Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday 27 February 2012

"MAUMERE"

Karya Iwan Fals, dibawakan di Konser Kemanusiaan Flores 1993..

Om Iwan, epang gawan, trima kasih, matur nuwun atas lagumu berjudul "MAUMERE"yang luar biasa. Merinding benar mendengarnya, sungguh.
Lagu yang Anda ciptakan secara spontan dan dinyanyikan pada "Konser Kemanusiaan Untuk Flores" di awal tahun 1993 akhirnya bisa didengarkan terkhusus warga Maumere dan Flores.
Dari tanah seberang nun jauh dari tempatmu, lagu ini kembali menggugah ingatan akan bencana besar yang menewaskan ribuan saudara-saudara kami.

Yeah teman-teman, lengkingan khas Iwan Fals bisa kita dengarkan , ketika ia meneriakan "Maumere". Lewat lagu ini Om Iwan bercerita tentang kepedihan hatinya, tentang tangisan dan kegelisahaannya menyaksikan bencana gempa disusul tsunami mengamuk di Pulau Bunga, Cabo da Flores..
lagunya bisa di donlod disini..

cuplikan syair
"....Maumere ... Maumere ...
Sika ngada ende Flores Timur bersedih dan menangis
Pikiran - pikiran kotor menyingkirlah
Hati yang kotor menyingkirlah
Maumere ... Maumere ..."


Download "Maumere":

disini



Gempa Tsunami 1992: disini

lirik: disini

foto: penampilan iwan fals cs saat konser kemanusiaan untuk gempa Flores, 24 januari 1993 di Jakarta

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Jejak Sejarah Pasar Geliting

Pasar Geliting adalah salah satu pasar tua di kabupaten Sikka yang terletak di Geliting ,kecamatan Kewapante,kabupaten sikka.Karena usianya yang sudah tua ini, maka beredarlah wacana bahwa di Tahun 2010 ini pasar Geliting mencapai usianya yang ke-100. Kebenaran wacana ini perlu di telusuri, karena sepanjang pengetahuan saya usia pasar Geliting, sudah lebih dari 100 tahun bahkan dapat di perkirakan sudah mencapai 150 tahun. Bersumber dari tuturan lisan yang saya timba dari kakek moan Mitan Nago, Om-om saya Moan Bapa, Moan Gain dan Moan Jeng dan dari sumber sejarah lokal NTT antara lain Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah NTT, maka saya akan tulis topik ” MENELUSURI JEJAK SEJARAH PASAR GELITING “.
Bahwa pada Zaman dahulu kala, wilayah yang sekarang ini bernama Geliting, oleh para leluhur di sebut” BAN BIHAN “. BAN BIHAN merupakan gabungan kata BAN yang artinya ALIRAN AIR dan BIHAN artinya MEROBEK. Karena itu BAN BIHAN berarti Aliran Air yang Merobek-robek.

BAN BIHAN ini merupakan sebuah mata air di tepi pantai yang keluar dari batu wadas yang terpecah-belah.Oleh karena itu,BAN BIHAN lalu menjadi tempat singgahan para pelaut untuk mengambil air minum. BAN BIHAN adalah Nuba Nanga dari masyarakat Wolon Dobo,wilayah Hoak Hewer Hewokloang,Kerajaan Tradisional KangaE AradaE…

Pada seputar Abad XVI-XVII mulai berkembang kekuasaan islam di wilayah Indonesia Timur,terutamakerajaan Ternate,Gowa dan Bima. Daerah sepanjang pantai pulau Flores,mendapat pengaruh kerajaan Gowa. ( Bdk. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah NTT Hal.7 alinea 4 ).

Orang Gowa menyinggahi BAN BIHAN dan berinteraksi dengan Ata Dobo khususnya dan Ata Krowe pada umumnya. Lalu Orang Gowa di sebutlah ATA GOAN. Pada waktu itu datang juga orang dari Tidore ( Maluku) lalu tersebutlah juga ATA TIDUNG. Ata Goan dan Ata Tidung belum tinggal tetap di BAN BIHAN.

Kemudian pada tahun 1860, Amir Bahren dan Hamzah Bahren menyebarkan Agama Islam di pulau Timor dan Pulau Flores. Dalam penyebarannya agama Islam ini,peranan orang Bugis,Makasar,Wajo dan Buton sangat besar. Di daerah tersebut terdapat kampung-kampung Bugis,Wajo,Makasar dan Buton. Agama mereka sama yaitu Islam, maka semua orang Goa, Tidung,Wajo,Bugis,Makasar dan Buton di sebut ATA GOAN (Bdk.Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah NTT Hal.21 alinea 5 ).

Orang wajo lalu menyinggahi dan menetap di BAN BIHAN. Ban Bihan lalu menjadi tempat pertemuan jula beli antara Ata Krowe dan Ata Wajo,maka tempat pertemuan jual beli itu di sebut REGANG BAJO dan orang Wajo di sebut ATA BAJO. Makin banyak Orang Bajo membangun rumah di seputar Regang Bajo maka tersebutlah NATAR BAJO.

Regang Bajo itu terselenggara pada setiap hari Jumad.sehari sebelumnya yaitu hari Kamis,mulai dari pagi Buta,Ata Krowe sudah datang menunggui Ata Tidore ( Ata Tidung ) untuk saling tukar-menukar.Ata Tidung membawa ikan,garam,kapur sirih,sedang Ata Krowe membawa jagung,kacang,ubi,buah-buahan dan lain-lain.Demikian Regang Bajo itu sudah mulai berlangsung sejak tahun 1860.

Pada tahun 1902, kerajaan tradisional KangaE AradaE jatuh ke tangan penjajah Belanda.
Ratu Keu Nago Raja KangaE yang ke-38 di lengserkan dan di gantikan oleh saudara sepupunya Moan Nai Juje,yang menjadi satu-satunya Raja Koloni Belanda ( 1902 – 1925 ). Disamping menjadi perpanjangan tangan Belanda,beliau juga melakukan terobosan pembanguan,antara lain meningkatkan pembangunan Pasar atau Regang Bajo. Seputar tahun 1905, beliau membangun toko-toko untuk di kontrakan kepada Ata Goan dan Ata Sina ( orang Cina ).

Orang Cina yang pertama datang ke Natar Bajo,oleh Ata Krowe di sapa SINA LOGU LEWU yang artinya Orang Cina yang merunduk di bawah kolong rumah. SINA LOGU LEWU mengontrak sebuah rumah panggung yang bertiang tinggi.Lokasinya di Gudang KUD sekarang ini. Setiap harinya ia menyepuh emas di bawah kolong rumah itu, sehingga di juluki SINA LOGU LEWU.

