Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Saturday 26 September 2009

Gubernur Lepas Pawai Kontingen Pordafta




Gubernur Nusa Tenggara Timur Drs. Frans Lebu Raya, Sabtu (26/09/2009) pagi melepas kontingen peserta Pekan Olahraga Daratan Flores Lembata (Pordafta) untuk melakukan pawai keliling Kota Maumere. Pelepasan pawai kontingen peserta Pordafta berlangsung di Lapangan Umum Kota Baru Jl A. Yani Maumere.

Lebu Raya dalam arahannya sebelum melepas para kontingen Pordafta untuk melakukan pawai, mengatakan laga olahraga yang akan berlangsung selama sepekan di Maumere Kabupaten Sikka merupakan moment akbar yang sangan bermanfaat dalam membina atlet olahraga yang ada di daratan Flores dan Lembata untuk dapat meraih prestasi di ajang olahraga lainnya.


Selain bermanfaat untuk kebugaran, Pordafta juga merupakan sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama atlet di Flores dan Lembata.
“ Saya berharap agar sesama atlet dari sembilan kabupaten yang akan berlaga di Maumere dapat ikut serta menjaga keamanan, ketertiban serta tetap menjaga sportivitas “ tandas Lebu Raya.

Dengan demikian kehadiran para kontingen dari berbagai kabupaten yang ada di Flores – Lembata hendaknya disambut baik dan ramah masyarakat di Kabupaten Sikka, sebagai ajang untuk lebih memperkenalkan Kabupaten Sikka keluar.

Pelepasan kontingen untuk melakukan pawai ditandai dengan pengangkatan bendera start oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur. Hadir pada kegiatan tersebut Jajaran SKPD Propinsi NTT, Jajaran SKPD dari Kabupaten Peserta Pordafta, Ketua Kontingen dan Undangan lainnya.

Pawai dimeriahkan Marcing Band dari SMP Yapenthom II dan SMA Sint Gabriel, serta perwakilan dari paguyupan masing – masing kabupaten peserta Pordafta mengenakan pakaian adat daerah dari masing – masing kontingen.

Pawai kontingen peserta Pordafta 2009 ini dimulai dari Lapangan Umum Kota Baru Jl. A. Yani, Jl. Dua Toru, Jalan Bawah, Jl Gajah Mada dan berakhir di Halaman Gelora Samador. ( djo )









www.inimaumere.com



Selengkapnya...

PORDAFTA MEDIA UNTUK MEMBANGUN FLORES LEMBATA



Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang dalam sambutannya di Acara Malam Keakraban antara Jajaran Pemerintah Kabupaten Sikka dengan para kontingen peserta Pordafta 2009, Jum ad (25/09/2009) malam di Rumah Jabatan Bupati Sikka Jl El Tari Maumere, mengingatkan bahwa Pordafta merupakan media untuk mempererat tali persaudaraan, untuk itu Mitang mengajak para peserta pordafta supaya bergandengan tangan membangun Nusa Nipa, Flores dan Lembata.

Melalui Pekan Olah Raga Daratan Flores dan Lembata, diharapkan dapat makin mempererat tali persaudaraan. Sebab dengan mempererat tali persaudaraan pelaksanaan pembangunan di Flores dan Lembata dapat terlaksana dengan baik.

Selain itu, melalui Pordafta diharapkan dapat melahirkan atlet – atlet muda berbakat yang mampu mengangkat nama Flores dan Lembata baik diajang olahraga tingkat propinsi, nasional maupun internasional.

Dikatakan Bupati Sikka, masih banyak kekayaan alam dan sumber daya manusia yang belum kita olah secara baik, untuk itu melalui Pordafta diharapkan dapat makin meningkatkan rasa memiliki dan mempertahankan sumber daya yang ada di Flores dan Lembata dapat terlaksana dengan baik.

Sementara itu, Ketua Sementara DPRD Kabupaten Sikka, Rafael Raga,SP, menegaskan bahwa pelaksanaan Pordafta bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, mengukir prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional serta diharapkan dapat mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa..

Sejalan dengan itu Rafael Raga mengajak seluruh warga masyarakat Kabupaten Sikka, khususnya warga Kota Maumere supaya menjadi penonton dan supporter yang santun serta fair kepada semua tim dan kontingen yang berlaga.

Dilain pihak Bupati Ende, Drs. Yohanis Don Bosco Wangge,M.Si. saat tampil sebagai perwakilan dari para kontingen yang akan mengikuti Pordafta 2009, dalam sambutan pada Malam Keakraban mengatakan bahwa prestasi apapun baik kalah atau menang dalam laga Pordafta ini merupakan hal yang biasa, dan akan menjadi pengalaman yang menarik untuk dipelajari guna memperoleh prestasi yang lebih baik.

Walau demikian, para kontingen yang mengikuti Pordafta tentunya akan berjuang untuk mempersembahkan prestasi terbaik baik daerahnya.

