Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Saturday 28 June 2008

Kaca Polos Untuk Mobil Pejabat

J
anji Bupati Sosimus Mitang dan Wakil Bupati Wera Damianus semasa kampanye calon Bupati dan Wakil Bupati sikka akhirnya terpenuhi juga.Salahsatunya adalah mobil dinas yang digunakan harus berkaca polos alias tidak menggunakan reben.

Ini yang sudah mulai nampak mulai dilakukan oleh Sosimus dan Wera Damianus.Dihari-hari awal kepemimpinanya,mobil dinas yang digunakan diganti dengan kaca polos yang tembus pandang.Keduanya memulai ini dari mobil dinas yang mereka gunakan.

Tidak pelak,mobil dinas yang digunakan pejabat dibawahnya pun tak ikut ketinggalan.Mulai dari mobil dinas sekda,para kepala dinas/kantor/badan dan para camat pun kini ramai-ramai diganti dengan kaca transparan.”jika kami dipercayakan untuk memimpin Kabupaten Sikka,mobil dinas yang kami gunakan nanti diganti dengan kaca polos biar rakyat bisa melihat pemimpinnya,”kata Pak Sosimus saat kampanye.(flores pos)
Selengkapnya...

Thursday 26 June 2008

Kerajaan Kangae..

Mo'ang A.BoEr Parera dalam manuskripnya semenjak 1910 dan terakhir berdasarkan keterangan Mo'ang Badar pada tanggal 25 Mei 1940 di rumah Mo'ang Gaing di Kampung Blatat,dilatarkan bahwa keturunan Kerajaan Kangae berasal dari Mo'ang Ma Gate Ama Gahar,Bemu Aja (dan saudaranya Mo'ang Raja Bisa Amat).

Mo'ang Bemu Aja menikahi Du'a Gurung Merang. A. BoEr juga menjelaskan kepada Oscar P. Mandalangi bahwa nama lain dari Du'a Gurung Merang lengkapnya Du'a Gurung Merang Plale Poung. Ibunda ini keturunan dari Mo'ang Ria ( ata bekor) yang mendiami Mekeng Detung Wololaru di Ding Bekor. Dan karena keterampilan mencampur warna kain dengan akar serta daun nila/tarum, penduduk setempat menyapa Du'a Plale Poung Den Kale-Ngaeng Tarung. Pergeseran kata kale-ngaeng ini akhirnya melahirkan Kangae.


Leluhur purba Mo'ang Bemu Aja menurunkan Mo'ang Nai, Mo'ang Tigar Riwung, Mo'ang Tega Sasa, dan Mo'ang Ehak Gesuk, dan dari mereka diturunkan dua tokoh terkemuka yakni Mo'ang Bapa dan Mo'ang Goleng, menempati kampung Wolo'luma Nitung Kangae.
Mo'ang Bapa melahirkan Mo'ang Nago dengan putera-puteranya Mo'ang Keu, Mo'ang Wuli dan Mo'ang Mitang. Dari keturunan ini terkenal pula Mo'ang P.Y. Bapa Mekeng dengan putera-puteranya Blasius Bapa Mekeng dan Paulus Bapa Mekang sekarang ini.

Mo'ang Goleng menurunkan Mo'ang Juje dan beliaulah yang melahirkan Mo'ang Nai dan Mo'ang Roa, yang oleh Belanda dan penduduk Nuhang Ular Tana `Lorang disapa menjadi satu yakni Mo'ang Nai Roa.

Keturunan dinasti ini menguasai sebuah wilayah di bagian timur di samping Raja Sikka yang "mencaplok" seluruh wilayah, namun kebesaran dan kekuasaan turun temurun sesuai Wolon(g)-Wolon(g) tak dapat dibendung,sehingga Kangae selamanya tidak mau mengakui hegemoni Kerajaan Sikka terhadapnya semenjak semula,walaupun Kangae juga diberikan mangun lajar pembawa lambang kekuasaan Bala Mangung dari Raja Sikka.

Tertulis bahwa nenek moyang Du'a Gurung Merang Plale Poung, yang datang dari Iling Bekor Mekeng Detung Wololaru ialah mereka yang disapa dengan leluhur Mo'ang Toda, Lanur, Molik, Balik bersama isterinya Du'a Doda Wai Timu Nusur Wai Plale Poung di atas.Du'a Plale Ploung dengan anak-anaknya Mo'ang Sawu Sia Wuli Bewat, membawa bukti alat kebesaran -regalia- ke kampung Kangae yang dikenal dengan Muti Bala Jawa, Bala Langat dan sebuah periuk purba Unu Podo.

Sejarah menuliskan bahwa Mo'ang Nai adalah Raja I Kerajaan Kangae dalam daftar Kolonial Belanda. Ketika kedatangan Portugis yakni guru agama Augustinho da Gama bersama AlexiusAlessu (Raja I Kerajaan Sikka yang memakai gelar raja), tersebutlah bahwa keduanya membawa pula Regalia kerajaan berupa tongkat kerajaan. Mo'ang Alessu membawa serta dua batang tongkat berkepala perak sedangkan Augustinho da Gama menjadi wakil Raja Don Alessu.

Dua tongkat ini, sebuah diserahkan kepada Raja Maujong (Mau Lobo-Jong) dari Nita, dan sebatang lagi kepada Mo'ang Korung da Cunha di Alok Wolokoli sebagai Commendanti Pelabuhan Alok Wolokoli.
Setelah kematian Augustinho da Gama, puteranya Thomas da Gama yang lebih dikenal dengan Thomas Dede Amang (Jarang Paing Nora Lado) tidak bersepakat dan bersahabat dangan Raja Sikka. Beliau berpindah ke Wuring-Bebeng mendiami daerah itu. Ketika berjumpa Mo'ang Goleng di Waipare dalam perjalanan ke Kangae, tongkat emas berlambang domba dan burung merpati itu diserahkan kepada Mo'ang Goleng untuk dijadikan tongkat kerajaan.

Kerajaan Kangae sendiri tak pernah aman. Untuk menenteramkan wilayah kolonial,Belanda kembali memecah belah Kerajaan Sikka untuk kedua kalinya dengan mendirikan Kerajaan Kangae. Mo'ang Nai dilantik menjadi Raja I Kerajaan Kangae dalam daftar kolonial Belanda dengan menyerahkan sebuah Korteverklaring oleh Residentie Timor en Onderhorrigh di Waipare, 9 Desember 1902. Beliau menguasai Napung Pitu Wolong Walu dengan batas dari Wairotang ke Bao Pa'at di sebelah Utara menuju selatan hingga Wolo'luma, Kangae, Nitung, Habi, Wetak, ke utara hingga Bang Arat.

Pada tanggal 30 Juni 1904 pukul 7.30, posthouder mengirim resident dan controleurke Waipare untuk mengganti tongkat perak Kerajaan Kangae dengan tongkat emas, serta penghargaan kepada Raja Mo'ang Nai karena dapat "mengamankan" serangan Nuhu Teka. Pada saat yang sama diangkat pula Daeng Pawindu sebagai Kepala Orang Bugis, Husen Pua Salem sebagai Kepala Kampung Geliting-Wairotang dan Bolong Uwa sebagai Kepala Kampung Waioti.

D. D. Kondi menulis bahwa Raja Mo'ang Nai sebelumnya pada tahun 1903 telah mengikuti perubahan sistem sentralisasi ke desentralisasi oleh Raja Yoseph Nong Meak da Silva dengan pemencaran kekuasaan berdasarkan wilayah/distrik -kapitan- dimana Kangae terdiri atas enam wilayah distrik: Kapitan Wetakara, Kringa, Werang, Wai Gete, dan Hewokloang. Sedangkan Nita terdiri dari 2 wilayah distrik: Kapitan Nita dan Tilang. Kerajaan Sikka meliputi 10 distrik: Sikka, Maumere, Nualolo, Nele, Mbengu, Bu, Megoh, Kolo, Wolokoli, dan Palu'e.

Ketika Raja Sikka Don Yosephus Nong Meak da Silva dipensiunkan Belanda karena tua, diangkat-dilantik Raja Don Thomas Ximenes da Silva oleh Controleur Oranye pada tanggal 21 November 1923 dengan sebuah Besluit Guvernur General Belanda di Betawi No.50/1 Mei/1923.

Pada saat yang sama secara sepihak pada tahun 1923, Kolonial Belanda memberikan pensiun kepada Raja Mo'ang Nai seperti diperbuatnya terhadap Raja Sikka dan Raja Nita sebelumnya. Dan tanpa kompromi seluruh wilayah Kerajaan Kangae diserahkan kepada kesatuan Kerajaan Sikka dibawah Raja Don Thomas Ximenes da Silva. Hal ini berdasar pangumuman Assisten Resident Flores pada tanggal 14 November 1925. H. Mennes, Controleur Maumere kemudian menyatakan wilayah Kerajaan Nita dibubarkan.

Dicuplik dari buku 'Pelangi Sikka'-Michael Beding dan Indah Lestari Beding
www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Saturday 21 June 2008

Ada Pentas Seni Kawula Muda di Barata..

Masyarakat di Kota Maumere malam minggu tanggal 21 Juni 2008 memenuhi parkiran depan Barata, pusat belanja murah yang diresmikan bulan Desember 2007 . Ada apa disana?Sttttttt…ternyata malam minggu ini ada pentas seni bagi para kawula muda kabupaten Sikka. Acara yang berlangsung dari jam 7 malam sampai dengan pukul 10 malam tersebut berlangsung meriah dengan diisi oleh berbagai band di kota Maumere, sanggar tari, dancer dan berberapa hiburan.


Warga kota yang memang haus dengan hiburan semacam ini menjelang malam telah mendatangi Barata dan memenuhi halaman parkiran.Ada yang datang dengan pasangannya,ada yang sekeluarga,ada yang sendiri saja(jomblo nih yeee) ada pula yang datang secara gerombolan dengan masing-masing gengnya.

Menurut Yeni Kabupung yang merupakan salah satu anggota dari tim Games Pro,acara ini dimaksud sebagai wadah untuk menampilkan bakat seni dikalangan anak muda sekabupaten Sikka yang menurutnya kurang diperhatikan di tanah sendiri. Dengan menggandeng beberapa pihak tersebut Yeni berharap semoga kegiatan ini bisa berlangsung terus secara regular di tanah Sikka. Yeni juga berharap agar pihak-pihak yang memiliki otoritas di kabupaten ini agar ikut serta memberi perhatian terhadap bakat seni anak muda Maumere.

