Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday, 7 October 2013

Tujuh Kepala Desa Dilantik

Pelantikan Kades Bloro, Soter Sani Nurak
Tujuh kepala desa di bumi Kabupaten Sikka di ambil sumpah dan dilantik Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera dalam sebulan ini. Mereka adalah para kepala desa yang telah memenangkan pemilihan umum secara demokratis. Dari tujuh kepala desa tersebut, satu merupakan kepala desa perempuan dan satu lagi merupakan kerpala desa yang dipilih kembali untuk periode kedua. Kepala desa perempuan tersebut adalah Ibu Klemensia yang memimpjn Desa Bola periode 2013-2019. Sedang warga Desa Waer Bleler kembali mempercayaan Mo'at Frans Bedi Bura sebagai pemimpin mereka untuk periode yang kedua. Dimulai dari Kecamatan Nelle, pada Selasa (3/9/2013), Bupati Ansar melantik Paulus Alus sebagai Kepala Desa Nelle Barat menggantikan Maria Vemilia yang telah berakhir masa jabatannya. Proses pelantikan dilaksanakan di Pelataran Lapangan Olahraga Desa Nelle Barat.

Pada kesempatan lain Bupati juga melantik Petrus Yohanes Fernadez menggantikan Wenseslaus Aleksius. Petrus diangkat sebagai Kepala Desa Manu Bura, Kecamatan Nelle sesuai pemungutan suara yang dilakukan masyarakat setempat pada tanggal 6 Juli 2013 lalu.

Selanjutnya pada Sabtu (21/9/2013), dalam sehari tiga desa di Kecamatan Nita digelar pelantikan kepala desa oleh Bupati Sikka. Desa Tilang mendapat kehormatan pertama. Pesta demokrasi beberapa waktu lalu memenangkan Florianus Inonsi Moa Luer. Maka orang Ribang ini pun dilantik menggantikan Yohanes D. Pareira, yg merupakan pejabat sementara menggantikan Kosmas Budi.
Di Desa Bloro, Kecamatan Nita, Soter Sani Nurak jadi orang muda kedua yang dilantik Bupati. Beliau memenangkan Pemilu Kades dan berhak menggantikan Yoh. Viktor Alloy Djana yang habis masa jabatannya. Pelantikan yang disesaki warga Bloro dipenuhi nuansa budaya Sikka berlangsung di SDK 017 Bloro.
Di Desa Nita, Kecamatan Nita tak kalah meriah. Seperti dua desa sebelumnya, huler waer dan tarian hegong menjadi awal pelantikan di halaman kantor desa yang dimulai pukul 4 sore. Di Desa Nita Bupati Ansar melantik Antonius B. Luju menggantikan Herman Romes. Luju berhak menjadi orang nomor satu Desa Nita setelah menang dalam pemilihan kepala desa.
Beberapa hari kemudian, Desa Bola, Kecamatan Bola Ibu Klemensia, Kamis (3/10/2013) resmi dilantik Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera menggantikan Oktovianus untuk masa jabatan selama 6 tahun ke depan. Upacara pelantikan digelar secara khidmat di Balai Gereja St. Martinus, Paroki Bola.
Sedangkan yang terakhir Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera mengambil sumpah dan melantik kepala desa di Kabupaten Sikka, Sabtu (5/10/2013). Kali ini beliau melantik Fransiscus Bedi Bura sebagai Kepala Desa Waer Bleler untuk masa jabatan enam tahun kedepan yang kedua (2013-2019). Pelantikan secara khidmat diikuti masyarakat setempat berlangsung di Balai Desa Waer Bleler, Kecamatan Waigete.
Sedangkan Desa Rubit dan Desa Wolokoli menjadi bagian selanjutnya dalam kegiatan pelantikan kepala desa bulan Oktober.
Yang menarik dalam setiap kesempatan pelantikan, Bupati Ansar selalu membuka lesempatan dalam dialog dengan masyarakat desa.
Searah Jarum Jam: Desa Tilang, Desa Bola, Nita,  Nelle Barat, Desa Manu Bura


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Adat dan Dialog,Warna Pedesaan yang Kental

