Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Friday 30 January 2009

Kabupaten Sikka Membutuhkan Politisi "Lamengweit"

Kampanye Pemilu Legislatif 2009 :
AJANG PAMER DIRI ATAU SOSIALISASI IDEOLOGI,PRINSIP PERJUANGAN DAN PROGRAM PARTAI?


Oleh : E.P.DA GOMEZ

HARI H Pemilu Legislatif 2009, tanggal 9 April 2009, sudah semakin dekat, tinggal selemparan batu saja. Sambil menanti tibanya hari yang penting dalam sejarah pembangunan demokrasi itu, kita dipertontonkan dengan berkibarnya baliho, bendera dan berbagai spanduk dari sejumlah partai politik (parpol).
Lebih menarik lagi ketika melihat pajangan foto pribadi dari paras calon legislatif (caleg) yang akan bertarung memperebutkan kursi DPR-RI, DPRD Provinsi NTT dan DPRD Kabupaten Sikka. Dengan berbagai gaya, tampak seperti parade kontes kecantikan dan ketampanan. Ada pula foto seorang caleg sambil memegang rosario/kontas, seperti hendak menjual lambang suci agama Katolik itu demi kepentingan politik sesaat. Itulah salah satu bentuk kampanye yang merusak pendidikan atau pembelajaran politik yang benar dan sehat.

Pemasangan atribut kampanye yang diletakkan serampangan di berbagai titik strategis di Kota Maumere dan lokasi tampan di berbagai Kecamatan, pada hemat saya, mencerminkan sebuah atraksi politik dari para peserta pemilu, terutama para caleg, yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Bahkan para petinggi parpol dan para caleg tampaknya seperti tidak yakin atau tidak memiliki konsep dasar yang jelas terkait dengan tujuan kampanye pemilu. "Mereka hanya mengedepankan soaL kompetisi dan takut tidak ada yang akan memilihnya", ujar Ketut Putra Erawan, pengamat politik dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta dalam diskusi mengenai "Mengemas Pemilu 2009 sebagai Atraksi Budaya" yang berlangsung di Denpasar beberapa waktu yang lalu (KOMPAS, 30/12/08).

Pengalaman saya pada Pemilu 1971, Partai Katolik pimpinan Frans Seda, Ben Mang Reng Say dan VB da Costa, trio politisi berkaliber nasional asal Kabupaten Sikka yang terkenal beken dan piawai, mengangkat dan menawarkan program partai berlambang kontas itu, dengan tegas, jelas dan lugas : Demokrasi, Pembaharuan dan Pembangunan. Tri program partai ini disebarkan dengan penuh semangat dan keyakinan teguh keseluruh pelosok tanah air Indonesia. Lalu, bagaimana dengan ketokohan para caleg dari partai bernomor urut 1 pada Pemilu 1971 itu? Juga dipekenalkan oleh para petinggi parpol dan para jurkam secara sederhana dari panggung-panggung kampanye, namun yang utama dan terutama adalah tri program partai tersebut.

Ketika itu 10 parpol peserta Pemilu 1971 tampil untuk mencerahkan ideologi, prinsip perjuangan dan program partai, meskipun kapasitas dan kualitas caleg digemuruhkan dengan suara lantang. Caleg yang ditampilkan dalam daftar calon adalah tokoh politisi unggulan, yang terlatih dan berpengalaman bertahun-tahun dalam organisasi partai, punya kapasitas politik dan kualitas intelektual yang meyakinkan, serta punya integritas pribadi yang kuat, yang teruji ketangguhan dan terpuji kebolehannya.

Makna sesungguhnya suatu pemilu legislatif adalah menempatkan politisi terbaik dari sebuah parpol untuk memperjuangkan program partai masuk dalam agenda kerja pemerintah, politisi yang paham berbicara dan menguasai kebijakan penyusunan anggaran publik (APBD/APBN), mampu berkontribusi dalam pembahasan undang-undang atau peraturan daerah dan memiliki kemampuan prima untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Politisi semacam itu, sekali lagi, hanyalah orang-orang yang telah terlatih berorganisasi (politik), dengan merawat, memupuk dan membina diri bertahun-tahun tanpa lelah, dengan sadar memilih profesi politik sebagai sebuah panggilan, tahan derita, tahan pukul, tahan uji dan tahan banting. Bukanlah sekedar orang-orang yang dekat dengan petinggi parpol karena hubungan darah, sekampung atau teman akrab. Sebab itu, rakyat pemilih jangan terjebak ke dalam upaya-upaya politik yang hendak mengerdilkan makna pemilu dan merendahkan martabat politik dan berpartai politik oleh munculnya caleg-caleg dadakan yang tidak bermutu karena tidak tersiapkan secara baik.

Pada lima kali pemilu legislatif di masa orde barn (1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997) dan dua kali pada masa reformasi (1999 dan 2004), parpol-parpol tampil dengan gegap gempita di panggung kampanye untuk meyakinkan rakyat pemilih akan ideologi, prinsip perjuangan dan program partai. Soal ketokohan caleg tetap menjadi perhatian, tetapi tidak mencolok berlebih-lebihan, over dosis,seperti yang kita alami dan kita rasakan menjelang pemilu legislatif 2009 ini. Kini kita melihat dengan jelas bahwa pemilu legislatif 2009 lebih sebagai kompetisi antar caleg, dari pada persaingan program antarparpol.

Yah, sistem politik pemilu legislatif 2009 yang menerapkan pola kapling wilayah politik yang disebut daerah pemilihan (dapil) dan caleg terpilih atas dasar suara terhanyak, telah memacu para caleg berlomba-lomba memasang kuda-kuda untuk meraih kursi keanggotaan legislatif yang terhormat itu. Akan terjadi baku rebut dan baku ribut" antarcaleg, bahkan antarcaleg dari satu partai di dalam satu dapil (istilahnya : jeruk makan jeruk). Setiap caleg memamerkan ketokohan dan kehebatan dirinya, nota bene tanpa rasa malu sedikitpun, sambil menyingkirkan ideologi, prinsip perjuangan dan program partai.

Selain baliho, bendera, spanduk dan foto pribadi, para caleg giat dan rajin mendatangi rakyat pemilih dari kampung ke kampung, bahkan dari rumah ke rumah sambil membagikan stiker dengan foto dirinya, tanpa perduli dengan parpol pengusungnya. Lalu, tanpa bekal pengetahuan dan pengalaman politik yang memadai tentang fungsi dan mekanisme kerja DPR/DPRD, dengan entengnya sang caleg mengumbar janji, bikin kontrak politik, untuk hal-hal yang tidak mungkin dapat dilakukannya, bahkan tidak mungkin akan tercapai, apabila ia berhasil terpilih menempati kursi lembaga perwakilan rakyat. Sungguh patut disayangkan, apabila rakyat pemilih dalam keterbatasan pengetahuannya, terpesona dan percaya begitu saja atas rayuan gombal dan janji muluk sang caleg.

Coba bayangkan! Konon ada seorang caleg menjanjikan bahwa kalau ia terpilih, maka dalam satu minggu ia akan hadir di tengah rakyat pemilihnya (konstituennya) selama 4 hari, dan 2 hari lainnya ia berada di gedung DPRD. Inilah janji konyol, janji seorang politisi dadakan yang tidak tahu tentang apa yang harus dikerjakan oleh seorang Anggota DPRD. Nah, setiap minggu ia berada 4 hari di tengah konstituennya, berarti dalam satu tahun ia harus meninggalkan sidang-sidang DPRD selama 208 hari.
Padahal di gedung DPRD dilangsungkan sidang-sidang beruntun untuk membahas, berdebat dan berdiskusi, serta ditetapkan keputusan-keputusan politik tentang kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Kalau ia tidak hadir dan turut serta terlibat dalam sidang-sidang itu, bagaimana janji-janjinya bisa diperjuangkan dan menjadi kenyataan? Sementara ia berada di tengah rakyat pemilih untuk membuat janji-janji baru yang entah kapan bisa direalisir. Inilah salah satu contoh tentang minimnya pemahaman caleg dadakan menyangkut ke-DPRD-an. Itu berarti, petinggi parpol belum terlalu siap untuk menawarkan kepada rakyat caleg yang punya kapasitas politik dan kualitas intelektual yang meyakinkan.