Seturut dengan Yeni Kabupung, Inus Florasta yang juga merupakan salah satu tim dari Games Pro mengharapkan pula agar kegiatan postif semacam ini terus di kembangkan sehingga anak muda kabupaten Sikka bisa menyalurkan bakat seni dan kemampuan mereka lewat pentas-pentas seni yang diselengarakan.

Pelangi Band, Nidi band, Plur Band, Delta, Total Alaradalah beberapa band yang mengisi pentas semalam sedangkan sanggar dancer yang ikut serta memeriahkan acara malam tadi adalah Benza Dancer, Kamb’ja Dancer, Virgine Dancer sedangkan tarian Sikka dibawakan oleh sanggar Sora dari Koting dengan rancak dan cukup untuk membius penonton apalagi para penari tersebut masih berusia Sekolah Dasar. Acara pentas seni juga disi oleh hiburan dari Olga Cs yang cukup meriah dengan aksi-aksi kocak yang dibawakan di panggung.

Sempat juga ada Kelvin yang berasal dari Koting yang naik ke panggung untuk membacakan puisi yang menyentuh hati. Oya, Kelvin ini anak berumur 6 tahun yang cacat fisik(buta). Kelvin sempat membuat terharu para penonton dengan puisinya.

Ini foto-foto yang sempat kami abadikan semalam...

Plur Band


Anak SD lewat Sanggar SORA melestarikan Tarian Sikka





Olga cs,menghibur dengan lagu Naif 'bila kumati kau juga mati'



Masyarakat padati parkiran Barata




www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Friday 20 June 2008

DINAS PENDIDIKAN TIDAK DUKUNG ANAK DIDIK

PRIHATIN PRIHATIN PRIHATIN !! Hanya itu yang bisa kami bilang,mau dibawa kemana masa depan anak bangsa di Kabupaten Sikka? Anggaran untuk yang lain malah keluar dengan deras,ah sudahlah,ini memang potret pendidikan di tanah kita sendiri,meang..itu saja !!Baca berita dibawah ini....

Sikap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sikka yang tidak memberangkatkan sembilan siswa untuk mengikuti Olimpiade MIPA tingkat NTT,dinilai sebagai sikap yang tidak mendukung anak didik di daerah itu dalam meningkatkan kualitas dirinya.

Penilaian ini dilontarkan salah seorang pemerhati masalah pendidikan di Kabupaten Sikka, Vinsensius Asno kepada Flores Pos di Maumere, Kamiss (19/6).
"Dari penjelasan kepala dinas maupun' Kasubdin Dikdasmen, memang terungkap ada salah urus di lembaga itu. Tetapi saya berani mengatakan Dinas Pendidikan Kabupaten Sikka sama sekali tidak mendukung anak didik di daerah ini," kata Asno.


Mestinya, kata dia, tidak perlu ada alasan tidak ada uang untuk memberangkatkan siswa yang ikut olimpiade. Sebab, ditingkat nasional maupun di semua daerah, anggaranpendidikan naik dari tahun ke tahun.Hal ini menjadi ironi bagi dunia pendidikan di Kabupaten Sikka.

"Seharusnya tidak ada kata tidak untuk anggaran pendidikan. Apalagi ini untuk peningkatan mutu pendidikan bagi anak-anak didik. Kita berharap masalah ini tidak akan terulang lagi di masa-masa mendatang,"kata Asno.

Mantan Ketua PMKRI Cabang Sikka ini menambahkan,peristiwa yang menimpa sembilan peserta olimpiade mungkin bagi segelintir orang di Dinas Pendidikan Sikka dianggap masalah sepele, tetapi menjadi preseden buruk bagi para guru, orang tua, dan menurunkan motivasi bagi anak didik. Dia berharap ke depan penempatan staf di Dinas Pendidikan setempat harus dari orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan, meskipun mereka umumnya berkutat dengan urusan administrasi.

"Betul bahwa para staf di Dinas Pendidikan itu memang tenaga administrasi.Tetapi kalau mereka tidak punya kecintaan terhadap dunia pendidikan, bisa hancur pengelolaan pendidikan di daerah ini. Sebab, bagaimanapun kendali administrasi pendidikan ada di tangan mereka," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sikka Robert da Silva yang dikonfirmasi sebelumnya mengatakan, ketidakberangkatan sejumlah peserta olimpiade itu memang di luar dugaannya. Sebab,seminggu sebelumnya ia telah mendisposisikan kepada bendahara di kantor itu untuk mengurus keuangan peserta Olimpiade MIPA, termasuk tiket keberangkatan.(FLORES POS)


Selengkapnya...

Empat SLTA Lulus 100 Persen..

SMK Budi Luhur I Lulus 5 Persen

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sikka, Kamis (19/6) mengumumkan kelulusan siswa SLTA sekabupaten Sikka. Dari 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada,SMK Budi Luhur I Maumere masuk kategori terendah kelulusan siswanya di mana dari 39 peserta Ujian Akhir Nasional (UAN) hanya 2 siswa yang lulus atau 5,13 persen.

Sedangkan 2 SMK yang lulus 100 persen yakni SMK Santa Elisabeth Lela dengan jumlah siswa 48 orang dan SMK Tawa Tana dengan jumlah siswa 7 orang.Persentasi kelulusan SMK lainnya: SMK Sint Gabriel (96,02%). Disusul SMKN Talibura (95,65%), SMK Yohanes XXIII (94,25%), SMKN I Maumere (89,33%), SMK Bina Maritim (82,86%), SMK Budi Luhur II (54,29%), SMK St. Thomas (44,25%), dan SMK Yapenrays (11,76%).


Untuk SMA, yang lulus 100% ada dua sekolah yakni SMA Muhammadyah dan MA AT Taqwa. Disusul SMAN I Maumere dengan persentasi kelulusan (95,951%), SMA Santa Maria (93,023%), SMA Alvares (85,185%), SMAK Frater (84%), SMAN II Maumere (74,074%), SMAN Talibura (62,5%), SMAN Nita (55,556%), SMAK Bhaktyarsa (54,478%, SMA PGRI (45,455%), SMAN Bola (43,75)%, SMAK Sint Ga¬briel (35,417%), SMA St. Petrus (33,333%), dan SMAK Yohanes Paulus II (21,721%).

Kepala Sub Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah, Yohanes Rana kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (19/6) menjelaskan dari 1.527 siswa SMA, sebanyak 603 di antaranya tidak lulus. Persentasi kelulusan siswa SMA 60,51%. Sedangkan dari 955 siswa SMK yang tidak lulus sebanyak 185 orang. Persentasi kelulusan siswa SMK 80,63%.


Diakuinya, persentasi kelulusan SMK mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun lalu sebesar 75,02%.Sedangkan persentasi kelulusan SMA hampir sama tahun lalu 62,06%.

Kepada siswa-siswi yang tidak lulus, Rana menyarankan untuk menyiapkan diri ikut ujian paket C dalam waktu dekat. "Siswa harus belajar keras agar lulus ujian paket C," katanya.(FLORES POS)


Selengkapnya...

56.499 Pemilih di Kabupaten Sikka Tidak Coblos

Dari Sikka dilaporkan, sebanyak 56.499 dari 187.603 pemilih terdaftar di Kabupaten Sikka tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur NTT, 14 Juni lalu.
Hal ini diketahui dari hasil rapat pleno perhitungan dan penetapan perolehan suara pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT oleh KPU Sikka yang dilaksanakan di Aula Kantor Ca-mat Alok, Rabu (19/6).

Berdasarkan hasil rapat pleno KPU Sikka ini,jumlah pemilih yang menggunakan suaranya pada saat pencoblosan sebanyak 131.104 pemilih. Dari jumlah ini,suara sah sebanyak 128.288, sedangkan suara tidak sah berjumlah 2.816.


Ketua KPU Sikka, M.P. Robby Keupung yang dimintai konfirmasinya usai rapat pleno KPU mengatakan,ada berbagai faktor yang menyebabkan banyak pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya pada saat pencoblosan.Namun semuanya itu karena kurang sosialisasi kepada masyarakat.

"Untuk kondisi KPU Sikka, kurangnya sosialisasi ini terkait dengan mepetnya waktu persiapan Pilgub dengan pemilihan bupati dan wakil bupati Sikka.Ini yang menyebabkan sosialisasi tidak berjalan maksimal," katanya.

Sementara itu kondisi di luar KPU Sikka yang turut mempengaruhi warga tidak menggunakan hak pilihnya adalah adanya sikap apatisme masyarakat untuk datang ke TPS meskipun mereka sudah memegang kartu pemilih. "Faktor lain, kurangnya interaksi antara partai pengusung calon dengan konstituennya serta kegiatan kampanye yang hanya berpusat di ibukota kabupaten," kata Keupung.

Terpaut 5.482 Suara

Berdasarkan hasil pleno KPU Sikka, perolehan suara pasangan Ibrahim Agustinus Medah - Paulus Moa (Tulus) dengan pasangan Frans Lebu Raya-Eston Foenay (Fren) terpaut 5.482 suara. Tulus meraih dukungan terbanyak yakni 60.294 suara, sedangkan Fren mendapat 54.812 suara. Pasangan Gaspar Parang Ehok-Yulius Bobo ( Gaul ) mendapat 13.162 suara.

Paket Tulus menang di 12 kecamatan dari 21 kecamatan yakni Alok Timur,Kangae, Kewapante,Hewokloang,Bola,Doreng, Waigete,Waiblama,Palue,Nele,AlokBarat dan Alok. Sedangkan sembilan kecamatan lainnya dimenangkan paket Fren yakni Paga, Mego, Tanawawo,Lela,Nita,Koting,Magepanda,Mapitara dan Talibura.

Anggota KPU Sikka, Vivano Bogar mengatakan, hasil rapat pleno KPU tentang penetapan perolehan suara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur segera di bawah ke Kupang untuk disampaikan dalam rapat pleno KPU NTT. "Hari ini hasil rapat pleno langsung di bawah ke Ku-pang. Besok akan dilakukan rapat pleno di tingkat KPU NTT," kata Ketua Pokja Pemungutan dan Perhitungan suara ini.(FLORES POS)

Selengkapnya...

Fren Unggul di 8 Kabupaten

Hasil pleno penghitungan suara di 19 KPUD kabupaten/kota menunjukkan, paket calon Gubernur NTT periode 2008-2013 dari PDIP, Frans Lebu Raya - Esthon L Foenay (Fren) unggul di 8 kabupaten, Gaul menang di tujuh kabupaten dan lima kabupaten lainnya Tulus unggul.

