Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday 25 October 2010

Dua Belas Jenazah Telah Diketahui Indentitasnya, Sebelas Dibawa pulang

Duka Cita Eka, Putri Tunggal di Tinggal Ayah dan Ibunya..

Tak ada yang bisa membendung jika sang empunya hidup telah menginginkannya. Itu pula yang terjadi dengan ke-12 jenazah. Kematian tragis telah memisahkan mereka dengan saudara-saudari terkasih. Air mata rela, air mata tak rela menyatu dalam waktu yang mengalir. Ada satu keinginan agar jenazah secepatnya disemayamkan, karena proses indentifikasi korban telah usai. Tapi tidak untuk pagi ini. Keluarga korban tetap meminta karena jenazah belum diijinkan untuk dibawah pulang. Di depan ratusan pasang mata yang melihat, keluarga dari Pogon dan Aibura bahkan mengancam akan mengambil paksa jenasah jika tak ada kepastian waktu. Waktu makin mengalir, keluarga korban tetap menuntut. Tapi tak berbuntut hal-hal negatif. Semua marah dalam kesabaran. Polisi dan tentara, berjaga-jaga di sekitar kamar jenazah.

Protes dari keluarga korban juga terkait kebijakan Pemkab Sikka yang menurut mereka bergerak lamban dan terkesan tak peduli. Romo Yan, asal Talibura, anak dari Matias Mitan yang belum ditemukan, berbicara meminta saudara-saudaranya tak terprovokasi dan tenang menghadapi situasi. Jenasah akan segera dibawah pulang keluarga.

Dua belas jenazah yang berada dikamar mayat RS. TC Hillers Maumere akhirnya bisa diindentifikasi namanya. Usai indentifikasi nama, jenazah-jenazah tersebut dipersilakan untuk bawah pulang oleh keluarga. Wakil Bupati Wera Damianus, Romo Sil, dr. Asep Purnama mendampingi prosesi tersebut hingga usai. Polisi yang diperbantukan bersama para perawat dari RS. Hillers siaga bekerja keras sepanjang waktu.

Proses pelepasan jenazah ini berlangsung dari sekitar pukul 9.30 hingga pukul 13.00. Kamar jenazah sampai mengeluarkan bau yang menyengat. Keadaan jenazah didalam sungguh mengenaskan. Wajah asli sudah tak terlihat lagi, daging terlepas dari tulang. Bahkan ada isi perut yang keluar. Mata yang tak biasa akan tak bisa menerima. Mayat-mayat tersebut bahkan ada yang membengkak hingga menjadi besar. Karena sudah membesar, tempat peti pun dibuat menjadi sangat besar dan lebar. Tidak seperti peti jenazah lainnya. Bahkan saking besarnya, hingga tak bisa dimuat di ambulans, karena itu diganti dengan menggunakan truk.


Ke-12 jenazah tersebut adalah :
1. Anjelina Anggelas

2. Yohanis Bulianto

3. Agustina Wio

4. Rudolfus Kori, SH

5. Theresia Neti

6. Maria Novianti

7. Paulina Pisen

8. Maria Piada

9. Maria Ermlinda

10. Tekla Bolor

11. Kristina Sunjila

12. Philipus Api

Ke-12 jenazah tersebut sebagian besar berasal dari Desa Pogon, Kloangrotat dan Aibura. Dari daftar 12 nama tersebut, hanya Yohanis Bulianto yang masih berada dikamar jenazah sampai berita ini dinaikan. Hal ini dilakukan karena keluarganya meminta evakuasi ke kampung halaman Aibura hingga ditemukan ayahnya Matias Mitan. Matias Mitan adalah ayah dari Romo Yan, seorang imam asal Biket, Aibura yang mengabdi di Palu’e dan kakak dari Yohanis Bulianto. Saat kecelakaan Romo tak ikut serta, Sam adiknya yang lain, selamat dari peristiwa tersebut.

Sampai dengan saat ini, pencarian oleh Tim SAR, POL AIR, nelayan setempat, dan tim penolong lainnya terus berlangsung, masih ada 10 korban yang hilang. Dari Posko bencana kemarin dilaporkan 17 korban ditemukan. Namun mayat yang dibawah berjumlah 12 orang. Informasi lain menyebutkan 5 korban lain masih tertahan di Palu’e. Sampai dengan pukul 14.00 belum ada kabar terkait korban baru ditemukan.

Papa, Mama..Eka Pingin Jadi Dokter...
Jenazah Rudolfus Kori dan istrinya Theresia Neti dikuburkan dalam satu liang. Kedua peti tersebut ditempatkan sedemikian rupa dengan posisi menempel, seperti ingin mengatakan “kami bersama hingga akhir hayat”. Upacara penguburan berlangsung di tempat Pemakaman Iligetang, Maumere. Sejumlah keluarga dan handai taulan turut mengantar kepergian kedua pasangan suami istri asal Beru berdarah Koting, Kabupaten Sikka ini dengan kesedihan yang luar biasa. Mereka tak pernah menyangka, pasangan yang dikenal cukup ramah ini harus pergi secara tragis. Almahrum Rudolfus Kori dan istrinya meninggalkan satu orang putri bernama Eka, siswa kelas IIIa SMPK Virgo Videlis Maumere.