Anaknya bernama Baba Ting, di samping rumah baba Ting ada toko GO APANG, dan di sebelahnya selatannya ada toko GO TITI. Toko GO APANG di wariskan kepada anaknya GO TJUI sedangkan Toko GO TITI di jual kepada ENCE GEMUK dan diwariskan kepada BABA ILONG karena GO TITI pindah ke Maumere.

Ata Bajo kemudian berpindah ke Wuring,akhirnya Nama Natar Bajo dan Regang Bajo mulai sirna dan muncul nama Kampung Geliting dan Pasar Geliting. Dari mana dan bagaimana asal muasal nama Geliting tidak di ketahui secara persis, karena kata Geliting itu tidak di temukan dalam kosa kata bahasa Krowe. Kata Geliting dalam bahasa Krowe tidak mengandung makna apapun.

Berdasarkan paparan tersebut diatas kita sudah mengetahui bahwa nama BAJO ( Regang Bajo dan Natar Bajo ), berasal dari WAJO YANG ADALAH NAMA DARI SEBUAH KERAJAAN islam di Sulawesi Selatan. Nama Geliting yang menggantikan nama Bajo, belom secara pasti di ketahui asal muasalnya baik dari kata-kata budaya setempat ataupun nama serapan daerah luarnya, namun dari uraian mengenai kedatangan dan keberadaan orang Cina di Natar Bajo, maka dapat di di duga kuat, bahwa nama / kata Geliting berasal dari nama orang Cina pertama yang datang pertama ke Natar Bajo, yaitu GO LIE TING, yang di juluki SINA LOGU LEWU.

Kata GO ( Nama Marga Keluarga Besar GO ) telah bergeser bunyi menjadi GE. Kata LIE terdapat dalam nama orang CINA dan TING nama yang di teruskan kepada anaknya. Nama GO LIE TING, dalam alur sungai sejarah telah bergeser bunyi menjadi Geliting Regang Bajo yang berdiri pada tahun 1860 – an telah berubah menjadi Pasar Geliting sejak tahun 1905 sampai dengan sekarang.

Natar Bajo yang berdiri di tahun 1860 telah berubah menjadi Kampung Geliting, yang kini menjelma menjadi Desa Geliting. Sedangkan Nama Bajo masih diabadikan dengan dusun Bajo.
Dengan demikian REGANG BAJO dan atau PASAR GELITING pada tahun 2010 telah mencapai usia 150 tahun…
KEWAPANTE, 19-MEI-2010(LONGGINUS DIOGO).

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

WISATA NTT: Menteri Pariwisata terpesona alam Maumere

Wilayah Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur berpotensi dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata alternatif.
Menteri Pariwista dan Ekonomi Kreatif Mari E Pangestu mengatakan provinsi ini kaya akan nilai sejarah dan tempat wisata yang dapat dikembangkan. Sekaligus bisa menjadi sentra ekonomi kreatif dari produk tenun.
“Potensi Maumere tidak hanya wisata rohani atau ziarah seperti yang saat ini banyak dilakukan wisatawan. Wisata alam dan kerajinan rumahtangga berupa tenun ikat perlu ditingkatkan promosinya,” ujarnya hari ini. Mari bercerita, akhir pekan lalu dia membuka acara Pekan Pesona Flores Maumere In Love di Maumere yang dimeriahkan dengan parade budaya, misa akbar untuk perdamaian, expo produk unggulan flores, festival ikan bakar, dan pesta rakyat, panggung pertunjukan etnik flores, workshop fotografi bersama komunitas jurnalis foto nasional dan lomba mewarnai motif tenun.

Menurut dia, pengembangan pariwisata berkelanjutan melestarikan warisan budaya seperti yang diwujudkan dalam Pekan Pesona Flores itu, selain kegiatannya juga ramah lingkungan. Salah satunya pembuatan tenunan khas Flores.

Keunggulan menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan adalah melibatkan elemen masyarakat setempat sehingga mereka bisa menjadi ujung tombak pengembangan pariwisata di daerahnya sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari interaksi dengan wisatawan.

Selain membuka Maumere In Love, Mari yang didampingi Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf, Firmansyah Rahim serta unsur Muspida Kabupaten Sikka juga mengunjungi Museum Bikon – Blewut, museum budaya dan misi Katolik di Maumere dan melihat koleksi utama museum tersebut yaitu Fosil Fauna, Flora Gua Flores serta fosil-fosil manusia purba dan Fosil Gajah Jenis Stegodon Trigonocephalus yang berusia kira-kira 300.000 tahun.

Tempat lainnya yang dikunjungi adalah Wisung Fatima Lela yang bertempat di Desa Lela, Kabupaten Sikka. Di Kabupaten yang menjadi penerima PNPM Mandiri Pariwisata sudah memiliki peningkatan dengan sejumlah fasilitas.

“Perlu segera dibangun gedung untuk display barang atau sejenis showroom untuk memamerkan sekaligus memasarkan hasil kerajinan masyarakat sehingga dapat meningkatkan daya tarik dan nilai barang di mata wisatawan.,” kata Mari.(bisnis.com/msb)

Selengkapnya...

Friday 24 February 2012

Hakim Ancam Penjarakan Alex Longginus

Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Kupang mengacam memenjarakan mantan Bupati Sikka, Drs. Alexander Longginus, karena diduga kuat memberikan keterangan palsu dalam perkara dugaan korupsi pengadaan pakaian Linmas Sikka tahun 2008.
Wajahnya terlihat berkeringat dan melapnya dengan sapu tangan sebanyak 8 kali. Longginus terlihat tegang ketika dia tidak dapat memastikan keberadaan Ucup alias Stefanus Tanto di rumah jabatan Bupati Sikka, tanggal 4 April 2008, untuk membicarakan soal swakelola proyek pakaian linmas Sikka bernilai Rp 2,3 miliar.
Dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim, Rerung Patongloan, S.H, didampingi hakim anggota Feri Haryanta, S.H, dan Anshory Syarifuddin, S.H, Senin (20/2/2012), Longginus diperiksa sebagai saksi.


Sidang dihadiri Jaksa Penuntut Umum (JPU) Henderina Malo, S.H, Agung Raka, S.H, dan Hersen Suryo, S.H. Juga hadir lima terdakwa, Dominikus Dion, Petrus Pau, Kanisius Togo, Yeremias Dhewa dan Agustinus Akar. Mereka didampingi tim penasihat hukum, Petrus Salestinus, S.H, Luis Balun, S.H, dkk.

