Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Saturday 26 May 2012

Sembilan Sekolah Seratus Persen

Hasil UN SMA/MA, SMK 2011/2012

Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) SMA,SMK/MA di Kabupaten Sikka pada tahun 2012 diumumkan hari ini, Sabtu (26/5). Sebanyak sembilan sekolah menengah atas dan kejuruan di Kabupaten Sika menunai hasil 100 persen kelulusan. Untuk tahun ajaran 2011/2012 jenjang SMA/MA ada enam sekolah yakni SMAK St. Alvares Paga, SMAN 1 Nita, SMAN Bola, SMAK St. Maria Rubit, SMA Muhamadiyah dan SMA Roledelu. Tiga sekolah kejuruan yang meraih hasil seratus persen yakni SMK Tana Tawa, SMK Yapenrais dan SMK Budi Luhur. Hasil ini kalah satu sekolah dibanding tahun ajaran 2011/2012 yang meraih kelulusan seratus persen di sepuluh sekolah. Untuk tahun ini, Ujian Nasional (UN) Kabupaten Sikka tingkat SMA/MA diikuti peserta sebanyak 1442 siswa dari 17 sekolah. Jumlah siswa yang lulus sebanyak 1304 siswa (91.70%) dan yang tidak lulus sejumlah 118 siswa. Jenjang SMK 2011/2012 jumlah total sebanyak 2041 siswa peserta dari 12 sekolah, lulus 1948 siswa (95,44%) dan tak lulus sebanyak 93 siswa. Sedang Jumlah total peserta UN 2011/2012 SMA/MA, SMK tahun 2011/2012 sebanyak 3463 siswa. Tidak lulus 211 siswa dan lulus sebanyak 3252 siswa.)
Lengkapnya bisa dilihat dibawah ini:

Prosentase UN SMA/MA Kab Sikka 2012 :

SMA Negeri I Maumere
Jumlah Peserta295
Tidak Lulus :1
Lulus 294
99.66%

SMA Negeri II Maumere
Jumlah Peserta : 210
Tidak Lulus 32
Lulus :178
84.76%

SMAK St.Gabriel Maumere
Jumlah Peserta : 135
Tidak Lulus:30
Lulus : 105
77.78%


SMAK PGRI Maumere
Jumlah Peserta: 22
Tidak Lulus : 7
Lulus:15
68.18%

SMAK Yoh. Paulus II
Jumlah Peserta : 59
Tidak Lulus : 6
Lulus :53
89.83%

SMAK Bhatyarsa Maumere
Jumlah Peserta :100
Tidak Lulus:1
Lulus: 99
99.01%

SMAK St Petrus
Jumlah Peserta :48
Tidak LuLus:22
Lulus:26
54.17%

MA AT Taqwa Maumere
Jumlah Peserta: 54
Tidak Lulus: 6
Lulus: 48
88.89%

SMAK ALVARES Paga
Jumlah Peserta:  65
Tidak Lulus: 0
Lulus: 65
100%

SMAN I Nita
Jumlah Peserta: 50
Tidak Lulus :0
Lulus: 50
100%

SMAN Bola
Jumlah Peserta: 47
Tidak Lulus : 0
Lulus: 47
100%

SMAN Talibura
Jumlah Peserta: 69
Tidak Lulus : 5
Lulus: 64
92.75 %

SMAK St Maria
Jumlah Peserta: 49
Tidak Lulus : 0
Lulus: 49
100 %

SMAK Frateran
Jumlah Peserta: 134
Tidak Lulus : 2
Lulus: 132
98.51%


SMA Muhamadyah
Jumlah Peserta: 28
Tidak Lulus : 0
Lulus: 28
100%

SMAK Roledelu  
Jumlah Peserta: 35
Tidak Lulus : 0
Lulus: 35
65.71 %

MA Muhadiyah Nanaghure
Jumlah Peserta: 33
Tidak Lulus : 9
Lulus: 24
72.73 %

TOTAL :
JUMLAH PESERTA : 1422
TIDAK LULUS : 118
LULUS : 1304
Prosentase Kelulusan : 91,70 %



Prosentase UN SMK Kab Sikka 2012 :

