Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Tuesday 27 December 2011

Ivan Nestorman Hanyutkan Maumere

Sejumlah penonton hanyut dalam pegelaran live concert Ivan Nestorman & Friends di Benggoan 3 Maumere, Rabu (21/12/2011) malam. Musisi nasional asal Manggarai, Flores ini tak hanya mampu memuaskan penggemarnya tapi juga menyajikan musik berbeda dan enak ditelinga. Musik yang dibawakan seakan penuh daya hipnotis. Penggemarnya hanyut terbawa irama indah beraliran tropical jazz sepanjang pegelaran. Dipadu tata lighting dan panggung sederhana, Ivan Nestorman dengan dukungan Andre de Romma (perkusi), Agam Hamzah (Gitar) dan Ahmad Oktaviansyah (bass) tampil energik. Pertunjukan musik dengan gaya berbeda ini memberi catatan sendiri bagi Ivan. Pasalnya pertama kali ini, sang maestro yang telah lama malang melintang dengan berbagai musisi tanah air mengunjungi penggemarnya di Sikka. Selain Kota Maumere, Ivan juga menggelar pegelaran serupa di Ende, Labuhan Bajo dan kota kelahirannya, Ruteng. Pegelaran musik dibeberapa kota di Flores ini merupakan ajang spesial Ivan dan penggemarnya sekaligus mempromosikan beberapa lagu hasil karyanya yang telah menjadi NSP. Misalnya, Haleluyah, Ajaib Tuhan, Santus Dominus Deus, Emanuel,dan Jangan Cemas.

Agam Hamzah - Ahmad Oktaviansyah & Kolobrasi bersama penyanyi lokal Yeni Kabupung
----------------------------------------------------------------------------------------------
Sayangnya, konser bermutu dengan tiket masuk Rp 20 ribu tak didukung dengan promo pegelaran yang baik. Hal ini terbukti dari banyaknya bangku kosong tanpa penonton.
Ruangan yang cukup luas tersebut hanya di hadiri puluhan fansnya. Banyak penggemarnya tak mengetahui Ivan and friends akan menggelar pertunjukan di Maumere.

Mengenai pegelaran konsernya, beberapa penonton mengaku puas. "Sangat puas, meski sederhana. Apalagi pegelaran ini didukung gitaris jazz Agam Hamzah dan musisi asal Maumere, Andre. Rasanya seperti raja karena mereka bermain di depan segelintir penonton," ujar Kang Ded bangga. Penonton lainnya juga sependapat. Misalnya Jun Juje, yang tak beranjak dari bangku saat pegelaran di mulai pukul 20.00 wita. "Musiknya tak membosankan, keren," ungkapnya. Ditangannya dia memegang CD kaset Ivan yang dibelinya usai acara.

Konser musik Ivan Nestorman n Friends didukung oleh salah satu musisi kelahiran Maumere, Andre de Roma. Kehadiran pria asal Kabor ini sekaligus sebagai ajang reuni ke kota asalnya. Andre de Roma adalah penggebuk drum pada grup reggae asal Jakarta, Matahari Band.

Bagi sebagian besar penggemarnya, Ivan Nestorman dikenal bukan hanya sebagai musisi jazz namun bersama jenis aliran tersebut ia telah lama memperkenalkan lagu-lagu daerah NTT dalam berbagai penampilannya baik di dalam maupun di luar negeri. Ivan mengarasemen lagi lagu-lagu daerah NTT dengan jenis musik lain tanpa menghilangkan karakter aslinya. Ia memberikan sentuhan baru sehingga memiliki karakter berbeda.

Musisi gimbal ini mungkin namanya tak bergema luas meski telah banyak menelurkan karya-karya brilian. Maklum sebagian besar karyanya adalah lagu-lagu yang "tak biasa" untuk kalangan anak negeri. Dia mengusung musik jazz dengan memadukan unsur etnik yang kental. Sebuah aliran yang terasa aneh ditelinga apalagi bagi sebagian besar orang Flores yang terbiasa mendengar musik dan lagu dengan irama tak macam-macam. Namun bagi orang Flores, Ivan tetaplah kebaanggaan. Musisi dan penyanyi ini akan selalu dinanti kehadirannya di Flores dan NTT.

So, selamat bermusik dan teruslah berkarya, Ivan!

*Beberapa Karya IVAN (dari berbagai sumber):
1. Nera - Ivan Nestorman, Gilang Ramadhan, Donny Suhendra, Adi Darmawan dan Krisna Prameswara
2. Vivo - Lounge Of Love - Ivan Nestorman, Andy Bayou, Vony Sumlang
3. World Peace Orchestra - Ivan Nestorman, Dwiki Dharmawan, Dira Yulianti
4. Embong - (Ivan Nestorman, Ferry Nggaro, Nimfa Sehadoen, Illo Djeer dll
5. Naringgo Choir - Ivan Nestorman, Thoby Mutis, Naringgo Choir
6. Wasiat Perdamaian - Ivan Nestorman, NERA, Franky Sahilatua, Iga Mawarni, Trie Utami,
Doel Sumbang, Edo Kondolongit, Gilang Ramadhan, Tropical Mood
7. Tropical Mood - Ivan Nestorman, Tony Soe
8. From Flobamora with Hope - Ivan Nestorman, Niko (musisi sasando asal Kupang)
9. Beberapa album Lagu-lagu Rohani Katolik bersama Naringgo Choir
10. Aransemen dan lirik untuk penyanyi-penyanyi seperti Glenn Fredly, Edo Kondologit, Franky Sahilatua, Black Sweet, Chrisye, Andre Hehanusa, dll. serta aktif mempromosikan Komodo ke dunia internasional (terakhir ikut dalam rencana pemembuatan film tentang Komodo).

Andre de Roma - Ivan dan fansnya

foto: Yolix Riberu

NSP
www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Sunday 25 December 2011

Suasana Perayaan Natal di Maumere

Umat nasrani di Kota Maumere Sabtu (25/12/2011) malam memadati gedung-gedung gereja untuk mengikuti misa dan kebatian malam natal. Ketenangan dan kedamaian menaungi jalannya misa di berbagai gereja. Umat mengikuti dengan kuyshuk meski meluber hingga ke halaman gereja. Misalnya di gereja Katedral St. Yosep, St. Thomas Morus, Centrum, Perumnas dan lainnya, nampak umat bergerombol di luar. Bahkan ada yang sengaja membawa kursi dari rumah. Sedang yang lain menguikuti misa dengan berdiri. Sejumlah gereja katolik memang tak mampu menampung umatnya. Tak ada kursi-kursi dan tenda yang disediakan bagi umat yang tak kebagian tempat. Padahal moment ini biasanya dihadiri banyak umat. Apalagi cuaca lagi tak menentu. Tak ada yang menyangka hujan akan turun. Sehingga berlari cemas mencari tempat perlindungan.

Seperti kejadian di Gereja St. Thomas Morus, Paroki Thomas Morus. Umat dihalaman gereja seketika berhamburan saat hujan tiba-tiba saja turun. Langsung saja teras gereja jadi penuh sesak. Karena umat berdesakan diteras yang cukup kecil tesebut. Gereja yang berdiri megah menggantikan gereja lama yang runtuh akibat gempa 1992, saat misa malam natal tak mampu menampung umatnya.

Misa di Thomas Morus hanya berlangsung sekali. Misa diadakaan mulai pukul 18.00 Wita. Begitu pula umat yang mengikuti misa di gereja centrum. Sedangkan di Katedral St. Yoseph, misa diadakan dua kali yakni pukul 17.00 dan pukul 20.00. Misa malam natal kedua di Katedral, Uskup Keuskupan Maumere, Mgr. Kherubim Parerai, SVD memimpin misa malam natal. Uskup menekan kerendahan hati dan kesederhanaan natal di tengah perkembangan dunia, Hendaknya hidup dalam kesederhanaan dan cinta kasih. Kebaktian di Gereja Protestan Kota Baru dan Pantekosta, dimulai pukul 18.00 Wita dihadiri sejumlah umat. Gereja-gereja non katolik nampak tak terlihat umat meluber ke halaman gereja.