Longginus diperiksa selama satu jam, pukul 19.30-20.30 Wita. Selama pemeriksaan, Longginus terlihat melap keringat di wajahnya dengan sapu tangan sebanyak 8 kali. Wajahnya tampak tegang saat majelis hakim menanyakan soal keberadaan Ucup di rumah jabatan Bupati Sikka, tanggal 4 April 2008.

Selain majelis hakim, jaksa dan pengacara pun terkesan mendesak Longginus untuk mengakui keberadaan Ucup di rumah jabatan Bupati Sikka saat itu. Pasalnya, dua saksi yang diperiksa sebelumnya, antara lain mantan Kasatpol PP Sikka, Emanuel Hurint, mengaku pada malam itu, Ucup juga ada di rumah jabatan bupati.

Dan bupati kemudian memerintahkan agar Ucup ikut bersama Emanuel dan panitia untuk mengambil dan membayar pakaian Linmas pada Adi Junata di Jakarta.

Sementara dalam kesaksian sebelumnya, Ucup mengaku hadir di rumah jabatan bupati karena diminta datang oleh Bupati Alex Longginus melalui telepon dari bagian protokoler, Buang.

Namun ketika hal itu dikonfrontir oleh majelis hakim, Longginus terlihat bingung menjawab dan tidak bisa memastikannya. Semula Longginus menjawab tidak ingat, kemudian tidak memastikan apakah Ucup ada atau tidak.

Ditanya berkali-kali dan diperingatkan agar tidak berbohong, Longginus tidak menjawab, diam.

Namun ketika diancam tindakannya itu bisa membuatnya ditahan, Longginus lalu memastikan bahwa malam itu dia hanya bicara dengan Emanuel Hurint.

"Saya tidak perintahkan dia (Ucup) hadir. Saya tidak pernah perintahkan orang itu (Ucup) untuk pergi ke sana (rujab) bersama-sama dengan dia (Emanuel). Saya tidak pernah panggil dia (Ucup). Baik Saya bersumpah," kata Longginus setelah didesak hakim untuk bersumpah.

Longginus mengaku mengenal Ucup karena dia adalah warga Kabupaten Sikka. Namun Longginus memastikan bahwa Ucup tidak terlibat dalam proyek pengadaan pakaian linmas Sikka itu.

"Bapak, saya minta kehadiran Ucup dikonfrontir, saya tidak ingat," kata Logginus.

Terhadap jawaban Longginus tersebut, majelis hakim menduga Longginus telah memberikan keterangan palsu sehingga hakim mengancam akan menahannya berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.

"Apabila majelis sudah peringatkan tetap tidak memberikan keterangan, maka atas permintaan jaksa dan terdakwa, ketua majelis akan perintahkan saudara ditahan. Saya bisa perintahkan jaksa untuk menahan saudara karena memberikan keterangan palsu," ancam hakim.

Longginus juga memastikan bahwa rekomendasinya soal swakelola itu lantaran ada telaahan staf dari bagian pembangunan dan hukum. Dan, rencana swakelola itu telah diajukan oleh Emanuel sejak tanggal 25 Maret.

Padahal dalam keterangannya, Emanuel menyampaikan bahwa pengajuan swakelola itu diajukan tanggal 27 Maret atas permintaan bagian hukum dan bupati.

Longginus mengakui menerima empat sanggahan banding dan akhirnya diputuskan pemenang lelang harus dibatalkan karena ada syarat yang tidak dipenuhi oleh kontraktor pemenang yakni tidak ada referensi bank.

"Hal ini pun merupakan hasil telaahan dari staf bagian hukum. Mereka katakan referensi bank adalah syarat prinsip," kata Longginus.

Atas dasar telaahan staf itu juga, Longginus kemudian mengeluarkan kebijakan untuk swakelola dan hal itu juga dilakukan agar pilkada bisa berjalan dengan baik.

"Keuntungan secara pribadi tidak ada," kata Longginus. Ketika ditanya apakah hanya karena kepentingan umum walaupun bertentangan dengan Keppres 80 maka sistem swakelola harus dijalankan, Longginus mengatakan, "Saya tidak bisa jawab."

Di akhir persidangan, hakim meminta jaksa untuk bisa menghadirkan kembali saksi Emanuel Hurint, Ucup dan Longginus agar keterangan ketiganya bisa dikonfrontir dalam pemeriksaan tersendiri perkara itu.(pos-kupang.com)
Selengkapnya...

Wednesday 22 February 2012

Dua Batu Melayang di "Maumere In Love"

Hari Penutupan yang Tak Berkesan
Maumere In Love, tema dari Pekan Pesona Flores dengan tujuan mulia, ternoda dihari terakhir pegelaran, Selasa (21/2). Gara-garanya dua batu sekepalan tangan orang dewasa mampir di panggung. Entah siapa pelakunya, apa motifnya hingga kini tak diketahui pasti. Akibat insiden yang cukup mengejutkan tersebut, parade band yang berlangsung meriah dengan menghadirkan sejumlah band papan atas yang ada Kota Maumere tidak bisa dilanjutkan. MC panggung Anton, secara sepihak memberhentikan acara. Sejumlah enam band yang sedianya tampil akhirnya gigit jari. Band-band tersebut antara lain, Canabis Band, Sang Brader, Wiriwara, Jammof dan beberapa lainnya. Tak ayal nada kecewa selama lima hari pekan Pesona Flores dengan tema Maumere In Love yang berlangsung di Lapangan Katedral bertambah. Selain insiden lemparan batu, yang terlihat dan dirasakan antara lain tenda bocor, kurangnya informasi acara, tak adanya toilet, mahalnya penyewaan stan, tak terlihat adanya pihak keamanan saat insiden lemparan batu dan beberapa lainnya.


Usai diberhentikannya Parade Band, beberapa peserta yang gagal tampil menumpahkan kekesalan. Pada intinya mereka kecewa dengan panitia acara yang sepihak mengambil keputusan secara cepat tanpa kompromi. Bukan hanya kecewa, malah ada anak band yang mengaku hatinya hancur. Jelo, basis band Sang Brader menumpahkan rasa kecewanya. "Hati kami bukan hanya kecewa, tapi hancur..sangat sakit.." ucapnya usai acara. Dia mengaku kecewa karena usai lemparan, parade langsung diberhentikan dan tidak memberi kesempatan berkompromi dengan band-band lainnya. Ia juga menyayangkan tidak adanya pihak kepolisian selama parade berlangsung. "Kami sudah berlatih keras selama ini. Waktu tenaga dan biaya sudah kami korbankan, tapi endingnya sangat menyakitkan," ujarnya.