SMK St Gabriel
Jumlah Peserta: 233
Tidak Lulus :  4
Lulus: 229
98.28 %

SMK St Elisabeth
Jumlah Peserta: 143
Tidak Lulus : 3
Lulus: 140
97.90 %

SMK Tawa Tana
Jumlah Peserta:69
Tidak Lulus : 0
Lulus: 69
100 %

SMK Negeri Talibura
Jumlah Peserta: 59
Tidak Lulus : 7
Lulus: 52
88.14 %

SMK Yohanes XXIII
Jumlah Peserta: 247
Tidak Lulus: 12
Lulus: 235
95.14%

SMK Budi Luhur
Jumlah Peserta: 30
Tidak Lulus : 0
Lulus: 30
100 %

SMK St.Thomas
Jumlah Peserta: 343
Tidak Lulus :  13
Lulus: 330
96.21 %

SMK Bina Maritim
Jumlah Peserta: 72
Tidak Lulus : 11
Lulus: 61
84.72%

SMK Negeri I Maumere
Jumlah Peserta: 213
Tidak Lulus : 25
Lulus: 188
88.26 %

SMK Negeri 2 Maumere
Jumlah Peserta: 33
Tidak Lulus :2
Lulus: 31
100 %

SMK Yapenrais
Jumlah Peserta: 15
Tidak Lulus : 0
Lulus: 15
50.00 %

SMK Mathilda
Jumlah Peserta:584
Tidak Lulus : 16
Lulus: 568
97.26 %

TOTAL :
JUMLAH PESERTA : 2041
TIDAK LULUS : 93
LULUS : 1948
Prosentase Kelulusan: 95.44%




Keseluruhan Kabupaten Sikka :
Jumlah Total Peserta :3463
Tidak Lulus : 211
Lulus : 3252

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Sikka


Untuk membandingkan dengan hasil UN 2011 (Tahun lalu) klik saja disini



***
Selengkapnya...

DUA KROWE MANUSIA ASAL TANAH DI MEKEN DETUN WOLOLARU

oleh Longginus Diogo

Kisah tradisi lisan lepo meken, desa Meken Detun, kecamatan Kangae, Kab. Sikka, bertutur tentang adanya DUA KROWE DUA TAWA TANA (dua krowe perempuan asal tanah ) di kawasan Meken Detun-Nuhan Ular Tana Loran. Dua krowe inilah menjadi leluhur pertama dari dua etnis penduduk asli di Nuhan Ular Tana Loran. Yaitu Etnis Krowe dan Etnis Krowin. Naruk Duan Moan Latung Lawang atau kisah tradisi lisan itu bertutur sebagai berikut: Au lai laka moan lalang - Aku putra laka lalang Nuhu ora ata liman blon - Perang dengan orang tangan panjang Ata epak klewang - Dan bertelapak lebar Atan saben rigan - Orang berbulu kasar Mole unur leen - Dan berkuku runcing Ata ikit etan lea mein - Pemangsa daging,peminum darah Ata higi mitan - Orang pengecup hitam Ata here meran - Orang pencedok merah Ata wada ponun koparaE - Kuntilanak koparaE
Lutan bita doto wulan - Puntung terbang menuju bulan Waran gogo dolu lero - Bara begulir menuju matahari Poto glejor Jlin Goran - Nyala menjilata gunung goran KaparaE ami lobo - Musuh – musuh kutaklukan Nuhu tia au weta - Perang itu ku beri nama
 NUHU LUTAN BITO - PERANG PUNTUNG TERBANG WARAN GOGO - BARA BERGULIR