“ Mewakili kontingen peserta Pordafta 2009 ini, tentunya kami akan berlaga secara sportivitas dengan tidak melupakan tujuan utama penyelenggaraan Pordafta, yang salah satunya adalah untuk membangun kebersamaan dan persaudaraan melalui olahraga” jelas Don Bosco Wangge.

Malam keakraban para peserta Pordafta dimeriahkan sejumlah sanggar musik tradisional antara lain Sanggar Bunga Nukak dan Sanggar Bungga Kelang serta diramaikan paduan suara Efrata. ( djo )








www.inimaumere.com


Selengkapnya...

GELORA SAMADOR KEMBALI UKIR SEJARAH

Dari PORDAF III 1961 sampai PORDAFTA III 2009

Gelora Samador yang terletak di Pusat Kota Maumere, secara fisik belum menjadi sebuah arena yang teramat menarik. Namun di arena ini telah berlangsung banyak peristiwa bersejarah. Penulis E.P. da Gomez dalam bukunya Mengangkat Citra Sebuah Nama (2009; hal.2-12), menuturkan sejarah berdirinya gelanggang olahraga yang menjadi medan perhelatan para duta olahraga dari Pulau Flores dan Lembata tanggal 26 September sampai dengan 2 Oktober 2009.

Sebelumnya Pekan Olahraga Daratan Flores Lembata ini, tenar dengan nama Pekan Olahraga Daratan Flores (PORDAF), namun Pulau Lembata yang kini kabupaten sendiri pemekaran dari Kabupaten Flores Timur, maka PORDAF diubah menjadi PORDAFTA.

Pada bulan April 1961, Gelora Samador dipakai untuk pertama kalinya sebagai lokasi ajang kegiatan Pekan Olahraga Daerah Flores (PORDAF) III. Tak hanya PORDAF III, PORDAF IV juga dilangsungkan di Gelora Samador. Dan kini Gelora digunakan sebagai ajang PORDAFTA III, PORDAFTA I di Larantuka Kab. Flores Timur (2001), PORDAFTA II di Ruteng, Kab. Manggarai (2005).

Berikut, inimaumere.com menyajikan sari sejarah Gelanggan Olahraga di Kota Debu itu. Nama lengkap stadion oleharaga yang terletak di jangtung kota Maumere ini adalah Gelanggang Olahraga “Paulus Samador da Cunha” atau Gelora Samador. Pilihan nama ini berdasarkan Perda Tingkat II Sikka Nomor 6 Tahun 1984 tanggal 9 November 1984, yang dikukuhkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I NTT dr. Ben Mboi Nomor 96 Tahun 1985 tanggal 7 Agustus 1985.

Mulanya nama stadion ini adalah “Madawat” yang diresmikan pada tanggal 20 April 1961, sehari menjelang penyelenggaraan Pekan Olahraga Daerah Flores (PODAF) III di Maumere. “Madawat” dalam bahasa Sikka artinya ”pintu gerbang”. Nama ini diberikan oleh almarhum Bapak Alexius BoEr Parera, tokoh masyarakat dan tokoh adat serta mantan Kapitan atau Kepala Gemente Wolokoli, sekarang wilayah kecamatan Bola.

Prakarsa pembangunan stadion ini adalah Paulus Samador da Cunha saat menjabat sebagai Bupati Sikka yang pertama. ( 1 Maret 1960 sampai 6 September 1967).. Atas prakarsa beliau itu maka Drs. Daniel Woda Pale, Bupati Sikka yang ketiga (19 September 1977 – 21 Mei 1988), nama Madawat kemudian diubah menjadi Gelora Samador sesuai usul Anggota DPRD Sikka periode 1982-1987. Gagasan P..S. da Cunha untuk pembangunan Gelanggang monumental ini juga mendapat dukungan biaya bersama para Bupati Kepala Daerah Tingkat II sedaratan Flores . Dengan pola arisan itu, disepakati para Bupati bahwa setelah rampung pembangunan Gelora Samador, akan dibangun stadion yang sama di masing-masing ibu kota kabupaten se daratan Flores yakni di Larantuka, Ende, Bajawa dan Ruteng. Namun gagasan yang tercetus pada tahun 1960 itu tidak dapat direalisir karena terbatasnya kemampuan keuangan daerah, selain karena fanatisme masing-masing daerah yang susah dijinakkan.

Kondisi sulit itu tidak menyurutkan tekad P.S. Samador untuk membangun pintu gerbang utama, stadion Madawat, meski secara politik Sikka saat itu juga tidak cukup kondusif. Dari sisi anggaran, tidak peluang untuk menghimpun dana dalam jumlah yang memadai. Dengan kekuatan kas daerah kabupaten Sikka sebesar kurang lebih Rp.200.000,00 pada tahun 1960-1961, stadion berpilar lima, lambang lima kabupaten di pulau Flores ini, mulai dibangun.