Jelo tak sendiri, beberapa awak band yang dibatalkan tampil karena insiden tersebut juga mengaku kecewa. Padahal untuk Parade Band di Maumere In Love mereka telah mempersiapkan diri berhari hari dengan berlatih keras.

Sebelum insiden pelemparan batu, pengunjung di suguhkan penampilan luwes para model remaja Maumere yang memeragakan desain tenun ikat nusantara. Peragaan busana yang diselipi parade band nyatanya sangat menghibur pengunjung. Arena cat walk dipenuhi penonton.

Insiden bermula saat Jet COaster tampil sekitar mendekati pukul 23.00 wita. Kelompok musik cadas death metal asal Mof tersebut menjadi peserta kesekian dari beberapa band yang telah tampil. Tampilan dengan musik garang di padu pakaian hitam-hitam rupanya tak berlangsung lama. Sebuah batu tiba-tiba nongol. Batu kedua malah hampir mengenai tubuh Mc Anton. Selanjutnya dengan nada serius, Anton yang selama ini dikenal humoris membatalkan parade. "Saya pu kepala nih sipit sedikit saja, kalo tida su pecah kena kalian pu batu..karena itu parade band ini dibatalkan" teriaknya dengan nada kesal.

Ah, kenapa ada batu? Padahal penonton musik di Maumere dari dulu dikenal tertib dan sopan. Tak pernah ada insiden pelemparan ke panggung dalam sejarah pertunjukan musik. Baru kali ini dalam catatan inimaumere, ada insiden memalukan. Entah, pihak panitia tak berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Yang jelas disekitar arena musik tak ada pihak keamanan.

Selain anak band, penonton dan pengunjung pameran pun tak bisa memendam rasa kecewa. Akhir kegiatan yang tidak elegan diterima warga Maumere. Hebatnya tak ada insiden lanjutan dari penonton atau anak band ke panitia. Semua menerima dengan lapang dada seperti jati diri orang Maumere sebenarnya, terutama peta dan komunitas musik. Penonton musik Maumere sejauh ini berkesan damai, kesan brutal sangat jauh dari jati diri mereka. Dengan kesan ramah, terbukti Maumere selalu menjadi pilihan penyanyi dan artis-artis ibukota.

Pekan Pesona Flores sudah selesai. Tema indah tentang cinta "Maumere In Love" spertinya hanya sesaat. Berlalu sudah hari-hari melelahkan dan berbagi tawa serta canda.


Prosesi penutupan Pekan Pesona Flores secara sederhana oleh Bapa Uskup Maumere, Mgr Kherubim Pareira, SVD. Tak ada kesan bahwa pekan pesona Flores diikuti 9 kabupaten seperti didengungkan sebelumnya. Di kursi pengunjung, tak terlihat utusan kabupaten lain. Tak terlihat pejabat resmi pemerintah, paling tidak pihak dinas pariwisata, tak ada kelompok pelaku wisata dari pihak swasta, tak ada pelaku perhotelan, wira usaha dan lain-lain. Sementara arena "Maumere In Love" dibanjiri pengunjung. Jalanan macet, tempat parkir kendaraan sesak.


Kuskupan Maumere dari info yang beredar, mengetahui dan menyetujui kegiatan ini dilangsungkan di Lapangan Keuskupan Maumere. Meski ldiselenggarakan oleh Keuskupan Maumere, panitia kegiatan ini diisi oleh komunitas Arek Lintang asal Surabaya dengan menggandeng para muda di Kota Maumere. Dengan dukungan sponsor utama BNI Cabang Maumere serta sponsor lainnya, acara ini berlangsung selama lima hari.

Kegiatan yang dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu memiliki semangat tapi sepertinya setengah hati diikuti kabupaten-kabupaten yang diundang. Nagakeo, Ende, Manggarai, Flores Timur hanya menjejakkan sementara kaki mereka di Maumere, setelah ibu Menteri pulang, maka pulanglah pula rombongan itu ke daerah asal mereka. Jadila Maumere In Love beraroma khas Maumere dengan sesekali dibumbui kekhasan kabupaten-kabupaten dari Pulau Sumba seperti Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Barat.


Maumere In Love, tema dari pekan Pesona Flores yang berlangsung lima hari sejak tanggal 17 Februari lalu meninggalkan sejumlah catatan. Termasuk rasa kecewa terhadap harga sewa stan Rp 2 juta keatas yang dinilai mahal. Padahal judulnya bagus, Expo Produk Unggulan Flores.
Sementara Pemkab Sikka tak nampak dalam kegiatan ini. Tak dijumpai stan dari Pemkab Sikka. Banyak yang mnyayangkan acara yang sebenarnya begitu penting namun terkesan loyo . Salah satunya lagi mengenai jadwal kegiatan yang berubah.

Ah, semoga suatu saat jika dilangsungkan lagi kegiatan besar seperti ini, sudah dipersiapkan matang, dan jangan sungkan melibatkan sejumlah anak muda Kota Maumere. Anak-anak muda yang telah memiliki pengelaman sesuai bidang dan porsi dalam berbagai kegiatan dan iven di Maumere.

Rangkaian kegiatan Pekan Pesona Flores telah berakhir. Usai sudah lomba mewarnai motif tenun, fstival ikan bakar, parade budaya, workshop bersama Ibu Menteri, workshop bersama jurnalis foto nasional, ethnic fashion dan berbagai kegiatan lainnya. Daerah Flores masih butuh dukungan dari semua pihak agar keistimewaan yang dibanggakan daerah ini bisa terekspos dan dan perekonomian rakyat terangkat. Tetaplah bergandengtangan.....

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

'Maumere, Lahan Subur Untuk Pariwisata dan Ekonomi Kreatif'

Maumere merupakan daerah yang kaya akan nilai sejarah dan tempat wisata yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik pariwisata. Selain itu, kekayaan alam dan kerajinan rumah tangga masyarakat Maumere juga dapat dikembangkan untuk sektor ekonomi kreatif. Dengan demikian masyarakat dapat merasakan langsung manfaat dari kekayaan alam di daerahnya.
Demikian diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, pada pembukaan acara Pekan Pesona Flores ";Maumere In Love"; di Maumere pada Sabtu 18 Februari lalu. Mari menambahkan bahwa pariwisata di Maumere dapat dikembangkan menjadi wisata alam, tidak hanya wisata rohani atau ziarah seperti yang saat ini banyak dilakukan wisatawan.
Acara “Maumere In Love” ini dimeriahkan dengan parade budaya, misa akbar untuk perdamaian, expo produk unggulan flores, festival ikan bakar, dan pesta rakyat, panggung pertunjukan etnik flores, workshop fotografi bersama komunitas jurnalis foto nasional, lomba mewarnai motif tenun.


