Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday, 18 October 2010

Entete Voice, Suara merdu Orang NTT..

Konser Solidaritas bagi HUT RS. Lela

Puluhan pasang mata tak berkedip. Tepuk tangan dan sorak riuh disetiap lagu membahana di Aula Hotel Silvia, Kamis (14/10/2010). Mendung pekat dan hawa dingin terusir perlahan. Suasana bertambah hangat ketika grup band akustik Entete Voice memperdengarkan beberapa lagu bergaya oldies, samba, rock & roll, acapela maupun country. Kehangatan kian menjadi-jadi. Entete Voice yang hadir tanpa gitaris Andry Bait melakukan kolabosari bersama penyanyi yang pernah menguasai panggung festival di Jawa Timur, Kons Lamak. Lagu When I need You menjadi kian sempurna dan lengkap menghibur undangan dan pecintanya. Tampil dengan suara khas, Entete Voice mampu membuat penonton terkesima. Seolah-olah terhinoptis. Kualitas musik dan suara mereka memang sudah pantas untuk ke jenjang internasional. Selain memukau mereka pun tampil profesional.

Kehadiran kelompok musik akustik asal Kota Malang ini rupanya mampu menghapus dahaga para penikmat musik di Kota Maumere. Apalagi anak-anak Entete ini benar-benar tampil all out. Meski undangan yang datang tak begitu banyak, tak menyurutkan semangat para musisi yang berasal dari berbagai daerah di NTT ini untuk menyajikan musik berkualitas lewat aksi dan suara merdu mereka.

Selain menyambangi daerah kelahiran, kedatangan Entete Voice juga dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Rumah Sakit Lela ke-80, sebuah rumah sakit yang berada di Kabupten Sikka, Flores. Penampilan mereka juga sebagai wujud nyata dan aksi solidaritas bagi sesama. Dalam konser bertajuk 'Dalam Semangat Solidaritas bersama Entete Voice dan R.S.Elisabeth Lela Kita Melayani dengan Cinta untuk Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Sikka yang Sehat dan Sejahtera" Entete Voice mengadakan penggalangan dana dalam Sesion Lelang Lagu.

Hadir dalam acara itu, Sekda Kabupaten Sikka Sipri da Costa, sejumlah tokoh masyarakat, para pastor dan pendeta, Direktur RS Lela dan lain-lain. Hadir pula para undangan dan pecinta Entete Voice Kota Maumere.

Dua lagu rohani diawal konser menjadi hadiah manis bagi penonton. Begitu pula dibeberapa nomor lainnya seperti Ofalangga (daerah Rote), Mana Lolobanda, Hard To Say I’m Sorry, dan beberapa nomor cantik lainnya.

Selain berduet bersama Kons Lamak, Entete Voice berkolaborasi pula dengan penyanyi top asal Maumere Yeni Kabupung. Dalam lagu Long Train Run penampilan mereka dihadiahi tepuk tangan meriah.

*************************************************************************************
Rumah Sakit Lela Maumere sekarang ini memilki 100 tempat tidur dan berdiri diatas lahan seluas 39,293 m persegi, kini genap berusia 80 Tahun. Rumah Sakit swasta berkualitas didaratan Flores saat kelahiran pertamanya menjadi satu-satunya penolong bagi semua penderita dan pasien. Rumah Sakit Lela beralamat di Desa Lela, kecamatan Lela, Kabupaten Sikka. Kini bernaung dibawah Yayasan St Lukas Keuskupan Maumere. Dan dr. J. Aliandu, SpB menjadi Direktur Rs. Lela saat ini.
*************************************************************************************

Kehadiran Entete Voice di Maumere adalah yang ketiga kalinya. Meski Andry, gitaris kelahiran Maumere hengkang tapi peforma Entete Voice tetap luarbiasa dan kompak. Ketika Andry memilih out, Entete Voice langsung menarik Yohan Wongkar, gitaris berdarah Manado beristrikan gadis asal Sabu, NTT.

“Tapi Yohan tak bisa berlama-lama karena ada satu dan lain hal, jadi kami harus menemukan satu gitaris lagi untuk menggantikan Yohan,” ujar Darwin, vokalis Entete Voice.

Entete Voice akhirnya menemukan bakat dan talenta dalam diri Ramlan. Lelaki asal Manggarai, Flores ini ditemukan saat Entete Voice melakukan konser di Kota Bajawa, Flores. Tak menunggu lama, Ramlan akhirnya ditarik dan menjadi anggota tetap. Saat tour de Flores, terlihat Yohan dan Ramlan bergantian memanasi panggung pertunjukkan.

“Tak usah diragukan, keduanya pantas untuk bermain bagi Entete Voice,” ujar Hendra da Gomez, penggemar berat Entete Voice Malang.

Saat ini Entete Voice, kelompok musik anak-anak NTT yang terbentuk di Kota Malang bermain di hotel berbintang 5 Sheraton Hotel Surabaya. Grup musik yang lahir dari ngamen lesehan di Kota Malang ini pun dipercaya untuk penggarapan dan arensemen lagu-lagu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI. Menurut rencana, album tersebut akan diedarkan pada tahun 2011.