Sementara itu ada bahaya lain yang akan merusak pemilu legislatif 2009. Yaitu dominasi dari politik uang dan bagi-bagi sembako. Praktek politik uang dan bagi-bagi sembako akan dilakukan oleh para caleg yang berkantong tebal. Kebiasaan yang "bernoda" ini harus dipertanyakan. Cara-cara seperti itu seharusnya tidak boleh dilakukan; karena tidak mendidik, merusak citra pemilu dan demokrasi, serta merendahkan martabat dan hak politik rakyat. Di banyak negara maju pun biasanya dibagi saat kampanye hanyalah brosur tentang program partai dan cendramata ala kadarnya saja. Tapi, kalau toh ada parpol dan caleg membagi uang dan sembako, saya anjurkan supaya rakyat pemilih terima saja, dan tidak usah memberikan suara kepada parpol dan caleg semacam itu.

Namun, rumus tentang politik uang selalu tidak jelas. Apakah seorang caleg memberi bantuan untuk sekolah, bangunan rumah ibadah, atau merangsang aktivitas pembangunan yang dilakukan masyaralcat, boleh disebut sebagai politik uang? Sulit dapat dibuktikan, sementara sang caleg yang berkantong tebal itu dengan bebas menghambur uang dan membagi sembako kepada rakyat pemilih yang dibodohi, tidak sadar, tidak mengerti dan buta politik.

Bangsa ini, khususnya rakyat Kabupaten Sikka, membutuhkan politisi dan caleg yang lamengweit". Dalam bahasa Sikka "lamengweit" artinya jantan, perkasa, mampu tampil berani dengan penuh keyakinan memperjuangkan dan membela kepentingan banyak orang, apapun resiko yang harus dipikulnya.

Orang semacam itulah dalam bahasa politik disebut kader. Menurut Pater J. G. Beek, SJ (1917-1983), kader adalah orang yang bisa menggetarkan dunia, merombak keadaan masyarakat dengan kelompok kecil, menjadi tulang punggung masyarakat atau menjadi inti dalam suatu lingkungan masyarakat. Menjadi kader, tegas Pater Beek, berarti menjadi sesuatu yang lain dan yang lain; keranjingan dalam menjalankan apa yang dipikirkan dalam batas-batas moral dan etika. Menjadi kader berarti menjalankan apa yang sudah direncanakan dengan matang.

Menurut Dr. Soedjati Djiwandono, "Seorang yang mengaku dirinya kader, bukanlah kader yang sebenarnya. Yang bisa dijuluki sebagai kader adalah orang yang tidak menuntut jabatan atau kedudukan apapun untuk dirinya, dan oleh karena itu jumlah kader biasanya sangat sedikit."
Dalam konteks inilah saya hendak mengatakan bahwa tidak semua anggota suatu partai politik adalah kader, dan tidak semua caleg serta merta ditokohkan sebagai kader.
Dengan pikiran dan semangat itulah, kita menyongsong pemilu legislatif 2009. Kita harapkan agar pemilu kali ini akan melahirkan kader parpol yang berkarakter dan militan, politisi "lamengweit".

Ketika hendak menutup artikel ini, saya teringat akan Rahman Arge. Siapakah dia? Catatan prestasi yang telah diraih seorang Rahman Arge, tidak setiap orang mampu memperolehnya. Sebagai insan film, dia sudah meraih anugerah tertinggi penghargaan Piala Citra dan Piala Khusus. Dalam bidang kesenian, dia menerima anugerah seni Presiden RI tahun 1977 sekaligus penerima Satya Lencana Kebudayaan Presiden RI tahun 2003. Sebagai wartawan, dia pernah menerima penghargaan kesetiaan 40 tahun mengabdi di dunia pers. Bahkan sebagai wakil rakyat dalam lembaga legislatif, dia telah menjalankannya dengan tekun dan bukan kader karbitan yang mendadak muncul. Empat periode sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan sebelum nantinya menanjak naik menjadi Anggota DPR/MPR-RI. Dan paling membanggakan, meski senja usia sudah menjemput, dia masih tetap aktif menulis, menyajikan makalah kebudayaan dan melakukan tugas jurnalistik di pelbagai forum seminar dan diskusi. Kini lelaki kelahiran Makasar 17 Juli 1935 ini terus menggelinding sambil meneruskan karya-karyanya di sebuah lokasi bernama "Rumah Karya Arge".

Rahman Arge adalah sosok seorang politisi profesional yang beken dan piawai, jurnalis dan seniman yang menekankan pentingnya sikap tulus dan jujur dalam menyampaikan opininya.Orientasinya pada peran nurani, pada karakter manusia yang selalu dekat dengan keimanan. Religiositas yang mendasar memberi terang pada persepsi yang tajam, tapi toleran, diperlunak oleh humor dan ironi, serta joke yang menggelitik, jenaka dan menggoda. Obsesinya adalah pada kebangkitan negeri ini, dengan berkali-kali menyebut momen heroik dalam sejarah yang seharusnya membuat kita lebih jeli pada nasib negeri ini.

"Zaman selalu berubah, teknologi, lingkungan dan suasana terus menerus berkembang. Rahman Arge yang gelisah dan ulet karakternya, ternyata tidak menyerah. Dia selalu mencari dan bergulat, oleh karena dia mempunyai sikap sekaligus pandangan terbuka, peka, peduli dan juga berorientasi tanpa mengenal lelah, dia terus beredar dalam masyarakat, bergaul dengan semua khalayak, berkecimpung di tengah semua kejadian dan peristiwa.Dan karena sadar terhadap tanggung jawab vofesionalnya, dia mencatat, menulis dan selalu berusaha menyampaikan komentarnya", tuli Jakob Oetama, wartawan kawakan dan Pemimpin Redaksi Harian Kompas dalam epilog buku Permainan Kekuasaan" (Penerbit Kompas, September 2008); sebuah buku setebal 810 halaman yang memuat 200 artikel pilihan, karya tulis Rahman Arge sejak tahun 1971 dengan beragam tema di berbagai media harian seperti Kompas, Fajar, Pos Makasar, Gatra, Pedoman Rakyat, Budaya Jaya, Forum Keadilan, Media Indonesia, Sinar Harapan, Horison, Tribun dan ceramah di Konsulat Jepang.

Rahman Arge adalah salah satu contoh manusia Indonesia yang sukses,figur yang sederhana dan tokoh politisi "lamengweit".Nah,siapa yang akan tampil sebagai Rahman Arge Kabupaten Sikka?Sejarah dan perjalanan waktu akan mencatatnya.Kita tunggu saja.

Maumere,Januari 2009

EP. da Gomez

Pemerhati Masalah Sosial Politik,Tinggal Di Maumere

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Wilayah Bola Mulai 'Dilirik' Pemkab Sikka

WILAYAH Kecamatan Bola,pada lintasan Kabupaten Sikka menyimpan potensi tanaman komoditi perkebunan dan tanaman pertanian.Untuk menuju pusat kota di Kecamatan Bola dari Kota Maumere, Ibu kota Kabupaten Sikka dengan jarak sekitar 30 km butuh waktu perjalanan hampir satu jam.Saat ini wilayah Bola mulai 'dilirik' Pemerintah Kabupaten (Pemkab Sikka) dengan memberikan perhatian pembangunan yang cukup siginifikan bersama 20 kecamatan lainnya yang ada di kabupaten ini. Pasalnya, daerah ini merupakan daerah kantong ekonomi yang potensial.Bahkan, boleh dikatakan daerah itu sebagai penyanggah pangan (ekonomi) bagi Kabupaten Sikka.

Luas wilayah Kecamatan Bola 168,26 km2, dihuni sekitar 29.089 orang penduduk, atau 6.979 kèpala keluarga/KK. Umumnya masyarakat di wilayah Bola bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian kecil berprofesi sebagai nelayan karena daerah ini terhampar wilayah perairan laut yang membentang di utara Sikka memanjang sampai ke wilayah Hale.Selain itu,sebagian kecil masyarakatnya berprofesi sebagai pegawai negeri sipil seperti bidan dan guru.