Selain membuka ";Maumere In Love";, Mari yang didampingi Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf, Firmansyah Rahim serta unsur MUSPIDA Kabupaten Sikka juga mengunjungi Museum ";Bikon - Blewut"; di Maumere yang merupakan museum budaya dan misi Katolik di Maumere dan melihat koleksi utama museum tersebut yaitu Fosil Fauna, Flora Gua Flores serta fosil-fosil manusia purba dan Fosil Gajah Jenis Stegodon Trigonocephalus yang berusia kira-kira 300.000 tahun.

Setelah mengunjungi museum ";Bikon-Blewut";, rombongan melakukan kunjungan ke tempat wisata religi Wisung Fatima Lela yang bertempat di Desa Lela, Kabupaten Sikka.

Mari bersama rombongan juga melakukan kunjungan ke Desa Sikka, Kabupaten Sikka yang merupakan desa Penerima PNPM Mandiri Pariwisata. Sejauh ini, PNPM Mandiri Sikka sudah mengalami peningkatan. Kedepan diharapkan bisa dibangun gedung untuk display barang atau sejenis showroom. ";Hal ini dapat meningkatkan daya tarik dan nilai barang di mata wisatawan. Dengan demikian harga barang tersebut akan ikut meningkat,"; lanjut Mari. [Puskompublik]

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Sunday 19 February 2012

Parade Budaya di "Maumere In Love"

Baru hari kedua ini, Pekan Pesona Flores dengan tema Maumere In Love (MIL) boleh dibilang lebih meriah. Salah satunya adalah parade budaya yang dimulai sejak pukul 15.00 Wita, Sabtu (18/2). Dari halaman Polres Sikka, puluhan peserta usia anak-anak hingga orang tua mengayunkan kaki menuju Lapangan Katedral St. Yoseph Maumere di Jalan Mgr. Soegiyo Pranoto, tempat kegiatan MIL. Masyarakat antusias melihat berbagai atraksi seperti tarian daerah yang dipadu dengan gong waning, parade busana tradisional yang memeragakan kreasi tenun ikat bak model yang berjalan ringan dipanggung profesional dan atraksi lain-lain. Meski rencananya parade Pesona Flores diikuti 9 etnik dari seluruh Flores kenyataannya hanya beberapa kabupaten yang turut serta. Bahkan, dua kabupaten dari Sumba ikut memeriahkan parade ini dan festival seni budaya yang digelar malam hari. Pekan Pesona Flores ataukah Pekan Pesona Flores plus Sumba?

Aspal jalan yang baru saja disiram hujan, bagai panggung raksasa yang kerap menyuguhkan hiburan menarik. Dan mata-mata penonton tak berkedip. Ada rasa kagum berbinar dibalik ratusan pasang mata. Ada rasa bangga tersirat dibalik karya seni budaya daerah yang nyatanya masih digandrungi kaum muda. Semua larut dalam pesona budaya Flores. Para juru foto tak henti-hentinya mengabadikan perisitiwa ini. Berbagai gaya pelakon, baik model-model muda nan cantik juga atraksi tarian tradisional yang memukau, menarik perhatian dan tak luput dari jepretan kamera.

Parade budaya tiba dilokasi MIL sekitar pukul 17.00 wita. Dua jam perjalanan untuk jarak yang cukup dekat menjadi sangat membosankan. Keterlambatan defile budaya Flores tiba dilokasi MIL akibat atraksi sepanjang jalan yang mereka suguhkan. Saat telah tiba, dengan kondisi lelah para peserta masih menanti sang Ibu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu yang akan membuka secara resmi Pekan Pesona Flores dalam tema "Maumere In Love".

Dibalik cerita indah dan cinta dalam Maumere In Love, beberapa komunitas usaha rakyat yang ingin menawarkan dan memamerkan usaha mereka mesti gigit jari dan akhirnya memilih batal ikut serta pada expo sepekan ini. Harga tenda yang disewakan dinilai mahal. Pertenda disewakan Rp 2 juta. Sungguh berat di ongkos, aku beberapa komunitas di Maumere yang ingin ikut andil.

Dari tenda expo yang berdiri, ada satu dua tenda kosong dan tak terpakai. Kabupaten Sikka, tuan rumah kegiatan akbar ini tidak terlihat ambil bagian. Flores Timur adalah kabupaten yang tak malu-malu mempertontokan daerah mereka pada expo tersebut. Foto bupati Flotim beserta ibu terpampang jelas di pintu masuk tenda. Bahkan tulisan dengan huruf besar Kabupaten Flores Timur terpampang menarik perhatian. Yang lain?

MIL juga menyisakan tanda tanya. Misalnya informasi kegiatan atau jadwal acara spertinya tak mudah untuk diketahui. Banyak yang mengeluh akibat informasi kegiatan berikutnya yang susah diperoleh.

Hari Minggu (19/2) ini memasuki hari ketiga perhelatan yang direncanakan berakhir 21 februari. Informasi yang diperoleh menyebutkan kegiatan hari minggu akan diisi dengan workshop ibu menteri dengan sejunmlah wirausaha kecil menengah di Aula Polres Sikka yang dimulai pukul 08.00 hingga pukul 09.00. Ada pula workshop fotografi oleh komunitas fotografi nasional yang bertempat di Hotel Wailiti. Kegiatan gratis ini direncanakan dimulai pukul 12.00 hingga pukul 15.00 Wita dan terbuka untuk umum.



www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Potensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Flores Tinggi

Dengan kekayaan alam berbasis bahari, potensi danau, sungai, maupun budaya, wilayah Flores patut diperhitungkan dalam pengembangan destinasi wisata. Oleh sebab itu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mendukung pengembangan daerah tersebut sebagai salah satu destinasi yang memiliki potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang tinggi. Demikian disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu ketika berkunjung ke Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam kaitan dengan Pekan Pesona Flores bertema Maumere in Love (18/2). “Kementerian akan memfasilitasi pengembangan destinasi bekerjasama dengan SECO melalui Swisscontact untuk pengembangan konsep Destination Management Organization (DMO). Selain itu, pendukungan pembangunan pariwisata diberikan dalam rangka penataan amenitas pariwisata, PNPM Desa Wisata dan Sertifikasi Tenaga Kerja Pariwisata. Kementerian juga akan melakukan evaluasi bagaimana membantu pengembangan industri kreatif seperti yang dipamerkan dalam Pekan Pesona Flores,” jelas Mari Pangestu.


