Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Saturday 5 November 2011

Direktur N7W: Ada Pejabat RI Tersinggung

Tanpa N7W, Pemerintah Dukung Kampanye JK
Direktur New7Wonders, Jean Paul de La Fuente, menduga polemik di Indonesia terkait keikutsertaan Komodo dalam kompetisi 7 keajaiban dunia, berawal dari ulah salah seorang pejabat pemerintah Indonesia yang merasa tersinggung.
“Pejabat pemerintah itu tidak terima Indonesia dihapus dari daftar penyelenggara Malam Deklarasi Kemenangan New7Wonders. Setelah kami coret, dia menyerang kami. Secara ego, sepertinya dia tersinggung,” kata Paul dalam telekonferensi via Skype dengan para jurnalis Indonesia di Aula Kantor Pusat PMI, Jumat 4 November 2011.
Padahal, lanjut Paul, pejabat itu sebelumnya juga pernah bekerja sama dengan N7W. “Pejabat itu adalah orang yang sama, yang selama dua tahun pernah bekerja sama baik dengan kami. Tapi setelah Indonesia dicoret, dia menyerang kami,” ujar Paul lagi.
Paul menduga, ada upaya dari pejabat pemerintah terkait untuk melakukan aksi balas dendam terhadap N7W. “Pejabat itu bahkan menyewa pengacara di Swiss dengan biaya sangat mahal. Apakah ini cara yang benar untuk menggunakan uang rakyat,” kata Paul balas bertanya.


Indonesia dihapus dari daftar penyelenggara Malam Deklarasi Kemenangan New7Wonders, setelah menolak membayar sejumlah uang yang disyaratkan N7W untuk menggelar Malam Deklarasi Kemenangan N7W tersebut.

Beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar menjelaskan bahwa hubungan N7W dengan pemerintah RI awalnya tidak bermasalah. “Namun belakangan, kementerian mengetahui bahwa rekam jejak yayasan ini tidak baik,” kata Sapta. (umi/VIVAnews)
-------------------------------------------------------------------------------------
Uang Hasil SMS Komodo Siap Diaudit
JAKARTA,TImex - Polemik Komodo di perhelatan The New 7 Wonders (N7W) terus bergulir. Perdebatan tidak berhenti pada ada tidaknya kantor yayasan N7W yang disebut-sebut milik Bernard Weber itu.

Sindiran nasionalisme buta dan kemana larinya rupiah yang dikirimkan masyarakat melalui vote SMS juga makin kompleks. Tidak mau terus menjadi bulan-bulanan masyarakat yang kontra terhadap cara memenangkan Komodo melalui SMS, tim Pemenangan Komodo pimpinan Emmi Hafild siap bertanggung jawab. Caranya, menjanjikan bahwa SMS yang masuk akan di audit oleh auditor kredibel. "Auditornya yang biasa pegang BUMN," ujar Emmi kemarin (3/11).

Dia memastikan, audit tersebut untuk memupuk kepercayaan terhadap tim pemenangan yang terkikis oleh black campaign. Rencananya, auditor bakal langsung dilakukan setelah 11 November atau setelah pengumuman berlangsung. Namun, sekali lagi dia belum tahu pasti berapa jumlah SMS yang memberikan suara untuk Komodo.

Emmi menjelaskan, melalui pola transparasi itu diharapkan semuanya bisa terbuka. Termasuk tudingan bahwa timnya ikut "memakan" uang SMS yang tarifnya sempat menyentuh Rp 1.000 itu. Dia memastikan tidak bakal ada sepeser rupiah dari SMS yang masuk ke tim. "Yang ada, karena black campaign kami kesulitan mencari sponsor," tuturnya.

Tudingan miring itu memang kerap muncul lantaran aneh jika pengukuhan N7W dilakukan melalui SMS. Sehingga, terkesan penganugerahan yang digagas oleh Bernard Weber itu hanya mengeruk keuntungan dari SMS konten premium.

Apalagi, diawal kemunculan proyek SMS dukungan Komodo itu pulsa yang berkurang adalah Rp 1.000. Berbeda dengan saat ini yang bisa ditekan hingga Rp 1. Bahkan, kabarnya saat masih Rp 1.000 jumlah SMS yang masuk mencapai sejuta. Jika dikalkulasi, maka total duit yang dikeluarkan mencapai Rp 1 milyar.

