Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Tuesday 17 June 2008

Paulus Moa datangi KPUD Sikka,FREN Sementara Unggul..

Calon Wakil Gubernur NTT, Drs Paulus Moa, yang berpasangan dengan IA Medah (Paket Tulus), Senin (16/6/2008) siang, mendatangi Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sikka. Kedatangan Moa ke sana untuk mempertanyakan secara langsung hasil perhitungan suara pemilihan gubernur (Pilgub) NTT yang dilakukan KPUD setempat. Moa optmis paket Tulus (Drs. Ibrahim A Medah-Drs. Paulus Moa) akan meraih perolehan suara terbanyak di Kabupaten Sikka.



Disaksikan wartawan, Senin (16/6/2008) pukul 10.30 wita, kedatangan Paulus Moa ke KPU Kabupaten Sikka didampingi sejumlah tim suksesnya dan Ketua TPDI RI, Petrus Salestinus, SH dan Ketua tdi Meridian Dado, SH. Di kantor itu Moa diterima dan bertemua langsung dengan Ketua KPUD Sikka, Robby Keupung. Pembicaraan Moa dengan pihak KPU Sikka berlangsung tertutup selama hampir setengah jam di ruang kerja Ketua KPU Sikka. Moa meminta pihak KPU Sikka bisa mengawal proses perhitungan suara dari berbagai TPS sehingga tidak terjadi indakasi kecurangan.

Usai bertemu KPU, kepada wartawan Moa menjelaskan maksud kedatangannya ke Kantor KPU Sikka. :Saya datang untuk mengecek hasil perhitungan suara di KPU. Hanya itu," kata Moa.

Mengenai hasil perhitungan suara yang diumumkan KPU NTT yang menyebutkan peket Tulus (Drs. Ibrahim A Medah-Drs. Paulus Moa) berada di urutan kedua setelah paket Fren (Drs, Frans Leburaya-Ir. Eston Foenay), Moa enggan menanggapinya. Namun Moa dengan optimis mengatakan hasil perhitungan suara yang dilakukan timnya di lapangan menyebutkan paket Tulus menempati perolehan suara dengan urutan teratas. (vel/Poskupang)

Fren Raih 643.920 Suara

Pasangan Drs. Frans Lebu Raya-Ir. Esthon L Foenay (Fren) terus memimpin perolehan hasil penghitungan suara pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur NTT 2008-2013. Data yang diperoleh Pos Kupang dari KPU Kabupaten di seluruh kabupaten di NTT hingga pukul 23.00 wita, Fren meraih 643.920 suara. Jumlah suara sah yang sudah masuk sebanyak 1.486.283 suara.

Sementara, berdasarkan pengumuman hasil sementara KPU NTT sekitar pukul 19.00 Wita kemarin, total suara sah 756.303. Jumlah ini direkap dari 20 kabupaten/kota se NTT. Berdasarkan data ini, paket Fren memimpin dengan 322.054 suara, disusul Tulus 269.930 dan Gaul, 164.319 suara sah.

Hasil sementara perolehan suara ini memperlihatkan, paket Fren unggul di sembilan kabupaten/kota, yakni Kota Kupang (14.983), TTU (21.438), Belu (17.519), Lembata (10.499), Flotim (43.317), Sikka (42.740), Ende (56.367), Ngada (29.752) dan Sumba Timur (13.072).

Paket Tulus menang di empat kabupaten, yakni TTS (6.002), Rote Ndao (46.146), Kabupaten Kupang (33.588) dan Alor (29.140). Paket Gaul unggul di tujuh kabupaten, Nagekeo (31.467), Manggarai Timur (4.721), Manggarai (2.652), Manggarai Barat (2.530), Sumba Barat Daya (6.389), Sumba Barat (4.124) dan Sumba Tengah (2.592).

Anggota KPU NTT, Hans Louk, menjelaskan, pengumuman ini untuk memenuhi rasa ingin tahu warga NTT. Ditanya sumber data yang dipakai KPU NTT, Hans Louk mengatakan, pengumuman ini berdasarkan laporan dari setiap KPU kabupaten/kota yang dikirim melalui faksimile.

"Saya ingin tegaskan, hasil sementara yang kami publikasikan ini untuk memenuhi rasa ingin tahu masyarakat. Sumber datanya berasal dari KPU di kabupaten yang dikirim melalui faks," kata Hans Louk.

Anggota KPU NTT lainnya, John Depa, menambahkan, hasil penghitungan sementara ini diambil dari lampiran formulir C-1 (berisi tentang hasil perolehan suara untuk masing-masing pasangan). Formulir ini, katanya, salah satu eksemplarnya harus diserahkan oleh KPPS kepada KPU kabupaten/kota. Ditanya apakah formulir yang sama diberikan kepada saksi masing-masing pasangan, John Depa mengakuinya. Karena berasal dari formulir C-1, John Depa menegaskan, data yang dipublikasikan ini otentik.(Poskupang)
Selengkapnya...

