemiskinan dan bau korupsi dimana-mana, kabupaten ini memiliki sejumlah potensi alam yang menunggu disentuh. Ladang 'emas' yang menjanjikan kebangkitan ekonomi masyarakat setempat! Itu pun kalau dikelola secara benar!

Jefa si bayi petualang telah melesat duluan dalam dekapan papanya, Lucky. Sedangkan yang lainnya masih berkutat pelan. Maklum jalan tanah yang lembab cukup licin. Great! Mereka cukup antusias menikmati eksotisme akses masuk menuju air terjun. Jaraknya hampir 500 meter dengan akses jalan menurun tajam. Hati-hati!

Maka gemuruh Murun menyambut kami. Aliran sungai yang berasal dari limpahan Murun telah mencubit telapak kami. Dingin dan segar. Seperti dalam kulkas.

Para petualang melaju melawan aliran sungai. Rahel (8 tahun) dan Mitchel (5 tahun) berupaya keras menaklukan alam Flores yang baru dikenalnya. Kedua bocah ini berasal dari Bandung dan kini menetap di Maumere. Mantap! Ketika saya mencoba bertanya pada Rahel, setelah Kloanpopot mau kemana lagi? Dengan cepat bocah ini menjawab, Gunung Egon! Hahaha..okeyy okeyy!!

Setelah berkutat dengan lelahnya, maka perjalanan ini berakhir. Air Terjun Murun yang berada di tengah hutan menyambut kami. Hempasan air pada batu-batu cadas memercik dingin. Rasanya segar mengobati lelah. Yang lain mulai menyatu bersama derasnya. Mandi ditengah hutan itu sesuatu!

Pelangi Kecil
Ditengah kemeriahan sebersit pelangi kecil nampak menyemburat indah. Hadiah spesial ini membuat teman-teman petualang berebutan memotret. Lengkungan yang indah seakan memayungi setengah air terjun. Pemandangan yang menghapus lelah dan semua merasa sangat enjoy. Hadiah yang tidak pernah disangka-sangka!

Bahkan ketika ada yang membasuh tubuh dibawah derasnya, pelangi ini tetap setia memayungi.
Keceriaan di tengah gemuruh Murun berlangsung cukup lama. Bekal yang dibawa kemudian disantap beramai-ramai. Yang tidak lapar menjadi lapar, yang lapar makin lahap. Si Bayi Jefa lagi lagi menunjukan bakat petualangannya. Tidak sedikitpun bayi ini rewel meski dicubit dinginnya percikan air dan perjalanan di tengah hutan. Minggu lalu bayi mungil ini baru saja menjelajah kawasan hutan Egon, tepatnya menuju Air Panas Blidit.

Tanta Nona yang mengawal perjalanan kami, penduduk Dala Elat bilang, Air Terjun Murun tersebut baru saja dikenal dan dibuka luas untuk didatangi. Menurutnya, kami adalah orang-orang ketiga yang mendatangi air terjun ini. Banyak yang belum mengetahui keberadaan air terjun yang berada dalam tanah milik mereka. Dan kami? Merasa beruntung!

Maka setelah puas bercanda dan menikmati segarnya alam Kloapopot, kami berpamitan padanya. Pulang. Kali ini kami mencoba rute baru. Yakni menelusuri kali kering. Lebih bagus bro. Karena jika melewati akses pertama maka dipastikan tenaga akan terkuras. Karena akan mendaki dengan beberapa kelokannya. Sedangkan jalur kedua ini lebih santai. Datar-datar saja. Namun pintu keluarnya cukup jauh dari akses masuk pertama. Sehingga Lucky perlu menjemput kami menggunakan oto hardtopnya.

Matahari mulai pulang. Dan saat itu magrib sudah tiba. Udara Kloangpopot mengabari kami agar segera beranjak karena hari mulai malam. Setelah berpamitan pada Tanta Nona, suami dan anak-anaknya yang baik hati, kami akhirnya meningglkan desa ini. Sebuah petualang yang seru berakhir. Keren.(ossrebong)


 
Komunitas Kaki Gatal Maumere
Selengkapnya...

Friday 2 January 2015

Tutup Tahun Semarak

Selamat Datang 2015
Maumere larut dalam gemerlap kembang api yang tak habis. Pesta menyambut pergantian tahun dirayakan dengan berbagai cara. Beberapa jam sebelumnya dentuman sudah terdengar dimana-mana. Kembang api sudah menghiasi angkasa kelam. Indah.
Pawai kendaraan yang biasa mengganggu arus lalu lintas kali ini hampir tak nampak. Sejumlah petugas kemananan nampak berjaga dibeberapa tempat strategis.

Konsentrasi massa untuk menikmati gebyar kembang api terjadi di beberapa tempat di Maumere.. Di eks Pasar Bongkar, Jalan Eltari, Bupati Ansar, Wabup Nong Susar serta sejumah pejabat teras Pemda Sikka, Ketua DPRD Sikka Rafael Raga merayakan pergantian tahun bersama masyarakat umum. Lain lagi di kawasan pertokoan yang sudah terkenal tiap tahun selalu menyajikan gebyar kembang  diserbu sejumlah warga Maumere.

Begitu juga daerah Kabor, Lapangan Umum, Pelabuhan L. Say dan beberapa lokassi lainnya. .Sedang warga yang lain memilih merayakan pergantian tahun bersama keluarga dan teman serta kembang api bagi anak-anak.  Speaker disusun bertingkat dengan musik yang tak putus di pekarangan rumah.

Beberapa tempat hiburan seperti kafe dan pub tak mau ketinggalan. Berbagai kemasan acara menyambut tahun baru disuguhkan menarik pengunjung. Dentuman irama ngebeat dejaay membawa para pengunjung larut hingga pagi.

Ritual kembang api, petasan dan meriam bambu bahkan terus menghajar langit Maumere hingga pukul 3 dinihari.

Siangi ini, 1 Januari 2015, Kota Maumere yang biasa panas mendapat berkah. Sejak pagi hujan gerimis membasahi kota ini. Mendung tebal nampak bergelayut mesra di langit pucat.

Sejumlah warung tutup hingga sore hari, pertokoan berhenti beraktivitas, hanya segelintir orang yang berlalulalang di jalan. Sesekali masih terdengar tembakan meriam bambu dan petasan ditengah gerimis.

maumere (alfonsholari)

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 01.15 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---