Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Tuesday, 3 September 2013

Gema Rokatenda Ajak Warga Keluar dari Zona Merah

Dua awak Radio Gerok FM atau Gema Rokatenda FM, Charles dan Nelis mengajak warga Palue yang masih bertahan di Zona Merah agar segera meninggalkan wilayah tersebut. Keduanya merupakan relawan pada Posko Gabungan untuk Bencana Rokatenda. Dalam kegiatannya, Posko Bencana Rokatenda dikoordiniR oleh Romo Yan dan Camat Palue L. Reggi. Saat letusan dahsyat tanggal 10 2013 Agustus lalu, Nelis bersama tim relawan lainnya membantu warga yang mengalami kesulitan. Anak muda yang masih menyandang status mahasiswa ini pun ikut dalam gerakan mengevakuasi warga Palue yang dipimpin Bupati Ansar kala itu. Sedangkan Charles mengumpulkan fakta dan melaporkan kembali lewat siaran udara Gerok FM.
Keduanya bekerja bahu membahu mengajak warga keluar dari zona merah. Dimana tetes-tetes kesedihan itu masih membekas ditanah mereka. Keduanya membantu memberitahu kepada masyarakat Palue bahwa ada tempat-tempat aman jika terjadi situasi darurat.
Minggu (2/9/2013) malam, Charles dan Nelis secara sederhana mengudara lewat Radio Suara Sikka FM. Muncul dari Palue, didepan corong stasiun radio yg beralamat di Jalan Don Thomas Maumere ini, mereka menceritakan situasi terakhir serta suka duka Gerok FM merambah belantara Palue. Lewat corong Suara Sikka FM, mereka juga menyapa warga Palue yang berada di Maumere dengan bahasa daerah mereka, Palue.
Keduanya mengatakan hingga saat ini (2/9/2013) jumlah pengungsi yang bertahan di zona merah berjumlah 1.020 orang. Kata Charles, mereka berada di tiga desa yang dikatakan berbahaya. Sudah berkali mengajak agar mengungsi ke zona aman. Namun nampaknya tidak mudah. Mulai dari keterikatan adat, menjaga rumah dan lain-lain.

Kerja keras relawan dan pemerintahan kecamatan dalam sosialisasi persuasif terhadap warga yang masih bertahan di zona merah masih berlangsung.
Tiga desa masih dihuni warga dan masuk dalam zona merah. Ketiga desa tersebut adalah Tuanggeo, Ladolaka dan Desa Kesokoja. Sedangkan desa-desa lainnya yang terkena dampak seperti Lidi, Rokirole, Nitung Lea dan lainnya sudah ditinggalkan meski belum total 100%.
Keduanya hari ini berharap agar warga Palue bisa kembali ceria menyongsong hari esok. Hari esok penuh harapan entah dimana saja mereka berada. Kepada saudara-saudata mereka yang berada di zona merah, keduanya menghimbau agar bisa meninggalkan wilayah tersebut.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

GEMA ROKATENDA SAHABAT DI TENGAH BAU BELERANG!

Sebuah perjuangan dalam sisi berbeda dilakoni sebuah radio komunitas di Palue. Radio dengan peralatan terbatas ini menyemat nama GEMA ROKATENDA FM atau disingkat GEROK FM. Ditengah belantara Palue, Gerok FM hadir sebagai sarana informasi dan hiburan satu-satunya. Ketika Status Siaga 3 ditetapkan bercampur cerita pilu kepanikan dan ancaman letusan Rokatenda, Gerok FM setia berjuang di garda depan. Radio ini gencar mensosialisasikan ajakan evakuasi kepada masyarakat. Juga memberikan layanan informasi seputar Rokatenda. Dibantu peralatan siaran yang sangat sederhana seperti laptop dan wairles (pengganti mixer radio), Gerok FM yang didirikan 8 September 2011 melewati waktu dengan berbagai kisah mengharukan, bahkan disaat Rokatenda mulai menghardik Pulau Nua. Hebatnya, sejak Juni awak radio bertambah satu. Putra Palue, Nelis Pasha, anak muda yang bekerja tanpa upah.sebagai penyiar dan reporter, menjadi penghuni garda Gerok FM.

Bersama pendiri Gerok FM, Charles Senda, kedua putra Rokatenda ini berjibaku memberikan informasi bagi warga Palue. Bahkan ketika saat ini Rokatenda masih menebar ancaman.
Gerok juga mengandeng pihak gereja setempat dan pemerintah kecamatan mengsosialisasikan pada warga agar meninggalkan 3 desa zona merah.
Meski memiliki studio sangat sederhana, mereka tak patah arang. Semangat memberikan informasi kepada warga yang membutuhkan membuat keduanya terus hadir disegala situasi. Gerok menggunakan sebuah ruangan seadanya di kantor Desa Reruwairere. Dari sini celoteh penyiar merasuki belantara Palue, melewati hujan, badai, panas bahkan asap belerang Rokatenda. Diawal berdirinya hingga kini Gerok FM menjadi hiburan satu-satunya warga Palue.

Lewat kesabaran, ketekunan dan dedikasi bagi orang banyak, disegmen siaran tertentu radio ini menjadi jembatan mempertemukan para keluarga yang terpisah sangat lama. Seperti para keluarga perantau di Malaysia atau Batam. Disinilah Gerok FM hadir mempertemukan mereka.

Bisa dibilang, Gerok telah merubah segala harapan dikala komunikasi masih merupakan sesuatu yang sulit bagi Palue. Gerok FM mencoba membantu saudara-saudaranya dengan cara mereka yang sederhana.

Meski demikian, dedikasi tak berujung Gerok FM telah menjelma menjadi harapan. Ketika usai Rokatenda berontak dan melontarkan api menerangi langit gelap Palue, Gerok menjelma menjadi teman yang selalu setia. Tak heran kedua punggawa Gerok FM ini sangat dikenal oleh seluruh warga Palue.

Keduanya berharap agar warga Palue bisa kembali ceria menyongsong hari esok. Hari esok penuh harapan entah dimana saja mereka berada. Kepada saudara-saudata mereka yang berada di zona merah, keduanya menghimbau agar meninggalkan wilayah tersebut.

Tentang Gerok FM, mereka berharap ada donatur yang memberikan bantuan bagi peralatan studio. Sehingga perangkat darurat yang dimiliki Gerok bisa berganti dengan peralata siaran yang memadai.

Tentu saja, saat ini keduanya sedang mengurus izin siaran bagi Radio Gerok FM, agar tetap berjaya di udara. Saat di Maumere, keduanya sedang melakukan pendekatan dan persiapan untuk pengurusan izin radio komunitas.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Tuesday, September 03 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---