Saat melintas ruas jalan dari Kota Maumere menuju Kecamatan Bola, atau sekitar 30 km dari Kota Maumere pada lintasan Wairplair-Bola, terlihat tanaman jambu mete tumbuh subur pada sisi kiri kanan jalan yang dilewati.
Lepas lima kilometer dari Maumere, pada sisi kanan kiri jalan terlihat tanaman perkebunan seperti kakao, kopi, juga tanaman keras seperi kermiri tumbuh subur. Pada beberapa lahan milik masyarakat terlihat areal persawahan siap ditanami.

Jalan menuju wilayah Bola sebagian besar cukup bagus karena sebagiannya telah dihotmix. Jalan yang telah dihotmix tahun 2008, yakni ruas jalan propinsi sepanjang
2,3 km dengan lebar 4,5 meter dari lintasan jalan propinsi yang ada di wilayah itu sejauh 30 km dari Wairplair sampai Bola.

Pekerjaan hotmix 2,3 km ini menggunakan dana APBD I Propinsi NTT TA 2008.Pekerjaan ini telah selesai dikerjakan beberapa waktu lalu,namun masih terlihat Sejumlah pekerja melakukan pekerjaan drainase pada sisi jalan.Sedangkan ruas jalan kabupaten yang ada pada daerah pesisir pantai Bola tahun 2008 ini juga sudah dilakukan pekerjaan berupa hotmix oleh Pemkab Sikka dengan panjang empat kilometer lebih mulai dari Bola menuju ke Hale menggunakan APBD II Kabupaten Sikka.

Namun sayangnya, jalan yang dihotmix lebarnya cuma 3 meter sehingga menyulitkan kendaraan saat berpapasan terutama kendaraan roda empat dan roda enam.Paul Hebi (warga Bola) mengatakan,masyarakat di Bola sangat berterimah kasih karena Pemkab Sikka mulai memberikan perhatian lebih kepada masyarakat di wilayah ini.Terbukti,sarana prasarana jalan dibangun pemerintah demi meperlancar arus transportasi agar warga bisa menjual hasil komoditi yang ada di kecamatan ini.

"Kita senang karena pemerintah sudah memberikan perhatian. Namun jalan kabupaten yang dibangun sangat kecil karena lebarnya cuma 3 meter. Kondisi ini menyulitkan ketika kendaraan berpapasan di jalan rawan terjadi kecelakaan/tabrakan jika kurang hati-hati.Sementara ruas jalan negara/nasional dibangun pemerintah minimal lebar 6 meter dan jalan propinsi dibangun dengan lebar 4,5 meter. Ini yang mesti menjadi perhatian pemerintah,"katanya.

la berharap pemerintah baik propinsi maupun kabupaten tetap menyiapkan anggaran ditahun 2009 untuk melanjutkan pembangunan sarana prasarana jalan di Kecamatan Bola sehingga ruas jalan yang belum dihotmix bisa dilanjutkan pekerjaannya tahun depan.

"Warga di Kecamatan Bola senang karena pemerintah mulai melirik wilayah ini dengan membangun sarana prasarana jalan yang balk untuk pendukung percepatan ekonomi masyarakat. Apalagi Bola sebagai daerah kantong ekonomi. Sedangkan cukup banyak jalan di wilayah ini mulai rusak. Namun sebagian jalan yang di lapen sejak empat atau lima tahun lalu juga masih baik.Namun agar tidak rusak harus dihotmix," kata Paul.

Sementara Andy, warga Maumere mengakui selain wilayah Bola, sarana dan pasarana pendukung lainnya yang ada di 20 kecamatan lainnya perlu mendapat perhatian Pemkab Sikka dibawah pimpinan Bupati Sosimus Mitang dan Wabup Wera Damianus agar masyarakat Sikka secara bertahap keluar dari ketertinggalan dan kemiskinan (Harian Poskupang/Ferry Ndoen)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Thursday 22 January 2009

Cerita Humor Maumere...(7)

Les Baca Tulis

Moat Mude pu sopir pribadi tapi tidak bisa baca atau tulis, sopir pribadi yang paling disayang itu namanya Linus.Tadi barusan baku tengkar dengan Libert, adiknya Om Mude. Hanya gara-gara Linus paksa harus dia sendiri yang antar surat undangan pernikahan.

Si sulung Elsy anaknya Om Mude mau merid. Libert TAKUT Linus buang semua surat undangan di jalan gara-gara tidak bisa baca. Dulu saja saat antar undangan ke Paga, Linus buang semua surat undangan di Kali Wajo karena stres tida bisa baca nama-nama yang tertulis di undangan.

Tapi Om Mude sayang Linus karena dia sopir pribadi yang hebat dan jujur. Akhirnya Liber mengalah. Linus akhirnya te pi antar undangan dengan di liputi perasaan cemas Libert.

Tidak sampe 30 menit pi antar undangan, tiba-tiba Linus muncul dengan muka hemu golo (rusak berat). Libert langsung darah tinggi lihat bapa tua di depan dia.

Libert : Kenapa Linus? Kau buang surat undangan di Kali Mati ka? jangan sampai saya de’ker (cekik) kau disini.

Linus : gigi nih, ikut sampur poi au (ikut campur aja lo)

Libert : Uming au ia (kau punya kumis tuh), terus kenapa kau pu muka pucat macam kertas?

Liberrt keker surat undangan di tangan Linus : haaa? Surat undangan dari tadi belum kau antar?!

Linus : maaaa..!! tadi pas turun dari oto, semua surat undangan jatuh jadi te tercecer,saya tida tau yang urut pertama hai (siapa),yang urut kedua hai (siapa)..bingung golo..

Libert : Mending au pi kasih mandi anak babi poi, dulu orang suruh pi sekolah tida mau te begini.....

Liber yang doge (ngambek) lapor dia pu kaka Om Mude yang lagi asik pompa ban oto disamping rumah..

Libert : Wue (kakak), saya tida tahan lagi, pecat Linus poi kaka’..

Om Mude : Jang kompor begitu ko wari (adik), jelek-jelek begitu dia pernah tolong saya waktu jatuh tenggelam di pelabuhan pas pancing cumi dulu tuh, masa wari hulir (lupa)..

Libert : Tapi saya tida bisa tahan di wue, masa su tida bisa baca, bolot lagi..

Mude : Sabar poi wari, lebih baik kau panggil dia biar kita kasih les baca tulis..

Tidak berapa lama,Linus muncul...

Linus : Ada apa Moat..

Mude : Hari ini kita tida jadi pi Wuring beli ikan kering, saya mau kasih les baca tulis biar kau pintart sedikit..

Linus : Ide cemerlang golo Mo’at, ini yang saya tunggu dari dulu kala....

Mude : Oke,siap-siap sudah, nanti pake kau pu kamar poi..

Sebelum les dimulai di kamarnya Linus, Moat Mude yang perokok berat ini suruh Linus pi beli rokok jisamsu satu bungkus.
Setelah siap, pelajaran pun dimulai dengan saksi Libert yang duduk manis di sudut kamar.

Bla....bla...bla....Satu jam kemudian..

Moat Mude berdiri di depan papan tulis yang ada tulisan bako (rokok)
Mude: Linus baca ini eee, b + a,baca?

Linus  (senyum bungkus ) : ba..

Mude  (gembira) : bagus, k + o,baca?

Linus : ko...

Moat  Mude (pede abis) : berarti bacanya?

Linus Cuma diam sambil garuk-garuk kepalanya yang botak : lupa baba...

Om Mude mulai emosi..Tidak emosi ganupae ko (bagaimana ko) su satu jam lebih hasilnya belum kelihatan jelas, mulut su kering, ulang lagi...

Mude (emosi) : ingat dan hapal baik-baik, lama-lama saya bisa masuk RS Gila kalau begini terus, b+a,baca?

Linus : ba...

Mude : k+o,baca?

Linus : ko

Mude : terus kalo dibaca seluruhnya apa?

Linus garuk-garuk kepala : jang marah ko,saya tida tau di wue...

