Sebagian penduduk dikawasan pesisir pantai komplek Lorong Kaget Kelurahan Wai Oti tadi malam (06/02/2009) berhamburan dari rumah mereka masing-masing akibat gelombang pasang yang menyerbu masuk ke areal pemukiman
penduduk. Gelombang pasang ini di akibatkan oleh tingginya intensitas laju angin yang menerpa laut Flores beberapa hari belakangan. Gelombang setinggi 4 meter lebih tersebut merusak pertahanan terakhir masyarakat yang dibangun secara sederhana. Sebuah rumah hilang dihempas amukan gelombang dan beberapa lainnya rusak diterjang gelombang. Kejadian ini menurut penduduk setempat terjadi jumad malam antara pukul 7 - 10 malam wita dimana saat itu terjadi air pasang. Angin kencang ini telah berlangsung selama satu pekan dan melanda hampir semua kawasan pantai dan daratan Kabupaten Sikka.
Bapak Martin,salah seorang warga yang tinggal di kawasan pesisir pantai tersebut mengatakan angin kencang yang mengakibatkan gelombang besar tersebut mengakibatkan rumah milik salah seorang warga yang dibuat dari halar (bambu) terhempas di hajar angin dan gelombang laut yang mengamuk.
"Air laut tersebut naik sekitar 40 meter kedarat dan menghempaskan rumah ini.Kami tak bisa berbuat banyak," ujarnya dengan sedih sambil menunjukan sebuah rumah yang terlihat cuma tertinggal lantai semen yang tertutup pasir.
Menurut Pak Martin, kejadian ini merupakan peristiwa tahunan dan sering terulang dan menjadi 'lagu lama' yang sangat dihapal oleh masyarakat setempat.
"Kami sudah beberapa kali meminta kepada pihak pemerintah untuk menanggulangi masalah tahunan ini,namun sampai sekarang tidak di tanggapi," sambung Martin.
Kepala Kantor Dinas Sosial Kabupaten Sikka, Gregorius Rehi yang ditemui terpisah di lokasi mengatakan pemerintah telah beberapa kali melakukan pertolongan dan bantuan kepada masyarakat setempat diantaranya dengan melakukan tanggap darurat(bantuan makanan,pengobatan dll), transmigran dan translok serta bantuan pembanguan dan perbaikan rumah warga yang rusak.
"Ada beberapa titik yang rencananya akan dijadikan tempat relokasi penduduk dikawasan ini antara lain di Talibura dengan koordiansi dinas terkait, Wairita(belakang Asrama Brimod) dan Patisomba," jelas Rehi. "Tahun lalu ketika ada kejadian seperti ini misalnya saat itu ada rumah warga yang rusak berat pemerintah langsung memberikan bantuan untuk membangun kembali rumah tersebut. Dan perlu di ingat,sudah pernah warga di sini yang ditransmigrasi ke Kalimantan dan dipindahkan ke pemukiman yang lebih aman namun akhirnya mereka pulang dan kembali menetap dikawasan ini,"lanjutnya.
Namun menurut Rehi, yang perlu segera dilakukan untuk saat ini adalah membangun tanggul penahan gelombang seperti yang telah berdiri di sepanjang jalur pantai dari pesisir pantai di Kelurahan Wairotang sampai Kelurahan Beru.
"Untuk itu dalam Tahun Anggaran 2009 ini direncanakan pembangunan tanggul penahan gelombang sepanjang 400 meter dikawasan pesisir ini,sehingga penduduk setempat bisa nyaman menetap," demikian Rehi menjelaskan.
Seperti yang terlihat di kawasan itu, Kantor Dinas Sosial Kabupaten Sikka mendirikan sebuah tenda darurat untuk pengobatan dan bantuan makanan bagi warga di lokasi tersebut. Ibu Dondi yang mendampingi Kepala Kantor Dinas Sosial menambahkan, untuk sementara ini bantuan makanan dan pengobatan kepada penduduk setempat tetap diberikan dan terus melakukan pemantauan di kawasan pemukiman pesisir pantai 1x24 jam selama angin kencang melanda kawasan Sikka.
