Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Thursday 5 June 2008

Ratu Rosari Kini Melayari Maluku Utara..


KM.Ratu Rosari tingal kenangan. Pernah berlayar di perairan NTT. Di Flores ia disapa Kapal Ratu. Kapal yang begitu banyak menyimpan kenangan akan cerita cerita masa lampau.Orang-orang tua kita dulu kalau bepergian dari Maumere ke Jawa atau ke Timor biasa menggunakan jasa kapal ini. Ratu Rosari sering menyinggahi pelabuhan Sadang Bui (sekarang Pelabuhan L. Say) dan menjadi sarana angkutan penumpang dan barang yang paling berjasa saat itu. Bolehlah kapal ini disebut kapal legendaris.


Berikut jejak sejarah sang legenda yang kami kutip dari Majalah Katolik Hati.Baru
***

K M.RATU ROSARI, kapal paling legendaris dan paling berjasa dalam karya misi gereja Katolik di NTT milik Tarekat SVD,itu kini sudah dua kali berpindah tangan dari satu pengusaha ke pengusaha yang lain.Kapal buatan Jerman berbobot mati 429 GT dan sejak tahun 1964 sudah melayari rute tetap pergi pulang Surabaya-Flores-Timor itu sudah terlihat tua tetapi masih perkasa melayari lautan. Usianya yang tua ini (sejak 1964) membuat kapal ini dikenal oleh banyak pelaut senior.Ketika pertama kali memasuki pelabuhan Kota Ternate Maluku Utara (2007), sejumlah kapten dan ABK kapal-kapal yang sedang berlabuh sempat keluar dari kabin dan memandang kagum ke arah sang legenda lautan ini. "Bukan main, Ratu Rosari dari Surabaya sudah berlayar ke Maluku Utara", ujar Dullah, seorang pelaut yang sudah pensiun dan kini tinggal di Ternate.

Ketika memasuki kota Tobelo di Halmahera Utara, orang-orang NTT yang merantau di daerah ini sempat berdatangan ke pelahuhan untuk melihat kapal ini dari dekat. Sebahagian sempat naik ke kapal dan mengenang kembali berbagai pelayaran Surabaya-Flores pergi pulang yang pernah mereka ikuti sebagai penumpang.Terhitung sejak tahun 1964 sampai menjelang tahun 2000,banyak orang NTT yang berhasil dalam pendidikannya di Pulau Jawa antara lain karena jasa kapal ini sebagai satu-satunya sarana transportasi terbaik masyarakat NTT ke Surabaya.

Walaupun sudah berpindah pemilik dari Tarekat SVD, namun nuansa kekatolikan masih sangat kental terasa di kapal ini.Lebih dari separuh ABK (Anak Buah Kapal) adalah anak-anak Flores dan Timor dan mereka masih menjaga dan merawat dengan baik berbagai foto kenangan karya misi di NTT,gambar-gambar kudus lainnya, bahkan ruangan kapel dengan sakristi serta perlengkapan misa.Di ruang mesin yang dulunya dipimpin Br.Marianus SVD, tampak sebuah foto kenangan di atas pelabuhan "Kota Renya" Larantuka,terlihat Br.Marianus tersenyum lebar sambil menjabat tangan Uskup Larantuka ketika itu Mgr.Antonius Tiijsen SVD. Bruder asal Jerman itulah yang membawa Km.Ratu Rosari ke Indonesia, dan mengabdikan dirinya merawat mesin kapal ini hingga Tuhan memanggilnya (1990) dalam pelayaran dari Surabaya ke NTT.Kapten Joseph Pandai Bataona lalu memutuskan singgah di Denpasar Bali dan Br.Marianus kemudian dimakamkan di Denpasar. Dari Bruder asal Jerman ini para ABK belajar untuk selalu merawat kapal dengan bersih. Bruder ini juga dikenal punya telinga yang tajam. Bunyi mesin yang agak "fals" saja langsung membuatnya tahu, bagian mesin mana yang perlu diperbaiki. Ketika akan dikuburkan di Denpasar sempat terjadi peristiwa aneh."Dua kali peti mati diganti karena panjang mayat ternyata beberapa senti melebihi peti mati, padahal sudah diukur oleh petugas pembuat peti mati", tutur Thobias seorang ABK lama.Thohias masih bercerita: Ketika berarak ke kuburan angin bertiup kencang sekali.Seikat kembang yang terpasang pada krans bunga di depan truk terbang jauh ke belakang truk, tiba-tiba kembang itu terbang berbalik dan masuk lagi ke truk sehingga dipasang lagi pada krans semula.