 Au lai laka lalang - Aku putra laka lalang
 kare tua wali gajun loran - Menyadap tuak ditengah rimba
 Gu ita ora dua ha - Dan kulihat seorang gadis
 Bepur lora tanah luk - Bercebur debu tanah
 Au wae hale weta koparaE - Kukira itu kuntilanak
 Gele nora tua bura - Menginginkan tuak putih
 Beta wair blatan epan - Sebagai air penyejuk
 Kaman paret wiin boir - Untuk pemuas dahaga
 Aning liro bliran - Angin bertiup menyegarkan
 Balatan jaju jek - Sejukpun membuat kantuk
 Lupan glumak geru nolek - Kantuk hingga tertidur lelap
  Nora au matan naran - Ketika aku terjaga
 Ita wulu kruut pereng sawe - Bulu kotor habis tercukur
 Dadi nan waebuan mior - Ia jadi gadis yang cantik
 Nimu hui wiin dau wiin - Ia memandikan diri
 Lou wiin nore wiin - Menyiram dan menguras rambutnya
Hubit wiin sokung wiin - Menyisir dan menata rambutnya
 Ganu ata dua bukan - Bagai gadis pingitan
 Waebuan bura barek - Gadis mudah yang cantik
 Nimu tia - Dia itulah INA DUA LUK TANA - IBUNDA LUK TANA DUA WAI LAKA LALANG – ISTRI DARI LAKA LALANG.

 Rangkuman isi kisah tradisi lisan ini dapat dapat di uraikan sebagai berikut:

  1. Moan laka lalang keturunan dari Leluhur Uka. Pale Manusia pertama di pulau Ular Naga Sawaria yang disebut ATA BEKOR.Laka Lalang menemukan kawasan Meken Detun Wololaru.Ia ingin menguasai kawasan itu tetapi dalam rimba itu terdapat banyak musu. a. Ata liman Blom Epak Klewang artinya makhluk bertangan panjang, bertelapak lebar. Kemungkinan makhluk ini adalah RAKSASA. b. Ata Saben Rigan Unur Leen artinya makhluk berbulu kasar, dan berkuku runcing.kemungkinan makluk ini adalah ORANG HUTAN. c. Ata Wada Ponun KoparaE artinya kuntilanak KoparaE Sebagai makhluk “ikitetan lea mein” artinya makhluk pemangsa daging dan peminum darah. 
  2. Laka Lalang melakukan sebuah siasat perang yaitu “Nuhu Lutang Bito Waran Gogo” artinya Perang Puntung Terbang Bara Bergulir. Laka Lalang melontarkan puntung kayu api menuju bulan dan menggulingkan bara api menuju matahari. Laka Lalang memohon doa restu dari sang penguasa tertinggi yang disebutnya AMA LERO WULAN ( BAPAK LANGIT). Nyala api menjilati gunung Jlin Goran( Gunung yang gundul )dan Laka Lalang mengalahkan semua musuh penghuni kawasan Meken Detun wololaru Mei Erin Blata Tatin Poma Pihak Watu Daring. 
  3. Laka Lalang menguasai kawasan Meken Detun,dan mulai melakukan kegiatan bercocok tanam (=Gua Uma Kare Tua). Pada suatu hari ia sedang meyadap tuap di tengah rimbah di sebuah tempat bernama Todang Tedung (sebelah barat daya gunung Jlin Goren). Dari atas pohon tuak (pohon enauk) ia melihat seorang gadis yang sedang bercebur debur di pemukaan tanah. Dan ia mengirah itu adalah kuntilanak / KoparaE yang mau minta minum tuak putih untuk pemuas dahaganya. Karena tiupan angin yang menyegarkan dan ia pun terlelap sejenak, ketika terjaga di lihatnya semua buluh kotor dari gadis itu sudah habis tercukur. Perempuan itu menjelma menjadi seorang gadis yang sangat cantik bagai gadis pingitan. Laka Lalang memperistri gadis itu dan diberi nama DUA LUK TANA (=perempuan debu tana) sebuah nama yang mengandung arti simbolik manusia yang masih sangat primitif.  
Kemudian anak dari Laka Lalang dan Dua Luk Tana, bernama Lai Meken (=putra asal Meken Detun) membangun sebuah ”MAHE MOAN” (=megalit agung) di Todang Detung tempat Dua Luk Tana ditemukan Mahe Moan itu sebagai Tugu peringatan ”munculnya Dua Luk Tana”yang diberi nama MAHE KROWE KUAT PUAN artinya megalit krowe asal-mu-asal marga. Dan sejak itu Dua Luk Tana mulai di panggil Dua Krowe. Dua Krowe juga di juluki Dua Tawa Tana artinya perempuan asal tana di Mekenng, Detun Wololaru-Nuhan Ular Tana Loran. Dua krowe menjadi leluhur pertama etnis Krowe dan etnis Krawin (=berasal dari Krowe ). etnis Krowe adalah keturunan dari Lai Meken, Raga,Wanga, Pore, Dopeng, Tobi, Hoba, Sira dan Bao, yang tercebur di wilayah Hoak Hewer, Jli, Wetakara, Nele, Koting, Nita, Wolokoli , Doreng, Hewokloang dan Waigete. Sedangkan etnis Krowin adalah keturunan dari Kesa, Kuit, Kudi, dan Kleteng yang tersebar di wilayah hoak Hewer Kringa dan Werang termaksud hewa yang sekarang masuk flores timur. 
 