Malam Natal di Maumere berjalan dengan suasana tenang.Cuaca bagus. Meski sekitar pukul 19.00 hujan turun sehingga sempat membuat kepanikan umat yang tak dapat mendapatkan tempat.

Malam Natal kali ini, Polres Sikka menerjunkan sejumlah personilnya ke lapangan. Nampak pihak kemanan berjaga-jaga di sejumlah tempat ibadah umat nasrani dan titik-titik lainnya.
Di depan Gelora Samador, Jalan Nong Meak, Kabor, pihak kepolisan Resort Sikka mendirikan pos keamanan natal dan tahun baru.


Usai Misa Malam Natal, langit Maumere kembali berhias kembang api. Letupan bunyi dari meriam bambu dan mercon saling bersaing. Sesuatu yang cukup menghibur dan memberi warna ditengah suasana sepi menjelang natal dan malam natal. Sangat berbeda jika bunyi-bunyian tak dimainkan anak-anak. Tak ada sama sekali kesan kota ini sedang menyambut natal. Sangat biasa-biasa saja.

Mengenai bunyi-bunyian dari mainan kembang api dan mercon, sejumlah warga mengeluh karena merasa terganggu ketentraman dan kenyamanan. Sebab kesannya permaianan, kembang api dan meriam bambu serta mercon sudah tak terkendali lagi. Menleang Natal, bunyi-bunyian itu semakin ramai terdengar. Warga merasa terganggu namun permaianan tersebut terus berlanjut. Hingga puncaknya malam natal.

Menjelang natal juga diwarnai dengan langkahnya minyak tanah disejumlah kios dan pangakalan, angin yang mulai tesasa kencang dan mendung yang senantiasa tebal sesekali hujan. Bahkan tanggal 17-18 desember lalu, beberapa desa di Palue diserang banjir badang. Warga Palue berduka.

Sejumlah pasar ramai didatangi pembeli, beberapa toko membuka grosiran dan bursa pakaian murah. Suasana agak terasa berkesan natal ketika memasuki Barata Dept Store karena disambut pernak-pernik hiasan natal, Santa Klaus, pohon-pohon natal dan kidung natal non stop.

Saat hari Minggu (25/12/2011) pagi diadakan dua kali misa di gereja-gereja katolik yakni pukul 06.00 dan pukul 08.00 untuk anak-anak. Usai misa, hingga siang, suasana kota sepi dari aktivitas kegiatan. Pertokoan nampak langgeng. Banyak yang menghentikan kegiatan bisnis. Yang nampak jelas hanyalah warga yang sibuk berseliweran mengunjungi sanak saudara untuk silatuhrahmi natal. Kebiasaaan yang sudah lama dujalankan.

Suatu hal yang hilang dari perayaan natal di kota ini hanyalah indentitas ke-nasrani-an yang seolah lenyap. Sebagai kota mayoritas nasrani, tidak terlihat bahwa saat ini umat mayoritas sedang menyambut natal. Yang nampak jelas hanyalah permaihnan kembang api, mercon dan meriam bambu yang seolah-olah mengingatkan kembali, bahwa kota ini sedang meyambut hari Natal. Meski permainanan itu sendiri dikeluhkan sejumlah warga. Sebab bunyi-bunyi tersebut dirasakan sangat mengganggu ketenangan dan kenyamanan istirahat menjelang natal. So, jika kota ini pun sepi dari hingar bingar bunyi-bunyian, siapakah yang menyangka kota ini sedang turut berbahagia menyambut natal, sedangkan indentitas kenasranian menjelang natal saja tak terlihat setitikpun di kota ini...

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Monday 19 December 2011

PANGABATANG

Pangabatang, pulau kecil berpenduduk sekitar 80 jiwa, merupakan salah satu destinasi wisata penyelaman di Kabupaten Sikka, Flores NTT. Untuk mencapai pulau kecil berpasir putih ini, Anda bisa menggunakan kapal motor dengan rata-rata waktu perjalanan selama 30 menit dari Nangahale Gete di Kecamatan Talibura. Untuk menyewa perahu motor, Anda bisa merogoh kocek sekitar Rp 200-300 ribu tergantung tawaran. Pulau ini selain memiliki keindahan pasir putihnya, juga pemandangan alam yang mempesona. Air lautnya bening membiru. Serta beraneka keindahan terumbu karang dan aneka biota didasar laut. Pulau yang dihuni etnis Tidung Bajao adalah salah satu pulau dari rangkaian 17 buah pulau dalam wilayah Kabupaten Sikka. Masih dalam Gugus Teluk Maumere yang dihiasi tujuh pulau kecil unik dan indah memanjakan mata. Pulau Besar, Pulau Sukun, Pulau Kambing, Pulau Pangabatang, Pulau Babi, Pulau Pemana dan Pulau Kondo yang memiliki pantai berpasir putih. Keindahan kala senja ketika sunset turun dibatas samudera juga bisa Anda dinikmati.

Sejuta keindahan disana dipadu suasana nan sepi bisa menjadi tempat spesial memanjakan diri. Jarang Anda menemukan wisatawan lain. Yap pulau ini sepi dari kunjungan wisatawan.

Jika ingin ke Pangabatang, sama seperti destinasi wisata lainnya di Kabupaten Sikka, Anda mesti menyiapkan bekal perjalanan. Bisa air minum, makanan ringan atau apa saja. Maklum saja di sana Anda tak akan menemukan kios atau warung atau beraneka ragama jajanan.

Hingga kini, keindahan Pangabatang belum di optimalkan secara maksimal oleh otoritas wisata setempat. Jika Anda berada disana, usahakan menjadi raja dan ratu sejenak dalam pelukan bidadari Pangabtang, semoga..........


**Disarankan, mengunjungi Pangabatang dilakukan sebelum musim barat tiba (musim angin kencang) yang biasa melanda Flores (dan kawasan Indonesia umumnya) sekitar bulan desember hingga maret..

***Kesulitan menjelajahi keindahan alam dan budaya di Kab. Sikka, bisa hubungi: 082 135 024 996 atau email: disini


www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Banjir Bandang, Satu Sekolah Rusak Berat di Pulau Palue

Dua Warga Hilang

Banjir bandang yang menerjang Pulau Palue di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (17/12/2011), mengakibatkan SD Inpres Langawai di Desa Lidi rusak berat.
Dari tujuh ruang yang ada, 4 ruang telah hancur rata dengan tanah, termasuk kantor guru, dan atap tiga ruang kelas yang lain meski atap masih utuh, tetapi semua kaca pecah dihantam banjir.
"Diperkirakan banjir yang melanda tingginya sekitar 5 meter, dengan membawa lumpur dan batu-batu besar," kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kecamatan Palue Hermanus Pele, Minggu (18/12/2011), di Palue.
Menurut Hermanus, dari pendataan sementara, SDI Uwa di Desa Reruwaerere juga tidak dapat digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar karena seluruh ruangan dipenuhi lumpur.
Secara terpisah, Kepala Kepolisian Resor Sikka Ajun Komisaris Besar Ghiri Prawijaya mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan pendataan di lapangan.

"Kami sudah menurunkan anggota dari Polres Sikka untuk membantu dua anggota pos polisi di Palue melakukan pendataan, juga membantu masyarakat. Pendataan juga tidak mudah sebab banyak badan jalan tertutup lumpur, dan daerah yang diterjang banjir dipenuhi lumpur," kata Ghiri.

Menurut Ghiri, dalam empat hari terakhir cuaca di Palue sangat buruk. "Saat ini masuk musim barat, cuaca juga tidak menentu. Selain angin kencang, gelombang tinggi di laut, juga terjadi hujan lebat," kata Ghiri.