Demikian data hasil penghitungan suara di 19 kabupaten/kota yang diperoleh Kamis (19/6/2008).Sementara KPUD Kabupaten Kupang sampai kemarin, belum menggelar rapat pleno.Dari jumlah perolehan suara, termasuk hasil sementara di Kabupaten Kupang yang belum diplenokan dimana Tulus unggul (lihat tabel), Fren masih di posisi teratas disusul Tulus dan Gaul.

Dari sisi jumlah perolehan suara per kabupaten/kota, Fren menang di Kabupaten Belu, TTU, Kota Kupang, Sumba Timur, Lembata, Flotim, Ende dan Ngada. Sementara Gaul menang di Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Manggarai, Manggarai Timur, Manggarai Barat dan Nagekeo. Lima kabupaten lainnya yang dimenangkan Tulus adalah Kabupaten TTS, Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Alor dan Sikka.

Sementara dari sisi total perolehan suara, termasuk Kabupaten Kupang yang belum diplenokan (masih data sementara yang belum diplenokan), Fren menang dengan 760.733 suara, disusul Tulus yang diusung Partai Golkar dengan 686.381 suara dan Gaul memperoleh 582.367 suara.

Kabupaten Kupang merupakan satu-satunya kabupaten yang belum menyelesaikan rekapitulasi karena rekapitulasi penghitungan suara enam kecamatan di Pulau Sabu dan Kecamatan Amfoang Utara baru tiba di KPUD setempat, kemarin sore. Sesuai rencananya, KPUD Kabupaten Kupang melakukan pleno hari ini, Jumat (20/6/2008.(Poskupang)
Selengkapnya...

Wednesday 18 June 2008

Melihat Sedikit Nian Tana...

Kabupaten Sikka memang kaya akan adat,budaya dan tarian serta berbagai pantai yang indah,sementara ini mari sama-sama untuk melihat foto-foto koleksi dari seorang sahabat kami.

Meski banyak orang luar yang belum tahu Maumere itu dimana atau Maumere itu apa sih namun mulai saat ini mari kita sama-sama mengenalkan Maumere kepada semua orang hingga tidak ada lagi kita dengar cerita-cerita miris seperti pengelaman gadis luar yang bernama Fitria tersebut.


Lihat foto-foto dibawah ini yang diambil beberapa tahun lalu....



Patung Maria Bunda Segala Bangsa


Maumere Dari Nilo


Dari Sea World..


Pantai Kajuwulu


Wodong Beach


Pantai Barat Maumere


Wodong Beach


Dari Sea World..


Sunset Di Pantai Barat..


Kampung Tradisional Wuring

Wisung Fatima Di Lela

Gereja tua di Sikka


Barang Antik Di Museum Bikon Blewut


Gading Besar(Bikon Blewut)

Jong Dobo(Foto Asli)

Toja Bobu,Tarian Peninggalan Portugis

Pasangan Berpakaian Adat Sikka

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

TULUS Unggul di Kabupaten Sikka..

Paket TULUS yang mengusung Ibrahim Agustinus Medah sebagai calon Gubernur dan Paulus Moa sebagai calaon Wakil Gubernur menyalib perolehan sementara perhitungan suara Pilkada NTT dikabupaten Sikka yang sebelumnya sempat dipimpin oleh Paket FREN yang mengusung Frans Lebu Raya sebagai calon Gubernur dan Esthon Foenay sebagai calaon Wakil Gubernur NTT.



Dalam perhitungan suara yang dikeluarkan oleh KPUD Sikka sampai dengan pukul 23.00 waktu indonesia bagian tengah,Paket TULUS yang mengusung salah satu putera terbaik tanah Sikka Bapak Paulus Moa sebagai calon wakil gubernur memimpin angka perolehan suara dengan perolehan suara sebanyak 53.837 suara diikuti Paket FREN dengan perolehan suara sebanyak 49.141 suara pemilih sedangkan Paket GAUL berada di urutan ke tiga perolehan suara yakni sebesar 11.099 suara.

Perolehan perhitungan suara yang dikeluarkan KPUD Sikka malam tadi tersebut masih minus kecamatan PalueE yang belum masuk sampai dengan berita ini diturunkan.Tapi melihat hasil sementara yang sudah dikeluarkan sepertinya Paket TULUS unggul di Kabupen Sikka.

www.inimaumere.blogspot.com
Selengkapnya...

Tuesday 17 June 2008

Paulus Moa datangi KPUD Sikka,FREN Sementara Unggul..

Calon Wakil Gubernur NTT, Drs Paulus Moa, yang berpasangan dengan IA Medah (Paket Tulus), Senin (16/6/2008) siang, mendatangi Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sikka. Kedatangan Moa ke sana untuk mempertanyakan secara langsung hasil perhitungan suara pemilihan gubernur (Pilgub) NTT yang dilakukan KPUD setempat. Moa optmis paket Tulus (Drs. Ibrahim A Medah-Drs. Paulus Moa) akan meraih perolehan suara terbanyak di Kabupaten Sikka.



Disaksikan wartawan, Senin (16/6/2008) pukul 10.30 wita, kedatangan Paulus Moa ke KPU Kabupaten Sikka didampingi sejumlah tim suksesnya dan Ketua TPDI RI, Petrus Salestinus, SH dan Ketua tdi Meridian Dado, SH. Di kantor itu Moa diterima dan bertemua langsung dengan Ketua KPUD Sikka, Robby Keupung. Pembicaraan Moa dengan pihak KPU Sikka berlangsung tertutup selama hampir setengah jam di ruang kerja Ketua KPU Sikka. Moa meminta pihak KPU Sikka bisa mengawal proses perhitungan suara dari berbagai TPS sehingga tidak terjadi indakasi kecurangan.

Usai bertemu KPU, kepada wartawan Moa menjelaskan maksud kedatangannya ke Kantor KPU Sikka. :Saya datang untuk mengecek hasil perhitungan suara di KPU. Hanya itu," kata Moa.

Mengenai hasil perhitungan suara yang diumumkan KPU NTT yang menyebutkan peket Tulus (Drs. Ibrahim A Medah-Drs. Paulus Moa) berada di urutan kedua setelah paket Fren (Drs, Frans Leburaya-Ir. Eston Foenay), Moa enggan menanggapinya. Namun Moa dengan optimis mengatakan hasil perhitungan suara yang dilakukan timnya di lapangan menyebutkan paket Tulus menempati perolehan suara dengan urutan teratas. (vel/Poskupang)

Fren Raih 643.920 Suara

Pasangan Drs. Frans Lebu Raya-Ir. Esthon L Foenay (Fren) terus memimpin perolehan hasil penghitungan suara pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur NTT 2008-2013. Data yang diperoleh Pos Kupang dari KPU Kabupaten di seluruh kabupaten di NTT hingga pukul 23.00 wita, Fren meraih 643.920 suara. Jumlah suara sah yang sudah masuk sebanyak 1.486.283 suara.

Sementara, berdasarkan pengumuman hasil sementara KPU NTT sekitar pukul 19.00 Wita kemarin, total suara sah 756.303. Jumlah ini direkap dari 20 kabupaten/kota se NTT. Berdasarkan data ini, paket Fren memimpin dengan 322.054 suara, disusul Tulus 269.930 dan Gaul, 164.319 suara sah.

Hasil sementara perolehan suara ini memperlihatkan, paket Fren unggul di sembilan kabupaten/kota, yakni Kota Kupang (14.983), TTU (21.438), Belu (17.519), Lembata (10.499), Flotim (43.317), Sikka (42.740), Ende (56.367), Ngada (29.752) dan Sumba Timur (13.072).

Paket Tulus menang di empat kabupaten, yakni TTS (6.002), Rote Ndao (46.146), Kabupaten Kupang (33.588) dan Alor (29.140). Paket Gaul unggul di tujuh kabupaten, Nagekeo (31.467), Manggarai Timur (4.721), Manggarai (2.652), Manggarai Barat (2.530), Sumba Barat Daya (6.389), Sumba Barat (4.124) dan Sumba Tengah (2.592).

Anggota KPU NTT, Hans Louk, menjelaskan, pengumuman ini untuk memenuhi rasa ingin tahu warga NTT. Ditanya sumber data yang dipakai KPU NTT, Hans Louk mengatakan, pengumuman ini berdasarkan laporan dari setiap KPU kabupaten/kota yang dikirim melalui faksimile.

"Saya ingin tegaskan, hasil sementara yang kami publikasikan ini untuk memenuhi rasa ingin tahu masyarakat. Sumber datanya berasal dari KPU di kabupaten yang dikirim melalui faks," kata Hans Louk.

Anggota KPU NTT lainnya, John Depa, menambahkan, hasil penghitungan sementara ini diambil dari lampiran formulir C-1 (berisi tentang hasil perolehan suara untuk masing-masing pasangan). Formulir ini, katanya, salah satu eksemplarnya harus diserahkan oleh KPPS kepada KPU kabupaten/kota. Ditanya apakah formulir yang sama diberikan kepada saksi masing-masing pasangan, John Depa mengakuinya. Karena berasal dari formulir C-1, John Depa menegaskan, data yang dipublikasikan ini otentik.(Poskupang)
Selengkapnya...

"Jong Dobo" Pesona Dusun Dobo"

Jong Dobo' atau disebut juga Jong Gelang terdapat di Dusun Dobo, Desa Ian Tena, Kecamatan Kewapante. Di dusun yang sama juga terdapat megalitik Dobo yang dalam bahasa setampat disebut mahe.

Artefak Jong Dobo berukuran mini/kecil, dengan panjang 60 Cm, lebar 8 Cm, dan tinggi 12 Cm, dengan awak kapal sebanyak 22 orang. Kleteng latar melukiskannya secara khusus, para ahli juga sudah mencatatnya secara ilmiah.


Rumusan dalam Kleteng Latar

Soge Ata Numba,sage Jong Gelang reta,Jong Gelang reta, beli urang nora dada; Poto watu la Dobo, poa inga ia Dobo, Inga ia Dobo, Jong baleng dadi gelang - "Orang Ende (Soge) dari Numba, membawa dan menyembunyikan kapal perunggu itu; kapal perunggu itu, pemberi hujan dan panas matahari; Ketika mengangkat jangkar di Dobo, begitu kesiangan; Karena kesiangan kapal berubah menjadi perunggu".