Ia menekankan keberhasilan pembangunan pariwisata sangat didukung oleh manajemen destinasi pariwisata secara profesional, terpadu dan berkelanjutan. Di setiap destinasi dibutuhkan dukungan sistem jasa dan layanan yang handal dan diperkuat oleh strategi pemasaran yang efektif, terfokus dan terpadu.

“Pulau Flores memiliki posisi yang lebih strategis dalam konteks perkembangan pariwisata di NTT, maka pengembangannya sebagai destinasi yang berdaya saing tinggi di sebelah timur Pulau Bali sangatlah memiliki arti strategis,” urai Mari Pangestu.

Namun demikian ia mengakui sarana dan prasarana pariwisata, utamanya aksesibilitas di wilayah ini masih belum memadai dan perbaikannya perlu menjadi prioritas pemerintah. Selain perbaikan tersebut, Mari Pangestu juga berharap stakeholders pariwisata bekerjasama untuk membuat perencanaan pengembangan pariwisata yang terpadu.
“Kementerian akan membentuk 8 Tourism Management Organization (TMO) di tiap Kabupaten Flores. TMO terdiri dari perwakilan asosiasi dan usaha pariwisata, masyarakat dan lembaga pendampingan. Kedelapan TMO akan berkoordinasi untuk mempromosikan Flores ke luar,” tegasnya

Untuk tahun 2012, Kemenparekraf sudah merencanakan PNPM Desa Wisata di 46 desa di wilayah NTT, termasuk 2 desa di Kabupaten Sikka.

Berdasarkan data, dalam kurun waktu 2005-2010 wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Flores berjumlah 150.226 orang. Ditinjau dari distribusi geografi wisman adalah: Belanda 16,30%, Jerman 15,79, Amerika 13,31%, Inggris 12,85%, Perancis 12,61% Australia 11,06% Jepang 4,19%, Kanada 3,40%, Asia, 3,3%, Rusia 2,95%, Italia 2,91%, Swiss 1,67%, Spanyol 1,08% dan negara lainnya masing-masing dibawah 1%.

Dilihat dari rata-rata usia pengunjung untuk wisman sekitar 37,79 tahun dan perbandingan untuk gendernya, 59% laki-laki dan 41% perempuan. Untuk lama tinggal di Flores hingga saat ini telah mencapai 5,96 hari dan kebanyakan wisatawan yang masuk ke Flores secara Free Individual Traveller (FIT). Sebanyak 67% pengaturan perjalanan dilakukan secara mandiri (self organized).

Preferensi wisatawan terutama di Flores adalah melihat komodo, diikuti dengan wisata bahari seperti menyelam dan snorkeling, kemudian masyarakat dan budaya, dan selanjutnya tur lintas Flores dan trekking.

Sementara itu dalam kesempatan dialog dengan masyarakat di Sikka, Mari Pangestu mengemukakan pentingnya meningkatkan sadar wisata terutama terkait kebersihan dan budaya melayani serta mengembangkan industri kreatif dengan basis kekayaan warisan budaya seperti tenun ikat dan yang berbasis tradisi dan sumber daya alam seperti kerajinan bambu dan gerabah.

Pesona Flores dengan pulau-pulau kecil dan kekayaan flora fauna yang masih alami menjadikannya sebagai peraih predikat The Most Unique Destination di ajang Indonesia Tourism Award pada tahun 2010. Sebelumnya, pada tahun 2005 TIME mengakuinya sebagai Destinasi Eksotis Terbaik. Kemudian tahun 2008 Luxury Travel Magazine menganugerahinya sebagai Pulau Wisata Asia Terbaik, dan oleh CEI Asia Magazine (2009) Flores diberi julukan Pulau Tujuan Wisata Terbaik di Asia Pasifik.

Di dalam Peraturan Presiden (PP) No 50/2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025, Kabupaten Manggarai Barat ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Nasional (DPN). Bahkan untuk dua objek utama di Pulau Flores, yakni wilayah Komodo–Ruteng dan sekitarnya sudah diberikan sebutan Komodo, The Real Wonder of the World, dan untuk wilayah Kelimutu-Maumere dan sekitarnya dengan sebutan Amazing 3 (three) Colour Lake.

Popularitas Pulau Komodo sebagian ikon bagi utama bagi Flores sebagai destinasi pariwisata semakin signifikan berkat tren kunjungan wisatawan yang cenderung meningkat, setidaknya dalam 5 tahun terakhir. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Swisscontact, pada tahun 2010, wisman mendominasi kunjungan ke Taman Nasional Komodo, yakni sebesar 92,79%(budpar.go.id).

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Saturday 18 February 2012

Maumere In Love, Basah Dimalam Pertama

17-21 Februari
Kota Maumere kembali berseri. Sebuah konsep acara yang menawarkan satu cita rasa budaya yang dikemas menarik sedang berlangsung. Yupz, Pekan Pesona Flores dalam tema Maumere In Love. Dan Lapangan Gereja St. Yoseph Maumere disulap menjadi arena pameran dan panggung festival. Berbagai atraksi pesona seni budaya Flores dan ajang pameran berbagai macam produk kerajinan usaha rakyat digelar. Iven gawean Keuskupan Maumere ini direncanakan berlangsung dari tanggal 17-21 Februari 2012. Acara ini selain menghadirkan festival budaya juga menawarkan berbagai kegiatan menarik, seperti, parade budaya, lomba mewarnai tenun, expo produk unggulan Flores, festival ikan bakar dan moke coctail, workshop fotografi bareng komunitas jurnalis foto nasional dan lain-lain. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu juga dipastikan turut hadir. Kehadiran Maumere In Love ditengah masyarakat Kabupaten Sikka disambut baik. Banyak orang muda Sikka yang turut terlibat. Namun banyak pula yang bahkan tak tahu keberadaan iven nasional tersebut.

Beberapa hari sebelumnya, ponsel saya menerima beberapa sms dan telepon. Maklum saja, lapangan katedral yang cukup strategis terlihat berbeda dengan penataan sana sini. Pada intinya mereka menanyakan akan ada kegiatan apa disana.

Maumere In Love sepi dari publikasi? Entah. Kenyataannya, tak ada jumpa pers atau pers rilis bagi media lokal.

Hari pertama MIL alias Maumere In Love sepi dari pengunjung. Menampilkan berbagai atraksi etnik budaya lokal diatas panggung yang cukup luas, kehadirannya hanya dinikmati segelintir pengunjung. Hujan yang membasahi Lapangan Katedral St. Yoseph usai magrib menjadi alasan.
Hujan bahkan terus turun hingga malam, meski sempat berhenti beberapa saat sebelumnya.

