Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Friday 19 August 2011

Karnaval Kemerdekaan di Maumere

Meriah Tanpa Greget......

Senang sekali melihat semangat anak-anak, pelajar dan kelompok masyarakat yang meleburkan diri dalam pawai kemerdekaan di Maumere. Meski peluh dan keringat bercucuran tapi mereka begitu semangat dan penuh antusias. Kesabaran mereka ini sungguh patut diacungi jempol. Datang dari pagi jelang siang, tapi pukul 15.00 wita, start karnaval dengan regu pertama bergerak. Mereka benar-benar tak kecut hati. Pantang untuk menyerah. Bupati Sikka Sosimus Mitang mengangkat bendera start ketika matahari turun. Bupati memberi sedikit wejangan dan kemudian bersama para pejabat teras lain, duduk santai dibawah tenda menikmati lenggak lenggok peserta. Karnaval kali ini mengambil garis start di depan Kantor Pos dan Giro. Beda dengan tahun-tahun kemarin yang beranjak dari depan kantor bupati lama. kemeriahan dan keceriaan nampak diwajah para peserta meski energi terkuras mengelilingi Maumere. Karnaval pakaian tradisional mendapat sambutan meriah, drumband dengan tarian pemandu sorak yang diisi nona-nona cantik dipolesi dua mayoretnya bikin kagum-kagum penonton.

Kemeriahan karnaval dalam rangka merayakan hari ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-66 diikuti juga berbagai komunitas masyarakat pendatang. Misalnya Paguyuban Bali serta Paguyuban Putra Jawa Lingkup Maumere dan Keluarga Lamaholot, Lembata, Keluarga Besar Timor Tengah Selatan (TTS) dan lain-lain. Mereka memeragakan kekhasan dan keunikan daerahnya. Misalnya Putra Jawa antusias mengenalkan pada warga Tarian Reog Ponorogonya. Lamaholot kenalkan tarian perangnya. TTS memeragakan busana tradisionalnya, Bali tampil pede dengan gaya khasnya. Hangat warga menyambut aksi-aksi mereka.

Karnaval juga dimeriahkan berbagai atraksi dari para petarung bela diri. Para junior dan senior saling uji ketangguhan serta sportifitas dihadapan penonton. Para petarung yang memeriahklan jalanan kota berasal dari Forki Sikka, Pencak Silat dari Perisai Diri dan beberapa perguruan pencak silat lainnya, Taekwondo dan cabang olagraga beladiri lainnya.


Musik tradisional Sikka gong waning mengiringi kesehajaan para penari cilik yang entah mengapa tak pernah lelah menari-nari sepanjang jalan. Luar biasa. Dan penonton terpana pada gerak dan gaya mereka yang tak kunjung usai berhenti.

Para waria Maumere yang tergabung dalam paguyuban Perwakas Sikka (Persatuan Waria Sikka) tak ketinggalan bikin sensasi. Kelompok ini benar-benar mengundang mata penonton. Selain penampilan dengan gaya yang kewanitaan, para waria ini energik berinteraksi dengan warga. Menambah keceriaan disore hari yang terik.

Perwakas dan Pelajar SD berseragam daerah nusantara..

Karnaval juga dimeriahkan sejumlah pelajar dari berbagai usia. Dari tingkat TK, SD, SLTP hingga SLTA. Masing-masing dengan ragam dan gaya. Ada yang bermusik live diatas truk yang berjalan, ada yang memeragakan kegiatan keperawatan, galeri pakaian adat dan tak lupa drum band dengan para mayoret yang manis-manis, dan tentu gong waning serta tarian hegongnya.

Ada pula kelompok mahasiswa pecinta alam Unipa (Universitas Nusa Nipa) Maumere yang baru saja mengibarkan bendera raksasa di puncak Gunung Egon. Pengibaran bendera merah putih dilakukan bersama mahasiswa asal Maumere yang menimba ilmu di Makasar.



Masih banyak atraksi dan gaya yang menarik. Jika diceritakan disini, sungguh panjang dipaparkan.

Terlepas dari semua keceriaan dan gaya yang diperagakan, karnaval kemerdekaan kali ini menunai kritik. Persoalan lokasi start yang berpindah dari depan kantor bupati lama ke jalan depan Kantor Pos dan Giro dikeluhkan. Jadwal start yang tak diketahui dengan tepat oleh peserta sehingga datang ke lokasi jelang siang, padahal start awal pukul 15.00. Akhirnya kepanasan dan lelah menunggu. Bahkan ada salah satu pelajar yang pingsan, padahal baru berjalan 100 meter dari garis start.



Karnaval kali ini didominasi pejalan kaki. Tak ada mobil atau kendaraan motor yang dihias sedemikian rupa dengan bentuk menarik. Tak ada pula kelompok dari SKPD Pemkab Sikka, entah kenapa PNS lingkup Setda Sikka tak dilibatkan seperti waktu-waktu lalu. Yang akhirnya terlihat adalah pejalan kaki yang didominasi pelajar dengan deretan pakaian-pakaian adat dan aksi drumband.

Meski begitu warga Maumere tetap senang. Tumpah ruah disemua jalur yang dilewati. Mereka bisa terhibur dan meluangkan waktu melihat kelucuan anak-anak dengan kostum-kostum aneh dan norak. Mengagumi kepiawaian anak-anak menari hegong, bertepuk tangan melihat peragaan aksi beladiri, tersenyum melihat waria yang menghibur, bersorak melihat saudaranya ikut dalam satu rombongan peserta dan terpesona pada musik gong waning. Semuanya tersaji dijalanan. Didepan mata.

Maumere pun macet. Macet sekiatr 4 jam. Tapi semua rela. Ini kejadian sekali setahun dan menghibur. Merdeka!

Yang masih antri di dalam Lapangan Kota Baru sebelum ke garis start, kepanasan..

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Friday, August 19 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---