Libert (sambil berdiri) : lipat poi kakak,su terlalu sesat tuh...

Linus (sambil korek idung) : Sesat kau pu perut gendut tuh...

Mude : Sudah..!!! sudah....!! kamu dua kalau su ketemu kayak Tom en Jerry poi..

Mude yang su jengkel kasih ingat Linus tentang rokok yang dia beli tadi.

Mude : Linus yang tadi kau beli di kios Merry tuh, masa au hulir (lupa), ulang lagi ya..b+a,baca?

Linus : ba..

Mude : k+o,baca?

Linus : ko..

Om Mude sambil kasih gerakan orang yang sedang isap rokok : berarti kalau baca semuanya te apa nong?

Linus (tertawa sambil pukul-pukul meja) : Saya su tau ba’a ( saya udah ngerti).
Mude (lembut,terharu) : apa nong kalo kau tau..

Linus ; ada,pokonya saya su tau ba’a..

Mude : kasih tau ko..

Linus (begaya) : ada deh..

Mude (jengkel) : Puka ra’a nih...kau kastau (kasih tahu) sudah ka..

Linus : Eh saya malas..

Mude (melotot) : wawi anak nih..masa pakai rahasia segala..

Linus : Saya tida mau juga kau repot..

Mude : Kau kastau ka,atau saya bongkar kau pu memori Nangablo..

Linus : mmmm..paksa ngeri golo...

Mude dibantu Libert : Mau kastau atau kau tida ikut kami pi makan babi kecap di warung Tanta Mia..

Linus (langsung lemah) : baik,tadi apa yang tadi wue tanya..

Mude (tahan airmata) :ba + ko,bacanya apa..yang kau beli dikios tadi..

Linus : Gampang ka...

Mude (keringat besar-kecil) : pake bisik-bisik juga tida apa-apa..

Linus : ba+ ko,yang saya beli tadi gampang ko wue...

Mude: Apa kalo kau tau?

Linus: jisamsu to baba..

Mude langsung menangis ditempat : Linus,besok pagi kau pi Paga,jaga saya pu kebun pepaya disana..

Linus : hoooooo..ganu ia di au doge..(masa Cuma gitu aja kok ngambek)

Libert : Linus mending besok kau tinggal di kandang harimau saja...

Linus : gigi nih...

hahahahaha


I Love You

Tres pusing,pusing sekali.Dia ada dipesta nikah tapi dari tadi tida ada satupun yang ambil dia dansa.Dia juga heran padahal dia pu muka su termasuk manis (dia pu ade balita yang omong).Tubuh lumayan sexy tapi meski punya rambut agak-agak pekok.Herannya kalau lagu dangdut,semua laki-laki baku rebut ambil dia joget.Tapi pas lagu dansa tida ada yang peduli dengan dia meski dia su pasang wajah dengan senyum tida pernah putus.Gara-gara tidak ada yang ambil dia te Tres bile poi (diam aja) dari pada stress.

Tiba-tiba Tres lihat ada sepasang mata indah bola pimpong sedang menatapnya dalam-dalam.Laki-laki itu terus menatapnya,Tres gugup golo.Laki-laki itu tida pernah Tres lihat,mungkin orang baru di komplek rumahnya.Pas lagu dansa berikutnya,Mo’at (panggilan untuk laki-laki Maumere) tadi langsung cepat-cepat ambil Tres dansa.Tres senang sekali,mimpi apa saya semalam?Tres berpikir..Pas lagi asik-asik dansa...

Mo’at : Nona,kau pu nama siapa?

Tres : Tres,kalo Moat?

Mo’at : Saya Lipus

Tres : Cocok Golo..(sangat cocok)

Lipus (cium bau aneh) : Tres,kau pake minyak kelapa ko?

Tres (marah) : hii..! kau enak saja,orang pake minyak rambut orang-aring te,omong rewong poi (bicara sembarangan aja)

Lipus : Sory ka,Cuma begitu juga kau marah...

Tres : Iya ka,abis kau juga omong bikin orang jengkel..kok baru lihat?

Lipus : Iya,saya kerja di Jerman..

Tres : Wah,kau hebat sekali Lipus,kerja sampai luar negeri..

Lipus : Maksudnya Jerman itu,saya kerja di Jalan Jendral Sudirman (Jerman) Maumere,bukan di negara Jerman

Tres : kau bikin saya tambah stres saja..

Mereka dua tambah asik berdansa,Tres kasih lingkar dia pu tangan kuat-kuat di leher Lipus.

Lipus ( bisik ) : Tressss..

Tres : Ada apa Lipus

Lipus : I love you..

Tres : artinya apa tuh lipus..

Lipus (bisik perlahan ) : Saya cinta kau..

Hampir saja Tres pingsan untung dia masih punya rasa malu.Tres lihat keatas ada pelangi.Tres lihat kesamping kiri-kanan semua orang senyum manis padanya.Tres lihat kewah,tikus-tikus sedang asik berdansa riang gembira,pokoknya semuanya jadi indah..
Pada dansa berikutnya,Tres tida mau kalah..

Tres : Pussss..

Lipus : Saya bukan kucing say..

Tres (manja): hii!! Orang mau omong juga..

Lipus : omong apa?

Tres : Bimoli..

Lipus : Sadar Nona kita di pesta bukan di dapur..

Tres : Unus ngeri golo kalo omong dengan kau..

Lipus : Apa nona manis yang kau omong tadi..

Tres (muka merah) : Bimoli

Lipus : Bimoli te apa?

Tres pasang senyum paling manis yang pernah ada di dia pu wajah,menarik kepala Lipus dan berbisik mesra ditelinga :Saya akan tumis-tumis kau pu cinta tadi...

Lipus peluk Tres dan berkata penuh cinta : Tumis yang enak golo nona,jangan lupa pake lawar sekalian eeee..

hahahaha



Keluarga Korban

Nadus naik oto mau mau pi Lela,soalnya ada acara nikah disana.Pas samapi didesa Nita tiba-tiba oto yang dia naik berhenti.

Nadus : ada apa moat sopir?

Aleks (sopir ) : Ada orang kumpul rame di tengah jalan,saya curiga ada kecelakaan..

Tunggu terlalu lama di dalam oto akhirnya semua penumpang turun ikut pigi lihat kerumunan orang.Tinggal Nadus sendiri..
Tapi karena terlalu lama akhirnya Nadus juga ikut turun,maksudnya mau pigi lihat keadaan disana.
Sampai disana,kerumunan orang terlalu banyak sampai-sampai mau intip saja kedalam lingkaran orang tida bisa.Nadus berusaha setengah mati juga tida bisa,semua terlalu rapat berdiri.Nadus tanya di seorang moat yang juga setengah mati berusaha mengintip.

Nadus : Moat ada apa disitu?

Moat ; Kayaknya ada kecelakaan Nong..

Mendengar itu Nadus berusaha lagi ingin melihat,namun usahanya gagal total.Dia tida bisa dapat lihat kedalam..Akhirnya biar bisa lihat Nadus dapat akal cemerlang..

Nadus berlari-lari sambil teriak ke kerumunan : keluarga korban..!! keluarga korbann..!! keluarga korban...!

Semua orang yang berkerumun sesak langsung membuka jalan agar Nadus bisa masuk ke tengah,untuk melihat korban.

Nadus berlari dengan kencang masih terus berteriak ‘keluarga korban’,pas sampai di tengah,Nadus lihat dengan mata kepala sendiri seekor babi lagi tergeletak bersimbah darah..
Orang-orang ketawa semua,melihat keluarga korban dari seekor babi datang..Nadus malu setengah mati langsung kotir(kabur) masuk kedalam oto

Hahahahaha

www.inimaumere.com/oss

Selengkapnya...

