Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Wednesday 9 April 2008

Kepala BPN Sikka Disandera Lima Jam

Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kabupaten Sikka, Herman Bela, S.H, Senin (7/4/2008), sejak pukul 08.30 Wita hingga pukul 13.30 Wita atau selama lima jam disandera oleh Falerianus sekeluarga. Penyanderaan yang terjadi di ruang Kepala seksi (Kasi) Sengkela Konflik dan Perkara (SKP) BPN Kabupaten Sikka itu terjadi lantaran sertifikat hak milik tanah nomor 138 atas nama Falerianus Selong/Lamahala masih 'ditahan' kepala BPN.

Herman baru bisa dibebaskan atau dikeluarkan dari ruangan itu setelah Wakapolres Sikka, AKP Matheus Mau, dan sejumlah anggota brimob Sikka datang menyelamatkan dan mengevakuasi Herman keluar dari Kantor BPN untuk diberangkatkan ke Jakarta hari itu juga.
Sebelumnya, Falerianus didampingi istrinya, Gema Magdalena, dan sejumlah anggota keluarganya antara lain Betty Amalo, Andras FL, Dominggus M ND, Moce ND, Ota Dubu, Magdalena Lorche dan Gerson ND, menemui Herman Bela mempertanyakan sertifikat hak milik nomor 138 yang belum diberikan kepada ahli waris, Falerianus. Namun karena tidak tercapai kata sepakat, keluarga Falerianus langsung 'menyekap' Herman di ruang Kasi SKP. Falerianus Cs berdiri memalang di pintu ruangan itu sehingga Herman tidak bisa keluar.
Aksi ini dilaporkan ke Polres Sikka, sehingga sejumlah aparat Polres mendatangi lokasi dan mencoba melakukan negosiasi pembebasan Herman. Keluarga tetap menuntut hari itu juga Herman menyerahkan sertifikat itu kepada mereka.
Hingga pukul 13.00 Wita, Falerianus dan keluarganya masih 'menyekap' Herman di ruangan itu. Sekitar pukul 13.30 Wita, Wakapolres Sikka, AKP Matheus Mau, datang bersama sejumlah anggota brimob berpakaian lengkap. Setelah tiga menit berbicara dengan Herman di dalam ruangan itu, Matheus keluar dan bernegosiasi dengan keluarga Falerianus untuk bisa membebaskan Herman.
Matheus menjelaskan, Herman tidak bermaksud 'menahan' sertifikat itu, namun karena ada sedikit masalah saat proses ukur tanah, maka hal itu harus diklarifikasikan lagi dengan BPN NTT dan BPN pusat. "Kita akan bertemu kembali di sini tanggal 21 April. Sekarang Kepala BPN mau ke Jakarta untuk konsultasi masalah itu," kata Matheus meminta pengertian keluarga Falerianus.
Namun keluarga Falerianus tetap bersikeras meminta sertifikat itu. Karena tidak tercapai kata sepakat, maka Wakapolres dengan tegas memerintahkan anggota brimob mengamankan dan mengevakuasi Kepala BPN. "Saya perintahkan, amankan Kepala BPN sekarang juga, keluarkan, evakuasi dia. Cepat!" perintah Matheus langsung diikuti anggota brimob. Keluarga Falerianus berang. Namun berkat kesigapan brimob, Herman bisa diselamatkan dan dievakuasi.
Dikonfirmasi wartawan, salah seorang anggota keluarga Falerianus bernama Betty menjelaskan, tanah hak milik bersertifikat nomor 138 itu atas nama nenek mereka, Selong Lamahala, dengan ahli waris ayah mereka, Falerianus Selong. Namun sejak tahun 1970-an Falerianus merantau hingga pulang tahun lalu.
Proses pembukuan sertifikat dilakukan neneknya sejak tanggal 21 September 1991 lalu, namun hingga saat ini sertifikatnya belum diambil. Ketika Falerianus kembali dari rantau, sebagai ahli waris, Falerianus menemui pihak BPN untuk mengambil sertifikat itu sejak lima bulan lalu. "Namun tiap kali kami datang, kepala BPN hanya suruh kami menunggu. Belakangan hari baru dia bilang hilang dan ketika sudah ada sertifikat pengganti dia masih tahan juga. Padahal kata staf BPN, sertifikat pengganti itu sudah ada di kepala," kata Betty.


sumber : poskup

Selengkapnya...

DON THOMAS,Wafat Ditengah Rekan Seprofesi...

Setitik cerita tentang wafatnya Raja Sikka,Don Josephus Thomas Ximenes Da Silva,yang kami cuplik dari buku karya bapak E.P da Gomes dan Bapak Oscar P.Mandalangi "Don Thomas Peletak Dasar Sikka Membangun".
Cerita tentang kehidupan Raja Thomas,sejarah berdirinya kota Maumere,Sikka dan Maumere dimasa pendudukan Belanda dan Jepang dari buku tersebut akan kami postingkan terus di blog ini agar generasi muda kabupaten Sikka bisa mengetahui siapa sebenarnya Raja Thomas yang merupakan peletak dasar pembangunan di Sikka dan pernah menjabat sebagai Raja Sikka.
Kunjung terus www.inimaumere.blogspot.com.....eee