Kehadiran MIL ditengah galaunya dunia pariwisata dan kewirausahaan masyarakat Flores khususnya Sikka menjadi harapan besar. Peluang ini sebenarnya bisa diambil masyarakat. Namun expo produk unggulan Flores ini hanya diikuti segelintir dunia usaha kecil dan menengah. Bahkan, meski judulnya ada embel-embel Flores, Kabupatn Flores Timur, dengan tenda yang terlihat mencolok diujung arena menjadi kabupaten yang hadir. Lah, kabupaten lain mana? Mungkin di hari kedua?


Di panggung pertunjukan etnik Flores, sejumlah sanggar etnik dari berbagai kabupaten ikut meramaikan malam pertama MIL. Meski judulnya Pekan Pesona Flores, sanggar budaya dari Kabupten Sumba Timur tak ketinggalan unjuk kebolehan. Segelintir penonton terlihat rileks memberi dukungan aplaus ditengah gerimis yang tak berhenti turun.

Sayang juga, sejumlah pengunjung yang datang dan berada dibawah tenda yang disediakan, menonton dengan tak nyaman. Tenda yang cukup besar dan luas untuk menyaksikan festival budaya bocor sana sini. Alhasil, kursi-kursipun basah. Pengunjung lain jadi ekstra waspada meski mndapatkan tempat aman. Yang lain pindah sana sini menghindar tetesan air yang jatuh dari balik atap tenda. Nonton pun jadi tak nyaman.


Bagaimana dengan hari kedua, Sabtu, (18/2/2012)? Nah ini dia. Ibu Menteri Pariwisata dan konomi Kreatif direncanakan akan membuka secara resmi MIL. Dimulai dari depan Polres Sikka, pukul 15.00 Wita, akan diadakan defile menampilkan warna warni tenun khas dari 9 etnik di Flores. Rencananya peserta parade berjumlah 600 orang dan akan berjalan sepanjang 2 Km menuju komplek katedral, ah menarik.. (Oss).

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Lampu Bandara Dirusak

Empat lampu di ujung utara landasan Bandara Frans Seda Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (14/2/2012) dini hari dirusakkan oleh oknum tidak dikenal. Empat lampu itu terdiri dari, tiga lampu pendaratan (Treshold light) dan satu lampu isyarat belok pesawat atau turning light. Treshold light adalah lampu isyarat bagi pilot saat mendaratkan pesawat. Lampu itu dipasang di ujung, pada awal landasan. Memberikan kepastian kepada pilot, batas landasan saat mendaratkan pesawat.
Tiga lampu itu rusak bersama dengan satu turning light di sisinya. Penutup turning light pecah. Seperti diremukkan oleh batu atau benda keras semacamnya.
Serpihan kaca lampu pun berserakan di batas landasan. Sedangkan tujuh treshold light yang lainnya belum sempat dirusakkan oleh oknum itu.

Tidak diketahui pasti apakah itu masyarakat sekitar atau orang lain yang sengaja menginginkan terjadinya kecelakaan pesawat di Frans Seda Maumere.

Kepala Keamanan dan Keselamatan Penerbangan, Wisma Florianus dan Komandan Security, Leonardus Levi di sela-sela pemeriksaan terhadap empat lampu landasan tersebut, Selasa (14/2/2012) siang mengatakan pihak Bandara Frans Seda akan menyerahkan penyelidikan kasus itu kepada polisi di Polres Sikka.

Terkait kerusakan itu, kepala Bandara Frans Seda Maumere, Leonardus Paseli Soba melalui Kepala Keamangan dan Keselamatan Bandara, Wisma Florianus mengatakan akan memproses oknum yang bersangkutan.(Tribunnews).


www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Saturday 11 February 2012

Situs Selam Teluk Maumere

Maumere sudah dikenal sebagai salah satu tujuan utama penyelaman di Indonesia sejak pertengahan tahun 80an. Saat itu bahkan beberapa kali diadakan lomba foto bawah air yang bertaraf internasional. Namun di tahun 1992 terjadilah gempa bumi yang disertai tsunami yang memporak porandakan daerah pesisir Maumere bahkan menghancurkan beberapa pulau di depan teluk Maumere yang merupakan daerah utama titik-titik penyelaman. Sejak saat itu seakan-akan Maumere tenggelam di kancah dunia wisata selam dunia. Setelah sekian tahun berbenah diri, kembali Maumere muncul sebagai salah satu tujuan wisata selam baik bagi pasar domestik maupun pasar Internasional. Beberapa resort yang dahulu menyemarakkan Maumere sekarang kembali membuka diri untuk dikunjungi oleh wisatawan. Para professional selam yang sangat berpengalaman sekian lama menjelajahi perairan Maumere kembali membawa tamu-tamu untuk melakukan penyelaman. Variasi dasar laut berupa dinding terjal, hamparan pasir disertai patch coral serta tebaran terumbu karang di tengah-tengah perairan memberikan nuansa petualangan yang tidak membosankan.

Dibeberapa tempat cukup mudah dijumpai ikan hiu yang beristirahat didalam celah-celah karang dan overhang. Ikan-ikan karang berwarna-warni dari jenis anthias, wrasse, parrot, damself sangat mudah ditemui, sesekali didapatkan pula jenis biota eksotik seperti halnya leaf fish, frog fish dan scorpionfish di lokasi-lokasi penyelaman yang tak jauh dari pantai. Bahkan terdapat sebuah peninggalan kendaraan perang di bawah air yang dapat dengan mudah disaksikan karena letaknya yang tak jauh dari bibir pantai.

Total dive site 28 titik. Aksesibilitas Udara: Jakarata-Denpasar-Maumere, Laut Kupang-Maumere (3 hari x 1 ) 18 jam Surabaya - Maumere (1 minggu x 1) 3 hari.

Bulan terbaik bagi penyelam April - November

Bulan terjelek bagi penyelam Desember - Maret (gelombang besar)

Suhu rata-rata 28°C

Object wisata lainnya Kelimutu Lake, Virgin Mary Statue Nilo, Seminari Tinggi Ledalero

Makanan khas Ikan kuah asam, Sayur bunga pepaya

Budaya khas Tenun ikat, Sakoseng (budaya kerja sama di pertanian)

Bahasa daerah Bahasa Sikka
----------------------------------------------------------------------------------------

diving-indonesia.net



www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Pejabat Imigrasi Maumere Akan Dicopot

Kasus Permerasan WNA di Imigrasi Maumere
Kepala Imigrasi kelas II Maumere, Muhammad Rum dan stafnya Putu Suhendra Tresnadita akan dicopot alias dimutasi terkait kasus pemerasan terhadap tiga warga negara asing (WNA) di Maumere beberapa waktu lalu.
Rencana pencopotan jabatan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) NTT, Budi Sulaksana, saat bertemu dengan salah satu korban, Peter Damien dan kuasa hukumnya, Meridian Dewanta Dado, S.H, di ruang kerjanya, beberapa hari lalu.
"Kami sangat apresiatif terhadap kinerja Kakanwil NTT dalam menindaklanjuti laporan kami. Diharapkan rekomendasi tersebut cepat direalisasikan. Ulah dua oknum pejabat Kantor Imigrasi Maumere yang telah memeras investor asing itu telah mencoreng kewibawaan lembaga dan bangsa Indonesia di mata internasional," kata Dado, Rabu (1/2/2012) pagi.
Menurut Dado, pihaknya juga sudah bertemu dan melaporkan masalah ini ke Kapolda NTT, Brigjen Pol Ricky HP Sitohang dan Propam Mabes Polri terkait indikasi 'permainan' di Polres Sikka sehingga proses hukum kasus tersebut tidak berlarut-larut.