Emmi menjelaskan, bahwa saat ini pihaknya masih berhutang kepada para content provider. Hilangnya dukungan pemerintah membuat pihaknya harus mencari dana sendiri. Dia mengakui jika pihaknya selama ini mencari dana sendiri dan pengurangan tarif SMS merupakan bagian dari corporate social responsibility (CSR) provider.

Head of Corporate Communication PT XL Axiata Febriati Nadira juga memberikan jaminan itu. Dia mengatakan jika SMS yang dikirimkan pasti diaudit. Terkait apakah biaya SMS Rp 1.000 dan Rp 1 akan masuk ke beberapa pihak, termasuk operator, dia menyangkalnya. "Tidak ada itu," katanya.
Dia lantas menjelaskan, program vote Komodo saat ini dijadikan operator XL sebagai sarana CSR. Tidak lagi membicarakan masalah untung dalam pengiriman SMS tersebut. Kalau pun masih ada operator yang mengenakan biaya Rp 1, menurutnya wajar karena pihak CP membutuhkan biaya untuk sistemnya.

Namun, dia memastikan jika para operator sepakat untuk menekan biaya SMS vote Komodo menjadi sangat rendah. Itu dilakukan supaya jumlah SMS yang memilih hewan purba itu melonjak. Sebab, saat masih berlaku tarif Rp 1.000 peminatnya sangat sedikit. "Begitu Pak Jusuf Kalla menjadi duta dan menurunkan tarif, SMS-nya melonjak," ungkapnya.

Saat masih Rp 1.000, Febriati juga menuturkan tidak seratus persen menjadi keuntungan provider telekomunikasi dan content provider (CP). Digambarkan, biaya per SMS itu digunakan untuk biaya network, biaya komunikasi seperti iklan dan sisanya untuk konservasi Komodo. "Tetapi, sejak 15 Oktober kami sepakat digratiskan demi nasionalisme," jelasnya.
Terpisah, Jusuf Kalla (JK) saat menghadiri wisuda pascasarjana UGM di Jalan Saharjo Jakarta tetap ngotot apa yang dilakukan selama ini benar. Imbauan agar SMS tidak terus dilakukan oleh Dubes Indonesia di Swiss Djoko Susilo tidak dihiraukan. Dia mengatakan kenapa Rp 1 saja diributkan.

Menurut mantan wakil presiden itu, wajar jika CP menarik biaya dari SMS yang dikirimkan masyarakat. Namun, JK mengatakan masyarakat harusnya bisa bersyukur karena biaya yang dikeluarkan saat ini lebih murah. Sayang, saat disinggung kemana larinya uang SMS, dia mengaku tidak tahu. "Kalau ditanyakan kemana Rp 1, tanyakan saja sama operatornya," tukas pria yang juga ketua umum PMI itu.

Dia menjamin, uang hasil SMS yang dikirimkan tidak untuk kepentingan tim pemenangan Komodo. Dia juga menambahkan, masalah ini menjadi pelik karena adanya miskomunikasi.
Dikatakannya, Menbudpar saat Indonesia mendaftarkan Komodo ke N7W, yakni Jero Wacik, tidak mendapat info yang benar dari stafnya. Oleh sebab itu, dia menilai pemerintah terburu-buru menyanggupi menjadi host dan siap membayar USD 10 juta untuk malam final. Namun, ujung-ujungnya pemerintah malah membatalkan.

Di bagian lain, Jero Wacik yang pernah getol mengampanyekan Pulau Komodo sebagai salah satu keajaiban dunia saat masih menjabat sebagai Menbudpar, menyatakan tetap mendukung langkah JK mempromosikan Pulau Komodo. “Pak JK sekarang menjadi dutanya. Saya dukung beliau,” kata Wacik.

Promosi Pulau Komodo, lanjut dia, tetap harus berlanjut meski saat ini ada polemik mengenai keberadaan yayasan N7W. “Promosinya harus jalan terus,” tegas Wacik yang saat ini menjabat menteri ESDM.