Todang Detun selanjutnya disebut ”OLANG BEKOR ”atau tempat munculnya manusia dari tanah. Disana ada Mahe Moan Kelan Kirek (= megalit agung yang terukir indah ). Olang Bekor itu menjadi tempat AI TALI atau tempat untuk bertemu dengan leluhur yang disebut Regang Ai Tali, pada setiap ada hajatan keluarga. Semua Mahe di KangaE sudah habis di porak porandakan pada 26 November 1902 dalam penyerbuan tentara ” MARSESE ”( tentara bayaran Belanda ), terhadap kerajaan KangaE. 
 
Dua Krowe Kuat Puan. Dua Tawa Tana di Meken Detun Wololaru. Nuhan Ular Tana Loran. Dua Krowe Manusia asal tanah di Meken Detun Wololaru, yang keturunanya sebagai penduduk asli adalah etnis Krowe dan etnis Krowin.
Kewapante, April 2011 LONGGINUS DIOGO


                             www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Kapolres Sikka: Mau Main Narkoba Pecat

"Saya sebagai Kapolres Sikka sudah warning alias ingatkan jangan main-main dengan narkoba. Mau main resikonya dipecat dari keanggotaan Polri. Saya sebagai pimpinan punya rasa kemanusian dan punya rasa iba. Tetapi ini dalam rangka menegakkan aturan apalagi yang terlibat adalah oknum polisi. Saya tidak mau citra polisi rusak. Saya tegakkan aturan," Demikian penegasan Kapolres Sikka, AKBP.Drs.Ghiri Prawijaya ketika dihubungi Pos Kupang,Kamis (24/5/2012) siang per-telepon. Kapolres Ghiri dikonfirmasi terkait IWC, oknum polisi ditangkap Tim Narkoba Polda NTT dan BNN di Jakarta, Senin (21/5/2012) malam di Lapangan Kiota Baru-Maumere.
Ia menegaskan, setiap kali dirinya selalu memberikan warning bagi anggota Polres Sikka. Warning bagi anggota agar jangan bermain narkoba. "Kita sudah warning. Ini bukti kalau siapa yang mau main-main narkoba kita tindak tegas. Apalagi anggota polisi resikonya jelas. Yang jelas saya usul kalau terbukti dia pecat," tegasnya.

Ia mengatakan, kasus ini membuat mata semua anggota polisi di Polres Sikka. "Mau main silahkan. Ingat resiko dipecat. Jangan anda pikir ada yang bermain saya sebagai kapolres akan bela. Saya minta diproses. Ingat anda punya istri dan anak. Jangan melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Berani berbuat berani tanggungjawab," tegas Kapolres Ghiri.(pos-kupang.com)
Selengkapnya...