Sedangkan dalam catatan para ahli menurut Kepala Kantor Pembinaan Kebudayaan Kabupaten Sikka, Oscar Pareira Mandalangi(saat itu)antaranya Dr. Verhoeven SVD, bahwa Jong Dobo berasal dan Kebudayaan Dongson di India Belakang atau Tiongkok Selatan (sekarang Vietnam) pada abad 8 M.

Ahli purbakala lainnya Prof. Hugh O'Neil dari Melbourne University Australia mengatakan, artefak Jong Dobo menurut struktur dan bentuknya berasal dari Kebudayaan Sumeria abad 3 SM, dibawa dari Laut Tengah ke India, Benggala dan dalam petualangan migrasi suku bangsa India ke Indonesia, tiba di Nusa Tenggara Timur,di Dobo.

Menurut P.J. Sevink SJ, Bapak Pengasal yang membawa JongDobo ialah Mo'an Lago-Dua Bella. Bahwa artefak Jong Dobo punya awak 22 on ang yang terdiri dari 1 kapten, 3 juru mudi, 8 penumpang dan 12 pendayung.

Pada tanggal 7 Januari 1988, istri Dubes Kerajaan Inggris untuk In. donesia yangjuga ahli sejarah dan peminat benda-benda purbakala, bersama suaminya datang melihat JongDobo. Dikatakannya, "JongDobo merupakan satu-satunya barang langka di Asia, selain satu lagi yang kini tersimpan di Museum Paris."

Jong Dobo disimpan dan dijaga oleh Lepo Tana Puan, ialah suku yang mengepalai suku-suku lainnya. Karenanya, artefak Jong Dobo dianggap sebagai milik umum, bersama. Sedangkan yang bertanggung jawab langsung ialah juru kunci pertama Mumeng (Si Dungu Bisu), kemudian juru kunci kedua ialah Hendrikus Domi.

Artefak unik Jong Dobo terletak di Dusun Dobo, di atas bukit setinggi sekitar 500 m di atas permukaan laut. Jong Dobo sedianya terletak di tengah hutan di pinggir kampung di atas beberapa buah batu yang disebut mahe. Kemudian karena dikuatirkan bisa dicuri orang, maka Jong Dobo kemudian dipindahkan kantor Pembinaan Kebudayaan Kabupaten Sikka ke rumah Hendrikus yang diakui masyarakat sebagai "pewaris" yang harus bertanggungjawab atas benda unik tersebut. Pengamanan seperti itu juga berkaitan dengan semaraknYa para pencari-penggali barang-barang antik.

Pemerintah Daerah Tingkat II Sikka, di masa Bupati Sikka Drs. Dan Woda Palle, memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan Jong Dobo dengan membuka jalan raya ke situs Jong Dobo. Juga di masa Bupati Drs.Paulus Moa karena menyadari keberadaan Jong Dobo sebagai sebuah aset Sikka ke depan.

Doeloe, di tempatnya di tengah hutan, selain Jong Dobo, dalam onggokan batu-batu itu juga terdapat sebuah kumbang kecil dengan lebar mulut sekitar 10 Cm dan tinggi 25 Cm. Dewasa ini, sebagian mulutnya sudah pecah dan disimpan di kampung lain. Tidak jelas mengapa demikian. Selain di Dusun Dobo, konon, di tempat lain juga terdapat barang-barang perunggu.

Dicuplik dari buku 'Pelangi Sikka'-Michael Beding dan Indah Lestari Beding
www.inimaumere.blogspot.com
Selengkapnya...

Sunday 15 June 2008

FREN Unggul Sementara di Kabupaten Sikka..

Warga Kota Tidak Begitu Antusias..

Hampir disemua TPS dikota Maumere sepi pemilih jika dibandingkan dengan Pilkada Kabupaten Sikka kali lalu.Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya sosialisasi pilkada dan juga dikarenakan masyarakat sudah lelah setelah mengikuti pilkada kabupaten kali lalu yang banyak menyita tenaga dan pikiran.

Dibeberapa TPS malah terlihat para petugas TPS duduk-duduk santai menunggu para pemilih yang datang.Jika dibandingkan dengan Pilkada kali lalu,sejak jauh hari rakyat kota Maumere sudah terlihat sibuk menyiapkan diri menyambut hari pemilihan namun tidak demikian dengan Pilkada NTT kali ini.Namun begitu beberapa warga yang menyadari pentingnya Pilkada NTT kali ini tetap datang ke TPS meski waktu sudah menjelang siang.

Di tiap TPS yang ada di kota Maumere tidak begitu terlihat kerumunan masyarakat yang membludak,tidak ada acara-acara kecil-kecilan sekedar menunggu waktu perhitungan suara seperti Pilkada Sikka kali lalu.Bahkan warga masyarakat lebih terlihat duduk didepan rumah daripada datang ke TPS untuk mencari tahu siapa yang unggul untuk sementara.

FREN Unggul di Sikka

Hasil perhitungan sementara Pilkada NTT sampai dengan Pukul 24.00,Paket FREN mengungguli lawan-lawanya.FREN mendapatkan suara sebanyak 32.478,Paket GAUL mendapatkan suara sebanyak 7.536 dan Paket TULUS yang mengusung salah satu putra terbaik tanah Sikka mendapatkan suara sebanyak 29.153 (sumber;KPUD SIKKA).

FREN Unggul Di NTT

Hasil penghitungan cepat (quick count) Pemilihan Umum Gubernur-Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013, Sabtu (14/6/2008), menunjukkan, pasangan Frans Lebu Raya-Esthon Foenay (FREN) unggul dengan FREN 38,04 persen.

Posisi kedua diraih pasangan Ibrahim Agustinus Medah-Paulus Moa (TULUS) dengan 33,04 persen dan urutan ketiga pasangan Gaspar Ehok-Yulius Bobo (GAUL) dengan perolehan suara 28, 66 persen. Demikian hasil Penghitungan Cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Jaringan Isu Publik (JIP) yang diumumkan pukul 17.30 Wita hari ini di Hotel Kristal-Kupang.

Hasil penghitungan cepat itu diumumkan oleh Barkah dan Arman Salam dari LSI serta Setia Darma dari JIP dalam jumpa pers yang dihadiri puluhan wartawan. Pasangan FREN diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), TULUS adalah calon dari Partai Golkar. Sedangkan pasangan GAUL diusung koalisi partai.

Seperti diwartakan sebelumnya, untuk pertama kalinya, rakyat NTT memilih gubernur-wakil gubernur periode 2008-2013 secara langsung, Sabtu (14/6/2008) ini. Sebanyak 2.646.114 warga NTT yang mempunyai hak pilih yang telah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) maupun dalam daftar pemilih khusus akan menyalurkan hak politiknya itu pada 7.506 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh kabupaten/kota.(sumber;poskupang)

www.inimaumere.blogspot.com
Selengkapnya...

Saturday 14 June 2008

Maumere,dalam catatan perjalanan seorang gadis...

Fitria,Nama gadis ini yang melakukan perjalanan ke Maumere,kami mendapatkan kisah ini lewat blog pribadi Fitria,sayangnya Fitria belum mengelilingi Nian tana secara keseluruhan tapi tak apalah karena ini merupakan kisah seorang gadis yang lahir dan hidup dikota besar dimana segala kecanggihan ada disana.Mari kita sama-sama membaca kisah dari Nona Fitria yang asli bukan orang NTT.

Akhirnya, setelah delay pesawat 1 Jam, ada panggilan “Pesawat Merpati MZ680 dengan penerbangan ke Maumere segera boarding, untuk penumpang diharapkan memasuki Gate 15“..

Apa? Maumere? Daerah dimana itu Fit? Ada di peta ga?



Duaarrr,Hp lo kan udah cangguiiih tuch..coba cek deh, Maumere itu masih kebaca GPS kok!! emang sie, ini pertama kalinya aku terbang kearah timur Indonesia, dan aku yakin akan jadi pengalaman yang mengesankan (walaupun aku sudah dijanjikan bahwa tidak akan ada tempat hiburan, makanan serba mahal, ga ada atm BCA!!, ga ada sinyal XL, ga ada tempat billiard, apalagi Club!!!!, pokoknya benar-benar hidup di rantauan antah berantah deh..)(Salah non,kalau mau Clubing,ada BINTANG DISKOTIK loh,itu Diskotik terbesar di NTT,letaknya dipinggiran kota Maumere,kalo non sekali waktu datang lagi ke Maumere kami dengan senang hati mau jadi jadi pengawalnya hehehe/'inimaumere' :D)

Pengalaman tidak mengenakkan sempat bikin aku khawatir kira-kira aku selamat ga ya sampai Maumere(hihihihi aduh non,orang Flores biar kelihatan tampangnya sangar tapi hatinya baik loh,apalagi dibandingkan dengan FPI hihihihi :p /'inimaumere')) karena begitu pesawat landing di Bandara Waingapu untuk transit aja udah bikin kita shock dengan guncangannya yang sangat keras..huhu.. kulihat semua penumpang hingga mengelus dada begitu tahu kita benar-benar bisa mendarat dengan sempurna, dan aku hanya bisa tersenyum miris sambil meliat kedua bule yang duduk di sebelahku berpegangan tangan erat untuk saling menenangkan diri, sedangkan aku… sendirian..benar-benar sendirian.

Ga ada yang spesial lagi saat berangkat lagi ke Maumere dari Waingapu, hanya pada saat Landing untuk yang kedua kalinya aku benar-benar pegangan erat dengan tas jinjing dan banyak-banyak mengucapkan doa… (kali ini deh baru inget Tuhan lagi..) tapi akhirnya semua serba mulus.. dan seperti kata Pinkan Mambo “Aku baik-baik saja”..

Setidaknya Maumere masih lebih baik daripada Waingapu “don’t judge a book by it’s cover, tapi mau gimana lagi yang pertama kali kunilai dari bandaranya saja lah dulu, di Maumere masih terlihat bandaranya benar-benar terlihat seperti bandara sesungguhnya, daripada Waingapu yang bandaranya hanya bangunan kecil amat sangat sederhana.

Semua mata seperti memandangku, padahal aku berusaha berpenampilan apa adanya aja kok, hingga kusadar kalau mereka berkata “Hei Nona, pesan taksi ya Nona..”

