Hasil UN SMA/MA NTT Nasional
Menjelang pengumuman kelulusan siswa SMA dan MA tahun ajaran 2010/2011, Kemendiknas merilis data kelulusan Ujian Nasional (UN) para siswa di seluruh Indonesia. Tercatat sebanyak 1.450.498 siswa atau sekitar 99,22 persen setingkat SMA dan MA dinyatakan lulus UN dari total 1.461.941 siswa. Sementara jumlah siswa yang dinyatakan gagal dalam UN sebanyak 11.443 siswa.
Menurut Mendiknas Mohammad Nuh, tingkat kelulusan tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun lalu. "Tahun 2010 jumlah siswa SMA/MA yang lulus sebanyak 1.368.938 anak atau sekitar 89,93 persen.
Jumlah siswa yang tidak lulus juga mengalami penurunan, tahun kemarin yang tidak lulus mencapai 153.257 siswa atau sekitar 10,07 persen," papar Nuh, dalam konferensi pers di ruang sidang, gedung Kemendiknas, Jumat (13/5).
Menurut Mendiknas Mohammad Nuh, tingkat kelulusan tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun lalu. "Tahun 2010 jumlah siswa SMA/MA yang lulus sebanyak 1.368.938 anak atau sekitar 89,93 persen.
Jumlah siswa yang tidak lulus juga mengalami penurunan, tahun kemarin yang tidak lulus mencapai 153.257 siswa atau sekitar 10,07 persen," papar Nuh, dalam konferensi pers di ruang sidang, gedung Kemendiknas, Jumat (13/5).
Nuh melanjutkan, terkait peringkat kelulusan UN, provinsi Bali meraih ranking tertinggi dengan rerata nilai UN 8,31. Sementara posisi paling buncit diduduki Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan nilai rerata UN hanya 6,13.
Sementara Provinsi Jawa Timur berada di posisi lima dengan rerata nilai UN 7,86, sedangkan Provinsi Sumatra Utara berada di peringkat dua. Provinsi DKI berada di posisi ketiga belas berada di bawah Provinsi Maluku. Meski tingkat kelulusan mengalami peningkatan, mantan Rektor ITS tersebut menyatakan masih ada sekolah yang keseluruhan siswanya tidak lulus.
Total ada lima SMA yang seratus persen siswanya dinyatakan gagal dalam UN. Kelima sekolah tersebut tersebar di DKI Jakarta dengan jumlah siswa tidak lulus sebanyak tujuh orang, Simeulue, Aceh (26 siswa), Jambi (2 siswa), Kian Darat, Maluku (48 siswa), Urei Fasei, Papua (64).
"Ini satu sekolah solider semua siswanya. Jadi satu tidak lulus, yang lain juga ikutan," canda Nuh tanpa mau menyebutkan nama-nama sekolah tersebut. Nuh memaparkan, saat ini, nilai UN para siswa tersebut dalam proses pengiriman ke sekolah masing-masing.
Hasil nilai UN tersebut akan dibahas dalam rapat bersama di setiap satuan pendidikan. Karena itu, hasil UN belum menjamin kelulusan seseorang. "Lulus UN belum tentu lulus sekolah. Tiap satuan pendidikan masih akan melihat beberapa hal.
Misalnya semua program sudah diikuti, apakah berkepribadian baik dan berakhlak mulia serta ujian nyanyi atau muatan lokal lainnya lulus atau tidak," jelasnya. Sementara itu, untuk hasil kelulusan UN para siswa SMK, sebanyak 938.043 siswa dari total 942.698 siswa.
Sementara jumlah siswa yang tidak lulus mencapai 4.655 siswa. Tingkat kelulusan siswa SMK paling tinggi berada di Provinsi Sumatra Utara, sedangkan tingkat kelulusan terendah berada di provinsi Sulawesi Tenggara. Menurut rencana pengumuman kelulusan akan dilakukan di masing-masing sekolah, pekan depan.