"Jong Dobo" Pesona Dusun Dobo"

Jong Dobo' atau disebut juga Jong Gelang terdapat di Dusun Dobo, Desa Ian Tena, Kecamatan Kewapante. Di dusun yang sama juga terdapat megalitik Dobo yang dalam bahasa setampat disebut mahe.

Artefak Jong Dobo berukuran mini/kecil, dengan panjang 60 Cm, lebar 8 Cm, dan tinggi 12 Cm, dengan awak kapal sebanyak 22 orang. Kleteng latar melukiskannya secara khusus, para ahli juga sudah mencatatnya secara ilmiah.


Rumusan dalam Kleteng Latar

Soge Ata Numba,sage Jong Gelang reta,Jong Gelang reta, beli urang nora dada; Poto watu la Dobo, poa inga ia Dobo, Inga ia Dobo, Jong baleng dadi gelang - "Orang Ende (Soge) dari Numba, membawa dan menyembunyikan kapal perunggu itu; kapal perunggu itu, pemberi hujan dan panas matahari; Ketika mengangkat jangkar di Dobo, begitu kesiangan; Karena kesiangan kapal berubah menjadi perunggu".

Sedangkan dalam catatan para ahli menurut Kepala Kantor Pembinaan Kebudayaan Kabupaten Sikka, Oscar Pareira Mandalangi(saat itu)antaranya Dr. Verhoeven SVD, bahwa Jong Dobo berasal dan Kebudayaan Dongson di India Belakang atau Tiongkok Selatan (sekarang Vietnam) pada abad 8 M.

Ahli purbakala lainnya Prof. Hugh O'Neil dari Melbourne University Australia mengatakan, artefak Jong Dobo menurut struktur dan bentuknya berasal dari Kebudayaan Sumeria abad 3 SM, dibawa dari Laut Tengah ke India, Benggala dan dalam petualangan migrasi suku bangsa India ke Indonesia, tiba di Nusa Tenggara Timur,di Dobo.

Menurut P.J. Sevink SJ, Bapak Pengasal yang membawa JongDobo ialah Mo'an Lago-Dua Bella. Bahwa artefak Jong Dobo punya awak 22 on ang yang terdiri dari 1 kapten, 3 juru mudi, 8 penumpang dan 12 pendayung.

Pada tanggal 7 Januari 1988, istri Dubes Kerajaan Inggris untuk In. donesia yangjuga ahli sejarah dan peminat benda-benda purbakala, bersama suaminya datang melihat JongDobo. Dikatakannya, "JongDobo merupakan satu-satunya barang langka di Asia, selain satu lagi yang kini tersimpan di Museum Paris."

Jong Dobo disimpan dan dijaga oleh Lepo Tana Puan, ialah suku yang mengepalai suku-suku lainnya. Karenanya, artefak Jong Dobo dianggap sebagai milik umum, bersama. Sedangkan yang bertanggung jawab langsung ialah juru kunci pertama Mumeng (Si Dungu Bisu), kemudian juru kunci kedua ialah Hendrikus Domi.

Artefak unik Jong Dobo terletak di Dusun Dobo, di atas bukit setinggi sekitar 500 m di atas permukaan laut. Jong Dobo sedianya terletak di tengah hutan di pinggir kampung di atas beberapa buah batu yang disebut mahe. Kemudian karena dikuatirkan bisa dicuri orang, maka Jong Dobo kemudian dipindahkan kantor Pembinaan Kebudayaan Kabupaten Sikka ke rumah Hendrikus yang diakui masyarakat sebagai "pewaris" yang harus bertanggungjawab atas benda unik tersebut. Pengamanan seperti itu juga berkaitan dengan semaraknYa para pencari-penggali barang-barang antik.

Pemerintah Daerah Tingkat II Sikka, di masa Bupati Sikka Drs. Dan Woda Palle, memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan Jong Dobo dengan membuka jalan raya ke situs Jong Dobo. Juga di masa Bupati Drs.Paulus Moa karena menyadari keberadaan Jong Dobo sebagai sebuah aset Sikka ke depan.

Doeloe, di tempatnya di tengah hutan, selain Jong Dobo, dalam onggokan batu-batu itu juga terdapat sebuah kumbang kecil dengan lebar mulut sekitar 10 Cm dan tinggi 25 Cm. Dewasa ini, sebagian mulutnya sudah pecah dan disimpan di kampung lain. Tidak jelas mengapa demikian. Selain di Dusun Dobo, konon, di tempat lain juga terdapat barang-barang perunggu.

Dicuplik dari buku 'Pelangi Sikka'-Michael Beding dan Indah Lestari Beding
www.inimaumere.blogspot.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Tuesday, June 17 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---