Monday 14 May 2012

Kembali ke Pangabatang

Sepertinya tak habis-habis bikin kisah di Pangabatang. Pulau mungil yang tergeletak diantara beberapa pulau besar dalam gugus Teluk Maumere, Kabupaten Sikka. Kecil-kecil cabe rawit, pulau ini menawarkan sensasi  tak biasa, Tubuhnya berbalut pasir putih nan halus. Airnya bening dan banyak ikan. Pemandangan alam bawah lautnya spektakuler dan lain-lain. Pulau ini tak panjang, sekitar 800 meter dan lebar yang tak lebih dari 100 meter dengan permukaan yang datar. Berada disana bisa jadi pilihan yang tepat ditengah rutinitas. Untuk mencapai Pangabatang dimulai dengan keberangkatan dari Desa Nangahale Gete dipesisir Talibura. Dengan menumpang perahu motor berbadan kecil, juru mudinya setia mendampingi kita hingga usai.
Pangabatang Island saat ini terpencil dari berbagai informasi. Meski cantik, akibat kurangnya promosi pulau ini akhirnya terkukung dalam kesepian. Seperti biasa, Dinas Pariwisata daerah ini entah mengapa, tak merespon baik keindahan ciptaan Tuhan ini. Ataukah ada alasan lain? Disana tak akan ditemui siapapun kecuali penduduk Pangabatang yang mendiami ujung barat pulau itu. Mereka telah hidup di Pangabatang sejak dulu kala. Kini ada sekitar 80 jiwa yang berkehidupan disana sebagai nelayan. Tidak ada sekolah dan bangunan lain selain rumah warga, kesederhanaanya merupakan keunikan sendiri.

baca artikel lengkap: Sensasi di Pangabatang

  PANGABATANG ISLAND

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Ivan Nestorman dan Tri Utami Tabur Kegembiraan di Ritapiret

Ritapiret, Sabtu (5/5/2012) agak berbeda. Malam minggu itu, ditengah genitnya hawa dingin menusuk pori-pori kulit. Dan kegelisahaan bulan yang tersembunyi dibalik awan gelap, lantunan suara nan merdu terdengar menyeruak membongkar dinding sunyi. Kali ini ada yang berbeeda. Bukan nada-nada ciptaan Mozart atau Engelberth yang biasa terlantun dari mulut para calon pastor. Tidak. Kali ini Sang Maestro jazz etnik Ivan Nestorman bersama penyanyi jazz kawakan Tri Utami yang hadir. Dalam kemesraan nada-nada indah ditengah ratusan pasang mata mahasiswa, para imam, dan biarawan/wati serta sejumlah umat lainnya, Aula Ritapiret jadi saksi sejarah bagi semua yang hadir. Kedua artis jazz tanpa sungkan berbaur dalam kemesraan ala Ritapiret. Mahasiwa dan biarawan yang biasa terkungkung dalam studi yang melelahkan menumpahkan semua kegembiraan. Mereka berpegang tangan menggerakan tubuh dalam satu irama tarian Flores saat Ivan menggedor kerinduan para mahasiswa akan kampung halamn mereka.

Tri yang biasa disapa Mbak I'ik nampak seperti wanita Sikka umumnya. Mengenakan sarung Sikka berbalut kaos hitam ditubuh mungilnya ia terlihat anggun. Sedikit berbeda dengan Ivan yang memadukan kaos hitam dan kain lipa berwarna putih.

Diatas panggung sederhana, tanpa lighting dan tetek bengek lainnya ,keduanya bergantian mengolah vokal. Ivan Nestorman musisi dan penyanti beraliran jazz etnik asal Ruteng, Manggarai menyentil telinga saat membawkan berbagai tembang etnik Flores yang diambil dari beberapa albumnya yang telah diaransemen ulang. Aplaus disetiap lagu jangan ditanya lagi. Semua mata terpaku tajam kedepan. Sosok lelaki diatas panggung dengan gitar akustiknya terus bernyanyi dan menebarkan senyum.

 Lamalera Band featuring Tri Utami, tertulis jelas dikain berwarna biru langit yang menjadi latar panggung. Rombongan ini sebelumnya mematri kehadiran di Lamalera, Lembata. Sebuah pulau diujung timur Flores yang berdiri menjadi Kabupaten Lembata setelah berpisah dari saudara tuanya Kabupaten Flores Timur.

Di Lamalera, seperti diberitakan berbagai media, Ivan Nestorman dan Tri Utami serta rombongan dari Jakarta mengikuti misa Lifa yakni misa pembukaan perburuan ikan paus secara tradisional tanggal 1 Mei lalu sekaligus menghibur warga setempat. Keduanya dalam misi mengkampanyekan penangkapan paus secara tradisional agar tak punah. Ivan dan Tri bukan hanya sekedar bernyanyi. Mereka juga tanpa basa basi bertegur sapa dengan penonton yang rata-rata adalah para penghuni Seminari Ritapiret.