Wednesday 21 January 2009

Mencermati Standar Kepala Sekolah (Kepmendiknas No.13 Tahun 2007)

Banyak kajian para ahli tentang kekepalasekolahan yang telah dituangkan baik dalam bentuk buku, makalah, maupun tulisan di media massa. Namun rata-rata sepakat menguraikan bahwa kepala sekolah merupakan tokoh kunci keberhasilan suatu sekolah. De Roche (1987) mengungkapkan bahwa tidak ada sekolah yang baik tanpa kepala sekolah yang baik. Karena itu wajar kalau dikatakan “the key person” keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah adalah kepala sekolah. Tanpa mengenyampingkan peran yang kolaboratif para guru yang tergabung dalam sistem proses manajemen sekolah Sergiovanni (1987) juga mengungkapkan bahwa tidak ada siswa yang tidak dapat dididik, yang ada adalah guru yang tidak berhasil mendidik. Tidak ada guru yang tidak berhasil mendidik, yang ada adalah kepala sekolah yang tidak mampu membuat guru berhasil mendidik”. Sehubungan dengan itu pula Pokja Penyusunan Standar Pengembangan Mutu Kepala Sekolah yang diketuai oleh Prof.DR. Ibrahim Bafadhal mengungkap hasil penelitian kekepalasekolahan berakhir pada kesimpulan bahwa keberadaan kepala sekolah yang mampu memerankan dirinya secara efektif dan efisien dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi terwujudnya kualitas atau mutu sekolah.

Jika kita membalik sejarah dua dekade sebelumnya sampai sekarang ini, maka ketika ditanyakan siapa kepala sekolah ? Seberapa besarkah peran dan tanggung jawab, atau tugas dan fungsi seorang kepala sekolah dalam memimpin roda pendidikan di suatu sekolah ? Jawabannya akan sangat tergantung kapan jawaban itu diberikan. Sampai dengan akhir tahun 80-an seorang kepala sekolah masih merupakan seorang pejabat struktural dengan eselon IV dan merangkap jabatan fungsional sebagai guru.

Fungsi dan tugas kepala sekolah yang diatur dengan Kepmendikbud No. 0489/U/1992 untuk SMU dan Kepmendikbud No.054/U/1993 untuk SLTP misalnya, seorang kepala sekolah mempunyai tugas : (a) menyelenggarakan kegiatan pendidikan; (b) membina kesiswaan; (c) melaksanakan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya; (d) menyelenggarakan administrasi sekolah: (e) merencanakan pengembangan, pendayagunaan, dan pemeliharaan sarana prasarana; (f) melaksanakan hubungan sekolah dengan lingkungan, orang tua dan / masyarakat. Kepala sekolah dalam jabatannya itu berfungsi sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor (dibuatkan akronim fungsinya : EMAS).

Namun dalam situasi sekarang ini telah terjadi “perubahan” dalam dua tahap yang “dijanjikan” akan lebih baik. Perubahan pertama terjadi sejak ditetapkan Kepmendikbud RI nomor : 0296/U/1996 tanggal 1 Oktober 1996 sampai dikeluarkannya Kepmendiknas RI Nomor 162/U/2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, seorang Kepala Sekolah tidak lagi sebagai pejabat struktural dengan eselon tertentu. Kepala Sekolah “hanya’ seorang guru yang atas dasar kompetensinya diberi tugas tambahan mengelola satuan pendidikan. Jadi seorang kepala sekolah pada dasarnya seorang guru, yaitu seorang guru yang dipandang memenuhi syarat tertentu dalam memangku jabatan professional sebagai pengelola satuan pendidikan.

Masih bisa dipahami jika status yang serba mendua tersebut masih disandang seorang kepala sekolah, karena payung hukum untuk menjadi kepala sekolah profesional memang masih belum memadai. Untuk menjadikan kepala sekolah sebagai jabatan professional tentu akan berkaitan dengan bebrapa hal seperti penggajian, kode etik, pembinaan profesi, organisasi profesi, dan hal lain yang diperlukan untuk suatu profesi. Belum siapnya hal-hal tersebut maka seorang kepala sekolah masih harus menginjakkan kakinya di wilayah profesi sebagai guru.

Jika memperhatikan semakin meluasnya tugas dan fungsi / peran kepala sekolah di abad millennium ini maka memang sudah saatnya jabatan kepala sekolah berdiri tegak pada satu profesi. Ketika Rambu-rambu Penilaian Kinerja Sekolah (khususnya SLTP an SMU) diluncurkan oleh Depdiknas di tahun 2000, tanggung jawab kepemimpinan seorang kepala sekolah mengacu pada tiga hal yaitu Input, Process, dan Output atau MPK (Masukan, Proses, Keluaran). Dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan komponen proses inilah fungsi / peran seorang kepala sekolah sudah semakin meluas dibanding sebelumnya. Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM (Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Innovator, Motivator). Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala sekolah. Sejak dikembangkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di tahun 2000-an seorang kepala sekolah harus sanggup mengembangkan kegiatan produksi / jasa sekolah sebagai sumber belajar, harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk swakelola block grant di lingkungan sekolahnya, dan peran lainnya yang terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui pada dua dekade yang lalu.

Kini, perubahan tahap kedua berjalan satu bulan lebih sudah berlalu. Sejak 17 April 2007 Mendiknas mengeluarkan peraturan yang sangat penting menyangkut pengelolaan setiap lembaga pendidikan khususnya sekolah-sekolah di negeri ini. Ditengah berhembus kencangnya tudingan tentang rendahnya mutu pendidikan kita saat ini. Mendiknas RI dengan Peraturan Mendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tertanggal 17 April 2007 menetapkan Standar Kepala Sekolah / Madrasah sebagai salah satu standar ketenagaan di antara delapan standar yang harus ditetapkan untuk mewujudkan Standar Nasional Pendidikan kita yang bermutu.

Untuk mendukung Standar Nasional Pendidikan kita menurut Permendiknas tersebut seseorang yang akan diangkat menjadi kepala sekolah wajib memenuhi standar kepala sekolah / madrasah yang berlaku nasional. Standar Kepala Sekolah dimaksud adalah sebagaimana tercantum pada lampiran peraturan menteri dimaksud, yang meliputi Standar Kualifikasi dan Standar Kompetensi.

Adapun Standar Kualifikasi dimaksud meliputi : 1) Kualifikasi Umum : (a) Pendidikan Minimum Sarjana (S-1) atau Diploma IV (dalam draft semula diutamakan S-2); (b) Berusia setinggi-tingginya 56 tahun saat diangkat sebagai kepala sekolah; (c) Pengalaman mengajar minimal 5 tahun menurut jenjang sekolahnya; (d) Pangkat minimal III/c bagi PNS. 2) Kualifikasi Khusus menyangkut : (a) Berstatus sebagai guru sesuai jenjang mana akan menjadi kepala sekolah; (b) Mempunyai sertifikat pendidik sebagai guru sesuai jenjangnya; (c) Mempunyai sertifikat kepala sekolah sesuai jenjangnya yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah. Berkenaan dengan Standar Kompetensi, seseorang dapat diangkat sebagai Kepala Sekolah jika dia memiliki kompetensi-kompetensi sebagai berikut : (a) Kompetensi kepribadian; (b) Kompetensi Manajerial; (c) Kompetensi Kewirausahaan; (d) Kompetensi Supervisi; (e) Kompetensi Sosial.

Dilihat dari perspektif peningkatan mutu input pendidikan Permen ini merupakan suatu kemajuan positif dalam upaya mencari dan menetapkan figur pengelola sekolah yang bermutu. Namun dalam rangka profesionalisasi jabatan kepala sekolah menuju terwujudnya kepala sekolah yang mampu mengemban dan mengembangkan tugas dan fungsinya terlihat masih belum sepenuhnya akan dapat diwujudkan.

Jika Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, dan Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain sesuai kekhususannya, maka setiap Pendidik memang merupakan Tenaga Kependidikan, tetapi setiap Tenaga Kependidikan belum tentu seorang Pendidik / Guru. Kasubdit Pendidikan Menengah Ditjen PMPTK Depdiknas dalam suatu Seminar Nasional tentang Kepala Sekolah mengungkapkan pula tentang Kebijakan Direktorat Tenaga Kependidikan masa sekarang ini bahwa Tenaga Kependidikan itu meliputi Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Pustakawan, Laboran, dan Tenaga Tata Laksana / Administrasi Sekolah. Berarti seorang Kepala Sekolah walaupun dipersyaratkan harus berasal dari seorang guru namun setelah diangkat sebagai kepala sekolah maka yang bersangkutan sebaiknya tidak lagi berstatus Guru / Pendidik melainkan sebagai Tenaga Kependidikan / Kepala Sekolah Profesional dengan tugas dan fungsi yang sudah jelas memerlukan perhatian khusus layaknya profesi kependidikan lain seperti Pengawas Sekolah, Laboran, dan Pustakawan. Dalam beberapa kesempatan kegiatanpun saat ini seringkali seorang kepala sekolah tidak diperkenankan mengikuti kegiatan yang diperuntukkan bagi guru.