"Tadi saya dikontak oleh Propam Polda bahwa sudah ada pelimpahan kewenangan dari Propam Mabes Polri ke pihak Polda untuk memeriksa pelapor dan oknum Polres Sikka terkait berlarutnya proses hukum kasus itu di Polres Sikka. Apresiasi untuk Kapolda NTT dan Mabes Polri yang telah merespons laporan ini," katanya.

Kakanwil Hukum dan HAM NTT, Budi Laksana, melalui Kasubag Humas dan Laporan, Yustina Lema, Rabu siang, mengatakan, pihaknya menaruh perhatian serius terhadap penanganan kasus itu.

Buktinya, begitu dilaporkan tanggal 5 Desember 2011, tanggal 6 Desember Kakanwil membentuk tim pemeriksa, tanggal 7 yang bersangkutan dipanggil dan diperiksa di Kupang tanggal 12. Bahkan tanggal 19 Desember tim inspektorat pusat ke Maumere dan Kupang untuk memeriksa. Hasil pemeriksaan dan rekomendasi Kanwil langsung dibawa ke Jakarta.

"Saat bertemu dengan korban, Kakawil menegaskan, beliau tidak suka terhadap oknum pejabat yang brengsek yang melakukan tindakan melanggar aturan. Karenanya sudah direkomendasikan untuk menonaktifkan keduanya dari jabatan, namun apa pun keputusan pusat akan dilaksanakan. Kakanwil juga menghargai proses hukum yang sedang berlangsung," kata Tina.

Anggota DPRD NTT, Drs. Kristo Blasin, kepada Pos Kupang melalui telepon genggamnya, mengaku sudah menerima surat pengaduan dari Peter. "Peristiwa ini sangat merugikan korban dan juga masyarakat Sikka serta NTT yang dilakukan oleh oknum pejabat Imigrasi Maumere. Penanganannya juga sangat lambat sehingga Komisi A akan mendesak aparat hukun, kepolisian dan kejaksaan segera menuntaskan kasus ini dan menindak siapa pun yang terlibat dalam pemerasan itu," tegas Blasin, Selasa (31/1/2012) sore.

Blasin berharap kejadian ini tidak terulang lagi sehingga investor asing bisa nyaman berinvestasi di bumi Flobamora. "Buatlah investor nyaman dengan penegakan hukum yang benar dan cepat. Buktikan bahwa di Sikka dan NTT ini ada hukum dan keadilan," katanya.

Untuk diketahui, tiga WNA asing, investor di Sikka yakni Peter Damien, Benjaman dan Aloysius ditangkap dan ditahan di Imigrasi Maumere karena tidak bisa menunjukkan dokumen asli saat diperiksa di kantornya, 15 Desember 2011.

Dokumen asli ada di rumah, namun ketiganya ditahan 5-9 hari dan kemudian dikeluarkan. Namun Putu meminta dari Peter uang Rp 35 juta untuk pembebasan itu dan Peter memberikan Rp 20 juta. Setelah bebas, Peter mengadukan persoalan itu ke Polres Sikka.(pos-kupang)

Selengkapnya...

Inflasi NTT Tertinggi se-Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPB) mencatat inflasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) selama tahun 2011 adalah yang tertinggi se-Indonesia dengan angka 4,68 persen.
Secara keseluruhan, inflasi NTT (Kota Kupang dan Kota Maumere) yang dijadikan sebagai sample tercatat 1,95 persen, tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya selama 2011, kata Kepala BPS Provinsi NTT, Poltak Siahaan dalam jumpa pers awal tahun di Kupang, Rabu (4/1).
"Secara tahun kalender (Januari-Desember 2011) inflasi NTT sebesar 4,68 persen. Khusus Kota Kupang, inflasinya sebesar 2,19 persen atau tertinggi di tingkat nasional. Sedangkan inflasi Maumere sebesar 0,73 persen," katanya.
Menurut dia, pihaknya tidak menyangka inflasi NTT selama Januari-Desember 2011 setinggi ini yakni 4,68 persen, karena sebelumnya hanya diperkirakan di bawah angka inflasi nasional yakni 3,0 persen.

Menurut dia, angka inflasi Desember 2011 sebesar 1,95 persen itu dipicu oleh kenaikan indeks harga pada semua kelompok pengeluaran.
Kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami kenaikan tertinggi yakni sebesar 3,68 persen.

"Itu untuk kelompok pengeluaran tetapi untuk kelompok bahan makanan juga memberikan andil besar yakni 0,9452 persen, diikuti kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,5837 persen," kata Poltak Siahaan.

Ia juga mengatakan, tarif angkutan udara memberikan sumbangan tertinggi terhadap inflasi Desember 2011 dengan andil sebesar 0,5851 persen.

Sementara komoditas yang memberikan andil inflasi lainnya antara lain beras, sawi putih, daging ayam ras, ikan, daging babi, telur ayam ras, sayur kangkung, pepaya,, dan tomat.

Untuk komoditi daun singkong, cabai rawit, bawang putih, buncis, pisang, kacang panjang dan beberapa komoditas lainnya memberikan andil negatif terhadap inflasi, katanya.

Poltak Siahaan menambahkan, dari 376 komoditas yang dipantau di Nusa Tenggara Timur selama 2011, sebanyak 237 komoditas mengalami kenaikan indeks/harga.

Sebanyak 77 komoditas tidak mengalami perubahan harga dan 62 komoditas lainnya mengalami penurunan harga.

Komoditas yang mengalami kenaikan tertinggi selama 2011 adalah tarif angkutan udara, diikuti beras, sewa rumah, lengkuas, cabai rawit, tempe, dan semen, demikian Poltak Siahaan. (Ant/ICH)

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 02.12 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---