Dalam kejadian ini, dua korban hilang. Mereka warga dari Desa Lidi, yakni Theresia Tia dan anak perempuannya, Zaskia Putri (7). Kedua korban diperkirakan tertimbun material lumpur dan batuan, atau turut hanyut dalam banjir hingga terbawa ke laut. Pencarian terhadap korban masih dilakukan.(kompas.com)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Memeras WNA, Pejabat Imigrasi Sikka Dilaporkan Ke Polri

Tiga warga negara asing asal India melaporkan dugaan pemerasan oleh oknum pejabat kantor Imigrasi Maumere, Kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur, ke Mabes Polri, Jumat (4/11).
Ketiga WNA India Peter Damien, Benjiman Vargheese dan Aloysius Paul, mendatangi Propam Mabes Polri. Tujuan kedatangan ketiganya untuk melaporkan Kapolres Sikka dan Kasatserse Polres, yang diduga melindungi Kepala Kantor Imigrasi Maumere, karena diduga memberi celah anak buahnya, memeras ketiga WNA asal India itu.
Pemeras ketiga Warga negara India yang juga Kepala Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II Maumere, berinisial PST, akhirnya ditetapkan menjadi tersangka oleh Polres Sikka.

Seorang korban, Peter Damien menilai, dugaan pemerasan itu didasari atas perintah Kepala Kantor Imigrasi Maumere. Karena oknum pejabat kantor imigrasi Maumere meminta uang Rp. 20 juta, agar para korban yang dikarantina dapat dibebaskan. Setelah memberi uang Rp. 20 juta per orang, ketiga WNA India itu dapat dibebaskan. (K-5/Achiel/komhukum.com)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Monday 12 December 2011

Tiga Ribu Lilin untuk Korban Gempa '92

Malam Renungan di Taman Kristus Raja

Mengenang korban dan peristiwa gempa tsunami yang melanda Pulau Flores 12 Desember 1992, puluhan pelajar SDK 2 Maumere berkumpul bersama mengikuti malam renungan dan penyalaan 3000 lilin di Taman Kristus Raja Maumere,Senin (12/12/2011). Kegiatan ini diprakarsai Forum Peduli Penanggulangan Bencana (FPPB) Kabupaten Sikka. Ketua Divisi Penanggulangan Resiko Bencana, Wim Keupung mengatakan malam 3000 lilin tersebut untuk mengenang sekitar tiga ribu korban yang tewas saat bencana nasional tersebut melanda. Sebelumnya pada pagi hingga sinag hari FPPB menggelar evakuasi laut dari Basarnas (Badan SAR Nasional) Sikka dan Tireben (Tim Reelawan Bencana) Sikka serta penaburan bunga ke laut di pesisir pantai Wuring. Kampung Wuring merupakan salah satu lokasi yang mengalami kerusakan parah dan jumlah korban yang tak sedikit. Begitu pula beberapa tempat lain seperti Pulau Babi, Pulau Sukun dan lain-lain. Di daratan, puluhan ribu rumah hancur dan korban berjatuhan lantaran tertimpa bangunan yang rubuh.



Diantara remang-remang cahaya lilin, lantunan doa rosario mengalir dari bibir para bocah. Begitu pula saat Emanuel Ola, guru SDK 2 memberi sebuah renungan atas peristiwa memilukan 19 tahun lalu tersebut. Para bocah-bocah yang tak pernah mengalami peristiwa itu mengikuti dengan seksama.

Disebagian renungannya, Ola mengajak umat manusia agar tidak mevonis para korban pada kejadian bencana sebagai sebuah azab. Ia mengatakan meski bermaksud memberi peringatan kepada kita yang masih hidup dan jauh dari bencana, namun pesan-pesan itu tak perlu dibumbui dengan vonis dosa bagi para korban bencana. “Tidak ada bedanya seperti mengolok-mengolok bencana itu sebagai bahan tertawaan. Bila kita tak mampu menolong orang lain, berusahalah untuk tidak menyakitinya,” ajak guru asal berdarah Lembata yang telah lama menetap di Maumere.



Bencana gempa yang diikuti tsunami pada tanggal 12 desember 1992 menghancurkan sebagian wilayah Flores. Tercatat ada empat kabupaten yang terkena dampak bencana tersebut yakni Kabupaten Sikka yang mengalami kerusakan dan korban jiwa terbanyak, Flores Timur, Ende dan Bajawa.

Bencana tersebut juga ditetapkan pemerintah pusat sebagai bencana nasional. Bantuan nasional dan international kemudian turun meringankan beban para korban. Presiden Soeharto dan Ibu Tin beserta pejabat negara kemudian meakukan kunjungan ke Maumere dan bertatap muka serta memberi bantuan bagi warga. Banyak kejadian dan cerita pahit namun tak sedikit juga mengalami perisitiwa ajaib.

Kita mestinya tetap waspada karena bencana gempa dan tsunami datang tanpa kita tahu. Bahkan Flores oleh para ahli disebut sebagai daerah merah alias rawan gempa.



www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Dua Minggu setelah Gempa Tsunami 1992 Goyang Flores

Catatan Majalah Tempo - Maumere - 26 Desember 1992

FLORES, dalam bahasa Portugal, berarti bunga. Tapi pelaut Vacso da Gama, yang menemukan daratan itu empat abad yang lalu, menjuluki Flores sebagai bunga yang indah. Setelah gempa dahsyat disusul badai tsunami menerjang pulau itu -- Sabtu dua pekan lalu -- Flores barangkali lebih tepat disebut pulau yang sedang menderita. Empat kabupaten di sana -- Sikka, Ngada, Ende, dan Flores Timur -- seakan berhenti berdetak. Menurut catatan posko penanggulangan bencana di daerah itu, sampai akhir pekan lalu, korban yang tewas sudah lebih dari 2.400 orang. Gempa dan gelombang tsunami itu mengakibatkan sekitar 18 ribu rumah hancur, 113 sekolah porak-poranda, 211 kantor rusak berat, 120 tempat ibadah -- sebagian besar di antaranya gereja -- tak lagi bisa dipakai, dan lima jalan utama lumpuh. Ini bukan lagi kepalang tanggung. Menurut taksiran sementara, kerugian mencapai Rp 200 milyar. Karena itu, ada yang bilang, kondisi kabupaten ini sekarang mundur ke Pelita pertama. Inilah gempa bumi dengan korban terbesar sepanjang sejarah republik ini. Maumere, jantung dan ibukota Kabupaten Sikka, menderita paling parah. Lebih dari 10.000 rumah penduduk hancur.

Kota ini berpenduduk sekitar 20.000 jiwa. Denyut kegiatan ekonomi di sana sementara ini boleh dibilang mengalami koma, kendati bukan berarti mati. Lihat saja, bagaimana pasar lama di dekat pelabuhan hancur. Daerah pertokoan tinggal puing dan bangunan rontok. Kantor BRI, rumah sakit, dan semua bangunan pemerintah lainnya rusak berat.

Jalan utama pecah-pecah, dan di beberapa bagian merekah. Pelabuhan pun harus direhabilitasi berat. Dermaga sebelah timur amblas. Kegiatan pengiriman hasil laut Flores, terutama ikan tuna dan cakalang, jelas terancam. Dua gudang pendingin berkapasitas 100 ton di pelabuhan porak-poranda, menerbangkan 30 ton ikan tuna beku yang siap dikirim.

Untung, listrik yang padam di seluruh kota, sejak kota ini disergap bencana itu, Rabu lalu sudah mulai menyala. Namun, jangan coba-coba mencari hotel di Maumere. Hampir seluruhnya penuh. Isinya: wartawan atau pejabat dari Pusat.

Namun, seperti dilaporkan wartawan TEMPO Zed Abidien dari Maumere, "Saya terpaksa bangun tiga kali di hotel karena gempa masih terasa menggetarkan. Sepertinya lebih aman tidur di luar, di tenda-tenda penduduk."