Beberapa hari terakhir, Bupati Sikka Drs. Yoseph Ansar Rera mengelilingi wilayah kabupaten dalam rangka melantik sejumlah kepala desa. Selain melakukan tugas pemerintahan beliau secara langsung bertemu masyarakat desa. Bupati yng baru dilantik Juli 2013 lalu membuka dialog dengan warga desa dari berbagai kalangan. Berbagai pertanyaan, kritik, saran dan permintaan dibeberkan dalam kaitan dengan pelayanan masyarakat. Kesempatan dialog ini menjadi warna tersendiri bagi pemerintahan Ansar-Nong Susar yang baru seumur jagung. Wadah dialog direspon masyarakat secara antusias. Terbukti ketika sesi dialog dibuka, hampir semua warga yang hadir mengacungkan tangan. Ini menjadi moment baru dalam babak pemerintahan keduanya dalam cita-cita Satu Sikka yang Mandiri dan Sejahtera.

Ansar-Nong Susar yang dilantik 6 Juli 2013 itu memiliki banyak PR yang tak mudah. Masalah kesehatan, pendidikan, air bersih, jalan dan pelayanan kantor pemerintahan menjadi warna paling terang dalam setiap kesempatan dialog bersama keduanya. 

Dalam pengamatan inimaumere.com, warga desa cukup antusias dengan sesi dialog yang dibuka. Sedangkan kedua pucuk pimpinan Kabupaten Sikka ini cukup terbuka dalam memberikan jawaban. Keduanya mencacat setiap masukan, saran, kritikan yang disampaikan. 

Ansar meminta masyarakat memberikan kesempatan bagi mereka untuk melakukan perbaikan serta dukungan dalam merealisaiskan Satu Sikka yang Mandiri dan Sejahtera lima tahun kedepan. Apalagi setiap kesempatan dialog secara khsus disiarkan langsung oleh Radio LPPL Suara Sikka FM. Sehingga forum dialog tersebut terbuka dan diketahui seluruh warga masyarakat di Kabupaten Sikka.

Pelantikan kepala desa merupakan babak baru dalam tata kelolah pemerintahan di Sikka. Sebelumnya pengambilan sumpah dan pelantikan dilakukan oleh camat. Namun kini Camat berkompeten sebagai pendamping rombongan Bupati serta moderator disetiap dialog yang dibuka.

Budaya Huler Waer 
Satu catatan lagi yang diamati inimaumere adalah mengenai antusiasnya warga masyarakat dalam menyambut tamu. Seperti biasanya, dalam budaya di Kabupaten Sikka, menyambut tamu adalah sebuah hal istimewa yang dituangkan dalam satu babak budaya yang indah.

Demikian juga saat rombongan bupati menjejakkan kakinya disetiap wilayah di Kabupaten Sikka. Secara khusus, warga menyambut dengan meriah. Nah, dalam kemeriahan tersebut, ada budaya Huler Waer yang ditunjukan sebagai indentitas setempat. Sebagai pembuka biasanya tarian hegong dalam iringan musik tradisional yang meriah. Baik dari anak-anak, remaja hingga orang tua menjadi penari dan pemain musik yang anggun.

Huler waer dan sapaan adat adalah moment special. Rombongan Bupati diberi pengaluangan salendang adat, diperciki air dan disapa menggunakan sapaan adat menyambut tamu. Iringan gong waning dan tarian hegong merupakan indentitas budaya yang menyertai perjalanan Nian Sikka dari jaman dulu hingga sekarang. Memang beruntung hinga kini budaya tersebut masih antusias dijalankan masyarakat kita.


Selengkapnya...

Dibangun Dermaga Feri di Pulau Pemana

Salah satu potensi wisata di Pemana
Pemerintah pusat tengah membangun sebuah dermaga fery di Desa Pemana, Pulau Pemana, Kecamatan Alok. Pembangunan dermaga feri tersebut dilakukan secara bertahap hingga selesai. Seperti dilansir Harian Pos Kupang (5/10) Kepala Desa Pemana La Ampo mengatakan jumlah dana untuk pembangunan dermaga feri untuk tahap sebesar Rp 4 Miliar lebih. Jumlah untuk pekerjaan tahap pertama atau untuk kegiatan reklamasi. Untuk kegiatan ini, kata La Ampo, alat berta dan sejumlah dump truk sudah ada di Pemana untuk melaksanakan pekerjaan proyek tersebut. Lanut, La Ampo, pekerjaan tahap pertama ini dilakukan hingga Desember 2013 ini. Setelah itu baru dilakukan pekerjaan tahap kedua dengan keguatan pemancangan tiang.