Memperhatikan pasal-pasal pada Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 ternyata para Calon Kepala Sekolah dan Kepala Sekolah dihadapkan pada penafsiran ganda. Artinya kualifikasi dan kompetensi tersebut bisa diartikan sebagai syarat memasuki wilayah profesi kepala sekolah. Setelah yang bersangkutan diangkat sebagai kepala sekolah maka statusnya sebagai pendidik / guru menjadi lepas. Namun bisa pula ditafsirkan sebagai memperkuat status lama yakni “hanya” seorang guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Jika itu yang terjadi maka sebelah kakinya masih menginjakkan ke wilayah profesi guru, sebelah lagi menginjak profesi kepala sekolah.

Sebenarnya sah-sah saja ketika seorang kepala sekolah berharap bahwa dengan berlakunya Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 ini akan ada jalan yang lurus untuk mengembangkan profesi kekepalasekolahan sebagai suatu profesi “berdaulat” agar kinerja dan upaya peningkatannya semakin dapat dipacu lebih kencang lagi. Bukan menjadikan kita bersikap skeptis yang cenderung pessimis atas berlakunya Permendiknas terbaru tersebut. Namun jika statusnya “hanya” seorang guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah nampaknya akan ada hal-hal yang membatasi kesungguhan upaya meningkatkan kinerja tersebut. Irama kinerja kepala sekolahpun akan tetap diiringi lagu lama dengan judul “Anda Bukan Pejabat Struktural” atau “Jangan Kau Samakan Tunjanganmu Dengan Pejabat Eselon” atau mungkin judul lainnya.

Permendiknas yang dinyatakan mulai berlaku tanggal 17 April 2007 tersebut juga tidak memberikan masa transisi sehingga rawan pelanggaran terhadap Permen tersebut. Dengan “wajib”nya dipenuhi standar kepala sekolah yang berlaku nasional tersebut dikaitkan dengan belum terlaksananya Uji Sertifikasi Guru dan pemberian sertifikatnya, maka tertutuplah pintu bagi Cakep (Calon Kepala Sekolah) yang sudah memiliki Sertifikat Diklat Cakep namun belum memiliki Sertifikat Pendidik sebagai Guru untuk diangkat sebagai Kepala Sekolah. Karena salah satu persyaratan untuk diangkat sebagai kepala sekolah yakni memiliki sertifikat pendidik sebagai guru belum terpenuhi. Jika Bupati / Walikota mengangkat Kepala Sekolah yang berasal dari guru yang belum disertifikasi maka hal itu bisa dianggap bertentangan dengan Permendiknas tentang Standar Kepala Sekolah ini.

Disisi lain penetapan Standar Kepala Sekolah ini memang sangat positif dimasa keterbukaan dengan akuntabilitas publik yang semakin baik sekarang ini. Permen ini tentu tidak berdiri sendiri sebagai satu piranti hukum dalam mengatur dan upaya meningkatkan mutu Standar Pendidikan Nasional kita. Ditjen PMPTK telah menyusun suatu pedoman tentang Pengembangan Mutu Kepala Sekolah untuk kedua jalur yakni dari rekruitment calon kepala sekolah dan jalur peningkatan mutu kepala sekolah yang sudah dan sedang menjabat.

Untuk bisa diangkat sebagai Kepala Sekolah seorang guru yang lulus seleksi harus mengikuti Sertifikasi melalui Diklat Cakep 900 jam yang diakhiri dengan Uji Kompetensi. Jika dinyatakan lulus sebagai Cakeppun masih harus melalui Uji Publik di hadapan beberapa unsur stake-holders dimana sekolah itu berada. Jika uji publik (semacam pemaparan visi dan misi lengkap dengan beberapa perencanaan) ini dapat dilalui barulah yang bersangkutan dapat diangkat dan ditempatkan di suatu sekolah sebagai kepala sekolah definitif. Sedangkan bagi kepala sekolah yang sedang menjabat, prosesi peningkatan mutu dilakukan dengan Uji Kompetensi.

Akankah Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 ini dapat diimplementasikan dalam pengangkatan dan peningkatan kinerja kepala sekolah di setiap kabupaten / kota ? Ataukah dengan perundang-undangan yang menyangkut Otonomi Daerah maka Permendiknas ini akan dapat dimandulkan. Entahlah ! Apapun yang tersurat pada Permendiknas ini menunjukkan adanya telaahan dan langkah menuju profesionalisasi Kepala Sekolah yang memang belum punya organisasi profesi seperti PGRI, ABKIN, IDI, dan organisasi profesi lainnya. Siapa tahu, bulan depan atau tahun depan, atau lima tahun ke depan terbentuk Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia ( AKSI ), sehingga pengembangan tugas dan fungsi kepala sekolah akan lebih efektif lagi.

Oleh : Muhammad Arsyad

www.inimaumere.com/oss
Selengkapnya...

Tuesday 20 January 2009

Entete Voice,Tour Pulang Kampung....


Grup musik akustik bernama Entete Voice asal Kota Malang membuat gebrakan diawal tahun 2009. Anak-anak muda NTT ini menggelar tour musik di tanah leluhurnya sendiri. Kedatangan Entete Voice ini sekaligus menjadi obat rindu bagi penggemarnya di Kota Maumere, Ende dan Kupang. Demi konser pulang kampung tersebut para personil Entete Voice pun harus rela kehilangan kesempatan besar untuk manggung di sebuah hotel berbintang di Kuala Lumpur Malaysia. Meski kehilangan kesempatan, mereka mengaku tak kecewa. Grup musik akustik yang telah lama malang melintang disejumlah hotel berbintang ini mengakui kerinduan mereka akan kampung halaman yang telah lama mereka tinggalkan membuat mereka mengambil kesempatan ke tanah leluhurnya meski kehilangan job di luar negeri.

Grup musik ini disebut oleh Gilang Ramadhan sebagai kelompok musik akustik yang langkah dan sangat jarang ditemukan di Jakarta. Bahkan seorang Yovie (n Nuno) harus mengakui bahwa salah satu hits mereka yang dibawakan oleh Entete Voice ternyata lebih merdu dan enak didengarkan dibandingkan dengan versi aslinya.

Entete Voice bukanlah grup musik akustik sembarangan. Mereka bisa bernyanyi dalam berbagai aliran musik. Semua lagu yang dibawakan akan diaransemen ulang sesuai dengan versi Entete Voice. Dari jenis musik acapela, pop, blues, country, reggae,soul, rock n roll, jazz, keroncong dan lain-lain diterjemahkan dalam sebuah keharmonisan nada dan irama yang merdu dan indah. Dengan talenta bermain musik dan bernyanyi masing-masing personil yang luar biasa, tak salah jika kini Entete Voice berkibar dan mengusai panggung musik untuk kalangan kelas menengah ke atas didaerah Jawa Timur, Bali dan perlahan mulai merambah Jakarta.

Lalu bagaimana dengan cerita tentang konser pulang kampung Entete Voice?Ikuti Live Show bareng Entete Voice ..


MAUMERE

Kedatangan Entete Voice di Maumere merupakan ungkapan kerinduan mereka terhadap tanah kelahiran. Dari 6 personil Entete Voice, tiga diantaranya berdarah Maumere yakni Darwin, Andre dan Welly yang lahir dan besar di Kota Bajawa.

Meski kedatangan mereka ke Maumere untuk memenuhi undangan show musik disebuah pesta pernikahan namun totalitas mereka bermain musik membuat semua yang hadir dalam rangkaian acara pernikahan benar-benar merasa tidak kecewa.