Menurut catatan Stasiun Meteorologi dan Geofisika setempat, gempa susulan masih datang, sekalipun goyangnya tak lagi kuat. Sementara gempa yang meremukkan itu berkekuatan 6,8 skala Richter, susulannya paling berkekuatan 3 skala Richter. Maka, Maumere memang menjelma menjadi kota tenda. Penduduk masih takut bermalam di dalam rumah atau bangunan permanen lainnya. Empat tempat penampungan korban bencana didirikan di Kabupaten Sikka. Satu di antaranya di Nangahale, Taliburo, yang saat ini menampung sekitar 900 pengungsi, 300 di antaranya berasal dari Pulau Babi, di lepas Pantai Maumere. Bahkan penduduk yang bermobil pun, bila malam, tampak menggelar tenda di luar pekarangan rumahnya yang roboh.

Musibah yang tak kurang parahnya diderita penduduk di pulau-pulau yang terpencil, dan biasanya terpencil pula dari perhatian orang. Misalnya, lihatlah penduduk Pulau Babi. Pulau yang terletak di sebelah timur lepas pantai Maumere itu -- dua jam perjalanan dengan kapal motor -- adalah tempat yang sangat menyesakkan napas. Wartawan TEMPO, yang bergabung dengan dua peleton zeni tempur Kodam Udayana yang dikirim ke lokasi tiga hari setelah kejadian, disambut bau anyir mayat manusia ketika menjejakkan kaki di pulau gundul itu.

Keindahan Laut Flores dengan bunga karangnya praktis pupus ketika terlihat pemandangan ini: rumah penduduk yang terseret sampai ke bibir pantai, kubah mesjid yang terpangkas roboh, dan mayat-mayat yang membusuk. Sebagian mayat itu bergeletakan di bawah pohon kelapa. Sebagian lagi dikumpulkan dari bawah reruntuhan rumah-rumah. Kabar terakhir, penduduk pulau yang tercatat sebanyak 1017 jiwa itu kini tinggal sekitar 700 orang. Empat ratus yang lain diperkirakan habis disapu tsunami.

Menurut keterangan saksi mata, seluruh pulau ini sempat ditenggelamkan gelombang air tsunami selama beberapa detik. Gelombang itu kemudian menyeret apa saja yang ada di pulau itu ke laut. Sampai Kamis pekan lalu baru sekitar 100 mayat yang ditemukan. Penduduk yang selamat memilih membangun tenda darurat di sebuah bukit yang merupakan puncak tertinggi di pulau itu.

Dan tampaknya penduduk Pulau Babi dicekam trauma. Karena belum ada seorang pun yang datang untuk mencari maupun mengenali sanak keluarga mereka yang tewas. Akhirnya, keputusan diambil petugas: semua mayat yang ditemukan langsung dikubur. Ada yang dikubur satu orang dalam satu lubang, ada pula yang satu lubang untuk dua atau tiga orang. Repotnya, galian lubang tak bisa terlalu dalam, karena baru setengah meter digali, air asin sudah memenuhi lubang.

Pulau Babi terdiri dari dua dusun, Batter dan Pagaraman. Uniknya, Dusun Batter ini penduduknya Islam, sedangkan Dusun Pagaraman dihuni penduduk yang beragama Katolik. Kalau penduduk Batter membangun masjid, rakyat Pagaraman ikut turun tangan. Begitu sebaliknya. Maka, nama pulau pun ikut berbeda. Penduduk yang mayoritas Islam tak mau menyebut kata babi, lalu memilih kata Batter untuk nama pulau kecil itu. Sedangkan yang di Dusun Pagaraman memakai sebutan babi.

Konon, penduduk yang beragama Islam itu datang dari Sulawesi, dari suku Bajo. Penduduk Pagaraman adalah orang Flores asli. Mata pencaharian kedua dusun itu sama, nelayan. Ada yang melaut. Ada yang memilih mencari nener (bibit bandeng) di pantai. Ketika mencari nener itulah Safei, 50 tahun, penduduk Batter, menyaksikan datangnya gelombang pasang luar biasa yang diakibatkan gempa itu.

"Suara itu bergemuruh seperti bunyi pesawat terbang. Saya berada di Pantai Tanjungdarat, di Flores, dan saat itu ada 21 penduduk yang sedang mencari ikan. Tiba-tiba air laut susut. Lalu datanglah badai. Ombak setinggi kira-kira 20 meter menghantam pantai," cerita Safei.

Antara Pantai Tanjungdarat Flores dan Pulau Babi ada selat selebar 15 kilometer. Jadi dia melihat jelas Pulau Babi seperti ditelan ombak. Safei mengajak istrinya lari ke daratan Flores, tapi sang istri yang ingat tiga anak mereka ditinggal di Pulau Babi, malah lari ke laut seperti hendak berenang untuk menyelamatkan anaknya di pulau itu. Sang istri pun terseret arus deras.

Safei pulang dengan sampannya ke Pulau Babi. Apa yang didapatinya? "Tiga anak saya hilang, istri saya juga hilang," katanya pilu.

Yang juga dilanda nestapa adalah penduduk Pulau Pemana, yang bisa dicapai dari Pantai Maumere dengan perahu selama dua jam perjalanan. Pulau yang berpenghuni 4.500 jiwa ini (700 kepala keluarga) mayoritas penduduknya beragama Islam. Dan sangat taat. Di pulau ini sudah ditemukan 29 mayat yang tewas kejatuhan bangunan. Derita ini masih ditambah dengan keruhnya air minum akibat badai tsunami.

"Disaring pun air putih ini belum bagus diminum," kata Abbas Tambo, penduduk Pemana. Hampir semua bangunan di pulau kecil itu runtuh, termasuk SD Inpres, SMP PGRI, dan sekolah taman kanak-kanak. Tiang-tiang listrik pun tumbang kena longsoran batu-batu raksasa.

Dalam kondisi mayat bergeletakan membusuk, wabah kolera, tifus, serta disentri diduga akan segera berkecamuk. Dan wabah ini bisa merepotkan karena ia seakan berpacu dengan masuknya bantuan obat-obatan. Padahal transportasi ke daerah terpencil bukan main sulitnya. Hari Kamis pekan lalu, dalam sehari sampai ada 32 sorti (penerbangan bolak-balik) pesawat yang mengangkut bantuan dari Jakarta, Denpasar, maupun Kupang, ibu kota provinsi, yang mendarat di Bandara Wai Oti Maumere.

Syukurlah, tampaknya tragedi ini mendapat perhatian paling luas dari dalam dan luar negeri. Bantuan datang dari negeri tetangga Australia, Bank Pembangunan Asia, dan beberapa negeri lainnya. Bantuan dari Australia sampai dikirim dengan pesawat khusus. Pernyataan prihatin atas bencana yang memilukan hati ini berdatangan dari mana-mana, termasuk dari Paus Yohanes Paulus II. Pernyataan yang sama juga datang dari Putra Mahkota Kerajaan Yordania El Hasan Ibnu Talal. Raja Arab Saudi Fahd Bin Abdul Azis menyampaikan doa agar para korban yang meninggal dunia mendapat rahmat dari Allah. MUI mengimbau umat Islam Indonesia agar mengumpukan dana kemanusiaan untuk membantu masyarakat yang terkena musibah di Flores. Pengurus Pusat Muhammadiyah malah segera mengirim tim bantuan kemanusiaan yang terdiri dari tiga dokter dan enam perawat -- dengan peralatan dan obat-obatan -- ke daerah gempa itu. Organisasi itu juga membuka dompet bantuan kemanusiaan. MUI Aceh pun turut mengimbau masyarakatnya agar prihatin dan membantu korban bencana di Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

Semua cerita di atas membesarkan hati, karena menggambarkan kegotong-royongan masyarakat, tanpa melihat suku atau agama. Mayoritas masyarakat Flores berama Katolik dan Kristen. Bantuan masyarakat mengalir pula melalui dompet terbuka di koran-koran seperti Kompas, Suara Pembaruan, dan Jawa Pos. Untuk pengumpulan dana model ini, jumlah terbesar dikumpulkan Jawa Pos. Sampai Sabtu pekan lalu, koran Surabaya itu telah mengumpulkan uang lebih Rp 164 juta.

