Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Thursday 3 February 2011

Fenomena Bunuh Diri di Kabupaten Sikka

Dalam bulan Januari 2011, tiga kasus bunuh diri dan satu kasus percobaan bunuh diri menggemparkan warga Kabupaten Sikka. Tiga kasus bunuh diri tersebut dilakukan oleh Frans Kalitus (39) yang berdomisili di Desa Waigete, Kecamatan Waigete, Sebastianus Nong (25) yang berdomisili di Jalan Brai Kelurahan Wai Oti dan Denis Keupung warga Misir, Kelurahan Madawat Maumere. Satu kasus percobaan bunuh diri terjadi pada Steri Ukude (23), warga Sorong. Fenomena orang bunuh diri terus terjadi didaerah ini. Ada apa dan kenapa fenomena ini terjadi di Kabupaten Sikka? Berikut ini tentang bunuh diri dari aspek persepektif psikologis dikupas oleh M.K Yosepha, Konselor RSUD dr.Tc Hillers Maumere, dan staf pengajar Fakultas Psikologi Univesitas Nusa Nipa Maumere. Yosepha mengatakan pada Januari ada 3 kasus bunuh diri dan satu kasus percobaan bunuh diri terjadi di Kabupaten Sikka. Ia menjelaskan, bunuh diri upaya agresif yang dilakukan seseorang untuk mengakhiri hidupnya.


Dalam situasi itu, kondisi psikis seseorang sangat abstrak, bisa diilustrasikan bagai sebuah bejana. Jika selalu diisikan air tanpa airnya disalurkan, maka bejana akan penuh. Sama halnya dengan kondisi psikis seseorang yang dihinggapi permasalahan hidup yang kompleks tanpa ada rasa penyelesaian yang tepat dan baik, maka akan berakhir dengan stress dan depresi.

Kondisi psikologis seperti inilah, menurut Yosepha, menjadi dasar pilihan seseorang untuk menyelesaikan masalah secara tidak normal. Seperti halnya untuk orang yang melakukan bunuh diri. Menurut hasil penelitian, tutur Yosepha, terdapat hubungan bunuh diri dan diagnosis psikiatrik dengan adanya tanda-tanda seperti gangguan dan ciri kepribadian historik, stres psikososial berat, fungsi adaptif tertinggi pada tahun terakhir penyalagunaan obat dan alkohol.

Ia menjelaskan faktor pencetis orang bunuh diri berupa amsalah pernikahan dan permalsalahan hidup lainnya pada orang yang melakukan bunuh diri.

Dipaparkannya, terkait tiga kasus bunuh diri dan satu kasus percobaan bunuh diri di Sikka pada Januari 2011, maka dapat diasumsikan bahwa terdapat kegagalan pada tiga korban bunuh diri dalam menyelesaikan masalah hidup mereka.

Hal ini juga karena kepribadian yang introvert, penerimaan diri yang negatip atas kondisi fisik dan penyakit yang diderita, adanya riwayat gangguan jiwa. Sedangkan faktor pencetusnya, antara lain masalah sosial, ekonomi dan budaya setempat.(Flores Star)

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Thursday, February 03 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---