Namun di mata pria kelahiran Singaraja, Bali itu, N7W merupakan yayasan yang tidak kredibel. Dengan pertimbangan itu, saat masih menjabat menbudpar, dia pernah menyatakan menarik diri keikutsertaan Indonesia yang diwakili Pulau Komodo dalam kontes keajaiban dunia tersebut.
Pada Desember lalu, pihaknya keberatan jika harus mengeluarkan dana dalam jumlah besar dalam kontes tersebut. Indonesia harus membayar komitmen fee sebesar USD 10 juta. Selain itu, Indonesia yang ditawari sebagai tuan rumah, diperkirakan Indonesia juga masih harus merogoh kocek lagi senilai USD 35 juta. Sehingga total sekitar Rp 450 miliar. “Saya nggak mau,” kata Wacik.

Dengan hitung-hitungan belum tentu menang, nominal tersebut dirasa sangat besar. Sebab, saat itu, dari 28 nominasi tersebut, masih akan di-vote lagi untuk menentukan tujuh keajaiban dunia. “Saya hitung-hitung, layak nggak mengeluarkan Rp 450 miliar untuk promosi menjadi tuan tumah yang belum tentu menang. Kayaknya nggak sampai hati lah,” jelas Wacik, saat itu.
Hal itu lantas membuat Pulau Komodo terancam dicoret dari kontes N7W. Nah, dengan pertimbangan itu, Wacik menilai yayasan tersebut tidak kredibel. Sebab, pemilihan itu tidak ubahnya sebagai bisnis.

Saat itu, Wacik juga tidak risau meski diancam dicoret dari kontes. Sebab, sejak ada pemilihan N7W tersebut, jumlah kunjungan ke Pulau Komodo menunjukkan peningkatan hingga angka 400 persen.
Pakar Komodo Prof Putra Sastrawan berharap polemik SMS bisa segera berakhir. Daripada energi terbuang untuk memperdebatkan N7W, menurutnya bangsa lebih baik langsung mengurusi Komodo kalau memang niat mengurus hewan tersebut. "Selama ini biaya penelitian lebih banyak dari Jepang daripada negeri sendiri," ungkapnya.

Dia juga menyampaikan jika konservasi Komodo sendiri lebih membutuhkan biaya untuk melestarikan mereka. Menurut dia, selembar sertifikat atau plakat yang harus ditebus dengan mengumpulkan SMS tidak terlalu penting bagi kelangsungan hidup yang hanya tinggal 2.500 ekor itu. (dim/wir/fal/kuh/agm/jpnn/imo)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

TENUN NTT, SALAH SATU KEKAYAAN BANGSA

Kerajinan tenun nusa tenggara timur merupakan aset budaya yang luar biasa. Selain sangat beragam motifnya, tapi proses pembuatannyapun tidak mudah dan tidak sembarangan yaitu : melalui proses ritual atau doa sakral, kain tenun NTT bukan sekedar kain biasa, dan kain tersebut memiliki sejarah dan nilai yang tinggi.
Ketika melewati kampung tua As Manuela dikecamatan sasita mean kabupaten Belu, NTT. Misalnya tim beritadaerah bertemu dengan para perajin perempun yang membuat kain tenun dari benang yang dipintal sendiri dari kapas.
Pada era 1990 an kegiatan memintal semacam itu masih kelihatan dimana-mana, terutama saat para gadis dan wanita dewasa pergi-pulang dari pasar. Sambil berjalan kaki, dengan junjungan dikepala, mereka memintal benang dari kapas lojal. Kini pemandangan tersebut sudah langka terlihat karena tergusurnya benang industri.
Seperangkat alat tenun kuno yang disebut : bninsa. Digunakan untuk membuat sebuah kain tenunan, bahkan sebuah selendang pria atau tais yang terbuat dari benang lokal harganya sangat mahal bahkan paling murah kira-kira Rp 5 juta per lembar.




Harganya mahal dikarenakan pengerjaannya sangat lama dan lebih dari setahun. Kita mungkin sedikit kaget dengan harga sebuah tersebut tetapi harga tersebut tidak sebanding dengan proses pengerjaan yang sangat panjang dan dibutuhkan ketelitian dan kesabaran yang penuh.

Bahkan banyak hal dilakukan oleh mereka adalah menanam sendiri kapas dipekarangan, dan biasanya hasilnya sangat terbatas, kalau menenun dengan benang dari kebun sendiri, harus menunggu bertahun-tahun hingga cukup untuk selembar kain.