Secara keseluruhan, bantuan terbesar, sekitar Rp 3 milyar, datang dari pemerintah Jepang. Total bantuan sampai pekan lalu mendekati Rp 5 milyar. Pemerintah telah menetapkan kejadian tragis di Flores itu sebagai bencana nasional. Konon, inilah pertama kalinya sebuah bencana gempa bumi dinyatakan sebagai bencana nasional.

Tadinya, seluruh bantuan ini ditangani oleh tim Satkorlak (Satuan Koordinasi Pelaksana), penanggulangan gempa yang dibentuk Pemda NTT. Kemudian, barangkali agar lebih memudahkan, tim ini dipimpin langsung oleh Pangdam Udayana Mayor Jenderal Soewardi.

Maka, sejak Kamis pekan lalu, di pundak jenderal berbintang dua itulah tanggung jawab penyaluran bantuan ke daerah bencana ini. Jenderal ini mengharuskan stafnya melaporkan kegiatan harian operasi mereka setiap pukul delapan malam. Dan soal penyaluran bantuan, tim yang dipimpin Soewardi ini pula yang menentukan. Sudah diatur: 40% bantuan untuk Kabupaten Sikka, 40% untuk daerah di luar Sikka, dan sisanya untuk petugas.

Kini, paling tidak ada seribu personel ABRI yang sudah diterjunkan ke Flores. Kodam Udayana saja mengedrop satu batalyon (sekitar 700 pasukan) ditambah lima satuan setingkat kompi yang beranggota 150 orang. Masih ada satu kompi Pasukan Khas (Paskhas) AURI, dan tentu saja ditambah satuan militer setempat. Semua ini dalam komando Mayjen. Soewardi.

Pangdam Udayana menolak anggapan kalau pihaknya mengambil alih tugas Pemda NTT dalam hal penyaluran bantuan. "Tak ada pengambilalihan. Nggak ada. Satkorlak itu kan kecil, sedangkan kejadian ini meliputi daerah yang luas," kata Soewardi.

Menurutnya, perintah untuk terjun ke Flores ini langsung diberikan oleh Panglima ABRI pada malam gempa bumi terjadi. Dan, kata Soewardi," Keesokan harinya langsung saya bertolak ke lapangan". Turun tangannya Kodam dalam bantuan ini mungkin karena soal ini memang rawan. Penduduk di daerah yang sulit dijangkau seperti Pulau Pemana, misalnya, akan mudah curiga bahwa daerahnya luput dari droping jatah.

"Praktis kini kami hanya makan singkong. Itu pun hanya untuk seminggu karena persediaan tanaman menipis," kata seorang penduduk Pulau Pemana.

Sebelumnya, setiap hari, penduduk pulau itu rata-rata berpenghasilan seribu sampai Rp 5 ribu, dari hasil memancing ikan. Banyak di antara mereka yang punya televisi ukuran kecil. Pesawat itulah satu-satunya hiburan bagi mereka di tempat terpencil itu.

Selasa pekan lalu, datang droping 4 ton beras. Jumlah ini dianggap penduduk jauh dari memadai untuk 4.500 jiwa yang ada. Tiap kepala keluarga dijatah lima kilogram, tapi konon ada 90 kepala keluarga yang belum kebagian jatah.

"Kami jadi repot mengaturnya. Buat kami, ini seperti musibah di Somalia saja," ujar Suma'ali, 56 tahun, pamong Desa Pemana yang mengaku kerap mengikuti berita Somalia di TVRI.

Urusan yang tak jelas begitu agaknya bisa berakibat macam-macam. Maklumlah, perut lagi lapar. Sabtu pagi yang lalu, sekitar 200 orang warga Kelurahan Baru Maumere mendatangi rumah dinas Bupati Sikka A.M. Konterius. Mereka membawa spanduk yang isinya bermacam-macam tulisan. Antara lain, "Lapar Haus Minta Makan", "Hujan Panas Rumah Tidak Ada Terpal". Jelas ini sebuah demonstrasi. Kapten Jojo Sutarja dari Kodim Sikka yang segera membubarkan arak-arakan itu.

Ada apa? Ferdinandez, 22 tahun, pegawai RSU Hillers yang ikut unjuk rasa, mejelaskan bahwa dia sehari-hari bekerja di rumah sakit umum, dan sibuk menolong korban gempa, tapi dia tak mendapat jatah makanan di rumah. Ada lagi Romanus Radja, buruh pelabuhan yang mengaku ikut membantu posko tapi juga tak kebagian jatah makanan. Ignas da Cunha, Direktur Yayasan Karya Sosial di Maumere yang ikut juga menyalurkan bantuan 60 ton beras, mengimbau pemerintah membuat jelas soal pembagian bantuan.

"Butuh data yang akurat, jumlah penderita dan di mana lokasinya. Saya lihat belum ada data yang jelas," ujar Cunha.

Pangdam Udayana, Mayjen. Soewardi, yang sejak Kamis lalu langsung menangani penyaluran bantuan, rupanya maklum dengan keadaan ini. "Semua menganggap dirinya menderita kerusakan paling besar. Mereka tak mengerti bahwa kerusakan ada di pulau-pulau dan daerah pantai. Masalahnya, bagaimana membagi yang seadil-adilnya," kata Soewardi tegas. Soewardi membantah keras bahwa pemberian bantuan ini disangkutpautkan dengan faktor kesukuan, apalagi agama. Panglima itu benar, yang menderita di Flores adalah sesama saudara. Wahyu Muryadi, Zed Abidien (Maumere), Toriq Hadad (Jakarta)/Majalah Tempo - 26 Desember 1992

baca juga:
Gempa Tsunami Flores 92 dalam Kenangan (galeri foto) disini



www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Saturday 10 December 2011

Bocah Pembawa Tali

Pelabuhan L. Say Maumere
Bocah itu memegang tali legam, sambil berdiri dimoncong perahu, ia lantas melemparkan ke dermaga. Disana beberapa pria menerima tali tersebut dan menariknya perlahan-lahan. Ia sedikit memberi komando dan lantas sekedar kode bagi sang juru mudi untuk memutar kembali arah speedboat. Dari tempat tadi mereka lalu berpindah dan berpindah lagi mengikuti arah tali kapal yang akan dikaitkan pada pelabuhan. Pemandangan ini bisa disaksikan ketika kapal-kapal besar mulai merapat ke Pelabuhan L. Say. Dari cara mereka bekerja, terkesan mereka terbiasa melakukan. Dari hasil kerja ini mereka mendapatkan uang. Mereka merasa senang karena bisa melakukan pekerjaan yang menyenangkan. Bocah-bocah laut yang terlihat trampil ini biasa bekerja dengan para pria dewasa yang berdiri didermaga dan siap menerima tali yang diberikan para bocah tersebut.

Berkulit legam, rambut kuning kusut gara-gara terendam air asin. Sambil menunggu kapal besar merapat, bersama teman-teman sebaya riang bermain sepak bola dipinggiran pelabuhan, atau bercanda dengan jernihnya laut pelabuhan.


Dibawah ini adalah galeri foto para bocah di Pelabuhan L. Say.






www.inimaumere.com
Selengkapnya...

GEMAR: Periksa Bupati Sikka!

