Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Sunday 8 July 2012

Genchar Juarai Kompetisi Shuffle Dance Maumere

Penonton Padati Lapangan Kota Baru
Genchar (Generasi Kabor) Shuffle Dance keluar sebagai kampiun pada kompetisi tarian shuffle atau Shuffle Dance Competition yang digelar di Lapangan Kota Baru Maumere, Sabtu 7 Juli 20012 tadi malam. Tarian yang aktif pada gerakan kaki dan tumit ini dipersembahkan Nuu Mild dan diikuti 7 grup shuffle di wilayah Kota Maumere. Audy dari Neibers Event Organizer selaku penyelenggara mengatakan kompetisi shuffle diadakan untuk menyalurkan seni tari shuffle dikalangan muda Maumere. "Tarian Shuffle sendiri telah membooming jadi kita ingin mepersembahkannya sebagai ajang kreasi mengapresiasi dan menyalurkan bakat diri para anak muda di Maumere dan Ende," katanya. Juara kedua kompetisi ini diraih Kabor Shuffle Dance dan juara ketiga disabet kelompok shuffle Blend Dancer. Dengan demikian dua grup shuffle dari Kampung Kabor, Kelurahan Kabor, Kota Maumere yakni Genchar dan Kabor Shuffle kuasai kompetisi yang memperebutkan total hadiah  Rp 3,75 juta dan sejumlah piala tetap.
Lapangan Kota Baru sejenak berubah. Dari kesunyian saban hari tersulap menjadi pesta ceria para anak muda yang ingin mengapresiasikan diri di ajang yang baru pertama kali diadakan di Flores. Selain Kota Maumere, Nuu Mild dan penyelenggara iven Neibers EO pada 16 Juli 2012 akan menggelar acara serupa di Lapangan Perse Kota Ende.

Sejak pukul 18.00 Wita, arena kompetisi perlahan dipadati pengunjung. Panggung yang berdiri gagah di sisi timur mulai dikelilingi para pendukung masing-masing grup. Lucky Reyner selaku pembawa acara membuka  kompetisi dengan menggojlok pengunjung bersama hadiah-hadiah menarik yang dipersembahkan Nuu Mild.

Penonton memadati seputar arena para dancer yang sedang bersaing sportif




Meski udara sedikit dingin, namun lapangan tandus ditengah kota ini terus dipadati penonton hingga akhir acara. Kompetisi dibuka grup shuufle Incredible Dancers sebagai peserta pertama. Yang diikuti Kabor Shuffle Dance, The Four Boy, Blennd Dancer, Gracile Dancer, Genchar Shuffle Dance dan Belbor Dancer.

Stanley, salah satu juri kompetisi kepada inimaumere.com mengatakan penilaian dititikberatkan pada kekompakan, ekspresi, kostum, power, penguasaan panggung, pola lantai dengan nilai maksimal per kriteria adalah 100. 


Dari peserta diatas diambil empat grup shuffle dance terbaik dan diadu pada segmen Battle Shuffle. Selanjutnya yang terbaik diadu lagi pada segmen berikutnya yang menentukan juara 3. 


Dan puncaknya adalah perebutan juara I di Battle Shuffle Final yang diikuti duo grup terbaik yang telah melewati sejumlah penilaian. Dan Genchar Shuffle Dance serta Kabor Shuffle Dance asal Kampung Kabor berhak berkompetisi dipartai terakhir alias final.

 Dan hasilnya, juri kompetisi yakni Stanley (Kupang) dan Imelda (Maumere) memberi penilaian akhir, grup shuffle Genchar Shuffle Dance keluar sebagai pemenang dengan menyabet nilai 190. Genchar berhak atas hadiah uang sebesar Rp 1,5 juta sedang juara kedua Kabor Shuffle Dance meraih nilai 175 dan menggondol hadiah uang Rp 1.250 juta. Blend Dancer harus puas dengan nilai 145 dan berhak membawa pulang hadiah Rp 1 juta sebagai pemenang ketiga. Masing-masing pemenang juga mendapat piala tetap. 


