Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday 26 August 2013

DPR RI Kunjungi Lokasi Pengungsi Rokatenda

Komisi VIII DPR RI yang menangani bidang sosial Sabtu (24/8) mengunjungi lokasi pengungsian korban letusan Rokatenda yang mendiami bekas kantor bupati, Kelurahan Beru, Maumere. Kedatangan lima anggota dewan tersebut dipimpin Sayed Fuad Zakaria, Wakil Komisi VIII DPR RI. Selain meninjau dan melihat langsung kondisi ril para pengungsi dan fasilitas dilokasi, mereka juga  berdialog dengan para korban ketusan Rokatenda. Ke-lima anggota dewan ini datang sekitar pukul 10.00 wita. Mereka didampingi Sekda Sikka Sili Tupen dan Dandim 1603 Letkol Satya. Usai turun dari mobil, mereka langsung meninjau ruangan-ruangan di gedung berlantai dua tersebut. Kunjungan ini cukup tepat karena ke-limanya langsung berdialog dengan para pengungsi.

Diantaranya, mereka mendengar langsung keluhan dan keinginan warga. Sayed berpesan agar para pengungsi menetap di Maumere dilahan yang disiapkan pemerintah. Dialog berjalan dengan penuh keakraban.
Dari gedung tersebut, kelimanya lantas mengunjungi tenda-tenda pengungsi. Kunjungan juga dirangkai dengan melihat langsung dapur umum, sanitasi serta MCK. Di lokasi ini telah berdiri sekitar 20-an MCK.
Kepada sejumlah media usai peninjauan, beliau mengatakan akan menyampaikan kepada pemerintah pusat agar mengalokasikan anggaran dalam rangka rehab rekon yang lebih cepat. Begitu juga kepada kementerian terkait, dewan akan meminta mempercepat proses relokasi masyarakat erupsi sehingga tidak lama-lama berada dipengungsian. Demikian juga mengenai kondisi tenda pengungsian, MCK, gizi dan lain-lain menurutnya mesti diperhatikan lagi sehingga para penguingsi lebih merasa nyaman beraktivitas.
Kepada warga Palue yang masih tinggal di pulau tersebu Sayed meminta agar mau dievakuasi ke Maumere. Sebab katanya, aktivitas gunung berapi Rokatenda belum menurun sehingga masih rawan bencana.
Anggota DPR RI ketika di Maumere juga sempat bertemu Bupati Ansar Rera dan Wabup Nong Susar. Kepada pengungsi, Komisi VIII memberikan bantuan berupa lima ton beras dan uang Rp. 150 juta.
Hingga berita ini ditulis, status gunung yang menewaskan lima orang di Palue sejak meletus 10 Agustus 2013 masih berstatus Siaga 3.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Sudah 1024 Orang di Evakuasi ke Maumere

Patut diberi apresiai atas perhatian Pemerintah Kabupaten Sikka sejak letusan dahsyat yang menewaskan lima orang terus memberikan perhatian terhadap pengungsi korban letusan Gunung Rokatenda. Diawali letusan 10 agustus lalu, pemimpin Kabupaten Sikka yang baru, Yos Ansar Rera terjun langsung ditengah lokasi letusan memimpin evakuasi. Beliau rela menginap di Palue ditengah bau belerang akibat erupsi Rokatenda. Beginilah wajah pemerintah yang memang seharusnya memiliki respon postip terhadap saudara-saudara kita di Palue. Masyarakat Sikka mendukung penuh. Hingga tanggal 24 agustus 2013, sesuai data yang dikeluarkan BPBD Sikka jumlah pengungsi yang menetap di lokasi bekas kantor bupati, Kelurahan Beru berjumlah 1024 orang atau 372 KK.

Rinciannya sebagai berikut:

  • Jumlah Laki-laki, 405 orang 
  • Perempuan: 619 orang 
  • Bayi: 13 orang Balita: 113 orang 
  • Ibu Hamil: 10 orang
  • Lansia: 102 orang. 
  •  Cacat: 3 orang.