Kejati NTT: Tidak Ada Tebang Pilih
Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi (Gemar) Nusa Tenggara Timur (NTT) mendesak Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT memeriksa Bupati Sikka terkait dugaan korupsi dana bansos tahun 2009 senilai Rp 10,7 miliar. Gemar menduga ada upaya untuk melindungi orang nomor satu di Sikka itu.
Desakan Gemar yang terdiri dari Front Mahasiswa Nasional (FMN) Cabang Kupang, Kelompok Mahasiswa Maumere Sa'ate (KEMMA), Ikatan Mahasiswa Kota Maumere (IMAKOM), Kerukunan Pelajar Mahasiswa Tunbaba (KERAMAT) Kupang disampaikan ketika berorasi di Kantor Kejati NTT, Jumat (9/12/2011).
Koordinator Lapangan Gemar NTT, Gabriel Langga, saat menyampaikan aspirasi di Kantor Kejati NTT, kemarin, mempertanyakan perkembangan penanganan kasus bansos Sikka yang dinilai sangat lamban.

Menurut Langga, kasus bansos Sikka, sesuai informasi dari media, penanganannya dilakukan KPK, namun ada juga yang berpendapat ditangani Kejati NTT.
"Kami pertanyakan kasus ini. Kami minta jangan orang kecil saja yang diproses. Kami minta agar Kejati NTT periksa Bupati dan Wakil Bupati Sikka," kata Langga.

Menurut Gemar, ada upaya dari penegak hukum untuk melindungi orang nomor satu di Sikka. "Kasus ini sudah ada tersangkanya tetapi kenapa Bupati Sikka tidak diperiksa," tanya Langga.

Ino Naitio, salah satu orator, selain mendesak penuntasan korupsi bansos Sikka, juga mendesak Kejati NTT mengusut pembangunan Rumah Sakit Internasional di TTU.

***

Kajati NTT: Tidak Ada Tebang Pilih

Menanggapi desakan Gemar, Kajati NTT, Sriyono, S.H,MH melalui Plh Kasi Penerangan Hukum dan Humas, Made Sudiatmika, S.H, mengatakan, dalam penegakan hukum oleh Kejati NTT tidak pandang bulu.

"Tentang bansos Sikka, tim penyidik bekerja profesional, tidak ada istilah tebang pilih. Jika ada fakta mengarah ke siapa saja, kita akan selidiki," kata Sudiatmika.

Tentang desakan untuk memeriksa Bupati Sikka, Sudiatmika mengatakan, siapa saja oknum yang terbukti terlibat kasus bansos Sikka, Kejati NTT menyelidikinya.

"Jadi, kalau ada fakta yang mengarah kepada siapa saja, pasti kita selidiki," tegas Sudiatmika.

Informasi yang diperoleh di Kejati NTT menyebutkan, terkait adanya perssepsi dualisme penanganan kasus Bansos Sikka, Kejati NTT yang sesungguhnya menangani kasus tersebut.

Semenjak kasus bansos ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan, kata Sudiatmika, maka Kejati NTT-lah yang lebih dahulu menaikan status sehingga Kejati NTT yang melakukan penyidikan dan penanganannya.

"Kejati NTT secara profesional dan proporsional enangani kasus ini. Sedangkan KPK selaku supervisi saja. Intinya kita yang menangani kasus bansos Sikka," tegas Sudiatmika.(Pos-Kupang.com)


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Dua Tersangka Korupsi Bansos Sikka bakal Dipanggil Paksa

Kasus Bansos 2009
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT) akan memanggil paksa dua tersangka korupsi dana bantuan sosial (bansos) Kabupaten Sikka jika tidak memenuhi panggilan ketiga. Korupsi bansos Sikka terjadi pada 2009 yang merugikan negara Rp10,7 miliar.
Penyidik Kejati sudah dua kali mengirim surat panggilan kepada dua tersangka. Tetapi, mereka menolak hadir untuk dimintai keterangan.
"Kita tunggu perkembangannya karena sudah dua kali mengirim surat panggilan," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati NTT Made Sudiatmika, di Kupang, Jumat (9/12). Ia pun menambahkan panggilan ketiga akan dilayangkan pekan depan.
Dua tersangka yang mangkir dari pemanggilan tersebut adalah mantan Kepala Bagian Kesra Servasius Kabu dan Mantan Bendahara Bagian Kesra Yoseph.
Sampai Jumat, keduanya masih berada di Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka. Jika mereka tetap tidak memenuhi panggilan ketiga, penyidik mengirim petugas, menjemput mereka untuk diperiksa di Kupang.

Sementara itu, dari Maumere, dilaporkan kedua tersangka hanya bersedia diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pasalnya, kasus yang melibatkan keduanya telah ditangani KPK sebelum ditangani jaksa.

Desakan untuk segera menuntaskan karupsi bansos Sikka juga disampaikan mahasiswa yang menggelar unjuk rasa di kantor Kejati NTT. Mahasiswa meminta sejumlah kasus korupsi yang mendapat perhatian publik dituntaskan secepatnya.

Sebelumnya, Yoseph dan Servasius ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut sejak awal Oktober 2011. Tetap, keduanya tidak ditahan.

Kasus korupsi ini muncul setelah Inspektorat Sikka yang melakukan evaluasi terhadap dana bantuan sosial 2009 menemukan puluhan kuitansi pengeluaran uang bernilai miliaran rupiah. Setelah ditelusuri, dana yang seharusnya digelontorkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat desa tersebut ternyata tidak pernah diterima masyarakat. (PO/OL-10/Media Indonesia).

www.inimaumere.com


Selengkapnya...

Saturday 3 December 2011

PORKAB Sikka Berakhir, Alok Barat Juara Umum

Pekan Olah Raga Kabupaten (PORKAB) Sikka 2011 berakhir hari ini, Sabtu (3/12/2011). Wakil Bupati Sikka Wera Damianus menutup secara resmi Porkab Sikka 2011 yang ditandai dengan penurunan bendera Porkab. Porkab Sikka 2011 antar kecamatan yang baru pertama kali diadakan akhirnya melahirkan Kecamatan Alok Barat sebagai juara umum. Pekan olah raga tersebut digelar sejak tanggal 26 November 2011, mempertandingkan empat cabang olahraga yakni Sepak bola, bola voley, sepak takraw dan atletik, diikuti 21 kecamatan. Dari 21 Kecamatan, 14 kecamatan menyabet medali sedang 7 kecamatan pulang tanpa medali. Sebelum upacara penutupan yang berlangsung di Gelora Samador da Cunha Maumere, dipertandingankan final sepakbola antara Kecamatan Paga melawan Kecamatan Kangae. Kedua tim menerobos partai final setelah menyingkirkan lawan-lawannya. Di semifinal Paga mengkandaskan perlawanan Alok Barat dan Kangae atasi Kewapante.


Pada penutupan petang hari tadi, KONI Sikka juga mengadakan lomba lari Maumere 10 K yang diikuti 135 atlet lari. Lomba lari dengan peserta umum yang mengambil garis start di Waiara akhirnya dimenangkan pelari Sarman Rajaleu dari Magepanda. Sebagai juara, Sarman mendapat hadiah uang sebesar Rp 5 juta dari total Rp 12 juta yang diperebutkan.

Sarman Rajaleu, atlet harapan Sikka pada lomba lari Maumere 10 K membukukan catatan waktu 39 menit 14,94 detik. Salman menyingkirkan Marselinus Bugu dari SMAN Paga dengan catatan waktu 42 menit 25,81 detik di peringkat kedua dan Eduardus Marinol dari Lela 45.49,09. Selain Maumere 10 K, Sarman pada Porkab Sikka 2011 juga menyapu medali emas pada nomor 5000 meter putra dan 1500 meter putra.

Pada partai final sepakbola secara luar biasa anak-anak dari Kecamatan Paga menggilas kesebelasan Kecamatan Kangae dengan skor telak 6:1 untuk meraih medali emas. Sedangkan di cabang bola voley, atlet-atlet dari Kecamatan Alok Timur merebut medali emas setelah mengkandaskan perlawanan alot Kecamatan Hewokloang. Medali perunggu untuk cabang bola volley diraih atlet-atlet dari Kecamatan Koting.