Untuk mendatangkan Entete Voice dari Surabaya ke acara pernikahan, kabarnya keluarga mempelai harus rela mengeluarkan kocek Rp.50 juta. Tapi semuanya terbayarkan dengan penampilan seni bermusik dan bernyanyi mereka yang tidak saja mampu menghibur banyak orang namun mampu menunjukan kualitas masing-masing personil.

Pesta pernikahan yang biasanya berlangsung digedung terkesan monoton dengan susunan acara yang itu-itu saja. Namun kedatangan para punggawa Entete Voive yang terdiri dari Darwin (Vokal Utama,Bongo), Welly (Vokal Utama), Andre (Guitar), Yani (Guitar), Ardy (Bass), Ignatius Yudhi Herlambang (Vokal, drum) benar-benar merubah suasana tersebut. Ada pesta, ada live music.

Meski terlihat lelah karena penerbangan Surabaya-Maumere namun mereka nampak tetap memberikan yang terbaik. Kedatangan Entete Voice di Maumere juga menjadikan ajang reuni antar para alumni Malang dengan Entete Voice.

Ini untuk kesekiankalinya Entete Voice bermain di Maumere. Ditahun 2003 mereka melakukan show dan mendapatkan sambutan hangat dari warga kota Maumere. Show tersebut di promotori oleh Arema Production, sebuah wadah yang didirikan oleh para alumnus Malang di Kota Maumere.

ENDE

Setelah tampil di Maumere, Entete Voice bersiap-siap melakukan tour ke kota Ende. Jangan salah, fans di Ende pun telah menanti. Kedatangan Entete Voice ke Kota Ende di prakarsai oleh Ka’e Paskalis Lanamala, seorang yang mencintai musik, sahabat Entete Voice dan tentu saja salah seorang dari personil Los Golgota, grup vokal yang sangat tenar di Kabupaten Ende.

Di Ende, Entete Voice juga melakukan sesi wawancara di Studio Radio Gamezone FM yang dipandu oleh Tuteh, MC pada show Entete Voice.

Menjelang jam 8 malam tanggal 12 januari 2009 gedung Aula Gereja Paroki St.Joseph di jalan Gatot Soebroto, Mautapaga perlahan-lahan mulai dipadati oleh para pecinta Entete Voice.

Grup akustik yang sering tampil bareng artis-artis papan atas ini langsung menggbrak dengan sejumlah lagu berirama cepat.Diantaranya lagu Can’t take my eyes yang diaransemen ulang sesuai versi mereka.

Entete Voice juga memenuhi permintaan para penonton untuk menyanyikan beberapa lagu milik ABBA maupun Bee Gees juga lagu-lagu lain berirama rock n roll.

Bagi warga Ende yang merayakan Natal, Entete Voice membawakan Santa Claus Is Coming To Town yang dibawakan secara sempurna, manis, enerjik meski tanpa instrumen musik alias acapela. Sekitar 20 lagu dibawakan Entete Voice nonstop dan cukup membuat kota Ende di malam hari seakan lebih hidup dibandingkan dengan hari biasanya.

Sedangkan dihari kedua lebih meriah. Konser malam kedua ini juga mengundang banyak penonton. Dipenampilan tersebut, Entete Voice membuat kejutan dengan tampil berkoloborasi dibeberapa lagu bersama Los Golgota.
Tak ayal, penonton memberikan aplaus panjang buat kejutan ini.

Los Golgota yang tampil sebagai pembuka dalam show malam kedua cukup menghibur penonton. Ini terlihat saat mereka membawakan beberapa lagu daerah berbahasa Lio yang sedang populer saat ini di Ende.

Sedangkan Entete Voice malam itu lebih banyak membawakan lagu-lagu berirama slow. Vokal Darwin yang serak namun berkualitas terlihat saat ia membawakan lagu Unchained Melody dan Terima Kasih Cinta (Joy Tobing). Kedua lagu tersebut menjadi sangat manis karena di latari oleh vokal personil Entete Voice lainnya.
Terima Kasih Cinta dan Unchained Melody yang dibawakan memenuhi permintaan para gadis yang sangat antusias dengan penampilan Entete Voice.

Ada lagi kejutan saat Entete Voice membawakan lagu I Saw Standing There (The Beatles).
Disetiap awal bait syair mereka menggantikan vokal secara bergilir,jadi setiap personil tersebut bergantian bernyanyi. Kelebihan inilah yang menjadi Entete Voice begitu unik. Setiap personil Entete Voice adalah vokalis.

Bahkan penonton semakin terkesima saat Ardy (bass) tampil sebagai vokal utama untuk lagu Hard To Say I’m Sorry dengan vokal latar personil lainnya. Ardy sang bassis juga tampil sebagai vokal utama untuk beberapa nomor acapela.

Welly,vokalis utama yang memiliki karakter suara dengan power yang kuat terlihat sempurna saat membawakan lagu Coccaine milik Eric Clapton dan nomor-nomor lagu berat lainnya.

Sedangkan Andre (gitaris) memukau dibeberapa nomor country denagn tampil sebagai vokal utama. Sambil bermain musik mereka bernyanyi,sambil bernyanyi mereka bermain alat musik dan menjaga kekompakan suara dalam sebuah nada dan irama yang indah, sungguh sulit dilakukan namun Entete Voice mampu melakukan, maklum mereka lahir dari bumi NTT.

Satu lagi yang berkesan adalah saat mereka membawakan lagu Flobamora dengan balutan irama musik blues, membagi suara dalam irama yang merdu hingga membuat merinding bagi yang mendengarkannya. 

Mereka sungguh luar biasa dan tak salah jika Entete Voice di jadikan kado istimewa Kepala Staf Angkatan Laut bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat Presiden menghadiri penutupan Latihan Penyelaman yang diadakan di Kepulauan Seribu tanggal 28 Desember 2008.

Ya, Entete Voice yang berangkat dari pemusik ‘kaki lima’ dan merambah ke panggung musik bintang lima telah membawa harum nama Flobamora ke panggung nasional.

Dari blog ini juga Entete Voice mengucapkan salam dan terima kasih kepada Jimmy Jalo dan Melly Kuki yang baru saja melangsungkan pernikahan di Maumere, Keluarga besar kedua mempelai, Ricky Mane Parera bersama istri Yane, Om Minggus Konay, Keluarga Besar Alumni Malang di Maumere dan tentu saja www.ini maumere.com yang tetap selalu mensuport mereka.

Untuk Ende, Entete Voice juga mengucapkan salam dan terima kasih bagi Ka’e Paskalis Lanamala beserta keluarga besar di daerah Kali Mati Ende, Ka’e Leo Lanamala beserta istri, Hery Sigasare beserta istri mbak Yo, Gamezone FM, Los Golgota dan Keluarga Besar Alumni Malang di Ende serta semua pecintanya.

Konser Malam Pertama Di Ende










Konser Malam Kedua

Entete Voice

los Golgota

Los Golgolgota

Entete Ft Los Golgota
Entete Voice Ft L.Golgota


Donlod lagu-lagu Entete Voice yang dinyanyikan secara live dalam sebuah show

eNTeTe - I Feel Fine.mp3

eNTeTe - The Midnigh.mp3

eNTeTe - Proud Mary.mp3

eNTeTe - Coccaine.mp3

eNTeTe - Besi Bhero.mp3

eNTeTe - Burung Kaka.mp3

Usai Konser

Ka'e Kalis Lanamala








KOTA ENDE DALAM SETITIK CERITA

Kabupaten Ende adalah sebuah kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luas kabupaten ini ialah 2.046,6 km² dan populasi ±250.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Kota Ende.

ENDE adalah kota yang terletak di pantai selatan pulau Flores. Jika melihat panjangnya, maka kota ini kira-kira terletak di tengah. Kota Ende menghadap ke pantai Selatan, tapi tak seluruh landscape-nya didominasi dataran landai. Kota tersebut didirikan di atas kawasan perbukitan di pantai selatan pulau Flores.