Jumlah pengungsi diatas merupakan pengungsi akibat letusan Rokatenda yang terjadi 10 agustus 2013 lalu. Situasi di lokasi pengungsian, selain gedung kantor bupati digunakan, membludaknya pengungsi mengakibatkan daya tampung kantor yang terbakar 2009 lalu tidak lagi mampu menampung. Hingga dibangunlah tenda-tenda darurat disekitar gedung kantor tersebut.
Para relawan dari 14 organisasi kemanusiaan dengan jumlah 118 orang menjadi ujung tombak yang patut pula diberi apresiasi. Mereka bekerja 24 jam ditengah pengungsi. Tim kesehatan mendirikan tenda pengobatan disamping pintu masuk. Tim Palang Merah Remaja dari siswsi-siswi SMAN 1 berjibaku usai pulang sekolah hingga malam membantu para relawan lainnya bekerja. Luar biasa.
Untuk mengusir kebosanan, sejumlah masyarakat Maumere menghibur saudara-saudara kita pengungsi dengan sejumlah lagu-lagu pengiring waktu dimalam hari. Anak-anak diajak bermain bola kemanusiaan oleh Baba Ice atau Moat Babong. Bahkan beliau yang dikenal sebagao seorang pecinta kemanusiaan ini membuka layanan potong rambut gratis, membantu ibu-ibu menenun, yang lainnya membantu dengan cara mereka sendiri-sendiri.
Bagaimana dengan kelanjutan nasib anak-anak yang bersekolah? Sesuai janji pemerintah, sejak tanggal 19 agustus lalu, sebanyak 368 siswa pengungsi Gunung Rokatenda yang terdiri dari 259 siswa SD dan 109 siswa SLTP telah mengikuti kegiatan belajar mengajar sementara di gedung sekolah SMK Yohanes XXIII Maumere dan SMPK Yapenthom. Kegiatan belajar mengajar ini dilakukan siang hari usai kegiatan belajar mengajar bagi siswa siswi SLTP dan SLTA sekolah tersebut.
Pemerintah sedang menyiapkan lahan relokasi bagi para pengungsi di Nangahure dan Hewuli. Harapan pemerintah bahwa masyarakat tidak lagi kembali ke Palue seperti yang diucapkan Gubernur NTT Frans Lebu Raya kala bertemu pengungsi beberapa waktu lalu. Ia mengajak masyarakat menetap di Maumere dan tidak lagi kembali ke Palue. Sesekali boleh saja melihat pekarangan di sana, begitu kata Lebu Raya kala itu.
Bantuan untuk pengungsi terus mengalir. Selain pemerirah, pihak swasta, perorangan, organisasi, gereja dan lainnya terus bergerak dalam satu tujuan agar saudara-saudara kita tidak berjalan sendiri.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Pangkas Rambut Langsung Ganteng

Moat Babong, Sukarelawan dari Kabor


Begitulah pangkas rambut ini dibuka hanya di lokasi pengungsian, yang terletak di Jalan Ahmad Yani, di gedung dan lahan bekas kantor bupati. Disinilah bermukim saudara-saudara kita yang dievakuasi akibat letusan rokatenda melanjutkan hidup sehari-hari. Karena rasa peduli memberikan waktu luang di tengah pengungsian. Ia bukanlah orang asing ditengah pengungsi Rokatenda. Beliau dikenal sebaga Baba Ice asal Kabor, namun kepada sejumlah pers nasional siang itu beliau memperkenalkan diri sebaga Moat Babong!

Pangkas rambut ini Gratis! Tidak Dipungut biaya sepersepun. "Pangkas rambut "Langsung Ganteng saya buat secara sukarela agar saudara2 kita yg dievakuasi disini boleh memotong rambut tanpa biaya, kasihan kalau mereka ke tukang pangkas mesti keluarkan uang sampe Rp 15 ribu belum ojek pulang pergi," ujar Moat Babong. Atas dasar itu beliau membuka pangkas rambut yg berdiri dibawah pepohonan sejuk.
Hebatnya, tukang cukur bukan hanya dirinya saja. Siapa saja yang bisa cukur dan mau meluangkan waktu memangkas rambut para pengungsi boleh bergabung. Niat tulus Moat Babong dan rekan-rekan ini bisa ditemui setiap hari.
"Tapi kalo sore, jadwal saya bermain bola kemanusiaan bersama anak2 korban letusan",kata Baba Ice alis Mota Babong.!
Baba Ice bukan orang baru ditengah pengungsian. Selama ini beliau beraktivitas di lokasi pengungsian Transito selama 7 bulan. Antara lain juga membantu ibu-ibu menenun sarung tenun ikat.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Monday, August 26 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---