Hiyaa…udah GR aja, tapi kulihat di parkiran mana ada mobil-mobil taksi???? “Taksi disini mobilnya Avanza say, keren kan!!” “oh,Okey..iya yah plat nya kuning..trus-trus apalagi?”ujarku. “HP orang-orang disini juga canggih-canggih banget, trus tuh liat..tiap rumah pasti punya parabola, kalo ga gtu mereka ga bisa nonton dengan kualitas gambar jernih”(yang pasti non,di bandara Waioti tuh ga ada copet,preman,pengemis dan segala macam tindak kriminal seperti di kota non sendiri,keren kan?/'inimaumere')

Wow..sebenarnya ini kota terpencil bukan sih..buktinya mereka lebih canggih dari yang kupikir.. “Cuman ya hati-hati saja kadang-kadang mereka penduduknya suka saling bunuh di jalanan, seperti ada perang antar saudara,” (hmmm kpikir masanya perang Padri yang kupelajari di Sejarah udah ga mungkin ada lagi,ternyata masih toh..)( aduh non,dapat cerita seram itu dari mana?kayaknya ga ada tuh orang maumere saling bunuh dijalanan mmmhh makanya jangan sering dengar cerita orang sana,sering-sering mainlah di www.inimaumere.blogspot.com,orang Maumere dan Flores cinta damai loh,pasti non di sana ga punya teman orang Flores kan?hehehe;)/'inimaumere')

“Nah ini Pengadilan Negerinya Maumere, baru dibangun lagi karena dulu sempat dibakar massa waktu kerusuhan… Itu dia lautnya..deket banget kan dengan laut..dulu kan daerah ini juga sempat kena Tsunami sampai Pulau Babi tenggelam semua, makanya sebenarnya orang juga males datang ke Maumere karena terkenal sering gempa,tapi akhir-akhir ini ga lagi kok”…
“Cukup..cukup” batinku.. rasanya cukup deh cerita-cerita mengerikan itu(ya ampun non,ga ada loh cerita mengerikan dari Maumere,ah rasanya non kurang jalan-jalan tuh,kurang berakrab ria dengan rakyat maumere yang hatinya baik banget,kalau tidak baik kok banyak orang luar yang beribu-ribu jumlahnya merantau dan mencari makan di Maumere dan disambut baik oleh warga Maumere?hehehe non kurang jalan-jalan ya,ketahuan hehehe/'inimaumere):)..sisanya dari Mumere biar aku tahu sendiri aja. “Tapi katamu Maumere itu panasnya bukan main, sejuk ini loh..”kataku ga mau kalah karena aku ingin sekali saja kota ini terdengar indah..(memang indah loh non dan sangat aman/'inimaumere')

Kamu jam berapa nyampe sini? jam 5 kan, udah sore, coba kita lihat besok ya keluar pas siang-siang puanaseee buanged!” Fiuh.. yawes deh aku nyerah ajah.. yang penting aku udah sampe sini… sampe MAUMERE.. ya nikmati sajalah.. (pasrah..) tapi setidaknya ada yang bisa kuceritakan untuk anak cucu kan???(pasti non dan jangan lupa datang lagi ke Maumere ya karena kota ini sangat aman dan jauh dari tindak kriminal,kaya budaya pula/'inimaumere') :D

habis Maumere..enaknya kemana lagi ya?..hehe
(BANYAK LOH NON,NONA BISA KE MUSEUM BIKON BLEWUT DI LEDALERO,ISTANA KERAJAAN SIKKA DAN GEREJA TUA DI SIKKA,NYELAM DI SEA WORLD,PASIR PUTIH DI BOLA,ZIARAH KE PATUNG BUNDA MARIA DI NILO DAN MELIHAT KEINDAHAN KOTA MAUMERE DARI PUNCAKNYA,WAER NOKERUA dan masih banyak lagi..dan masih banyak lagi..datang lagi ya,kami tunggu..).
Diceritakan oleh FITRIA
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Tuesday 10 June 2008

Don Thomas,Penggila Surat Kabar dan Berita Radio

Sebuah ceritera dari saksi sejarah Mo'at Lodovikus Teka da Lopez yang dekat dengan sang Raja sebagai Sopir Pribadi.Simak pula bagimana nene'LODO(Tiu Dagang) menyaksikan Patung Kristus Raja di porakprandakan oleh tentara Jepang

Tiada hari tanpa siaran radio

Jika Anda melontarkan pertanyaan kepada Raja Don Thomas, apa yang paling asyik dan menguntungkan dilakukan pada setiap senja hari,maka satu jawaban yang pasti adalah mendengarkan berita radio! Kota Maumere yang juga disebut Sikka Lotik,pada paruh tahun 1930-an itu masih merupakan sebuah kampung besar yang selalu menyambut datangnya malam dalam sunyi dan dekapan gulita. Belum ada penerangan listrik, apalagi lampu jalan.


Tak ada pilihan yang menguntungkan bagi Raja selain berjalan-jalan menyusuri keremangan kota ini atau mengaso di serambi kerajaan dan mengikuti sepak terjang perlawanan imperialisme melalui gelombang radio dari Kantor Berita Antara dan siaran luar negeri.Karena mengikuti jejak langkah perjuangan kemerdekaan dan perlawanan terhadap militerisme asing di Indonesia hanya bisa diperoleh dari akses informasi yang bisa diandalkan adalah siaran radio.Semua stasiun radio yang bisa dipantau harus diikuti raja mengingat sirkulasi media cetak saat itu masih susah diperoleh lantaran minimnya arus transportasi.

Tercatat nama-nama seperti Opas Domi dan Opas Nakang yang secara rutin menjadi pengatur gelombang.Semua informasi dan berita radio harus dipantau dan raja pun menghabiskan setiap subuh hingga malam hari dengan mendengarkan siaran berita. Bila raja hendak jalan-jalan menikmati malam di kota tsunami ini maka yang diajak menyertai beliau adalah si pembawa radio. Tak heran,raja tahu persis perkembangan politik dan sepak terjang imperialisme asing dari waktu ke waktu. Si pengemudi mobil raja, sekaligus pembawa radio itu adalah Lodovikus Teka da Lopez. "Lantaran tugas itu, teman-teman menjuluki saya "suangi malam", kenangnya berderai tawa. Kalau raja ingin jalan-jalan usai santap malam, satu¬satunya perangkat yang harus dibawa serta adalah pesawat radio. "Sambil nyetir, saya atur gelombangnya sehingga raja bisa mendengarkan siaran dan mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi pacla hari itu".

Suatu ketika, saat hari menjelang malam, datang sejumlah Tai Nippon bertamu ke istana raja. Seperti layaknya, raja selalu menyambut hangat para tamu, lantas larut dalam obrolan penuh jenaka. Apalagi bila minuman bir atau sejenis vodka sudah menyusuri jaringan urat darah,aneka cerita pun berseliweran seakan tak terkendali. Suasana itu tentu saja menyusahkan raja untuk mendengarkan berita radio. Yang jelas, bukanlah Raja Thomas jika talc punya intrik. Mau tak mau pelayan kerajaan dititahkan untuk menambah minuman hingga orang Nippon berkulit kuning itu jadi sempoyongan. Dalam kesempatan itu Raja Thomas minta dihidupkan pesawat radio untuk mendengarkan siaran berita dengan lebih leluasa. Informasi dan perkembangan terakhir hari itu pun bisa diikuti, meski harus dibayar dengan busa bir tanpa mengurangi tali persaliabatan antara raja dan rival imperialisme.

Sumber informasi lain yang selalu digeluti raja membentuk kepemimpinannya secara otodidak. Setiap waktu luang selalu dimanfaatkan untuk membaca. Untuk mendapatkan sumber informasi,Raja Thomas tak segan-segan menjalin hubungan balk dengan para misionaris Katolik.Dari tokoh-tokoh agama yang konsern itu beliau mendapatkan berbagai jenis bacaan.Beberapa surat kabar yang menjadi sumber informasi untuk dibaca saban hari di antaranya: Bintang Timoer, Java Bode,De Kurier,Nationale Komentar,Bentara,Kristoes Ratoe Itang dan Suara Katolik.

Nampaknya Raja Thomas telah paham betul bahwa kuasa tanpa pengetahuan dan kemampuan intelektual akan memojokkan sang penguasa dari lingkungan pergaulan yang lebih luas dan hanya berkubang di perairan sendiri. Untuk konsumsi pergaulannya dengan para misionaris dan penguasa asing ia juga harus punya pengetahuan yang lebih tentang apa saja, khususnya peta politik, karya misi dan perkembangan kekuasaan imperialisme.

Punya Lawan dan musuh

"Saya mengenal Raja Thomas sebagai seorang pemimpin yang punya cita-cita dan kemauan sangat besar untuk melakukan perubahan bagi Kerajaan Sikka balk dalam bidang sosial politik, pendidikan dan kesehatan, bidang ekonomi dan kesejahteraan serta tata pemerintahan. Tapi justru perjuangannya dalam mewujudkan berbagai harapan itu, mengundang banyak musuh dan rival politik", tandas Moat Lodo,sapaan akrabnya. Sebagai sopir pribadi raja, saya se-ring mengantar raja untuk pertemuannya dengan orang-orang Belanda balk misionaris maupun petinggi Hindia Belanda. Di istana kerajaan, saya juga sering menyaksikan betapa banyak tamu asing bertandang.Mereka disambut hangat oleh raja diruang tamu. Saya terkesima ketika mereka mengobrol dengan hangat dalam bahasa Belanda yang cukup kental. Raja Thomas punya banyak sahabat orang Belanda. Ketika pernikahan putrinya' Dona Martina Kanena da Silva (12 Juli 1938), saya diperintahkan untuk menjemput Pastor Raatz di Ende", kisahnya.

Raja Thomas juga menjalin hubungan baik dengan warga Tionghoa. Relasi beliau dengan kaum mata sipit itu juga merupakan ekspresi raja dalam men¬ciptakan ruang kondusif guna menyuburkan dunia perdagangan. Kedekatan raja dengan kelompok minoritas ini bukan sekedar perhitungan untung rugi melainkan prakondisi untuk menghidupkan sektor informal yang punya dampak positif terhadap perekonomian rakyat.Pada hari raya Tahun Baru Cina, pegawai kerajaan diperintahkan untuk potong sapi dan dibagi-bagikan kepada keluarga Tionghoa. Sebaliknya pada perayaan Tahun Baru Mesehi, keluarga Tionghoa mengantar bingkisan ke istana dan raja membagi-bagi bingkisan itu kepada semua pegawai kerajaan.

