Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Wednesday 14 August 2013

Disiapkan Tempat untuk Anak-anak Bersekolah

Letusan Rokatenda

Data dari Posko Bencana Rokatenda yang berada di Kantor BPBD Sikka menyebutkan jumlah pengungsi untuk sementara sampai dengan hari Selasa (13/8/2013) berjumlah sebanyak 560 jiwa. Mereka merupakan bagian dari warga empat desa yang memilih mengungsi ke Maumere. Keempat desa tersebut adalah Desa Ladolaka, Desa Nitunglea, Desa Rokirole dan Desa Tuanggeo. Total keseluruhan dari 560 jiwa tersebut adalah 169 KK. Dari total tersebut, 245 jiwa merupakan anak-anak usia 1-17 tahun.Sedangkan usia lebih dari 60 sebanyak 65 orang. Saat ini 560 jiwa yang menempati tenda pengungsian di halaman Kantor Bapeda telag dipindahkan ketempat yang lebih layak yakni di bekas kantor bupati lama, Jalan Ahamd Yani Maumere.

Terhadap anak-anak korban letusan Rokatenda, Bupati Sikka Ansar Rera mengatakan, pemerintah sedang menyiapkan tempat agar anak – anak korban letusan Rokatenda bisa bersekolah.
Hal itu dikatakan beliau saat mendampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya saat mengunjungi para pengungsi yang menempati halaman Kantor Bapeda Sikka, Selasa (13/8) siang.
Rata –rata para pengungsi berasal dari satu sekolah bersama gurunya, untuk itu mereka tidak boleh dipisahkan ke tiap sekolah. Mereka bisa menggunakan salah satu sekolah untuk proses belajar. Misalnya anak-anak bisa menjalani proses belajar di jam siang pada sekolah yang dipakai, kata beliau.
“Bila anak anak mereka mau bersekolah,kami akan urus agar mereka bisa bersekolah di dekat lingkungan tempat tinggal mereka “ ujar Ansar Rera.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Gubernur Lebu Raya Berdialog dengan Pengungsi

Jangan Menetap Kembali Disana

Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengajak masyarakat Palue untuk meninggalkan Pulau Palue yang dikatakan berada dalam zoba merah. Menurut Lebu Raya, Pulau Palue tidak bisa lagi untuk djadikan tempat yang layak untk ditinggali. Ancaman letusan Rokatenda masih sangat berbahaya. Lebu Raya memahami Palue sebagai tanah tumpah darah yang melahirkan dan membesarkan mereka. Namun saat ini pulau tersebut belum layak untuk ditinggali. "Bapa dan mama tinggal saja disini. Jangan lagi pulang dan tinggal di disana. Sesekali bapa dan mama bisa melihat kebun dsana," kata Lebu Raya.

Dalam dialognya tersebut beliau mengajak masyarakat korban letusan yang telah dievakuasi agar tidak menetap kembali di kampung halaman yang merupakan daerah bencana.
Ajakan dan himbauan tersebut dikatakan Lebu Raya saat meninjau langsung para pengungsi Rokatenda yang menempati halaman Kantor Bapeda Sikka, Selasa (13/8).
Gubernur saat itu didampingi Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera dan Wabup Sikka Paolus Nong Susar serta Komandan Korem 161 Wirasakti Kupang, Komandan Pangkalan Udara (Lanud) El Tari Kupang, Kepala Kejaksaan Tinggi )Kejati) NTT), Kepala Basarnas Kupang, Wakapolda NTT dan Kepala Badan Penanggulangn Bencana Daerah (BPBD) provinsi NTT.
Kedatangan Lebu Raya menggunakan Helikopter TNI AU yang terbang dari Kupang ke Palue. Dari tempat pusat bencana tersebut, beliau kemudian mengunjungi para pengungsi Rokatenda di Maumere.
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Tempati Bekas Kantor Bupati

Tiga hari sudah bencana meletusnya Gunung Roaktenda berlalu. Korban yang diakibatkan oleh meletusnya Penjaga Palue itu berjumlah lima orang. Tiga tewas dan dua lainnya hilang. Dampak dari letusan itu mengakibatkan dua desa di Palue nyaris luluhlantak. 560 orang sampai dengan Selasa (13/8) mengungsi ke Maumere. Letusan kali ini oleh sejumlah warga Palue mengaku adalah yang paling dahsyat. Bahkan Desa Rokirole yang tidak pernah tersentuh, kali ini mesti menjadi korban berikutnya. Bahkan banjir lumpur panas membelah bukit dan turun menerjang hutan pepohonan hingga pantai. Akibatnya pantai dan laut penuh dengan potongan-potongan pepohonan gosong. Lantas hari ini, tiga hari setelah letusan, saudara-saudara kita yang sebelumnya berada ditenda-tenda pengungsian, dievakuasi lagi. Kemana?

Pemkab Sikka tanggap terhadap ketidakkenyamanan para pengungsi. Lokasi yang tidak memungkinkan di halaman Kantor Bapeda membuat 560 orang kemudian ditempatkan di lokasi baru, yakni bekas Kantor Bupati yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kota Baru. Kantor Bupati Sikka tersebut tidak dipakai lagi akibat kebakaran melanda tahun 201o lalu.
Di tempat ini ada 18 ruangan yang layak digunakan oleh saudara- saudara kita. Dengan ruangan-ruangan yang masih layak digunakan, tembok-temboknya mampu mengusir hawa dingin di malam hari. Dibandingkan dengan pengungsian sebelumnya tempat ini masih lebih baik.
Pantauan inimaumere.com Selasa (13/8) petang, para pengungsi terlihat bergerombol dibeberapa tempat. Ada senyum yang hadir dicelah senja. Anak-anak muda nampak lalu lalang dipelataran kantor.
Ditempat pengungsian yang baru ada dua MCK yang berdiri. Dua lagi sedang dikerjakan. Dengan kehadiran para saudara kita ditempat evakuasi yang baru, maka bekas kantor bupati yang sebelumnya merana tak terurus rupanya kini menjadi tempat yang berguna, setidaknya sebelum relokasi ke lahan baru.


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Wednesday, August 14 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---