Porkab Sikka 2001 yang bertujuan menjaring atlet-atlet berbakat untuk persiapan menghadapi Pordafta 2013 di Kabupaten Ende dan kompetisi lainnya diikuti 21 kecamatan dalam wilayah Kabupaten Sikka dengan total medali yang diperebutkan sebanyak 30 medali, yakni emas 10, perak 10 medali dan perunggu 10 medali.

Upacara penutupan Porkab Sikka 2011yang disemarakan dengan parade marching band dari pelajar SMPK Yapenthom I terlihat tak dikonsep dengan baik. Secara umum upacara penutupan terkesan asal jadi. Semoga ditahun-tahun berikutnya panitia bisa bekerja lebih maksimal.

Salah satu atlet peserta Lomba Lari Maumere 10 K pingsan saat menyentuh garis finish & Partai sepak bola Paga (Putih) VS Kangae..


PERINGKAT JUARA PERCABANG OLAHRAGA:

ATLETIK:
1. Magepanda: 2 Emas
2. Lela: 1 Emas 3 Perak
3. Talibura: 1 Emas 4 Perak 1 Perunggu

SEPAK BOLA:
1. Paga : 1 Emas
2. Kangae: 1 Perak
3. Alok Barat: 1 Perunggu

BOLA VOLEY:
1. Alok Timur : 1 EMAS
2. Hewokloang: 1 Perak
3. Koting: 1 Perunggu


SEPAK TAKRAW:
1. Alok Barat: 1 Emas
2. Talibura: 1 Perak
3. Alok: 1 Perunggu


PERINGKAT PEROLEHAN MEDALI:
1. Alok Barat : 2 emas 1 perunggu (JUARA UMUM)
2. Magepanda: 2 emas
3. Paga : 2 emas
4. Lela: 1 emas 3 perak
5. Talibura: 1 emas 1 perak 4 perunggu
6. Nita : 1 emas 1 perak
7. Alok Timur: 1 emas
8. Palue: 1 perak 2 perunggu
9. Kangae: 1 perak 1 perunggu
10. Kewapante: 1 perak
11. Mego: 1 perak
12. Hewokloan: 1 perak
13. Alok : 1 perunggu
14. Koting: 1 perunggu



www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Maumere Gelar Q! Film Festival

Maumere pada tanggal 6 hingga 11 Desember 2011 akan menjadi tuan rumah pegelaran Q! Film Festival (QFF), Festival film yang bertemakan LGBTIQ, HAM, dan HIV/AIDS yang diusung oleh Q-munity, sebuah lembaga nirlaba yang mengkhususkan di bidang seni. Selama kegiatan di Maumere, QFF bekerjasama dengan Yakkestra (Yayasan Kesehatan & Kesejahteraan Masyarakat Flores-Lembata) dan Toko Buku Gramedia yang menyediakan lokasi pemutaran film. Kegiatan ini didukung weblognya orang Maumere www.inimaumere.com, Toko Buku Gramedia, Sonia FM, Rogate FM, Pos Kupang, Flores Star, serta Raja Jaya Motor. Q! Film Festival adalah ajang tahunan yang memutar film-film alternatif bertema kesetaraan gender dan keragaman identitas seksual dan kini telah memasuki gelaran ke-10.
Di Maumere, film-film Indonesia berkualitas karya para sutradara terkenal di Indonesia telah disiapkan untuk diapreasiasi bersama.

Kegiatan QFF di Kota Maumere bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai isu-isu teraktual tentang LGBTIQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Intersex dan Questioning), wanita maupun humanrigts secara keseluruhan.
Untuk mengembangkan jangkauannya, sejak beberapa tahun lalu Q! Film Festival mulai diputar di lebih dari 10 kota di Indonesia. Maumere menjadi kota kedua di wilayah Indonesia Timur setelah Makasar yang menggelar Q!FF.


Selama penyelenggaraannya, Q Film Festival telah memutar lebih dari 800 judul film yang dihadiri oleh sekitar 160.000 pengunjung.
Selain memberi pilihan tontonan, festival film ini juga memiliki misi untuk berbagi dan mengangkat wacana lesbian, gay, bisexual, transvestites (LGBT)—sebagai bentuk dukungan atas kebebasan berekspresi dan keberagaman orientasi seksual.

Tahun 2010 lalu, QFF mendapat reaksi dan ancaman keras dari fundamentalis, ekstrimis, dan kelompok agama, namun Q!FF terus berjalan dan pegelaran QFF 2011 di Jakarta telah menayangkan 86 film dari 25 negara di seluruh dunia. Tahun ini Q!FF mempunyai dua orang direktur festival, yaitu: Meninaputri Wismurti dan Ahmad Hally.


Pada pegelaran Q!FF 2011 di Maumere, menurut rencana Film “Perempuan Punya Cerita” karya gabungan sutradara perempuan Upi Avianto, Nia Dinata, Fatimah Rony, Lasjah F. Susatyo yang bercerita tentang isu-isu perempuan dan perjuangan mereka akan menjadi film pembuka festival.

“3 Doa 3 Cinta” dan “Khalifah” karya sutradara Nurman Hakim juga ikut memarakkan.

Selain itu juga, karya gabungan sutradara Sammaria S., Sally Anom S., Yosep Anggi N., Daud Sumolang, dan Nitta Nazyra C. Noer dalam karyanya “Working Girls” serta Ani Erna Susanti, Iwan Setiawan, Muhammad Ichsan, Lucky Kuswandi, dan Ucu Agustin dalam “Pertaruhan” kembali mengangkat isu perempuan dan permasalahan hidup mereka.

Film “Cin(t)a” karya Sammaria Simanjuntak bercerita tentang perjuangan mendapatkan cinta dari sepasang kekasih yang berbeda latar belakang akan diputar pada akhir kegiatan dan ditutup dengan film “Madame X” dari sutradara Lucky Kuswandi, mengisahkan tentang seorang pahlawan super pembela kaum minoritas.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Bandara Frans Seda-Maumere Diperpanjang

Bandara Frans Seda di Kabupaten Sikka, NTT, diperpanjang menjadi 2.250 meter dari sebelumnya 1.850 meter atau bertambah 400 meter. Sedangkan lebar landasan tetap sama,30 meter.
Demikian dijelaskan Kepala Bandara Frans Seda Maumere, Leonardus Paseli Soba ditemui di Ruang Kerjanya, Selasa (29/11/2011).
Penambahan panjang landasan pacu, kata Leo maka Bandara Frans Seda sudah bisa menjadi bandara Alternatif bagi Bandara Eltari Kupang.
“Jika sudah selesai nanti, ini bisa jadi bandara alternatif untuk Eltari Kupang. Kalau Kupang cuaca buruk dan pesawat tidak bisa mendarat, maka bisa dialihkan ke Frans Seda,” kata Leo.

Selama ini, jelas Leo, jika pesawat tidak bisa mendarat di El Tari Kupang mereka kembali ke Surabaya atau Denpasar-Bali. Sebab belum ada Bandara alternatif untuk pendaratan.

Boeing 737 Seri 300 dengan kapasitas penuh 148 tempat duduk, misalnya, sudah bisa mendarat di Frans Seda.(pos-kupang/tribunnews.com)
Selengkapnya...

Thursday 1 December 2011

Magepanda Sementara Pimpin perolehan Medali

PORKAB Sikka 2011
Magepanda memuncaki perolehan sementara medali sampai hari ke-5 penyelenggaraan PORKAB (Pekan Olah Raga Kabupaten) Sikka 2011 di Maumere dengan mengumpulkan 2 emas. Magepanda mendepak Kecamatan Lela yang di hari sebelumnya berada diposisi pertama dengan raihan medali 1 emas dan 3 perak. Adalah sprinter andalannya, Saman Rajaleu yang menambahkan satu lagi medali emas bagi kontingen Magepanda lewat cabang Atletik 1500 meter putra. Daftar perolehan sementara medali tersebut masih dari cabang ateltik. Sedangkan tiga cabang lainnya yakni sepakbola, sepak takraw dan bola volley masih berkompetisi. Pada pertandingan Bola Voley kemarin, Rabu (30/11/2011), Lela menang 2:0 atas Alok, Paga dan Alok Barat menang WO atas lawan-lawannya yakni Waiblama dan Talibura. Kecamatan Nita kandaskan Koting 2:0, Waigete atasi Hewokloang 2:0.


