Damai Bersama Reggae (video)
Sejumlah musisi meramaikan pegelaran reggae party di halaman Balai Desa Kabor, Kota Maumere, Minggu (8/4) malam. Gelaran yang di motori komunitas musisi reggae Kabupaten Sikka mengundang banyak penonton yang menyesaki arena hingga jalan utama yang membelah kawasan Kabor. Lalulintas Jalan Nong Meak terutama disekitar arena tersebut sedikit tersendat. Dibidani "Maumereggae Community, acara ini berjalan tertib dengan sejumlah lagu reggae non stop. Panggung sederhana menjadi central pegelaran yang mengusung tema Peace, Love and Solidarity: Happy Easter. Pecinta reggae terus berdatangan selama pertunjukan hingga selesai. Maumereggae Community adalah komunitas musisi reggae Kabupaten Sikka yang dibentuk 1 april 2012 lalu. Komunitas ini mengusung sejumlah tujuan antara lain mengembangkan kebersamaan dan persaudaraan antar sesama musisi reggae. Sejumlah musisi dari lima band yang berkolaborasi malam itu bermain energik dan nampak lepas berekspresi. Tak ayal pentas ini menyimpan kesan. Selain anak-anak muda, mama-mama hingga bapak-bapak ikut serta larut dalam ekspresi kegembiraan perayaan Paskah yang kali ini sedikit berbeda. Damai bersama reggae.
Koordinator Umum Maumereggae Community dan pentolan band reggae ibukota Florasta, Valen Vardam turut bergembira malam itu. Tak hanya mengkoordidnir acara, musisi senior ini bahkan turun bernyanyi dalam beberaapa lagu. Motor grup reggae GP Akhustik ini mengaku puas. Bersama para musisi muda seperti Nolly (drum), Jupe (organ), Bung (Guitar), Lovick (bongo), Gomez (bas) tampil luar biasa, beberapa lagu reggae dari Ivan Nestorman, Bob Marley dan sejumlah lagu lainnya dibawakan tuntas menggema.
Beberapa musisi reggae lainnya juga mengaku sangat puas. Seperti Elbiet, vokalis Canabis Band, Jhoseph (vokalis Sang Barder) atau Lovick da Gomez, musisi muda yang selama ini aktif dibeberapa band reggae ibukota. Senada mereka mengatakan pesta reggae dengan konsep santai tersebut mampu melepas segala ekspresi dan beban yang selama ini menjadi kendala di panggung festival. "Disini kita bisa bermain lepas, bisa berekpresi dengan bebas tanpa perasaan terbebani, semuanya bebas berinspirasi," aku mereka.
"Ini pertunjukan luar biasa dan berkesan, karena jarang kami tampil sepanggung dalam waktu panjang bersama musisi satu aliran," kata Elbiet usai acara.
Kehadiran malam reggae di Hari Paskah kali ini juga memberi kesan bagi penonton. Kebolehan para musisi meracik musik dan membawakannya dengan penuh ernergik membangkitkan gairah. Tak ada celah antar musisi dan penikmat reggae. Sejumlah penonton ikut hanyut dengan menggerakan badan, bergembira bersama. Dari bangku penonton bahkan terlihat mama-mama yang turut menyaksikan pegelaran hingga usai. Nampak jelas mereka hanyut dalam pegelaran anak muda malam itu.
Pertunjukan dibuka dengan sebuah renungan dari para muda katolik di lingkungan Kabor. Malam renungan bertema paskah ini disisipi dengan nyala lilin dan doa bersama. Lambaian bendera merah kuning hijau mengawali kebersamaan diawal acara. Sebelum panggung sederhana tersebut dikejutkan dengan sejumlah lagu reggae pembuka dari kelompok musik Gp Akustik.
Sejumlah musisi dari lima band reggae yang tampil berkolaborasi malam itu adalah Jah Mof, GP Akustik, Sang Brader, Canabis dan Jah Nasta. Koloborasi jenius terlihat pada sejumlah lagu reggae yang dibawakan. Hampir semua musisi mampu bermain dalam instrumen berbeda. Semua terakodimir dalam satu panggung. Dan sejumlah penonton rela bergoyang reggae.
Tembang reggae dari para dedengkot musik dunia dilantunkan. Dan para musisi tersebut saling bergantian mengisi instrumen. Dengan bakat musik luar biasa hiburan malam itu patut diberi aplaus. Hingga usai acara sekitar pukul 12 tengah malam, suasana pertunjukan berlangsung damai tanpa satupun insiden.
Menurut Valen, komunitas ini akan terus dikembangkan dan berharap musisi sealiran lebih banyak bergabung. Ia Optimis dengan perjalanan dan kemajuan musisi yang tergabung dalam sejumlah band reggae di di Maumere. Kedepannya akan banyak hal baru yang akan dilakukan.
Dengan semangat kebersamaan, musisi reggae lanjut Valen, akan meneruskan misi musik perdamaian dikalangan komunitas band semua aliran. "Tanpa anarki, tanpa reseh, musisi Maumere dan pecinta musik di Maumere akan terus berada di garda depan menyerukan perdamaian bermusik," ucapnya.
Selain lagu-lagu reggae mancanegara, terselip tembang reggae berbahasa Sikka yang dibawakan grup reggae Sang Brader. Tembang berjudul Blutuk Lunung Ha menjadi warna menyegarkan ditengah maraknya lagu-lagu reggae yang selama ini akrab ditelinga.
Sejumlah penonton memprotes ketika tembang Peace With Love menjadi tembang terakhir pegelaran. Mereka terus mminta agar musik tetap dilanjutkan. Demi kebersamaan dengan penikmat reggae, para musisi ini kemudian menghadiahkan tiga lagu sebagai penutup acara.
Pegelaran yang berkesan dan pertama di Flores semakin mematrikan nama Maumere sebagai kota reggae. Begitu banyak musisi yang pernah membentuk grup band reggae meski kemudian band tersebut bubar ditengah jalan. Namun musisi reggae lainnya terus bermunculan hingga sekarang.
Malam itu Kabor berubah. Diakhir acara para musisi saling berpelukan dalam kebersamaan. Rasa persaudaran dituangkan dalam makan bersama dan meneguk sebotol moke perdamaian. Peace, damai itu indah. Dan musisi reggae Maumere telah melahirkannya, jauh sebelum reggae merasuki tanah Flores.
Sang Brader-Blutuk Lunung Ha
www.inimaumere.com