Ende berjarak sekitar 135 KM dari kota Maumere. Untuk ke Ende bisa menggunakan angkutan darat dan udara. Rute darat Maumere-Ende tergolong rute yang cukup berbahaya. Sering terjadi longsor dibeberapa titik dijalur-jalur rawan seperti di jalur Wolowaru, Watuneso dan beberapa lokasi lainnya. Jalur Maumere-Ende merupakan jalur
yang penuh kelokan kiri kanan yang sempit. Kita harus berhati-hati jika melewati jalur ini,pastikan bahwa kita tidak mengantuk jika tak ingin masuk jurang atau ketabrak.

Memasuki kota Ende kita langsung disambut dengan keramaian lalulintas kendaraan. Kota Ende terletak di pesisir pantai selatan namun disisi lain dikelilingi bukit dan pegunungan. Dan keadaaan topografi kota Ende memang tidak rata sehingga harus berhati-hati jika berkendaraan.

Namun dari kota ini disebut-sebut bahwa ide tentang Pancasila ( dasar negara RI) yang ditulis oleh Bung Karno lahir. Bung Karno sang Proklamator memang pernah hidup di kota Ende dalam sebuah pengasingan dijaman kemerdekakaan oleh Belanda.

Disebuah sudut kota Ende juga terdapat rumah pengasingan Bung Karno yang masih dirawat sampai sekarang. Ada cerita saat gempa Flores '92, semua barang-barang yang bukan peninggalan Bung Karno hancur sedangan barang-barang milik Bung Karno sedikitpun tak lecet.

Sedangkan ide tentang Pancasila lahir ketika Soekarno menghabiskan waktu senggangnya dengan berteduh dibawah pohon sukun yang terletak tidak begitu jauh dari pantai. Setiap kali jika ada waktu senggang Soekarno berjalan dari rumah pengasingan dan beristirahat dibawah pohon sukun tersebut. Udara yang sejuk dengan angin semilir yang mendayu-dayu membuat sang proklamator betah. Ditempat itulah Pancasila lahir.

Dilokasi bersejarah yang dekat dengan lapangan Pancasila (dulu lapangan PERSE) berdiri patung Bung Karno untuk mengenang sang proklamator yang pernah hadir di kota Ende. Didepan patung tersebut terdapat pohon sukun yang cukup rindang.
Pohon sukun tempat Bung Karno merenung tentang nilai-nilai Pancasila yang kini menyatuan seluruh bangsa Indonesia.
Uniknya pohon sukun tersebut bercabang lima!! Lima sesuai dengan kelima sila Pancasila.

Ya,pohon sukun yang ditanam Rahmahwat, putri Soekarno untuk menggantikan pohon sukun tua yang telah mati ketika berkunjung ke Ende tersebut bercabang lima. Cuma kebetulan?? Silakan Anda berasumsi, yang jelas filosofi itu lahir dari sini, Pancasila.

Kota Ende juga memilki sebuah sekolah tua yang berkualitas bernama SMAK Suryadikara yang telah melahiran banyak putera daerah Flores yang sukses baik ditingkat lokal maupun pusat. Juga terdapat patung Marilonga, seorang Pahlawan Ende yang sangat dihormati oleh masyarakat Ende.
Selain itu masih terdapat banyak hal yang lain baik tentang adat istiadat ataupun budaya yang unik.

Rumah Bung Karno


Pohon Sukun Dan Patung Soekarno

Pohon Sukun Bercabang Lima

SMAK Suryadikara


www.inimaumere.com/oss
Selengkapnya...

Thursday 15 January 2009

Sparky Band & Re-Band Siap Luncurkan Album


Mau tahu apa yang terjadi kalau ada anak-anak muda di Kota Maumere yang sama-sama hobi musik ngumpul bareng? Jangan dikira suasana bakal riuh kayak acaranya cewek-cewek ya. Tapi yang ada: musik yang penuh energi dan membakar perasaan.
Lewat musik, mereka mencoba untuk berbicara tentang cinta. O ya, kalau ngomong-ngomong soal lagu, dua grup ini bukan cuma piawai memainkan alat musik saja. Mereka sudah mempunyai lagu-lagu sendiri. Pertengahan Maret mendatang, Sparky Band dan Re-band rencananya bakal meluncurkan album mereka yang berisi 10 lagu berbahasa Indonesia. Kedua grup band ini akan menampilkan masing-masing 5 lagu karya cipta sendiri. Nah, sudah kenalan dengan Sparky Band dan Re-Band belom?




SPARKY BAND (Maumere)-KEMBALILAH
(klik play)




Sparky Band

Sparky Band bukan grup band kemarin sore. Prestasi mereka, baik dalam adu aksi di festival maupun panggung-panggung konser di Flores bahkan NTT sudah seabrek.

Band yang beranggotakan Christ (vokal), Satria (Lead Guitar 1), M.Anshar (Lead Gitar 2), Gafur (bass), dan Robert P (drum) terbentuk delapan tahun lalu, jadi personelnya termasuk sudah mumpuni bermusik.

Konsep musik Sparky Band beraliran Pop Rock. Band ini digemari bukan saja anak muda di Kota Maumere tapi bahkan mencapai kalangan orang dewasa. Seperti lagu mereka berjudul Kembalilah, ketika diluncurkan demonya langsung menarik perhatian pecinta musik di Maumere bahkan Flores pada umumnya.

Personil Sparky Band terdiri dari 5 orang anak muda yang telah malang melintang diberbagai ajang festival daratan Flores.

Dibawah ini adalah Profil para punggawa Sparky Band.

Vokalist
Nama : CRIST TOMAHU



Lead Guitar 1
Nama : SATRIA KARUNIA MALANDO



Lead Guitar 2
Nama : MUHAMAD ANSHAR



Bassist
Nama : ABDUL GAFUR. Z



Drumer
Nama: ROBERTUS PEAMAN


LAGU CIPTAAN YANG SIAP DI LUNCURKAN

KEKAGUMAN CINTACipta : Crist. T
BIARLAH AKU PERGICipta : Crist. T
KEMBALILAH Cipta : Crist. T
KERESAHAN HATICipta : Crist. T
CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI Cipta:Crist. T


Re-Band

Re-Band sendiri termasuk kelompok band yang cukup tenar di panggung-panggung festival daratan Flores. Maklum band ini sering kesana- kemari di panggung-panggung musik Flores dan NTT.

Grup band yang terbentuk 31 Desember 2006 terdiri dari para personil yang telah berpengelaman dan berlatar belakang aliran musik yang berbeda.
Mereka mencoba untuk bersama-sama berkoloborasi dalam sebuah aliran musik rock alternatif. Ke-6 personil Re-Band mampu bereksplorasi dengan bebas, tapi lebih mengedepankan harmonisasi musik yang enak untuk di dengarkan.

"Karena kami terbentuk dari berbagai group band yang akhirnya menjadi satu kata kunci yaitu Re – Band. Bukan musik gado – gado, tapi kami tidak membatasi ruang gerak musik kami pada satu aliran,"ujar Lead Guitar I, Icksan Malando.

Re-Band terdiri dari 2 kata,yaitu : Re dan Band.
Re berarti kembali atau mengulang. Para personil grup band ini sebetulnya berangkat dari berbagai band yang pernah mereka nahkodai namun akhirnya bersatu dalam satu kesamaan dalam band Re-Band.

Para personil Re-Band terdiri dari Saiful Azhar Saputra (Vokal), Icksan Patria Malando (Lead Guitar I), Yosep Martin Riberu (Lead Guitar 2), Arnold Yansen (Bassist), Andreas Karmadi ( Drumer) dan merupakan jebolan dari berbagai sekolah di Kota Maumere seperti SMUN I,SMUN II,SMKN dan SMAK St.Gabriel Maumere.

LAGU CIPTA YANG SIAP DILUNCURKAN

DIA Cipta : Arnoldus Yansen
HANYA CERITACipta : Yosep Riberu
SADJADAH CINTACipta : Icksan Patria
PUTRI KHAYALAN Cipta : Icksan Patria
PENCARIAN HIDUCipta : Icksan Patria

Foto Peronil Re-Band dari kiri ke kanan
Arnold,Icksan,Andre,Arie,Azhar,Franky

www.inimaumere.com/Oss

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 01.09 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---