Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Friday 13 July 2012

WURING

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Pernah ke Wuring? Wuring berada dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Alok Barat, Kota Maumere. Untuk mencapai desa nelayan yang berjarak sekitar 3 Km ini tak perlu risau. Aspal mulus membawa kita menikmati perjalanan hingga perkampungannya. Kampung Wuring merupakan daerah rawan tsunami. Masih melekat dalam bayangan tahun 1992, gempa yang disertai gelombang tsunami menghantam kawasan pesisir ini. Pemerintah kemudian merelokasi warganya kedataran yang lebih tinggi di  Nangahure. Namun sebagai keturunan pelaut, warga Wuring kemudian kembali kepemukiman dan tetap menetap didaerah ini seperti sediakala. Masyarakat Wuring merupakan keturunan etnis Tidung Bajao, salah satu etnis dari enam etnis di Kabupaten Sikka, Flores.

 Keturunan mereka berasal dari Sulawesi Selatan. Beratus tahun etnis ini telah menetap di sebagian wilayah pesisir utara Kabupaten Sikka. Mengunjungi desa ini, kesan pertama cukup menggoda ketika kita bercengkerama diantara ikan-ikan laut yang bertebaran di lokasi pasar harian. Berbagai macam jenis ikan bisa kita jumpai.


Mama-mama pedagang ikan dengan dengan telaten melayani pembeli yang sebagian berasal dari Kota Maumere. Keberadaan pasar dan aktivitas masyarakatnya dimulai sejak pagi hari dengan datangnya para nelayan yang mencari ikan di sekitar Laut Flores.

 Salah satu pemandangan unik di kampung ini adalah menyaksikan puluhan rumah khas suku bajao yang berdiri mengangkang pesisir laut Flores. Seolah-olah terlihat seperti rumah terapung. Barisan rumah ini berdiri kokoh dengan tiang-tiang penyangga menancap kuat di dasar pantai yang landai. Dibawah kolong rumah nampak sampah menumpuk, dengan baunya khas tidak seorang pun yang peduli. Kehidupan orang-orang di sekitarnya berjalan sebagaimana adanya. Tak ada perasaan takut dengan ancaman tsunami dgn kondisi pemukiman yang sebagian berada di laut.  

 Didaerah ini, terdapat satu pelabuhan kapal yang berada didalam teluk yang menjorok kedalam. Aktivitas pelabuhan ini cukup sibuk sebagai pelabuhan bongkar muat barang. Kapal-kapal motor berbadan kayu mayoritas menghuni pelabuhan, dengan aktivitas mengangkut hasil bumi dan bahan bangunan dari Maumere ke Makassar, Buton ataupun sebaliknya. 

Selain itu, didaerah pesisir ini pemandangan cukup indah. Pada umumnya suku bajo diwuring kebanyakan berprofesi sebagai Nelayan. Walaupun ada sebagian kecil suku bajo tersebut menjadi pedagang.  Aktivitas melaut  biasa dilakukan pada malam hari, dimulai pada jam 3 sore hingga pagi hari. 

 Selain ikan-ikan segar, Wuring juga terkenal sebagai daerah produksi ikan asin (ikan kering) dari jenis kerapuh hingga teri. Sejumlah warga Maumere, selalu menyempatkan waktu dihari libur untuk berbelanja ikan di daerah pinggiran ini. Sebagian melanjutkan perjalanan ke arah barat, menikmati pemandangan indah Kajuwulu dan Tanjung di pantura Flores. Tentu tak lupa menikmati gurihnya ikan bakar dan secangkir moke di pesisir nan elok.


foto utma: kembarabahari
foto halaman: dari berbagai sumber


www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: WURING | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---