Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Thursday, 8 January 2009

Tiga Raja Dari Timur..

Setelah seminggu lebih berlalu dengan perayaan hari natal dan tahun baru yang dipenuhi suka cita,kini sebagian besar rumah-rumah penduduk yang beragama nasrani di Kabupaten Sikka kedatangan Tiga Raja Dari Timur.Dalam kepercayaan umat nasrani seperti yang tercatat dalam kisah kelahiran Jesus Kristus yang terangkum dalam Kitab Suci Perjanjian Baru,Tiga Raja Dari Timur memberikan persembahan yang dibawa untuk bayi Yesus yang mempunyai lambang sendiri-sendiri yakni;
Emas melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi raja agung
Kemenyan melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi imam agung
Mur melambangkan bayi Yesus yang kelak akan mati untuk menebus dosa manusia.

Dalam tradisi Kristen, Orang Majus atau Orang Bijak juga Raja-raja dari Timur sering dianggap sebagai orang dari kerajaan Media, mungkin pendeta Zoroastrian, atau mungkin juga magi yang mengenal astrologi dari Persia kuno. Injil Matius menyatakan bahwa mereka datang dari timur ke Yerusalem untuk menyembah Kristus. Menurut Matius mereka berjalan dengan mengikuti sebuah bintang yang datang dan dikenal sebagai Bintang Betlehem. Saat mereka mendekati Yerusalem, Herodes mencoba menjebak mereka untuk memberitahun keberadaan Yesus, supaya Yesus dapat dihukum mati. Saat mereka menemukan Yesus, para orang bijak ini memberikan hadiah-hadiah, di antaranya adalah emas, kemenyan, dan mur.

Raja-raja dari timur ini kemudian diperingatkan dalam mimpi oleh malaikat atas rencana jahat Herodes terhadap bayi Yesus dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang melalui jalur yang berbeda. Hal ini menyebabkan Herodes bertindak untuk membunuh semua anak kecil di Betlehem sebagai usaha untuk menggagalkan nubuatan mengenai raja yang baru lahir dan menghilangkan saingan yang dianggapnya akan merebut tahtanya. Namun pada saat pembantaian tersebut, orang tua Yesus telah diperingatkan oleh malaikat untuk mengungsi ke Mesir hingga Herodes mati( wikipedia ).

Tiga Raja Datangi Maumere

Kisah tentang Tiga Raja Dari Timur seperti diatas diperingati oleh umat Nasrani terutama umat Katholik di Kota Maumere.Tiga Raja ini diperani oleh anak-anak sekolah dasar dengan mengunjungi berbagai rumah dalam kawasan lingkungan paroki mereka.Dengan ditemani salah seorang ibu gurunya mereka mendatangi rumah warga kemudian mengetuk pintu rumah sambil mengucapkan Salam Damai Natal bagi penghuni rumah tersebut.Tiga Raja tersebut kemudian berdoa dengan khusyuk dan memberkati rumah yang dikunjungi.Dan sang tuan rumah akan memberikan sumbangan berupa uang untuk gereja yang dimasukan dalam kotak derma.Menjadi Tiga Raja adalah impian semua anak-anak katholik di Kabupaten Sikka.Dengan bangga dan senyum yang menghiasi wajah mereka tanpa lelah mereka berjalan dan mengitari rumah-rumah penduduk kemudian berdoa,memberkati rumah meski semuanya terkadang dijalani sampai dengan sore harinya.Jika dimulai dari pagi ,siangnya mereka akan bersantap disalah seorang rumah penduduk atau dirumah salah satu guru sekolah mereka.Tiga Raja juga disertai beberapa orang malaikat yang diperani anak-anak perempuan yang selalu menyertai mereka.

Kostum pakaian tiga raja dan para malaikat juga bermacam-macam dan unik.Ada yang menggunakan kostum pakaian seperti raja benaran dengan mahkota besar dikepalnya atau juga dengan kostum pakaian adat daerah.Anak-anak perempuan yang memerani malaikat dengan bintang besar ditangannya juga menggunakan kostum pakaian mereka yang beragam seperti kostum pakaian malaikat atau pakaian adat daerah.Dengan wajah yang nampak ceria dan imut mereka kelihatan bangga menjadi salah seorang dari tiga raja atau para malaikat tersebut.

Diantara kita juga mungkin ketika kecil pernah memerani salah seorang dari tiga raja atau para malaikat tersebut ( bener kan?).Dan itu sungguh membanggakan karena meski masih kecil waktu itu,iman kita telah diajarkan untuk mengenal seorang Raja Besar yang membebaskan kita dari dosa,dialah Jesus Kristus!!