Walau dekat dengan orang Belanda khususnya pegawai Hindia Belanda, namun Raja Thomas selalu bersikap diplomatis dan penuh perhitungan politis. Bila tidak cocok atau beda pendapat,strategi raja adalah menentukan sikapnya secara proporsional. Beliau juga dikenal teguh berpendirian terhadap berbagai argumentasi yang penuh jebakan. Justru dengan bersikap demikian raja semakin disegani dan dihormati.Lingkungan para Kapitan apalagi. Mereka sangat semen dan menghormati Raja. Bahkan apa yang dikatakan raja selalu diterima sebagai yang benar. Tetapi Raja Thomas sebetulnya sangat terbuka terhadap setiap saran yang diusulkan oleh para kapitan dalam rapat bersama terutama bila ada masalah mendesak yang harus dibahas.Keputusan raja selalu mendasar pada pertimbangan-pertimbangan yang paling menguntungkan secara politis.

Karena kemauannya yang keras dan ketegar¬annya dalam berprinsip, Raja harus menerima konsekuensi hadirnya banyak musuh. "Saya ingat suatu ketika, Moat Wena Parera melayangkan surat proles kepada Raja. Setelah dibaca, Raja menjadi sangat berang dart langsung perintahkan agar Moat Wena dyebloskan ke dalam tahanan.Tapi Raja kemudian jatuh hati dart membebaskan Moat Wena serta menjanjikannya untukjabatan Kapitan".

Raja butuh sopir terpercaya

Keselamatan dan rasa aman adalah dua tuntutan dasar yang dipertaruhkan ke pundak seorang pengawal atau pengemudi kerajaan.Sebetulnya hal yang paling diperhitungkan raja dalam setiap perjalanan tugasnya bukan cuma otoritas dan kehormatan sebagai penguasa melainkan juga keselamatan. Semuanya itu bertumpuh pada pengawalan dan pengamanan para opsir, juga di tangan sang sopir.Jika raja tidak hendak mengikutsertakan para opsir atau pengawal maka sang pengemudilah satu-satunya jaminan keselamatan raja. Dari balik harapan sebesar itu,suatu ketika Don Thomas - sang raja berujar kepada Moat Lodo sopir pilihannya: "Saya butuh sopir terpercaya, untuk itu taruhan dalam setiap perjalanan saya adalah bila raja tidur di kasur, kamu juga harus tidur di kasur dan beristirahatlah bila raja beristirahat. Saya minum kopi susu, sopir juga harus minum kopi susu," begitu kenang Moat Lodo. "Demi memenuhi harapan raja itu, saya selalu berusaha menjalankan kemudi kendaraan raja dengan sebaik-baiknya sejak tahun 1938 saatmenjadi sopir raja pada usia 15 tahun”.

Ketika Raja Thomas menjabat Kepala Daerah Flores, saya merasa tertantang.Ruas bentangan jalan dari Flores Timur hingga Manggarai dengan kondisi lumpur,penuh jurang dan berbatu, menjadi ujian berat buat saya. Hidup dan keselamatan raja ada di tangan saya. Tumpuan harapan keluarga, isteri dan anak-anak saya bisa pupus jika saya celaka dalam perjalanan. Di balik itu, satu keuntungan yang kini jadi kenangan yang membanggakan adalah bahwa saya mengenal raja-raja Flores dan sanak keluarganya. Bahkan dalam kunjungan dinas lintas Flores saya menjadi "tokoh" incaran para informan raja-raja Flores. Mereka mencari saya untuk menanyakan berbagai informasi tentang sepak terjang kepemimpinan Raja Thomas, tentang watak, kebiasaan raja menjamu para tamu dan bagaimana beliau berdiplomasi. Saya juga pernah bertemu dan mengenal Bapak Kaya ketika mengantar dan menyertai Raja Thomas dalam perjalanan mengunjungi Raja Adonara itu di Sagu, Adonara Barat.

Ada kenangan romantis yang mengisi lembaran sejarah hidup Lodo da Lopez. Soal jodoh pun jadi perhatian raja. "Saya dgodohkan raja dengan seorang gadis, puteri Opzieger Pramoto. Bila saya nikah dengan gadis pilihan raja itu, akan mendapat hadiah satu bidang tanah". Mungkin raja berpikir bahwa dengan terpenuhinya dua hal itu dalam diri saya, hidup saya akan jadi lebih tenang dan mengemban tugas sebagai pengemudi dengan lebih baik. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Saya jadi bingung lantaran sang gadis yang dijodohkan bukanlah gadis pilihanku. Raja murung ketika melihat gelagat penolakan saya terhadap gadis berdarah Jawa itu. Biar tidak runyam suasana di kerajaan maka saya memilih mundur dari istana.Demikian tugas sebagai pengemudi kerajaan pun berakhir dan raja sangat kesal oleh sikap dan keputusan ini.

Hengkang dari istana, saya ditawari tugas baru, menjadi sopir Dai Nippon pada tahun 1942, awal invasi militer Jepang di Asia Timur.Menjadi sopir militer Jepang juga merupakan sebuah pengalaman yang unik. Saya mendapat banyak teman dari kalangan Tai (serdadu) Nippon. Salah seorang Tai yang menjadi teman akrab saya adalah Nakatzu. Persahabatan kami sangat akrab karena punya tahun dan tanggal lahir yang sama yaitu 2 Februari 1923. Tapi saya dan Nakatzu harus terpisah oleh perang yang tidak bersahabat di saat kekalahan Jepang. Semua Tai dan Heiho dipanggil pulang ke Maumere dan selanjutnya meninggalkan Indonesia. Semua peralatan perang seperti senjata, alat komunikasi dan uniform serdadu Jepang hams dikumpul, dipaketkan dan selanjutnya dimusnahkan sebagai bukti kekalahan tersebut. Sebagai sopir Jepang saya adalah satu-satunya orang Flores yang jadi saksi mata. Malam di akhir Agustus 1945, setelah sekutu Amerika membombardir kota Nagasaki dan Hirosima, sayalah yang mengantar paket-paket itu menuju perairan laut Flores. Nakatzu termasuk salah seorang Tai Nippon yang ditugaskan untuk memusnahkan paket perlengkapan perang Jepang di perairan antara pulau Flores dan Pulau Pemana.

Di akhir sepak terjang dan kekalahan Dai Nippon itu saya mendapat kecelakaan lalu lintas dan hams beristirahat selama 3 bulan.Tapi kekalahan Jepang juga adalah awal perjalanan pulang saya ke lingkungan istana.Atas permintaan Raja Thomas,saya diberi Rebewys atau Surat Ijin Mengemudi dan terhitung sejak akhir tahun 1945 mendapat kepercayaan untuk kembali jadi sopir mobil istana.Saya menyadari bahwa Raja Thomas tidak menaruh dendam dan sungguh menghonnat keputusan saya.Rupanya reputasi saya sebagai sopir terpercaya tetap diperhitung¬kan, dan beliau meminta saya kembali mengemban peran itu dengan pesan yang sama: "Raja dan Kepala "Daerah Flores tetap membutuhkan seorang sopir ter¬percaya."

Meskipun masa invasi Jepang hanya berlangsung 3 tahun tapi bara perang yang dinyalakan pasukan Tai Nippon sungguh menorehkan luka yang pedih. Pada bulan April 1942,nafsu tempur Tai dan Heiho Jepang mulai memberangus kota Maumere.Mulanya mereka meledakkan jembatan Kampung Kabor dan sasaran berikutnya adalah Patung Kristus Raja. Tapi kemegahan patung yang terletak di pertengahan ruas jalan Mgr. Soegiyopranoto sekarang ini, lebih kurang 100 m di ujung barat jembatan Kampung Kabor itu tak goyah sedikitpun oleh dahsyatnya ledakan bom pada medio April itu. Patung yang me¬nampilkan keagungan Kristus sebagai Raja dengan mahkota dan tongkat di tangan itu tetap tegak dan utuh.Lantaran itu, semakin memancing amarah para Tai Nippon.Malam harinya, para serdadu yang tengah kerasukan perang dan mabuk alkohol, merobohkan kemegahan patung itu dengan besi hingga patah dan jatuh. Sebagai sopir yang masuk dalam barisan Tai Nippon, saya menyaksikan tragedi yang melukai imanku sendiri dengan rasa takut. Patung Kristus Raja sesungguhnya tidak hancur oleh bom melainkan oleh kekerasan tangan besi para serdadu Jepang.

Kesaksian ini terasa penting untuk meluruskan kisah sejarah yang ditulis para tokoh Gereja terdahulu. "Pada Perayaan Nasional Tahun Maria 1988, Sekretariat Panitia Daerah menanyakan pada saga ihkwal kehancuran Patung Kristus Raja ini. Saya katakan patung itu tidak dihancurkan oleh bom tetapi dipukul oleh tentara Jepang. Narrum banyak orang tidak percaya dan Panitia masih meragukan sumber sejarah dan saksi mata. Padahal peristiwa penghancuran itu juga diketahui oleh Felix Hekopung. Kesaksian kami berdua tidak diakomodir oleh pihak dokurnentasi sekretariat panitia."

Lantas bagaimana peran sang otodidak Don Thomas selama inovasi militer Jepang? Moat Lodo yang juga disapa "Tiu Dagang" oleh sementara keponakannya, lantaran ikut kegiatan bongkar muat pada kapal De Reys, mengatakan bahwa sebagai kepala atau raja pada wilayah pendudukan Hindia Belanda hams takluk pada kekuasaan Jepang yang memenangkan perang Asia Timur Raya. Tapi otoritas beliau sebagai raja sangat diperhitungkan dan disegani Dai Nippon. Inilah kekuatan yang mengalir dalam setiap pertemuan diplomatisnya dengan Jepang sehingga masyarakat banyak tidak dikorbankan secara semena-mena.

Dicuplik dari dari buku karangan Bapak E.P. da Gomez-Oscar P.Mandalangi yang berjudul 'DON THOMAS PELETAK DASAR SIKKA MEMBANGUN'

www.inimaumere.blogspot.com
Selengkapnya...

Monday 9 June 2008

KISAH PAHLAWAN SIKKA DI NEGERI SOMBRERO

“Tua reta Loung”

Kisah Mo'at Affendi memperkenalkan Tetarian Sikka di MEXICO CITY,Epang gawan Mo'at Frater !!