Eka yang mengenakan pakaian dan kerudung hitam, menangis histeris sepanjang upacara pemakaman. Dalam pelukan tante dan saudari-saudarinya ia terus berteriak dalam isakan.
“Bapa dan mama suruh saya belajar rajin agar jadi dokter, saya sudah belajar rajin tapi kenapa bapa dan mama harus pergi meninggalkan saya?” isak Eka. “Bapa... mama....siapa yang biaya Eka sekolah lagi..? Bapa Eka takut sendiri..mamaaaa....” Eka terus menangis, Eka terus meratapi nasibnya.

Diantara pelayat yang hadir, ada teman-teman sekolah Eka dari SMPK Virgo Videlis bersama gurunya. Satu siswa mengatakan, mereka adalah teman sekelas Eka. Ia juga mengatakan SMPK Vivi turut berbela sungkawa atas kematian kedua orang tua Eka.

Rudolfus Kori dan istrinya Theresia Neti adalah Om dan Tanta dari Thomas Aquino alias Tommy. Ketiganya bersama-sama menuju Palu’e untuk tabisan Imam. Hingga saat ini ponakan mereka Tomy belum diketahui nasibnya bersama 9 korban lainnya.


Selamat Jalan dalam Damai dan Kasih...GBU
WWW.INIMAUMERE.COM
Selengkapnya...

Dua Belas Jenazah Telah di Evakuasi

10 Korban Lainnya Hari Ini


Dua belas (12) Jenazah sampai dengan saat ini Senin (25/10/2010) pukul 02.00 dinihari telah berada di kamar mayat RS. TC Hillers Maumere. Kedua belas jenazah tersebut telah diindentifikasi oleh tim dokter dari Polda NTT dan Polres Sikka. Ke-12 jenazah tersebut dibawah dari Pantai Ndondo Kabupaten Ende dan tiba sekitar pukul 21.00, Minggu (24/10/2010). Kedatangan jenazah tersebut langsung dikerubuti oleh keluarga korban. Sebelum melakukan indentifikasi, keluarga korban dipersilakan untuk melihat dan mengenali jenazah. Namun, ada beberapa yang tak bisa lagi mengenali jenazah. Kedaan jenazah tak mudah untuk segera diketahui. "Saya punya keluarga ada 7 orang dan saya tak bisa mengenali mereka...,” teriak Susanty histeris. Ia menangis tersedu-sedu. Bukan hanya Susanti, beberapa keluarga korban lainnya juga demikian. Langkah selanjutnya tim dokter meminta keluarga korban agar mengenali ciri-ciri fisik khusus yang terdapat pada korban.

Untuk mempermudah, keluarga korban dipersilakan memberikan data-data khusus dan lainnya pada posko yang telah disiapkan. Wakil Bupati Wera Damianus terlihat berada di kamar jenazah dan berkoordinasi dengan beberapa dokter. Didalam ruangan tersebut terbujur 12 jenazah yang terbungkus dalam kantung jenazah.

Sampai dengan dini hari ini memang baru 12 jenazah yang telah di evakuasi. 10 jenasah lainnya masih dalam proses pencarian di lokasi yang telah diketahui. Dikabarkan pagi ini ke 10 jenazah tersebut siap di evakuasi ke Maumere.

***
Keluarga korban khususnya yang berasal dari Desa Pogon dan Aibura merasa kecewa dengan perhatian Pemkab Sikka yang menurut mereka kurang peduli dengan bencana ini. Petrus Pare, salah seorang keluarga korban secara terang-terangan menyatakan kekecewaan tersebut. Dari Pogon dan Aibura, ada 15 korban hilang.

“Dimanakah pejabat kita? Kenapa disaat evakuasi baru muncul didepan kami?” ujar Petrus. “Kami warga Pogon dan Aibura mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemkab Ende terutama Bupati dan warganya. Saya melihat sendiri dan merasakan perhatian tulus mereka kepada kami selama peristiwa ini” ujarnya.

Selama peristiwa ini keluarga korban yang berasal dari desa-desa nun jauh di luar Kota Maumere terpaksa berada dihalaman rumah sakit sepanjang hari, jika malam mereka tidur seadanya. Bantuan makan dan minum hanya didapatkan dari kepedulian Suster-suster Sang Timur, yang berada didepan rumah sakit.

Dari desa Pogon dan Aibura telah terindentifikasi 8 dari 15 warga mereka yang hilang, yakni Tekla, Marlin, Agus, Angge dari Desa Pogon, Kloang Rotat dan dari Desa Aibura masing -masing bernama Nori, Lipus Sapi, Buli dan Paulina Pishen.
Sedangkan jenazah lain diluar Desa Pogon dan Aibura masih dalam proses indentifikasi.

Dikabarkan hari ini, Senin (25/10/2010) Gubernur Frans Lebu Raya dan Kapolda NTT akan ke Maumere.

Sebelumnya inimaumere.com menulis salah satu jenazah dari dua jenazah pertama yang dibawah ke RS.Hillres Maumere bernama Mathias Mitan (70), informasi ini didapat dari kamar jenazah. Namun saat keluarga yakni Romo Yan (anak dari Matias Mitan) melakukan pengecekan ternyata korban bukanlah ayahnya. Artinya, ayah dari Romo Yan sampai dengan saat ini masih dalam pencarian.

foto-foto...

Lensa Kamera inimaumere.com di kamar jenazah RS. Hillers





halaman UGD jadi ruang tidur (01.00 wita)..
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Monday, October 25 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---