Nuh menjanjikan usai pengumuman kelulusan, pihaknya akan segera menganalisis hasil kelulusan, terkait tingkat kelulusan, hingga tingkat kesulitan soal. "Minggu depan kita lakukan depth analysis. Kita lihat semua, tujuan dari UN kan sebagai peta untuk lakukan perbaikan. Jadi nanti dievaluasi apakah bertambah baik, kalau berubah dimananya," imbuhnya.
NTT Kembali Jadi Juru Kunci
Komentar Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) NTT, Thobias Uly bahwa pihaknya optimistis kalau persentase Ujian Nasional (UN) SMA/MA dan SMK tahun ini meningkat dibanding tahun 2010 lalu memang terwujud.
Hanya sayang, peningkatan itu tak mampu mengangkat prestasi NTT dari posisi juru kunci dalam pelaksanaan UN tahun ini. Provinsi NTT yang dipimpin duet Frans Lebu Raya dan Esthon L. Foenay kembali menempati peringkat ke-33 dari 33 provinsi di Indonesia untuk jumlah peserta UN SMA/MA terbanyak tidak lulus.
Ini merupakan ulangan prestasi yang diraih NTT pada UN tahun 2010 lalu, dimana NTT menjadi juru kunci karena setengah lebih dari jumlah peserta UN-nya tidak lulus. Sekadar mengingatkan, tahun 2010 lalu, peserta UN SMA/MA NTT berjumlah 35.201.
Dari jumlah itu, hanya 16.868 siswa (47,59 persen) yang lulus, sedangkan sisanya 18.333 siswa (52,08 persen) tidak lulus. Meski demikian, presetasi kelulusan tahun jauh lebih baik dibanding tahun lalu.
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), sebagaimana disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Muhammad Nuh dalam jumpa pers di Gedung Kemendiknas, Jumat (13/5) petang, jumlah peserta UN SMA NTT tahun ini adalah 32.532 siswa.
Dari jumlah ini, hanya 1.813 siswa (5,57 persen) yang tidak lulus. Artinya 30.719 siswa (94,43 persen) dinyatakan lulus UN tahun ini. Peringkat pertama dengan kelulusan UN terbaik diraih provinsi Bali (tidak lulus 0,04 persen), diikuti Jabar (tidak lulus 0,08 persen), dan Provinsi Sulut (tidak lulus 0,09 persen) diurutan tiga.
Sementara urutan tiga terbawah berturut-turut adalah NTT (5,57 persen tidak lulus), Babel (4,14 persen tidak lulus) dan Kalteng (4 persen tidak lulus). Nuh mengatakan, jika dilihat berdasarkan komposisi jumlah sekolah peserta UN SMA/MA yang jumlahnya 16.835 sekolah, maka sekolah yang persentase kelulusannya 100 persen sebanyak 14.131 sekolah (83,94 persen.
"Ini mengalami peningkatan, karena jumlah sekolah yang nol persen kelulusannya hanya lima sekolah, lulus dibawah 25 persen 15 sekolah, antara 25 persen sampai 50 persen 46 sekolah, diatas 50 persen sampai 75 persen 155 sekolah, diatas 75 persen sampai 90 persen 396 sekolah, dan antara 90 persen sampai 100 persen 2.084 sekolah," ungkap M. Nuh.
Untuk perhitungan Rerata Nilai Akhir (hasil penggabungan antara Nilai UN dan Nilai Sekolah), provinsi Bali menempati peringkat pertama, sedangkan NTT diposisi juru kunci. Untuk Rerata Akhir Provinsi Bali nilainya siswanya 8,40 (Rerata Nilai UN = 8,31; Rerata NS = 8,51), sedangkan NTT Rerata Akhir adalah 6,87 (Rerata Nilai UN = 6,13; Rerata NS = 7,97).
Sementara untuk Rerata Akhir Nasional adalah 7,81; Rerata Nilai UN Nasional 7,60, dan Rerata Nasional Nilai Sekolah (NS) adalah 8,11. Mendiknas menyebutkan, secara nasional, jumlah peserta UN tahun ini sebanyak 1.461.941 siswa.
Siswa yang dinyatakan lulus berjumlah 1.450.498 orang (99,22 persen). Sedangkan jumlah siswa yang tidak lulus 11.443 orang (0,78). "Jika dibanding tahun 2010 lalu, kelulusan tahun ini mengalami peningkatan.