Pahlawan Sikka itu memutarkan badannya ke empat penjuruh mata angin sambil menatap para lawan yang datang, sambil diiringi Gong Waning. Semua mata memandang terkagum-kagum dan sepertinya keheranan. Sempat terbesit kata-kata ini “¿Cómo se puede hacerlo, bailar en una bambú?, …. De veras es impresionante ( bagaimana dia bisa melakukannya, menari diatas sebuah bambu?.... Ya benar-benar mempesona).Kisah pahlawan Sikka yang menari bukan sebuah upacara untuk menyambut para petinggi negara atau wisatawan yang datang ke Sikka seperti biasanya…. He…he…he..he….Di negeri Sombrero sang pahlawan Sikka beraksi.Tetapi tunggu dulu dia itu bukan pahlawan benaran… maklum dia datang ke negeri sombrero tanpa apa-apa.


Saya berbangga menjadi orang Sikka karena boleh mencicipi dan berbagi dengan orang-orang di negeri seberang yang jauhnya ribuan kilometer dari budayaku tercinta. Saya mencoba untuk berbagi seadanya yang saya miliki. Maklum kedatangan saya ke negeri Sombrero bukan sebagai duta pariwisata Indonesia hehehehe…. apalagi duta pariwisata Sikka mana mungkin? Tetapi di Seminari Teología Internacional San Francisco Xavier, Mexico City mencatat bahwa Kamis, 10 Oktober dan 11 Oktober 2007 beberapa frater Indonesia yang studi di Instituto de Formación Teologica Intercongregacional de Mexico bersama beberapa mudika mempersembahkan Tarian Tua Reta Loung kepada ratusan orang mexicanos yang merefleksikan dan merayakan bulan misi dan juga kepada para mahasiswa dan dosen Instituto de Formación Teologica Intercongregacional de Mexico.

Ya kisah Tua Reta Loung memang menjadi persembahan terakhir kepada umat yang hadir setelah berturut-turut disuguhi musik kolintang selama, hasil verja sama dengan kedutaan besar Indonesia di Mexico city, lagu-lagu indonesia yang diiringi dengan kulintang dan angklung, serta tarian Bali. Ya untuk mempersembahkan tarian ini saya memang sangat kewalahan untuk merealisasikan. Maklum saya datang ke Mexico city tanpa membawa bambu dari Sikka…..he…he….he..he. Sebagai Comunitas Teologi Internacional dari para Xaverian membagikan kebudayaan kami kepada orang-orang Mexico adalah sebuah kehormatan kalau boleh dikatakan demikian; dan sudah menjadi tradisi di rumah teologi internacional San Francisco Xavier sejak beberapa tahun silam. Ketika tiba bulan oktober yang tidak lain adalah bulan misi; para frater merefleksikan moment ini dengan mengadakan misa inkulturasi, serta membagikan kekayaan budaya (berupa tarian dan makanan khas) kepada orang-orang yang datang ke komunitas.

Ketika memikirkan untuk menampilkan si pahlawan Sikka dalam Tua Reta Loung saya sempat bingung mencari data dan bagaimana menarinya. Heemmmm ya ada ide lalu saya mencari melalui Internet dan eh… ternyata kutemukan satu cuplikan tarian Tua Reta Loung melalui SCTV diputan 22 agustus 2007 dengan judul “Kisah Pahlawan Sikka dalam tarian”. Kucoba pelajari bagaimana caranya menari…. Maklum sejak SD hingga SMU kurang ada perhatian akan pentinggnya berbagai tarian Sikka. Aduh… trus gimana mencari bambunya ya ? Sempat bingung soalnya bambu kan hanya ada di daerah tropis,lagian pikirku di kota besar kayak Mexico mana ada bambu. Tetapi selalu ada jalan kalau mau ,Saya mencoba menghubungi beberapa keluarga untuk menanyakan kemungkinan mencari bambu; dan…. langsung saja mereka bertanya ¿Para que buscas bambú?, aquí en la ciudad es difícil para encontrarla; pero bueno te vamos a ayudar ( untuk apa?, disini di kota ya susah untuk menemukan bambu, tetapi baiklah kami akan membantu kamu). Seorang siswa SMU yang adalah teman baikku memberikan informasi bahwa di sekolahnya ada bambu.. ya…. ini dia.. langsung saja kami menuju ke sekolah. Tetapi lucu juga, kami membawa bambu yang telah dipotong dengan mobil sedan.. ha….ha……ha…. membawa bambu dengan mobil sedan di kota besar kayak Mexico city. sempat deg..degkan jangan-jangan ditangkap polisi. Segala persiapan pun kami lakukan. Bruak…….jatuh aku. Hehehe…. Bruak..kk….. sekali lagi jatuh. Hehehehe… itulah latihannya. Tetapi akhirnya tidak jatuh juga waktu menari yang sesungguhnya.

Itulah suka duka Tua Reta Loung dari Negeri Sombrero. Meskipun beberapa kali terjatuh saat latihan tetapi hele apa-apa kok yang penting saya bisa menyuguhkan bahwa kisah pahlawan Sikka melalui Tua Reta Loung itu indah dan menantang dan secara istimewa yang penting aku bisa menunjukkan identitasku sebagai putra Sikka. Rasa syukurku semakin terlengkapi karena setelah mementaskan Tua Reta Loung paling tidak ada orang yang bertanya “Sikka itu ada dimana” (¿Dónde esta Sikka?). Inilah kesempatan untuk membagikan kekayaan budaya nian tanah Sikka kepada dunia luar. Hatiku semakin berbangga karena pertama kali mementaskan Tua Reta Loung di luar negeri sendiri.

Terima kasih kepada pahlawan Sikka melalui Tua Reta Loung yang mengembalikan identitas Sikka, yang menatap dan mengintai saudara-saudaranya dari negeri sombrero. Inilah panggilan bagi semua putri dan putra Sikka untuk mempertahankan tradisi dan budayanya. Jangan pernah termakan oleh ngengat atau terkikis oleh budaya modern yang instan. Mari kita wariskan budaya kita kepada anak-anak kita, ajarkanlah kepada mereka.. latihlah mereka untuk meneruskan budaya yang begitu indah. Ya memang terasa sulit kita mencapai kesadaran akan pentingnya menjaga dan mewarisi budaya asli kita, bila kita sedang hidup dalam tempat budaya itu lahir dan tumbuh karena kita sedang tenggelam dalam suasana dan arus budaya itu sendiri; tetapi bila kita berada diluar dari dunia kita maka kita merasa perlu dan pentingnya memiliki dan menjaga identitas kita. Maklum ketika saya berada di Nian Tanah…. tidak terasa begitu penting dan kurangnya kebanggaan itu; tetapi ketika saya berada di negeri seberang saya merasa begitu penting dan bangganya saya menjadi bagian dari keSikkaan itu.

Maka tidak ada lagi keraguan bahwa kalau dimungkinkan sebuah panggilan bagi dua nakoda Sikka untuk memperhatikan dan mengusahakan eksistensi budaya nian tana agar diaktualisasikan. Kalau kita mau maka kita bisa dan pasti ada jalan. Untuk menjaga eksistensi sebuah identitas budaya tidak berbobot bila hanya dalam wacana tetapi butuh aksi real. Kalau boleh dimungkinkan sekolah-sekolah dari tingkat TK hingga Perguruan Tinggi mempunyai materi budaya Sikka. Selain itu dimungkinkan pemberian akses yang luas bagi perkembangan sanggar-sanggar yang menggali dan mengaktualkan budaya nian tanah tercinta. Terima kasih Pahlawan Sikka, terima kasih Tua Reta Loung.

Dikirim oleh Mo'at Afendhy Ignasius,Study di Mexico.
www.inimaumere.blogspot.com
Selengkapnya...

Saturday 7 June 2008

Download Lagu Asli Maumere/Flores(3)..

Download lagi-download lagi.Mari semua,masuk disini karena disini tempatnya kita bisa dapatkan lagu-lagu niang tana.Kali ini kita juga bisa dapatkan lagu-lagu flores lain,tidak apa-apa to?Saudara-saudara kita dari flores lainnya juga pasti ingin sekali mendapatkan lagu daerah mereka dan kita juga akrab dengan lagu-lagu Flores lainnya,apa salahnya kita sediakan disini(mumpung ada)hehehe..



Setelah muncul tampilan berikutnya,silakan klik di 'Download Now' tunggu beberapa saat jika keluar tampilan berikutnya lagi,klik lagi di 'Click here to download this file' untuk mendapatkan lagunya.Kapasitas lagu telah kami perkecil untuk mempermudah proses download.

Sikka:

Florasta - Lori Lolo.mp3

Amang bano.mp3

MAUMERE MANISE.mp3

Nuan Flores.mp3

Ole O Ina Nona.mp3

Wateng Ha'u Rindu.mp3

Tinawe.mp3


Lagu-lagu Flores:

Download lagu Daerah Bajawa:

Bei Benga.mp3

BESI BEROE.mp3


JAI.mp3


MAI WADO.mp3

O ME NIKU.mp3


Download lagu Daerah Ende:

Gawi. ( Lio )mp3

IMU RUA.mp3

INE BABA.mp3


INE MORA ATE.mp3


Kadija.mp3


Weta.mp3




www.inimaumere.blogspot.com
Selengkapnya...

Thursday 5 June 2008

Ratu Rosari Kini Melayari Maluku Utara..


KM.Ratu Rosari tingal kenangan. Pernah berlayar di perairan NTT. Di Flores ia disapa Kapal Ratu. Kapal yang begitu banyak menyimpan kenangan akan cerita cerita masa lampau.Orang-orang tua kita dulu kalau bepergian dari Maumere ke Jawa atau ke Timor biasa menggunakan jasa kapal ini. Ratu Rosari sering menyinggahi pelabuhan Sadang Bui (sekarang Pelabuhan L. Say) dan menjadi sarana angkutan penumpang dan barang yang paling berjasa saat itu. Bolehlah kapal ini disebut kapal legendaris.


Berikut jejak sejarah sang legenda yang kami kutip dari Majalah Katolik Hati.Baru
***

K M.RATU ROSARI, kapal paling legendaris dan paling berjasa dalam karya misi gereja Katolik di NTT milik Tarekat SVD,itu kini sudah dua kali berpindah tangan dari satu pengusaha ke pengusaha yang lain.Kapal buatan Jerman berbobot mati 429 GT dan sejak tahun 1964 sudah melayari rute tetap pergi pulang Surabaya-Flores-Timor itu sudah terlihat tua tetapi masih perkasa melayari lautan. Usianya yang tua ini (sejak 1964) membuat kapal ini dikenal oleh banyak pelaut senior.Ketika pertama kali memasuki pelabuhan Kota Ternate Maluku Utara (2007), sejumlah kapten dan ABK kapal-kapal yang sedang berlabuh sempat keluar dari kabin dan memandang kagum ke arah sang legenda lautan ini. "Bukan main, Ratu Rosari dari Surabaya sudah berlayar ke Maluku Utara", ujar Dullah, seorang pelaut yang sudah pensiun dan kini tinggal di Ternate.