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Toma Ai Tali Dalam Adat Budaya Sikka

Tanah Sikka ternyata memang kaya akan peninggalan budaya warisan leluhur yang sampAi dengan sekarang ini masih dipegang teguh oleh para generasinya.Salah satu dari rangkaian upacara adat yang ada dan menarik untuk diketahui adalah upacara adat Toma Ai Tali.Dalam adat di Tanah Sikka,Toma Ai Tali merupakan sebuah upacara adat untuk bertemu dengan para leluhur dan memohon restu dalam sebuah urusan yang dianggap penting.Para leluhur diminta untuk turut serta terlibat dalam urusan sang turunannya sehingga semua masalah dapat dilewati dengan mulus dalam mengarungi sebuah kehidupan.Ritual upacara adat Toma Ai Tali sampai dengan sekarang ini masih dilanjutkan oleh sebagian besar suku yang terdapat di wilayah Kabupaten Sikka bagian timur.

Untuk melaksanakan ritual adat Toma Ai Tali harus dilakukan di kampung adat suku bersangkutan dan ritual tersebut dilakukan di sebuah Batu Mahe (tempat persembahan suku) dan diikuti oleh para tetua adat atau orang yang dituakan dalam suku tersebut,sang turunan yang memiliki urusan serta para kerabat lainnya.Sebelum dilaksanakan ritual adat Toma Ai Tali,para kerabat dalam suku tersebut akan berkumpul di rumah adat dan menyediakan segala macam perlengkapan untuk upacara adat tersebut.
Untuk melaksanakan ritual adat Toma Ai Tali segala persiapan pun dimulai misalnya disiapkan seekor babi yang tidak begitu besar yang masih original alias belum pernah dikebiri,Moke (arak),beras,rokok,sirih pinang dan beberapa perlengkapan pendukung lainnya.
Setelah semuanya beres maka rombongan akan berangkat menuju tempat dimana batu mahe suku tersebut berada.Tempat Mahe ini dari waktu ke waktu tidak boleh berubah alias harus tetap pada area tersebut.

Kemudian dengan dipimpin oleh orang yang dituakan mulailah ritual adat ini dimulai.Babi kecil tersebut kemudian disembelih dan di panggang saat itu juga.Sambil menunggu daging babi matang,di batu mahe tersebut orang yang dituakan atau yang memimpin upacara adat mulai melakukan 'kontak'dengan para leluhur.Sapaan adat dalam bahasa Sikka yang diucapkannya secara garis besar berisi tentang undangan dari turunannya kepada para leluhur untuk turut serta ambil bagian atau turut serta menjaga agar sebuah peristiwa besar (waktu kami mengikuti ritual tersebut,turunannya sedang menghadapi sebuah pesta pernikahan,sayangnya kamera tak sempat kami bawa..) bisa berlangsung sesuai dengan rencana,mengundang para leluhur agar jika turunannya dalam menjalani sebuah hidup perkawinan segala macam masalah dapat dihadapi dengan solusi terbaik,memohon agar selalu mendapatkan rejeki usaha dalam perkawinan.

Sebelum permohonannya dilakukan di atas batu mahe diletakan sebutir telur ayam,beras,moke dan pinang yang diletakkan dengan mata pinang (ujung buah pinang) menghapap ke mahe.
Setelah ritual pertama selesai,babi yang telah matang dipanggang kemudian disajikan untuk makan bersama dengan nasi sebakul yang dibawa dari rumah adat tadi.Usus,hati dan jeroan lainnya kemudian dimasak dalam bambu (tuwir) untuk dipersembahkan diatas mahe bersama telur,beras,pinang,rokok (dengan arah api menghadap mahe) dan moke yang disiram diatas mahe.Sang tetua adat sekali lagi melakukan 'kontak kembali' dengan para leluhur menggunakan bahasa adat sikka.Setelah semuanya selesai maka upacara adat Toma Ai Tali pun hampir berakhir,sebelum pulang buah pinang dibalikkan dengan mata menghadap sang tetua adat atau para kerabat yang berada didepan mahe dan rokok pun dirubah arahnya menghadap para kerabat.Pinang,beras,rokok,percikan moke dan jeroan(usus,hati dll) dibiarkan tetap berada di atas mahe dan selanjutnya semua yang mengikuti ritual adat tersebut meninggalkan area mahe suku tersebut dengan tanpa suara.Yang unik lagi,dalam perjalanan pulang ke rumah adat,semua yang terlibat didalam ritual adat tidak diperbolehkan untuk menoleh kebelakang atau menegur sapa maupun menyahut siapa saja yang ditemui dijalan.Semuanya akan berakhir dirumah adat dengan duduk bersama-sama menikmati secangkir teh hangat.

Demikian,sebuah ritual adat yang ada disebuah suku di Tanah Sikka (kebetulan saat itu kami berada di desa Aibura,Kecamatan Waigete) yang sampai sekarang masih dipegang teguh oleh para generasinya.Adat budaya yang khas dan unik ini semakin menambah keragaman budaya yang ada di Sikka,Flores,Nusa Tenggara Timur dan Indonesia.

Salam!!

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Thursday, January 08 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---