Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Sunday 24 July 2011

Rilex Juara Festival Band Akustik

New Heart Beat Compilation

Kelompok musik Akustik Rilex Band, berdomisili di Perumnas Kota Maumere, menyabet juara pertama pada Festival Band Akustik yang digelar di Lapangan Umum Kota Baru Maumere, Sabtu (23/7/2011). Festival dengan tema “New Heart Beat Compilation” di selenggarakan oleh Neibers Event Organizer dengan dukungan sponsor utama rokok NUu Mild. Iven yang baru pertama kali diadakan di Kota Maumere bahkan di Flores diikuti enam kelompok band akustik yang tersebar diberbagai daerah di Kota Maumere. Mereka adalah Rilex Band, Comet Six Band (CSB), Coovy Band, Bhaktyarsa Band, Riferm Band dan Pixel Band. Ke-enam band tampil bersaing membawakan lagu wajib "Laskar Pelangi” dan lagu pilihan dari panitia. Persaingan dalam musik akustik diselingi hiburan dari Salsa Dancer serta penampilan panas DJ Vicky dan DJ Axelia dalam tema heboh, “New Heart Beat Compilation”.

Festival dihadiri ribuan penonton yang membanjiri Lapangan Umum Kota Baru. Peserta yang rata-rata terdiri dari 5 personel diwajibkan membawakan satu lagu berjudul “Laskar Pelangi” dan satu lagu pilihan. Mereka bebas mengaransmen lagu-lagu tersebut dengan kreasinya masing-masing.


Penampilan pertama Festival Band Akustik yang dimulai pukul 20.00 Wita dibuka oleh grup band Comet Six Band. Kemudian diikuti oleh The Pixel, Coovy Band, Rilex, Bhaktyarsa, serta diakhiri oleh grup Riferm.

Rilex Band tampil sebagai kampiun setelah tiga Juri masing-masing Edmond Bura , Robbie dan Vian memberikan nilai 5080. Sedang posisi kedua disabet Riferm Band. Band yang tampil dengan pemanis pada instrumen musik biola ini mendapat nilai 4710. Sebagai juara ketiga Comet Six Band meraih nilai 4115.

Juri festival, ki-ka: Robbie, Edmond & Vian VS Sikka Akustik (Bintang Tamu)

Penampilan Comet Six Band masih 'dingin' diawal lagu “Laskar Pelangi”, namun band yang bermukim di kawasan Perumnas Maumere mampu bangkit dan tampil secara baik saat membawakan tembang Pelangi (Boomerang).

Penampilan apik ditunjukan sang kampiun Rilex Band. Dengan punggawa berpengelaman di berbagai panggung musik, Rilex Band tampil bagus saat mengatasi lagu semacam To Be With You (Mr. Big). Dilatari vokal punggawa lainnya, vokalis Rino mampu menyajikan lengkingan indah.

Rilex Band dan Riferm Band

Bhaktyarsa dan Croovy Band

Penampilan juara kedua Rifrem Band tak jauh beda. Peforma band ini lumayan mendapat perhatian penonton. Menampilkan vokalis cewek, pemanis lainnya adalah instrumen musik biola yang dibawakan salah satu personilnya. Lagu pilihan To Be With You terasa merdu mengalir dalam balutan petikan gitar bersama gesekan biola.

Punggawa Rilex Band, masing-masing Bung (gitar), Jupe (gitar) Rino (vokal), Nolly (bongo), Gomez (bass) mengungkapkan kegembiraan atas keberhasilan band mereka meraih kemenangan. “Senang dan bangga,” ucap mereka bersamaan saat ditemui di belakang panggung.
“Secara khusus kemenangan ini kami persembahkan buat kemajuan musik di tanah Sikka. Untuk Neibers Even Organizer serta NUu Mild kami ucapkan terima kasih telah mengadakan acara dahsyat ini. ” ungkap Jupe yang diamini Gomez.

Sebagai pemenang, Rilex Band mendapat hadiah Rp 1,5 juta bersama satu buah piala tetap. Sedangkan juara kedua Referm Band membawa pulang hadiah uang sebesar Rp 1,25 juta serta satu piala tetap dan Comet Six Band di posisi ketiga mendapat hadiah Rp 1 juta dan satu piala tetap.

Francois Tondong menyerahkan hadiah kepada pemenang pertama & Audy kepada pemenang kedua

Audy dari Neibers Event Organizer mengatakan tujuan diadakan festival dan hiburan ini sebagai wadah berkreasi dan berekspresi kawula muda Maumere terutama pecinta musik. “Selain itu tujuan lainnya mengajak para muda Kota Maumere agar selalu berkreasi secara positip dan menjauhi hal-hal negatip,” ucap Audy. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak karena mendukung keberhasilan festival band akustik tersebut.

Neibers Event Organizer menggandeng rokok NUu Mild sebagai sponsor utama kegiatan festival. Francois Tondong, District Supervisior NUu Mild wilayah NTT turut hadir menyaksikan kehebohan “New Beat Compilation”. Ia mengatakan senang dan bangga sebab acara tersebut berjalan aman dan mampu menghibur sebagian warga Kota Maumere. “Anak-anak muda disini sangat kreatip dan kami dari NUu Mild bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan positip semacam ini,” ujarnya.