Hingga akhir acara, Ivan terus memberi kegembiraan dengan sejumlah tembang daerah, mengiringi kegembiraan pecinta mereka yang melantai dalam irama ja'i, dolo-dolo ataupun gawi. Begitu pula Tri Utami yang jelas sekali nampak ceria dan mampu menggojlok salah satu mahasiswa seminari diatas panggung. Saat membawakan Ave Maria, Tri mengeluarkan kemampuan olah vokalnya yang luar biasa. Aplaus panjang malam itu pantas buat penyanyi senior ini.

Lamalera Band sebagai band pengiring terdiri dari sejumlah musisi Flores yang telah lama malang melintang dijagat musik ibukota. Pada posisi perkusi diisi Andre de Rromma,drumer Matahari Reggae Band asal Jakarta. Andre adalah putra Kampung Kabor, Maumere. Posisi keyboard diisi Yansen yang berdarah asli Maulo'o, Paga. Baru pertama kali ini, musisi berambut brekeleyang sering tampil bareng band reggae Steven Jam, Ras Muhamad dan lainnya menginjakan kaki di tanah kedua orangtunya. Vincent, putra berdarah Bola, Sikka yang bermain pada instrumen musik Saxopone sama seperti Yansen, menjadi musisi pada band-band reggae terkenal ibukota, bahkan keduanya bersama Andre sering tampil di Radioshow Tv One. Geshi Radja, putra Ende yang berdomisili di Surabaya dipercaya pada posisi guitar.

Malam yang menghibur tersebut berjalan hampir dua jam. Nampak jelas terbersit kepuasan dari wajah penonton ketika musik berakhir. Diganti nyanyian cemara yang diterpa angin, Ritapiret kembali sunyi senyap berganti rutinitas biasa, belajar dan melayani umat.

Semoga saja misi mulia dari rombongan ini, menjadi pegangan bersama bagisemua insan yang masih peduli akan kearifan lokal warga setempat terkhusus daerah perburuan paus yang melegenda, Lamlera.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Senang di Daerah Terpencil

Ketika pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI) tahun 2011 lalu membuka peluang kerja bagi tamatan fakultas kedokteran untuk mengabdi di sejumlah daerah di Indonesia dengan status pegawai tidak tetap (PTT), Dokter Nita Anindita sudah melirik dua daerah di kawasan timur Indonesia menjadi tempat pengabdiannya, yaitu Propinsi Gorontalo di Sulawesi dan Kabupaten Sikka di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)). Setelah dipikir-pikir, Nita, begitu ia akrab disapa, menjatuhkan pilihan pengabdiannya di Kabupaten Sikka. Maka sejak Oktober 2011 lalu, dr. Nita ditempatkan Kemkes RI di Puskesmas Teluk Maumere, Desa Gunung Sari, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka. 

Ditemui Pos Kupang di Desa Parumaan, Kecamatan Alok Timur, ketika hadir saat kunjungan kerja Bupati Sikka di Pulau Terluar Sikka, Selasa (8/5/2012), Nita menuturkan, begitu mendapat tugas sebagai dokter PTT di Sikka, ia merasa senang. Nita mengaku senang karena saat temannya yang terdahulu bernama dr. Retno bertugas di Puskesmas Teluk Maumere, Desa Gunung Sari, Kecamatan Alok, ia sudah dikirimi informasi mengenai suasana di daerah terpencil. Nita mengatakan, ia senang bertugas di Puskesmas Teluk Maumere karena penduduknya ramah.

"Sejak bertugas di Puskesmas Teluk Maumere, walau jauh dari kota, saya merasa senang. Ikan mudah didapat, segar saat dimasak dan enak ketika dimakan. Pantai di Kabupaten Sikka indah," tutur lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta tahun 2009 ini.

Saat tamat di Universitas Trisakti Jakarta, wanita kelahiran Jakarta, 19 November 1984 ini, sempat bertugas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Tangerang, Propinsi Banten, selama setahun.