Tahun lalu persentase kelulusan 99,04 persen, tahun ini naik menjadi 99,22 persen," ungkap Mendiknas. M. Nuh menyebutkan, peserta UN SMA/MA yang mendaftar tahun ini berjumlah 1.476.575, yang memasukkan Nilai Sekolah 1.467.058 (99,36 persen); tidak memasukkan 9.517 (0,64 persen).
Yang mengikuti UN 1.461.941 (99,65 persen), tidak ikut UN 5.117 (0,35 persen). Yang mengikuti UN dan lulus 1.450.498 (99,22 persen); tidak lulus 11.443 (0,78 persen). Sedangkan kelulusan SMK, secara nasional, total peserta 942.698 siswa (sekolah peserta 8.074).
Jumlah peserta yang lulus 938.043 (99,51 persen), tidak lulus 4.655 (0,49 persen). Untuk NTT, kelulusannya sedikit lebih baik dibanding kelulusan SMA/MA. Dari 33 provinsi di Indonesia, NTT berada diurutan 30 di atas NAD, Kalbar dan Sulteng yang menempati peringkat tiga terakhir dengan jumlah ketidaklulusan siswa tertinggi.
Jumlah peserta UN SMK NTT 12.624, jumlah tidak lulus 450 siswa (3,56 persen). Urutan terakhir ditempati Sulteng (4,83 persen), sedangkan peringkat teratas dengan jumlah kelulusan tertinggi ditempati provinsi Sumsel dimana hanya lima siswa yang tak lulus (0,03 persen) dari total peserta 18.553 siswa.
Sementara provinsi Bali diurutan kedua dengan jumlah siswa tak lulus 10 orang (0,05 persen) dari total siswa 18.282 siswa. Untuk Kabupaten di NTT, terdapat tujuh kabupaten yang siswa SMK-nya lulus 100 persen.
Tujuh kabupaten itu adalah Manggarai Timur (64 siswa), Sumba Barat Daya (748), Sumba Tengah (107), Rote Ndao (231), Sumba Barat (416), Manggarai (872), dan TTU (405). Sementara persentase ketidaklulusan tertinggi SMK di NTT ditempati Sabu Raijua dimana 72 dari 114 peserta UN tidak lulus (63,16 persen).
Terhadap keseluruhan hasil kelulusan ini, Mendiknas M. Nuh berjanji segera menyampaikan hasil analisis mendalam atas penyebab ketidaklulusan siswa ditiap daerah. "Insya Allah minggu depan kami akan menyampaikan analisis mendalam penyebab ketidaklulusan siswa di tiap-tiap daerah," kata Mendiknas, M. Nuh.
Terkait banyaknya daerah yang ditemukan siswanya tidak lulus, Mendiknas rupanya memahami berbagai persoalan yang dialami daerah. Karena itu, dalam penjelasannya kemarin (13/5), Mendiknas mengatakan bahwa, daerah-daerah yang banyak ditemukan siswa tidak lulus tidak akan diberikan 'shock theraphy' seperti penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
"Semata-mata (Ketidaklulusan siswa, Red) bukan kesalahan di sekolah saja. Persoalannya kompleks, makanya tidak bisa melakukan shock theraphy. Beda dengan BOS yang betul-betul merupakan kesalahan input," jelasnya.
Dikatakan, hasil kelulusan ini akan menjadi peta kondisi pendidikan di Indonesia. Tujuannya untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke depan. Sebagai contoh, di Kabupaten Ende, NTT, misalnya akan dianalisis lebih jauh lagi mengapa tingkat ketidaklulusannya tinggi, dimana mencapai 21 persen.
Tahun lalu NTT merupakan daerah yang paling banyak ditemukan siswa tidak lulus. Meski demikian, Nuh mengungkapkan, hal ini tidak mencerminkan bahwa pendidikan di daerah tersebut menurun. "Sebenarnya sudah berkurang dibanding tahun lalu," pungkas Nuh. (ken/jpnn/aln/fmc)