Menurut La Ampo, lokasi pembangunan dermaga feri ini sebelumnya telah disurvai. Letaknya di pantai tidak jauh dari Pos Polisi. La Ampo mengatakan pembangunan dermaga ini merupakan kerinduan masyarakat di Pulau ini. Pasalanya, selama ini di Pulau Pemana yang ramai dikunjungi kapal-kapal belum memiliki dermaga yang standart.
Selama ini, kata La Ampo. kapal yang datang sandar di bangun secara swadaya sejak 20117 lalu. Sedangkan sebuah dermaga yang dibangun pemerintah tahun 2005 didesa itu dengan dana PKPS BBM telah ambruk dihantam gelombang. Kerusakan dermaga ini sebelum masyarakat memanfaatkannya.
"Baru habis dibangun, dermaga itu ambrukdihantam gelombang. Diduga masalah kualitasnya rendah, karena mungkin keterbatasan dana. Padahal dermaga tersebut dibangun pemerintah," kata La Ampo.(pos kupang)
Selengkapnya...

Pemerintah Tetap Relokasi

Lahan Relokasi Pulau Besar

Pengungsi yang menolak relokasi ke Pulau Besar, Kabupaten Sikka, tidak membuat mundur dan pindah ke lokasi lain. Pemerintah tetap jalan terus membangun rumah warga Palue di Pulau Besar. Saat iniu alat berat sudah dikirim ke Pulau ini untuk menggusur lokasi perumahan. Wakil Bupati Sikka, Drs. Paolus Nong Susar mengatakan itu didepan kantor BPBD Sikka, Kamis (3/10/2013) siang. Dia menjelaskan, pihaknya kini sedang mencari kapal feri di Larantuka guna membawa alat berta ke Pulau Besar untuk melakukan pengusuran lokasi pembangunan pemukiman pengungsi. "Kami sedang cari kapal feri mau angkut alat berat ke Pulau Besar. Kami akan bangun pemukiman bagi pengungsi di Pulau Besar," kata Nong Susar.

Mengenai penolakan, Nong Susar mengaku pemerintah akan tetap berupaya melakukan pendekatan agar warga Palue bisa menghuni rumah yang dibangun. Jika tidak ada yang mau ke Pulau Besar dan kembali ke Palue dan menghuni zona merah pemerintah akan bersikap tegas dengan melarang warga menghuni zona merah.

"Jika ada yang mau ke zona merahlalu ada larangan tidak menghuni zona merah akan kita lakukan pendekatan. Kami tidak ingin ada korban lagi karena ada yang menghuni zona. Kalau untuk warga yang tidak menghuni daerah relokasi, pemerintah akan siapkan format berupa surat pernyataan bersedia pindah dan tidak pindah," kata Nong Susar.

Menegenai pengungsi yang meninggalkan kamp pengungsian, Nong Susar mengaku memang benar. Namun ada yang melapor ada yang tidak melapor. Yang melapor, lanjutnya, pergi ke Palue untuk melihat rumah, harta benda dan ternak mereka.

Sedangkan yang pergi tanpa melapor, katanya, sedang ditelusuri pemerintah. "Mereka yang berada di kamp sekitar seribu jiwa yang menempati kamp pemerintah akan tetap mengganggap mereka sebagai pengungsi. Kami akan tetap memberikanperhatian karena ini tugas pemerintah. Nanti akan kami lakukan pendekatan," papar Nong Susar.

Bangun 251 Rumah 

Nong Susar mengatakan di Keluarahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat, sudah ada satu rumah contoh bagi pengungsi.
"Kami sudah bangun satu rumah contoh yang pembangunannya dilakukan pengungsi. Di Hewuli akan dibangun 251 rumah bagi pengungsi menggunakan dana tahap pertama Rp 4,6 Miliar. Yang lain akan dibangun di Pulau Besar," ujar Nong Susar.

Untuk di Hewuli tegas Nong Susar, akan dibangun secara swadaya oleh pengungsi per-KK Rp 15 juta dan diberikan bertahap. Dimana sekarang dalam proses pembuatan rekening para pengungsi.

"Pengungsi yang bangun secara swadaya pemerintah akan awasi. Pemerintah akan siapkan jalan masuk kelokasi relokasi,"papar Nong Susar.(ris/pos-kupang)
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Monday, October 07 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---