Di Ruang Kapten, tampak tergantung di dinding foto kenangan Uskup Antonius Tiijsen SVD sedang mencoba kemudi kapal didampingi kapten Pontoh dan stirman I kctika itu Joseph Pandai Bataona. Di Ruang Kapel tampak foto Uskup Antonius Tiijsen SVD yang sudah tua tampak duduk di kursi didampingi suster-suster. Carlo, ABK asal Flores itu sempat membuka sebuah lemari yang juga bcrfungsi sebagai sakristi. Terlihat perlengkapan misa yang tersusun rapi;pakaian imam dan buku-buku.Tampak pula hosti yang belum dikonsekrir."Semua lengkap, kecuali piala kami serahkan kepada seorang pater (pastor) di Atambua karena kapal ini sudah berganti pemilik dan mau berlayar ke Maluku. Kami bilang, pater, ini kenangan dari Ratu Rosari", tutur Carlo.

Ketika kapten Joseph Pandai Bataona pensiun beberapa tahun silam,kapal yang kemudian dibeli seorang pengusaha Cina asal Atambua bernama Fu On ini sempat dipimpin seorang kapten non katolik. Suatu ketika entah kenapa sang kapten menurunkan semua gambar kudus termasuk foto-foto kenangan Br.Marianus,Uskup dan para suster,tetapi keesokan harinya sang kapten sendiri yang memasang kembali semua gambar kudus dan foto-foto itu. Konon karena malam itu sang kapten mendapat "teguran".

Kapten Buyung, seorang kapten non Katolik lainnya, bahkan suatu ketika pernah berujar bangga,"Kapal ini tidak akan tenggelam, kecuali kalau Salib yang terpahat di anjungan kapal ini sudah jatuh". Kapten Buyung benar,karena para ABK bercerita,ketika laut bergelombang dan kapal-kapal lain memilih menunda pelayaran,Ratu Rosari selalu tetap berlayar menjalankan misinya sebagai kapal misi di NTT. Selain disiplin waktu sesuai jadwal pelayaran, keyakinan akan perlindungan "Sang Ratu Rosari" juga yang masih menjiwai anak-anak Flores dan Timor yang masih bekerja di kapal itu. Para ABK pun sudah paham akan nuansa kekatolikan kapal ini.Anak-anak Flores dan Timor ini taat untuk tidak bekerja pada hari Minggu. "Kalau kita nekat kerja pasti ada kecelakaan, paling umum adalah terluka di tangan atau kaki" tutur Garlo.Tiap kali sebelum kapal berangkat para ABK yang berada di ruang mesin selalu membuat tanda salib dan berdoa dulu baru menghidupkan mesin. ABK yang bertugas di anjungan juga selalu berdoa sebelum kapal meninggalkan pelabuhan. Pada saat-saat tertentu mereka berkumpul dan berdoa di kapel kapal. "Kami pakai buku Madah Bhakti dan Ibadat Lingkungan", tutur Tobias.

Di kamar mesin, tempat yang selama bertahun-tahun menjadi kantor Br.Marianus, para ABK yang bertugas sering mendapat pengalaman unik. "Tengah malam kalau sedang tugas dan kami mengantuk atau tertidur, selalu saja ada seekor kupu-kupu putih yang menyambar-nyambar dekat telinga kami dan membuat kami terjaga.Aneh di tengah laut ada kupu-kupu. Kadang-kadang kami mendengar hunyi langkah kaki tetapi tidak melihat orang berjalan. Kadang-kadang ketika sedang tugas jaga tetapi tertidur, seperti ada orang yang menepuk bahu atau menampar pelan seolah membangunkan, tetapi ketika terjaga tidak tampak siapa-siapa" tutur Paulus Muda, petugas di ruang mesin.

Di kalangan masyarakat NTT yang berada di Maluku Utara sempat terungkap penyesalan mengapa kapal yang demikian tinggi nilai sejarahnya bagi karya misi di NTT ini harus dijual.Sangat dikhawatirkan ketika kapal ini nanti beralih pemilik ke orang non Kristen, maka sudah pasti bukan saja berbagai ornament bernuansa kekatolikan yang akan hilang,tetapi juga nama "Ratu Rosari" yang sangat identik dengan Sang Bunda Tersuci akan dihapus dan diganti. Dan sejarah karya missi NTT yang penuh kenangan di atas kapal legendaris ini pun redup dan mati.Adakah pengusaha katolik yang tertarik membeli kapal ini,menyerahkannya kembali kepada "habitatnya" yaitu Tarekat SVD dan karya missi di NTT? Kalaupun tidak bisa berlayar karena ongkos operasionalnya yang mahal, setidak-tidaknya dapat dilabuhkan di depan "Kota Renya Rosari" Larantuka sebagai museum karya missi di NTT.

Sumber;Majalah Katolik Hati.Baru
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Thursday, June 05 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---