Dengan tidak disangka-sangka,pada tanggal 18 mei 1954 jam 14.55,raja sikka Don Josephus Ximenes da Silva menghembusakan napasnya yang terakhir dikamar nomor 5 Hotel Flores dikota Ende,ibukota Daerah Flores.Beliau terkena serangan jantung yang mendadak.Dokter diminta segera datang.Tapi tibanya terlambat,sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Sejak tanggal 15 mei Don Thomas berada di Ende untuk turut menyambut kunjungan Presiden Rebuplik Indonesia Ir.Soekarno.Setelah Presiden dan rombongannya meninggalkan Ende,beliaupun berkemas untuk kembali ke Maumere.Tapi apa mau dikata sudah suratan takdir bahwa perjalanan hidup Don Thomas harus tamat di Ende.Rupanya telah demikian takdir Tuhan pula,bahwa beliau sebagai seorang tokoh Pamongpraja yang tertua usianya,berpengalaman dan sangat dihormati di daerah Flores ini harus wafat di tengah sekalian rekan seprofesinya,dan bukan di Maumere,dilingkungan keluarga DA SILVA LEPO GETE,handai tolan dan rakyat yang sangat dicintai dan mencintainya.Justru beliau wafat ditengah kehadiran para pejabat teras daerah Flores,para Raja,para Anggota Dewan Pemerintah Daerah Swapraja dan para anggota DPRD Flores.

Sebenarnya waktu itu kondisi kesehatannya belum mengijinkannya untuk bepergian jauh.Akan tetapi karena begitu besar niat dan minatnya untuk bertemu dan berbicara dengan Bung Karno,maka beliau memaksakan diri datang ke Ende.Dari Maumere beliau menyetir sendiri mobil sedannya EB 6 itu, dan sopir pribadinya Dorus Da Silva duduk disampingnya.Salah seorang rekan Raja menegurnya karena beliau menyetir sendiri mobilnya.Tapi dengan santai Don Thomas menjawab:"biar saya mati,asal saya bole bertemu dulu dengan Bung Karno".

Dan ternyata dalam upacara penyambutan itu,Don Thomas mendapat kehormatan untuk duduk berdampingan dengan Bung Karno dan boleh berbicara sepuasnya sambil berguarau dan berkelakar segar.Selanjutnya diujung jembatan pelabuhan laut Ende,sebelum Bung Karno turun menuju pesawat amphibi Catalina,kedua tokoh itu tampak masih bercakap-cakap serius lalu saling memberi salam dan berjabat tangan pamitan.Setelah Presiden Soekarno terbang meninggalkan Ende,Don Thomas tidak segera kembali ke Maumere.Beliau sempat berkeliling melihat komplek SMAK "Syuradikara" yang sedang marak dibangun oleh Serikat Sabda Allah(SVD),SMA pertama yang didirikan di Flores.Rasa capainya hilang sementara,karena melihat pemuda pemudi harapan rakyat Flores akan ditempah di taman pendidikan itu.

Karena merasa sangat lelah,beliau langsung menuju Hotel Flores untuk beristirahat.Ketika duduk menegangkan kaki dan lututnya,beliau terserang batuk dan begitu meregang napas kecapaian dan maut datang menyosongnya denagn tiba-tiba,lalu......wafatlah sang Raja Sikka itu pada tanggal 18 mei 1954.Terbetik berita dari istana negara Jakarta Bung Karno mnegetok kawat ucapan belasungkawa atas kepergian Don Thomas.

Jenazah Raja yang bernama besar ini segera diantar ke Maumere dengan iringan puluhan mobil membawa para pelayat dari seluruh Flores.Tiba di Maumere pada pagi hari 19 mei 1954 dan disemayamkan dirumah Jabatan Raja Sikka(kini rumah kediaman Ketua DPRD Kabupaten Sikka) untuk mendapat pelayatan dan penghormatan dari seluruh lapisan masyarakat.

Jenazah DON THOMAS dikemas dalam sebuah peti yang indah yang didesain dan dihadiahkan oleh Misi Katolik Ende dan dimakamkan dipekuburan Paroki St.Yosef Maumere,diliang lahat yang dikerjakan oleh Misi Katolik Maumere,sebagai tanda terima kasih atas jasa beliau bagi perkembangan Gereja Katolik.

DON THOMAS dimakamkan dipekuburan Ktolik St.Yosef Maumere pada tanggal 20 mei 1954,dalam suatu upacara kebesaran adat,pemerintahan dan liturgis gereja yang khidmat.Misa requiem dipimpin oleh Pater Adrianus Conterius SVD,imam pertama dari Kabupaten Sikka yang pertama menjabat Ketua DPRD Flores,anggota Parelemen NIT dan pemimpin Redaksi Bentara.Boleh dikatakan bahwa hampir semua pejabat pemerintahan dan tokoh masyarakat dari seluruh Flores hadir mengikuti upacara pemakaman itu,ditengah keluarga DA SILVA LEPO GETE dan ribuan rakyat Sikka yang dikecam kesedihan.Dengan iringan lagu sedih dan syahdu "IN PARADISO",perlahan-lahan keranda DON THOMAS diusung dan arak menuju Pekuburan Katolik St.Yosef Maumere untuk dimakamkan dan semayamkan pada sebuah liang lahat beton setelah disirami air mata dan bunga aneka warna warni.
"REQUIESCAT IN PACE"

Ya seorang pemimpin besar telahpergi,namun pemikiran,gagasan,peranan,karya,pengabdian dan jasa-jasanya tetaplah dikenang sepanjang masa.

www.inimaumere.blogspot.com
(oss,boim,depar)



Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Wednesday, April 09 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---