Usai persaingan para band akustik, DJ Vicky dan DJ Axelia langsung mengatasi penonton dan mengajak ber-dugem ria. Keduanya saling berkoloborasi dalam berbagai pilihan lagu dengan beat-beat menggoda. Dentuman musik yang dimainkan DJ Vicky dan DJ Axelia berasa beda pada malam itu. Area dancefloor yang biasanya menjadi tempat berolahraga berubah menjadi arena para pemuja musik remix. Kehebohan para penonton semakin terasa meski waktu semakin merambat. Apalagi penampilan duo deejay asal Kota Kupang ini kian panas. Hasilnya para pemujanya tak beranjak hingga lagu terakhir. Meski peluh bercucuran, kedua deejay ini terlihat sangat menikmati kehebohan.

DJ Vicky n DJ Axelia beraksi

Konsep festival band akustik yang dipadu dengan penampilan DJ benar-benar menghibur penonton. Salah seorang pengunjung, Ronald mengatakan, tidak menyangka malam ini disuguhkan musik yang oke dari seorang DJ cewek yang cantik dan musiknya beda. “Yo'i, saya benar-benar suka dan tentunya menikmatinya. Daripada pusing dirumah disini bisa tuntaskan semuanya. Lihat to saya dari tadi bergoyang?” katanya.

Iven yang dipandu MC Lucky Reyner, selain mendapat dukungan sponsor utama dari NUu Mild juga didukung oleh Transnusa Air Service, Toko Buku Gramedia, Sonia FM, Nara Sound, Sikka Akustik, Polres Sikka dan www.inimaumere.com. Festival musik dan hiburan ini selain menggelar kuis-kuis menarik juga tak dipungut biaya masuk, alias gratis.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Maumere, Sunrise dan Segelas Kopi


Byyyararrrr...kepala-kepala kecil itu menusuk lautan dangkal. Lantas kepermukaan dengan senyum riang. Lalu satu dua kembali ke dermaga, melempar kembali kail yang tadi disimpan. Mereka saling bercanda. Padahal didasar dermaga Ikan-ikan kecil sedang menggoda kail mereka. Mereka tak peduli malah berkejar-kejaran sambil tertawa lepas riang. Yang lain menikmati sendiri sambil menekuk kaki. Pandangan mata erat memagut batas tepi samudera. Udara pagi nan sejuk perlahan usir suntuk. Huh! Padahal surya keemasan mulai mereyap pelan keatas. Pelan-pelan pecah memendar ketika tinggi diatas batas samudera. Sinarnya semakin terang dan seakan membentuk cincin nan indah. Orang-orang disekitar tak mempedulikannya. Mungkin sudah biasa.
Pagi, sunrise dan segelas kopi. Sambil manyun dipinggir pantai, memandang indahnya sang mentari di hari minggu. Eh, dari sebuah kamar sempit mengalun lembut suara Imanez “......dengan segelas kopi ku pandang lautan lepas... nggak kenal waktu..nggak kenal hari...pagi selalu...”.... Yap Maumere, Sunrise dan segelas kopi...

Maumere

Maumere

Maumere


www.inimaumere.com


Selengkapnya...

719 Pulau Belum Diberi Nama

Sebanyak 719 dari 1.192 pulau di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga saat ini belum diberi nama. Penyebabnya, NTT memiliki kondisi georafis yang sulit dijangkau, yaitu banyak pulau kecil dan besar termasuk pulau kecil terdepan.
"Nusa Tenggara Timur memiliki 1.192 pulau, 472 pukau telah diberi nama, 719 pulau belum diberi nama," ujar Gubernur Frans Lebu Raya, pada rapat pembinaan dan pembakuan nama-nama rupabumi wilayah adminstrasi bersama 290 camat se-Nusa Tenggara Timur, di Kupang, baru-baru ini. Menurut Gubernur Lebu Raya, persoalan penamaan dan pembakuan rupabumi, masih merupakan persoalan tersendiri di daerah ini, karena karakteristik yang dimiliki daerah ini. Gubernur Lebu Raya mengatakan secara administratif saat ini NTT memiliki 290 kecamatan, 2.650 desa dan 316 kelurahan.

"Kondisi ini membutuhkan keseriusan semua pihak untuk melakukan pendataan permukaan bumi dengan sebaik-baiknya. Untuk itu pada kesempatan ini, para camat dan pemerintah kabupaten/kota dapat melakukan pendataan dengan akurat di lapangan, karena camat, lurah dan desalah yang paling mengetahui wilayahnya," ujarnya.

Berkaitan dengan hal itu, Gubernur meminta kepada panitia di kabupaten/kota agar memperhatikan tiga hal pokok yaitu identifikasi rupa bumi harus dilakukan dengan teliti. Berikut pemberian nama kepada unsur rupa bumi harus sesuai dengan kondisi apa adanya di lapangan dan selanjutnya pembakuan nama unsur rupa bumi harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Kepada unsur pimpinan daerah terutama Komandan Lantamal VII Kupang, Komandan Korem 161 Wirasakti Kupang serta Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Nusa Tenggara Timur dan kabupaten/kota, saya harapkan pula dukungan agar penamaan dan pembakuan nama rupa bumi terutama identifikasi koordinat, proses penamaan dan pembakuan nama rupabumi pulau yang belum diberi nama dan pulau kecil terdepan segera dilakukan," ujar Gubernur.(ant/mi)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Sunday, July 24 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---