Dengan hengkangnya Andry, Entete Voice kini tampil dengan satu wajah baru yakni Ramlan. Sedang formasi lainnya tetap sama. Pada vocal sekaligus percusion diisi DARWIN MUSKANAN dan WELLY SAMMY, ARDI Vocal / Bass Guitar, YANNY NDURU Vocal / Rhytm Guitar, YUDI HERLAMBANG Drums / Percusion, dan RAMLAN Vocal / Lead Guitar.
Rencanya pada Maret 2011 Entete Voice akan tampil di Indonesian Food Festival yang diadakan di Kota Melbourne, Australia.

Konser Solidaritas untuk RS. Lela sebenarnya berlangsung dua hari. Sayang akibat kurang profesionalnya kerja teknisi sound di lapangan, akhirnya konser di Gelora Samador terpaksa dibatalkan.

"Benar-benar mengecewakan. Satu hal buruk, bahwa Maumere selalu saja tertinggal dan masih kolot dalam menggelar sebuah event musik," ujar salah satu pengunjung yang kecewa.

Tapi sekali musisi tetap musisi. Meski batal di Samador, Entete Voice tetap menggelar penampilan kecil-kecilan bagi beberapa pecintanya di Hotel Silvia Maumere. Selain Entete Voice, group vokal asal Kota Larantuka, Romeo dan penyanyi setempat Onya turut serta memeriahkan malam terakhir Entete Voice di Maumere.

Dalam kariernya, Entete Voice telah menyinggahi banyak tempat dan malang melintang disejumlah hotel berbintang di Jawa dan Bali. Mereka pernah pula bermain disejumlah negara seperti Singapura, Malaysia, China, Belanda dan Australia. Presiden SBY pernah terpesona ketika Entete Voice tampil dihadapan para petinggi negara. Lagu Bolelebo adalah permintaan SBY untuk dinyayikan Entete Voice. Tak ketinggalan SBY ikut serta bernyanyi dalam iringan Entete Voice.

Entete Voice feat Kons Lamak & Yeni Kabupung


Ketika tampil bersama juara Australia Idol di Darwin Festival, Australia

entete voice, formasi awal '92 (ki-ka:Robby,Andrie,Darwin,Umbu


eNTeTe Voice - THERE GOES MY EVERYTHING (Malang TV 2004)


Bergabung di Facebook Entete Voice

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Dua TKI NTT Bebas Dari Hukuman Mati

Dua TKI asal NTT termasuk dari sembilan TKI yang berhasil dibebaskan dari hukuman gantung mati oleh Pengadilan Tinggi Malaysia.
Sembilan WNI yang bebas dari ancaman hukuman gantung sampai mati adalah Ongkun Majin dan Jepri bin Anggut asal Kalimantan Barat; Maxy Tefa dan Martin Muslim asal Nusa Tenggara Timur (NTT); Joko Subarjo dan Suseno Misri asal Jawa Timur; Mugi Widodo asal Jawa Tengah; serta Kamaruddin Khadapi dan Elis binti Halif asal Sulawesi Selatan.

Sebelumnya, Pemerintah Malaysia akhirnya mengampuni Elis binti Halif, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Banteang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Elis dibebaskan dari hukuman mati oleh Pengadilan Tinggi Wilayah Limbang, Serawak, Malaysia, setelah didakwa dalam kasus pembunuhan atas suaminya, Asman Rada, di rumahnya pada 20 Mei 2009.

"Pengadilan telah menjatuhkan putusan bebas murni terhadap ibu 4 anak ini dari ancaman hukuman gantung sampai mati," kata Konsul Jenderal RI di Kuching, Sarawak, Rafail Walangitan dalam surat keterangan resmi, Sabtu (16/10).

Dalam suratnya Nomor BB 341/Kuching/X/2010 tanggal 4 Oktober 2010, KJRI Kuching menyebut bahwa Elis didakwa atas tuduhan pembunuhan dan ditahan sejak 3 Juni 2009. Tiga di antara empat anak Elis telah dipulangkan ke kampung halamannya oleh KJRI Kuching" atas fasilitas Kemenlu, Kemensos, dan Pemkab Bantaeng. "Seorang anaknya" bernama Muhammad Nurisman lahir di penjara pada Januari 2010 ketika Elis Binti Halif masih dalam proses peradilan," tutur Rafail Dengan bebasnya Elis, KJRI Kuching berhasil membebaskan sembilan WNI yang diadili di dana dari ancaman hukuman gantung.

Kini KJRI Kuching tengah berupaya membebaskan dua WNI di Sarawak yang masih terancam hukuman mati. Yakni, Edi Saputra karena kasus pembunuhan, serta Darsono karena kasus kepemilikan dan pengedaran narkotika serta obat-obat terlarang.

Pembebasan Elis binti Halif ini, menurut KJRI Kuching, bisa terjadi karena sejak pertama dipelajari kasusnya sangat lemah. Setelah diputus bebas, kini Elis dan putranya berada di penampungan KJRI Kuching untuk menunggu proses pemulangan ke kampung halamannya. (zul/dwi/jpnn)
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Monday, October 18 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---