Antara tahun 1973-1974, Bupati Sikka yang kedua, L. Say (6 September 1967-19 September 1977) menggerakkan partisipasi sejumlah pengusaha untuk pembangunan pagar tembok dan dikoordinir oleh David Lameng, Komandan Resort Kepolisian (Danres) Sikka.

Selesai pembangunan pagar tembok stadion ini, sampai menjelang tahun 1988, bangunan milik pemda Sikka ini nampak tidak terawat. Hampir 30 tahun stadion ini dibiarkan telantar. Kondisi ini bisa dipahami karena pemda Sikka tidak mematok pagu dana khusus untuk perawatan dan pemeliharaan fisik arena ini dan belum ada badan pengelola yang bertanggungjawab terhadap aset daerah tersebut.

Rekaman sejarah yang dibuat oleh Almh. Piet Pedo, seperti ditulis kembali oleh E.P. da Gomez dalam buku ini mengatakan bahwa bangunan stadion ini berdiri diatas bidang tanah seluas 57.600 meter persegi. Ditambah areal parkir di luar pagar tembok maka persil ini mencakup areal seluas kurang lebih 6 ha. Catatan sejarah Piet Pedo, PNS pada Depdikbud Sikka juga menyebutkan bahwa arena ini adalah tanah erfpacht milik Vicariat Apostolik Ende. Atas perkenanan Vicaris Apostolic Ende Mgr. A.H. Tijssen, SVD, bidang tanah tersebut diserahkan kepada Bupati Sikka P.S. da Cunha. Pada awal tahun 1961 bangunan tembok stadion Madawat ini usai dikerjakan dan pada tanggal 20 April 1961 diresmikan oleh Gubernur NTT, dr. Ben Mboi.

Sejarah kehadiran stadion Madawat telah menjadi catatan historis paling monumental dalam menguakkan citra Kabupaten Sikka di mata masyrakat Nusa Tenggara, Nasional dan di mata dunia. Betapa tidak, inilah rekaman rangkaian peristiwa akbar yang telah berlangsung di Gelora Samador ini.


v 21 April 1961 : Pekan Olahraga Daerah Flores (PORDAF) III.

v Tahun 1969 : Pekan Olahraga Antar Daerah Kepolisian (PORDAK) se- NTT. Pekan Olahraga ini menyertakan demontrasi terjun payung yang atraktif bagi masyarakat.

v Tahun 1974 : Turnamen Sepak Bola El Tari Cup IV

v Tahun 1979 : Pekan Olahraga Daerah Flores (PORDAF) IV

v Tahun 1984 & 2002 : El Tari Memorial Cup

v Tgl. 24-30 Juli 1988 : Perayaan Nasional Tahun Maria

v Tgl. 11-12 Okt.1989 : Perayaan Ekaristi Agung Misa Pontifical Kunjungan Sri Paus Yohanes Paulus II.

v Tgl. 7 April 2005 : Perayaan Misa Requiem bagi Sri Paus Yohanes Paulus II yang meninggal pada tanggal 2 pril 2005 di Roma, Italia.

v Juli 1996 : Misa Pontifical Uskup Agung Ende, Mgr. Abdon Longinus da Cunha, Pr

v Tgl. 23 april 2006 : Perayaan Pentahbisan Uskup Perdana Keuskupan Maumere, Mgr. Vincent Sensi, Pr.

v Tgl.26 Sept-2O Okt. 2009 : Pekan Olahraga Daerah Flores dan Lembata ke III.

v Sepanjang tahun, Gelora Samador selain menjadi salah pusat kegiatan olahraga masyarakat, juga menjadi tempat berlangsungnya kegiatan festival budaya, hiburan rakyat, lokasi pameran pembangunan dan pasar malam, tempat peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI; bahkan dijadikan arena kampanye politik lima tahunan.

Berikut sekilas gambaran tentang fisik bangunan Gelora Samador sejak awal pendiriannya tahun 1961. Bangunan awal pintu gerbang stadion ini berpilar lima melambangkan kehadiran dan persatuan lima kabupaten di pulau Flores. Stadion ini dilengkapi dengan ruangan kantor dan tribun masing-masing di sisi utara dan selatan serta lapangan sepak bola, voley, basket dan beberapa cabang olahraga lainnya.

Menjelang Perayaan Nasional Tahun Maria 1988, sebuah panggung permanen berukuran 50 x 30 meter persegi dibangun melengkapi fisik stadion ini. Kini, pada perayaan Pekan Olahraga Daerah Flores dan Lembata 2009, Gelora Samador menjadi sentra pertanding sepak bola, voley, basket dan atletik. (EL/djo)


Foto : BUPATI SIKKA I(1960-1962) PAULUS SAMADOR da_CUNHA

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Saturday, September 26 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---