Sepakbola yang hari ini dijadwalkan memasuki babak semifinal, Alok Barat menang 2:0 atas Lela, Alok imur kalah 2:4 dari Kewapante lewat adu pinalti. Sedangkan pertandingan lainnya antara Paga melawan Magepanda dan Alok dengan Kangae ditundfa sementara setelah terjadi protes dari beberapa tim. Lihat daftar lengkap perolehan medali.

Magepanda 2 emas,
Lela 1 emas 3 perak
Nita 1 emas 1 perak
Talibura 1 emas 3 perunggu
Paga 1 emas 3 perunggu
Palue 1 perak 2 perunggu
Mego 1 perak
Kangae 1 perunggu

Final sepakbola dijadwalkan berlangsung di Stadion Samador bertepatan dengan penutupan Porkab Sikka 2011. Pada hari terakhir pula, Samador akan menjadi saksi sejarah sang juara pada kompetisi perebutan medali emas atelatik lari 10 K (10 Kilometer). Direncanakan Nangahure menjadi awal start para pelari dan berakhir atau finish di Samador da Cunha Maumere sebelum upacara penutupan. Keduanya berlangsung dihari terakhir, Sabtu 3 Desember 2011.

Porkab Sikka 2011 merupakan ajang olahraga yang bertujuan untuk menjaring atlet-atlet berkualitas dari tiap kecamatan yang akan dipersiapkan menghadapi PORDAFTA 2O11 di Ende.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Kabupaten Sikka Kekurangan 600 Guru

Tahun 2011 ini, dunia pendidikan Kabupaten Sikka boleh sedikit berbangga. Karena sebanyak 26 sekolah terdiri dari SLTP dan SMA mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat melalui dana Blok Grand untuk pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas.
Meskipun sampai November 2011, jumlah tenaga pendidik atau lebih lazim disebut guru mencapai lebih dari 40 ribu orang, Kabupaten Sikka ternyata saat ini tengah mengalami kekurangan guru sebanyak 600-an orang. Kekurangan itu terjadi di semua jenjang pendidikan, terutama jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD).
"Sekarang kita mengalami kekurangan guru lebih dari 600 orang. Angka itu belum termasuk guru-guru yang akan memasuki pensiun pada April 2012. Kekurangan itu merata di semua jenjang pendidikan. Yang paling banyak mengalami kekurangan yakni guru SD," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Sikka, Yohanis Rana, pekan lalu di ruang kerjanya.

Yohanis menjelaskan, sampai dengan November 2011, jumlah guru di Kabupaten Sikka sebanyak 40 ribu orang. Kekurangan ini terjadi pada tahun ajaran 2011. Diyakini akan terjadi pula pada tahun 2012, karena April 2012 banyak guru yang akan memasuki masa pensiun. Itu artinya, lanjut Yohanis, Kabupaten Sikka akan mengalami kekurangan lebih dari 600 guru, bahkan bisa mencapai lebih dari 800 orang.

Perkiraan jumlah kekurangan guru, jelas Yohanis, dihitung dari jumlah jam pelajaran setiap mata pelajaran dengan jumlah guru dalam satu sekolah. Rata-rata per mata pelajaran minimal 2 sampai 6 jam pelajaran dalam satu minggu. Sedangkan jumlah mata pelajaran, diantara, SD dan SMP 10, sedangkan SMA/SMK bervariasi.

Yohanis mengatakan, untuk mengatasi masalah kekurangan guru itu, setiap sekolah diberi kesempatan melakukan rembuk bersama dengan Komite Sekolah mencari solusi. Salah satu yang dilakukan selama ini yakni sekolah-sekolah yang mengalami kekurangan guru, menerima guru honor yang gajinya dibayar oleh Komite Sekolah.

"Kita beri kebijakan kepada sekolah dan komite untuk mencari guru dan membayar gaji dari komite. Dan banyak sekolah di Sikka sudah melakukan itu," jelasnya.

Meski begitu Yohanis mengaku, kalau guru honor terutama honor komite mendapatkan gaji di bawah standar Upah Minimum Provinsi (UMP). Selain gaji yang relatif sangat rendah, guru-guru honor juga dibebankan tugas yang sangat banyak. Biasanya yang terjadi, guru-guru PNS salah memanfaatkan keberadaan guru honor komite itu.

Tidak dapat dipungkiri lagi, lanjut Yohanis, guru-guru honor ini dibebankan tugas yang berlebihan oleh guru-guru PNS. Dengan alasan ke Kantor Dinas atau berbagai alasan lain, guru-guru PNS meninggalkan sekolah dan memberi beban tugas kepada guru honor komite.

"Dalam setiap kesempatan, saya menyampaikan, agar setiap guru ke dinas membawa buku tugas dari sekolah masing-masing. Buku tugas itu dimaksudkan untuk mengontrol kinerja guru-guru, artinya kalau kedatangan mereka ke dinas karena tugas yang diberikan sekolah. Biasanya alasannya ke dinas ternyata pergi ke mana-mana," katanya.

Selain memberi kebijakan itu, Dinas PPO Sikka, katanya, telah dengan berbagai cara melakukan agar kekurangan guru di wilayah Kabupaten Sikka dapat teratasi. "Pada prinsipnya, kita tidak menghendaki murid atau peserta didik menjadi korban dari kekurangan guru. Karena itu, selain meminta agar sekolah dan komite sekolah rembuk bersama, Dinas PPO juga sudah melakukan rapat dan berkoordinasi dengan Dinas PPO Provinsi. Kita berharap masalah ini dapat diatasi," katanya.

Data yang dihimpun koran ini dari Dinas PPO Kabupaten Sikka menyebutkan, jumlah SMA 16 unit, SMK 12, SMP 68, SD 328, TKK 68, PAUD 116.

Terpisah, Bupati Sikka, Sosimus Mitang juga mengakui, selain masih mengalami kekurangan ruang kelas dan berbagai fasiltas pendukung, Kabupaten Sikka saat ini tengah mengalami kekurangan guru. Kepada wartawan, Sosimus mengatakan, dalam mensiasati kekurangan guru yang trejadi saat ini, untuk tahun 2011, belum ada kebijakan pusat membuat suatu keputusan yang pasti.

Jadi untuk sekarang, jelas Sosimus, kebijakan pemerintah pusat untuk membangun penataan penyebaran guru. Menteri yang membuat keputusan yakni Menpan, Mendikbud, Meneg Agama dan Mendagri. "Tentu keputusan ini akan lebih mempertajam lagi tenaga pendidik," katanya.

Menurut Sosimus, kriteria guru yang disebut bersertifikasi itu seperti apa? Ini yang menjadi pekerjaan para menteri dalam keputusannya nanti. Kebijakan pemerinah pusat saat ini tidak ada penambahan PNS baru. Para kepala Dinas PPO di semua kabupaten termasuk di Kabupaten Sikka harus membuat kebutuhan mendasar guru dari semua jenjang pendidikan.

Misalnya, yang standar, berapa jumlah guru SD, SMP dan SMA. Terkait dengan adanya guru honor komite yakni kebijakan Dinas PPO Kabupaten, Sosimus mengatakan, harus melalui standar kebijakan secara nasional sehingga komite dan sekolah mempunyai pedoman yang sama di seluruh Indonesia.(kr5/ays/jpnn)

www.inimaumere.com


Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 12.11 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---