"Sudah tujuh bulan sejak Oktober 2011 saya dan dokter Retno, teman saya, bertugas di Puskesmas Teluk Maumere. Tempat tugas saya sudah saya lihat melalui foto yang dikirim teman saya dr. Retno," tutur wanita periang dan pernah tinggal di Ambon, Maluku bersama orangtuanya.

 Anak dari Yuwono dan Wijayanti yang tinggal di Jakarta Barat ini mengatakan, ingin melanjutkan studinya. Nita pun berharap ke depan Puskesmas Teluk Maumere jadi puskesmas rujukan di Pulau Terluar di Sikka. Wanita yang menamatkan pendidikan SD, SMP dan SMA di Jakarta mengatakan, pada musim angin dan gelombang banyak pasien tidak bisa dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC Hillers Maumere.

"Kalau tidak sempat lanjut studi, saya mau setahun atau tiga tahun tugas di Sikka. Saya senang tugas di Sikka. Apalagi mantan Menkes RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih (almarhumah) pernah bertugas di Sikka. Saya ingin sebelum selesai di Puskesmas Teluk Maumere, ada dokter gigi, rumah medis dan peralatan medis ditambah sehingga puskesmas itu bisa diandalkan bagi masyarakat di Pulau Terluar di Sikka," kata Nita.

Nita mengaku, meski baru tujuh bulan lebih bertugas di Sikka, cukup banyak tantangan dan hambatan yang dia alami dalam pelayanan kesehatan di pulau terluar. Dia tidak mengutuk pengalaman-pengalaman itu, tetapi menikmati dan menjalaninya dengan senang hati.

 "Tugas di Pulau Terluar di Sikka memang menyenangkan, tapi kalau mau makan buah harus tunggu musimnya. Di Jakarta mau makan buah pasti ada. Kalau di sini, mau makan buah harus sabar sampai ada musimnya. Listrik juga di pulau nyalanya hanya 12 jam saja, belum 24 jam. Kalau makan sih enak karena ada ikan segar dan sayur segala," kata anak pertama dari tiga bersaudara yang ayahnya bekerja di bank swasta di Jakarta.

Bertugas di daerah terpencil tidak mengendurkan pengabdian Nita memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di pulau terluar di Kabupaten Sikka. Alasannya, menjadi dokter sudah menjadi cita-cita Nita sejak kecil. Dan, setelah tamat Nita pun memilih daerah terpencil sebagai tempat pengabdiannya.

 "Saya dulu bercita-cita jadi dokter. Cita-cita itu sudah terwujud, dan sekarang saya enjoy menjalani tugas walau di daerah terpencil," kata Nita. (/Pos-kupang.com/ris)
Selengkapnya...

Tuesday 1 May 2012

Penyambutan KM Teluk Maumere

Pelabuhan L. Say hari ini, Senin (30/4/2012) simpan sejarah. Pagi itu, sekitar pukul 10.00 Wita, sebuah kapal berbadan kayu dengan ukuran panjang 28 meter dan lebar 6,85 meter milik Pemda Sikka diterima dengan suka cita plus harapan besar. Kehadirannya seakan menjawab persoalan transportasi laut Maumere dan pulau-pulau sekitarnya. Seperti diketahui, kecuali transportasi PP (pulang - pergi) Pulau Pemana pelayaran dari Maumere ke pulau-pulau sekitarnya masih menggunakan kapal tradisional. Resiko keamanan terbilang besar. Untuk itu, kehadiran Kapal Motor (KM) dengan nama anggun KM.Teluk Maumere bisa menjadi sebuah terobosan berarti bagi sistem trasportasi laut di Kabupaten Sikka. KM. Teluk Maumere bisa jadi menjadi favorit para pengguna jasa pelayaran yang ingin bepergian secara aman dan nyaman.
Pasalnya kapal ini memiliki ruang yang cukup luas dibagian dek bawah maupun lantai atas. Dengan bodi yang cukup lebar, para pemakai jasa Teluk Maumere bisa sedikit rileks saat berlayar. Selain itu tentu kecepatan pelayaran yang bisa memangkas waktu dibanding menggunakan kapal berbadan kecil. Meski cukup besar dan lumayan bagus untuk ukuran pelayaran di kampung, kapal ini juga terlihat aneh. Khususnya diruang dalam kapal tepatnya di dek tengah, tinggi ruangan tersebut tak cukup untuk orang dewasa. Sehingga para penumpang dipastikan mesti menunduk untuk berjalan. Diruangan tersebut juga tak ada ventilasi udara karena kaca jendela yang ada tertutup rapat.