Ketika memasuki kota Tobelo di Halmahera Utara, orang-orang NTT yang merantau di daerah ini sempat berdatangan ke pelahuhan untuk melihat kapal ini dari dekat. Sebahagian sempat naik ke kapal dan mengenang kembali berbagai pelayaran Surabaya-Flores pergi pulang yang pernah mereka ikuti sebagai penumpang.Terhitung sejak tahun 1964 sampai menjelang tahun 2000,banyak orang NTT yang berhasil dalam pendidikannya di Pulau Jawa antara lain karena jasa kapal ini sebagai satu-satunya sarana transportasi terbaik masyarakat NTT ke Surabaya.

Walaupun sudah berpindah pemilik dari Tarekat SVD, namun nuansa kekatolikan masih sangat kental terasa di kapal ini.Lebih dari separuh ABK (Anak Buah Kapal) adalah anak-anak Flores dan Timor dan mereka masih menjaga dan merawat dengan baik berbagai foto kenangan karya misi di NTT,gambar-gambar kudus lainnya, bahkan ruangan kapel dengan sakristi serta perlengkapan misa.Di ruang mesin yang dulunya dipimpin Br.Marianus SVD, tampak sebuah foto kenangan di atas pelabuhan "Kota Renya" Larantuka,terlihat Br.Marianus tersenyum lebar sambil menjabat tangan Uskup Larantuka ketika itu Mgr.Antonius Tiijsen SVD. Bruder asal Jerman itulah yang membawa Km.Ratu Rosari ke Indonesia, dan mengabdikan dirinya merawat mesin kapal ini hingga Tuhan memanggilnya (1990) dalam pelayaran dari Surabaya ke NTT.Kapten Joseph Pandai Bataona lalu memutuskan singgah di Denpasar Bali dan Br.Marianus kemudian dimakamkan di Denpasar. Dari Bruder asal Jerman ini para ABK belajar untuk selalu merawat kapal dengan bersih. Bruder ini juga dikenal punya telinga yang tajam. Bunyi mesin yang agak "fals" saja langsung membuatnya tahu, bagian mesin mana yang perlu diperbaiki. Ketika akan dikuburkan di Denpasar sempat terjadi peristiwa aneh."Dua kali peti mati diganti karena panjang mayat ternyata beberapa senti melebihi peti mati, padahal sudah diukur oleh petugas pembuat peti mati", tutur Thobias seorang ABK lama.Thohias masih bercerita: Ketika berarak ke kuburan angin bertiup kencang sekali.Seikat kembang yang terpasang pada krans bunga di depan truk terbang jauh ke belakang truk, tiba-tiba kembang itu terbang berbalik dan masuk lagi ke truk sehingga dipasang lagi pada krans semula.

Di Ruang Kapten, tampak tergantung di dinding foto kenangan Uskup Antonius Tiijsen SVD sedang mencoba kemudi kapal didampingi kapten Pontoh dan stirman I kctika itu Joseph Pandai Bataona. Di Ruang Kapel tampak foto Uskup Antonius Tiijsen SVD yang sudah tua tampak duduk di kursi didampingi suster-suster. Carlo, ABK asal Flores itu sempat membuka sebuah lemari yang juga bcrfungsi sebagai sakristi. Terlihat perlengkapan misa yang tersusun rapi;pakaian imam dan buku-buku.Tampak pula hosti yang belum dikonsekrir."Semua lengkap, kecuali piala kami serahkan kepada seorang pater (pastor) di Atambua karena kapal ini sudah berganti pemilik dan mau berlayar ke Maluku. Kami bilang, pater, ini kenangan dari Ratu Rosari", tutur Carlo.

Ketika kapten Joseph Pandai Bataona pensiun beberapa tahun silam,kapal yang kemudian dibeli seorang pengusaha Cina asal Atambua bernama Fu On ini sempat dipimpin seorang kapten non katolik. Suatu ketika entah kenapa sang kapten menurunkan semua gambar kudus termasuk foto-foto kenangan Br.Marianus,Uskup dan para suster,tetapi keesokan harinya sang kapten sendiri yang memasang kembali semua gambar kudus dan foto-foto itu. Konon karena malam itu sang kapten mendapat "teguran".

Kapten Buyung, seorang kapten non Katolik lainnya, bahkan suatu ketika pernah berujar bangga,"Kapal ini tidak akan tenggelam, kecuali kalau Salib yang terpahat di anjungan kapal ini sudah jatuh". Kapten Buyung benar,karena para ABK bercerita,ketika laut bergelombang dan kapal-kapal lain memilih menunda pelayaran,Ratu Rosari selalu tetap berlayar menjalankan misinya sebagai kapal misi di NTT. Selain disiplin waktu sesuai jadwal pelayaran, keyakinan akan perlindungan "Sang Ratu Rosari" juga yang masih menjiwai anak-anak Flores dan Timor yang masih bekerja di kapal itu. Para ABK pun sudah paham akan nuansa kekatolikan kapal ini.Anak-anak Flores dan Timor ini taat untuk tidak bekerja pada hari Minggu. "Kalau kita nekat kerja pasti ada kecelakaan, paling umum adalah terluka di tangan atau kaki" tutur Garlo.Tiap kali sebelum kapal berangkat para ABK yang berada di ruang mesin selalu membuat tanda salib dan berdoa dulu baru menghidupkan mesin. ABK yang bertugas di anjungan juga selalu berdoa sebelum kapal meninggalkan pelabuhan. Pada saat-saat tertentu mereka berkumpul dan berdoa di kapel kapal. "Kami pakai buku Madah Bhakti dan Ibadat Lingkungan", tutur Tobias.

Di kamar mesin, tempat yang selama bertahun-tahun menjadi kantor Br.Marianus, para ABK yang bertugas sering mendapat pengalaman unik. "Tengah malam kalau sedang tugas dan kami mengantuk atau tertidur, selalu saja ada seekor kupu-kupu putih yang menyambar-nyambar dekat telinga kami dan membuat kami terjaga.Aneh di tengah laut ada kupu-kupu. Kadang-kadang kami mendengar hunyi langkah kaki tetapi tidak melihat orang berjalan. Kadang-kadang ketika sedang tugas jaga tetapi tertidur, seperti ada orang yang menepuk bahu atau menampar pelan seolah membangunkan, tetapi ketika terjaga tidak tampak siapa-siapa" tutur Paulus Muda, petugas di ruang mesin.

Di kalangan masyarakat NTT yang berada di Maluku Utara sempat terungkap penyesalan mengapa kapal yang demikian tinggi nilai sejarahnya bagi karya misi di NTT ini harus dijual.Sangat dikhawatirkan ketika kapal ini nanti beralih pemilik ke orang non Kristen, maka sudah pasti bukan saja berbagai ornament bernuansa kekatolikan yang akan hilang,tetapi juga nama "Ratu Rosari" yang sangat identik dengan Sang Bunda Tersuci akan dihapus dan diganti. Dan sejarah karya missi NTT yang penuh kenangan di atas kapal legendaris ini pun redup dan mati.Adakah pengusaha katolik yang tertarik membeli kapal ini,menyerahkannya kembali kepada "habitatnya" yaitu Tarekat SVD dan karya missi di NTT? Kalaupun tidak bisa berlayar karena ongkos operasionalnya yang mahal, setidak-tidaknya dapat dilabuhkan di depan "Kota Renya Rosari" Larantuka sebagai museum karya missi di NTT.

Sumber;Majalah Katolik Hati.Baru
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Wednesday 4 June 2008

Paket FREN Siap Menang Pemilihan Gubernur NTT..

Massa pendukung paket FREN(Frans Lebu Raya-Esthon Foenay) tanggal 3 juni sore kemarin memenuhi lapangan Kota Baru yang menjadi tempat diadakannya rapat akbar dalam rangka kampanye Pemilihan Gubernur NTT.Sejak siang hari massa mulai berdatangan kelokasi kampanye meski sang calon gubernur yang diusung oleh PDIP,Frans Lebu Raya beserta rombongan hadir dikota baru sekitar pukul 16.30 setelah menempuh perjalanan dari Flores Timur.
Frans Lebu Raya hadir di kota Maumere tanpa sang calon wakil gubernur Esthon Foenay yang sedang berkampanye di daerah Sumba.



Dalam kampanye sore itu Frans L.B menegaskan kepada massa pendukungnya bahwa paket FREN siap menegakkan hukum dan pemberantasan korupsi di NTT jika dipercaya oleh rakyat NTT untuk memimpin propinsi ini.Dalam bidang pendidikan,lanjut Pak Frans FREN akan melaksanakan program pendidikan murah bermutu yang mudah dijangkau oleh semua rakyat,akses untuk mendapatkan pendidikan juga akan dibuka seluas-luasnya dan menyiapkan program beasiswa bagi siswa dan mahasiswa yang cerdas secara akademis tapi tidak mampu secara ekonomi.FREN juga akan memberikan perhatian lebih terhadap tenaga pengajar(guru)untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraannya agar melahirkan anak didik yang benar-benar bermutu.
Pak Frans melanjutkan akan memberdayakan ekonomi kerakyatan salah satunya dengan mendorong pelaksanaan program pemberdayaan koperasi disetiap kabupaten.FREN juga mendukung pembentukan propinsi Flores yang berdiri sendiri karena hal ini sudah menjadi kebijakan partai PDIP sebelumnya jadi bukan karena saat kampanye baru didengungkan.

FREN menegaskan lewat slogannya bahwa bersama dengan FREN akan diwujudkan:
-ratusan ribu lapangan pekerjaan
-modal kerja tanpa agunan
-pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakat tidak mampu.

Diakhir kampanye Pak Frans mengajak masyarakat untuk mencoblos nomor 1 pada tanggal 14 juni mendatang agar apa yang diharapkan masyarakat bersama FREN bisa terwujud.
Kampanye ditutup dengan sebuah lagu yang berjudul 'Anggur Merah' dari Nola Draker yang dibawakan denagn manis oleh istri Pak Frans Ny.Lucia A. Dua Nurak Lebu Raya yang merupakan asli kelahiran tanah Sikka ini.
Pak Frans beserta rombongan akan melakukan kampanye selanjutnya di daerah Manggarai,Bajawa,Nagakeo dan berakhir di Ende.

www.inimaumere.blogspot.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 06.08 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---