Sedangkan diEnde ada jenis tenun yang tidak bisa sembarangan dapat dipakai. Dan kain terbut dapat dipakai oleh kalangan tertentu seperti keluarga tertua adat ( mosalaki ). Menurut kepala museum tenun ikat diEnde, Ali Abubakar Pae, pembuatan kain tenun ini umumnya dilakukan secara rahasia dan dilakukan dengan ritual atau doa khusus guna mendapatkan perlindungan leluhur. Bahkan umumnya dilakukan dengan ritual atau doa khusus guna mendapatkan perlinungan leluhur.

Umumnya masyakat Ende dipesisir selatan memanjatkan doa khusus itu pada petang atau malam hari didalam rumah. Bahkan biasanya sarung yang dipakai oleh seorang perempuan biasanya menunjukan kepribadian pemakainya, sarung yang dipakai bukan sarung biasa atau harian melainkan yang jarang digunakan. Ini menunjukan pemakainya bukan sembarangan melainkan orang yanh nerwibawa, bermutu dan berkepribadian baik, seperti sarunh yang dipakainya. Selain proses yang panjang dan rumit didalam membuatnya maka alasan lain adalah motif tenun NTT juga unik dan beragam . Hampir semua daerah diNTT memilki kerajinan tenun. Bahkan menurut berita yang ada adalah istri almarhun Frans Seda telah menggunakan sekitar 1000 kain tenun ikat NTT dari pulau Timor, sumba sampai Flores.

Motif kain tenun NTT sanagat banyak bahkan antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya sangat banyak, antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya berbeda-beda. Bahkan menurut hasil penelitian menurut Romo Bosco dipulau flores menyimpulkan ada dua kategori besar tenun, jemis ikat tradisional dan sulam songket. Jenis ikat menyebar dari flores bagian tengah, dari kabupaten Ende, hingga kabupaten flores Timur sampai lembata. Adapun tenun sulam songket banyak dibuat dari kabupaten Nagekeo sampai Manggarai barat.

Warna kain tenun ikat dihasiljan oleh pewarnaan kain baik dengan bahan alam ( mengkudu atau nila ), maupun bahan kimia. Warna kain tenun sulam dihasilkan dari proses penyulaman benang-bennag yang beraneka warna. Dan tiap kain tenun diberi nama oleh pembuatnya.

Menurut berita yang ada ROMO BOSCO, motif kain tenun diFlores beradasarkan catatan sejarah merupakan turunan dari motif Patola, india seperti gajah, bunga, burung yang kemudian berkembang dengan beragam variasi.(JackKkoshanNarotama/beritadaerah)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

DPRD Sikka Jangan Buang Energi ke Jakarta

Ketua Badan Anggaran DPR RI, Melchias Markus Mekeng Bapa meminta DPRD Kabupaten Sikka, NTT, agar jangan buang energi ke Jakarta guna menyikapi kasus dana Bansos.
Hal ini dikatakannya saat berdialog dengan masyarakat di Koting, Kabupaten Sikka, Jumat (4/11/2011) siang.
"Bagaimana Kabupaten Sikka akan maju, jika ribut terus dengan kasus bansos. Bagi saya, jika sudah diputusakan kasus ini ditangani oleh aparat penegak hukum, maka biarkan proses hukum berjalan.
Menurut Mekeng KPK tidak bisa ditekan atau didesak untuk menangani kasus-kasus yag terjadi di daerah. Mau datang 100 atau 500 orang, KPK tidak peduli.
"Tidak ada manfaat Dewan ke Jakarta lagi. Tidak usah, buang-buang uang saja. Satu Dewan ke Jakarta Rp 13 juta kalikan dengan puluan dewan sudah berapa ratus juta yang harus dikeluarkan. Kirimkan saja surat resmi ke KPK untuk mempertanyakan hal itu,"ujarnya.



Mekeng mengatakan pada UU KPK jelas menyebutkan, jika suatu aksus sudah masuk tahap penyidikan maka tidak boleh diambil over oleh KPK.

"Jangan menghabiskan energi, uang dan waktu untuk hal yang sudah ditangani. Biarkan proses hukum berjalan, kejaksaan pasti akan menunjukkan kinerja yang baik karena mereka juga mau meningkatka citranya,"kata Mekeng.

" Mungkin ada segelintir orang yang punya kepetingan, rakyat 'dibakar'. Tiap hari ribut, tidak akan menyelesaikan persoalan. Masih ada 2 tahun untuk kepemimpinan daerah ini, kalau sudah saatnya diganti, pasti diganti,"tambahnya.(Pos-kupang)
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Saturday, November 05 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---