Gelombang laut yang menerjang kawasan pesisir pantai ini tidak mengakibatkan korban meninggal maupun luka berat atau ringan namun kecemasan sangat terlihat di wajah penduduk setempat.
Selengkapnya...
penduduk. Gelombang pasang ini di akibatkan oleh tingginya intensitas laju angin yang menerpa laut Flores beberapa hari belakangan. Gelombang setinggi 4 meter lebih tersebut merusak pertahanan terakhir masyarakat yang dibangun secara sederhana. Sebuah rumah hilang dihempas amukan gelombang dan beberapa lainnya rusak diterjang gelombang. Kejadian ini menurut penduduk setempat terjadi jumad malam antara pukul 7 - 10 malam wita dimana saat itu terjadi air pasang. Angin kencang ini telah berlangsung selama satu pekan dan melanda hampir semua kawasan pantai dan daratan Kabupaten Sikka.
Bapak Martin,salah seorang warga yang tinggal di kawasan pesisir pantai tersebut mengatakan angin kencang yang mengakibatkan gelombang besar tersebut mengakibatkan rumah milik salah seorang warga yang dibuat dari halar (bambu) terhempas di hajar angin dan gelombang laut yang mengamuk.
"Air laut tersebut naik sekitar 40 meter kedarat dan menghempaskan rumah ini.Kami tak bisa berbuat banyak," ujarnya dengan sedih sambil menunjukan sebuah rumah yang terlihat cuma tertinggal lantai semen yang tertutup pasir.
Menurut Pak Martin, kejadian ini merupakan peristiwa tahunan dan sering terulang dan menjadi 'lagu lama' yang sangat dihapal oleh masyarakat setempat.
"Kami sudah beberapa kali meminta kepada pihak pemerintah untuk menanggulangi masalah tahunan ini,namun sampai sekarang tidak di tanggapi," sambung Martin.
Kepala Kantor Dinas Sosial Kabupaten Sikka, Gregorius Rehi yang ditemui terpisah di lokasi mengatakan pemerintah telah beberapa kali melakukan pertolongan dan bantuan kepada masyarakat setempat diantaranya dengan melakukan tanggap darurat(bantuan makanan,pengobatan dll), transmigran dan translok serta bantuan pembanguan dan perbaikan rumah warga yang rusak.
"Ada beberapa titik yang rencananya akan dijadikan tempat relokasi penduduk dikawasan ini antara lain di Talibura dengan koordiansi dinas terkait, Wairita(belakang Asrama Brimod) dan Patisomba," jelas Rehi. "Tahun lalu ketika ada kejadian seperti ini misalnya saat itu ada rumah warga yang rusak berat pemerintah langsung memberikan bantuan untuk membangun kembali rumah tersebut. Dan perlu di ingat,sudah pernah warga di sini yang ditransmigrasi ke Kalimantan dan dipindahkan ke pemukiman yang lebih aman namun akhirnya mereka pulang dan kembali menetap dikawasan ini,"lanjutnya.
Namun menurut Rehi, yang perlu segera dilakukan untuk saat ini adalah membangun tanggul penahan gelombang seperti yang telah berdiri di sepanjang jalur pantai dari pesisir pantai di Kelurahan Wairotang sampai Kelurahan Beru.
"Untuk itu dalam Tahun Anggaran 2009 ini direncanakan pembangunan tanggul penahan gelombang sepanjang 400 meter dikawasan pesisir ini,sehingga penduduk setempat bisa nyaman menetap," demikian Rehi menjelaskan.
Seperti yang terlihat di kawasan itu, Kantor Dinas Sosial Kabupaten Sikka mendirikan sebuah tenda darurat untuk pengobatan dan bantuan makanan bagi warga di lokasi tersebut. Ibu Dondi yang mendampingi Kepala Kantor Dinas Sosial menambahkan, untuk sementara ini bantuan makanan dan pengobatan kepada penduduk setempat tetap diberikan dan terus melakukan pemantauan di kawasan pemukiman pesisir pantai 1x24 jam selama angin kencang melanda kawasan Sikka.
Gelombang laut yang menerjang kawasan pesisir pantai ini tidak mengakibatkan korban meninggal maupun luka berat atau ringan namun kecemasan sangat terlihat di wajah penduduk setempat.
www.inimaumere.com