KM Teluk Maumere berdaya tampung 100 penumpang. Direncanakan  akan ada tujuh orang Anak Buah Kapal (ABK). Didalamnya terdapat berbagai ruangan standar seperti ruang kemudi, ruang penumpang yang terletak di dek I dan II, ruang mesin, ruang palka, ruang WC/kamar mandi dan dua kamar tidur ABK serta dapur dan gudang.

 Kapal milik Pemda Sikka ini untuk sementara dikelolah oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Sikka Bidang Perhubungan Laut. Wakil Bupati Sikka Wera Damianus, pada kesempatan penyambutan berharap agar KM Teluk Maumere bisa menjawab kebutuhan sarana transportasi yang aman dan nyaman. Ia juga berharap agar para pemakai jasa pelayaran kapal ini bisa menjaga dan merawat KM Teluk Maumere sehingga tetap berguna bagi kepentingan umum masyarakat.

Penyambutan KM Teluk Maumere beserta ABK-nya ditandai dengan Huler Wair dan pemberkatan secara katolik oleh Romo Pollycarpus. Dilanjutkan dengan uji coba pelayaran pertama mengitari laut Flores bersama Wabub Sikka Wera Damianus serta sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat, awak media dan sejumlah hadirin.

Hadir dalam acara penyambutan ini antara lain Wakil Bupati Sikka Wera Damianus, Ketua DRPD Rafael Raga beserta beberapa anggota dewan, Uskup Maumere Mgr. Kherubim Pareira.SVD, Kapolres Sikka, Dandim Sika, Pimpinan SKPD Pemkab Sikka dan sejumlah tokoh masyarakat

www.inimaumere.com.
Selengkapnya...

Seribu Lilin Keadilan untuk Romo Faustin

Seribu lilin nan anggun begitu terang bercahaya. Sinarnya memancar terang menyinari kegelapan di Taman Kristus Raja. Cahayanya berkerlap-kerlip seakan turut mearasakan perasaan duka sejumlah umat yang berdoa bagi Romo Faustinus Sega, Pr yang meningggal setelah dibunuh pada tahun 2008 lalu. Cerita tragis yang menyentuh nurani setiap insan tersebut, dihayati dalam ungkapan syukur atas diberinya hukuman oleh Mahkamah Agung RI terhadap dua terdakwa Theresia Tawa dan Rogasianus Waja. Keduanya diganjar hukuman 10 tahun penjara lewat putusan Mahkamah Agung (MA) No.2197 K/Pid/2010 untuk Theresia Tawa, dan putusan MA No. 2195 K/Pid/2010 untuk Rogasianus Waja. Kisah tragis ini terjadi Senin siang 13 Oktober tahun 2008 lalu.

Saat itu Romo Faustinus Sega, Pr, Pastor Pembantu di Paroki St. Yoseph Raja, ditemukan tewas dan wajahnya nyaris tak dikenal oleh seorang penggembala sapi di batas antara Desa Mengeruda, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada dan Kelurahan Olakile, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo. Atas keptusan hukuman tersebut, sebagai ungkapan suykur dan terima kasih, sejumlah umat terutama dari pihak keluarga, Tim Pencari Fakta (TPF) keluarga, PMKRI Sikka dan sejumlah umat lainnya menggelar "Malam Seribu Lilin Keadilan" di Taman Kristus Raja, Maumere, Jumat (27/4). 

 Dalam malam renungan dan doa tersebut, seribu lilin dinyalakan dari depan pintu Taman Kristus Raja hingga pelataran Patung Kristus Raja. Seribu lilin keadilan menyentuh kalbu sejumlah umat yang larut dalam mpendar cahayanya. Perjuangan yang panjang pihak keluarga untuk mencari keadilan telah melewati waktu yang panjang dan melelahkan dan dalam tangis duka keluarga terjawab sudah lewat putusan MA. 

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 05.12 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---