 Untuk memuaskan para pengunjung yang telah menyempatkan waktu menyaksikan pegelaran ini, Transnusa Airlines selaku pendukung acara mempersembahkan hadiah menarik berupa voucher tiket gratis bagi penonton yang mampu menjawab kuis. Tiket gratis dengan rute Maumere - Kupang tak ayal menjadi salah satu persembahan kuis terbaik yang menarik minat penonton disela acara.  

Kompetisi juga mengusung sejumlah hiburan menarik yang membuat penonton tak beranjak. Misalnya duo raper dari grup hip-hop B-Unit yang jauh-jauh datang dari Kota Bandung, raper asal Kota Bajawa EBC dan grup hip hop asal Kota Maumere, Xelont n Crew. Tak ketinggalan beberapa band yang ikut serta meramaikan kompetisi.




  DJ Axelia - PA Calista dan sejumlah band bikin panas Maumere

Tampilnya para musisi semakin membuat acara kian menarik Dan yang paling heboh, ketika arena kompetisi disulap menjadi area dance floor dengan penampilan DJ Axelia dan PA Calista dari Kupang. Duet keduanya menjadi bagian akhir pegelaran kompetisi yang berlangsung hingga pukul 00.30 wita. Dalam suasana aman dan tertib hingga akhir acara, kompetisi ditutup dengan foto-foto bareng para pemenang, panitia dan sponsor acara.(oss)


searah jarum jam - Juara 3 Blend Dancer bersama Audy (kiri), Juara ke-2 Kabor Shuffle, Juara 1 Genchar, Nuu Mild, Trans Nusa & Neibers EO...


www.iniamumere.com
Selengkapnya...

Mirip UN, Tes CPNS Digelar Oktober

Deputi SDM Bidang Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN&RB), Ramli Naibaho mengatakan bahwa seleksi CPNS reguler akan digelar paling lambat bulan Oktober tahun ini. Pelaksanaan seleksi CPNS ini, kata Ramli, akan melibatkan konsorsium perguruan tinggi negeri (PTN) dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. "Mulai tahun ini seleksi CPNS reguler tingkat kesulitannya lebih tinggi. Tes dilakukan berjenjang dan soalnya dibuat oleh konsorsium perguruan tinggi negeri. Jadi daerah tidak lagi menggandeng universitas setempat karena materinya sudah disiapkan pusat," tegas Ramli Naibaho yang dihubungi, Kamis (28/6). Bahan tes CPNS ini, lanjutnya, disesuaikan dengan kemampuan daerah masing-masing. Sehingga akan ada kategori masing-masing kabupaten/kota, dan provinsi. Misalnya untuk Surabaya tingkat kesulitannya A, sedangkan Gorontalo C, dan Papua D.

"Jadi modelnya mirip tes Ujian Nasional dan UMPTN. Karena itu hasil UMPTN dan UN ini salah satunya akan dijadikan dasar untuk penetapan kategorinya. Nantinya yang akan menentukan adalah Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan)," terang Ramli. 

Setelah ditetapkan kategorinya, master soal yang dibuat konsorsium PTN akan diserahkan ke pejabat pembina kepegawaian (PPK) dengan pengawasan internal maupun ICW (Indonesian Coruption Watch). 

"Pusat tidak akan menangani penggadaan soal, itu jadi kewenangan daerah untuk menggandakannya," ucapnya. 

Untuk mengurangi kecurangan, saat penyerahan master soal, PPK wajib menandatangani surat perjanjian. Yang salah satu pointnya menyebutkan bila soal bocor (jual beli soal atau jawaban) maka PPK yang harus bertanggung jawab dan akan dipolisikan. 

"Selain itu, PPK ini akan diawasi ketat oleh pengawas internal dan ICW. Apalagi seluruh pelaksanaan seleksi CPNS mulai penggadaan sampai saat tes akan diawasi ICW yang menggandeng LSM-LSM terdaftar," tandasnya. (esy/jpnn/vit)
Selengkapnya...

Keragaman Corak Tenun Ikat Flores


Tenun ikat Flores dibuat dengan bahan dasar benang dari kapas yang dipilin oleh penenunnya sendiri. Benangnya kasar dan dicelup warna biru indigo. Kain dihiasi dengan ragam hias bentuk geometris aneka warna yang cerah dan menyolok. Kain tenun dari daerah Manggarai banyak menggunakan warna kuning keemasan, merah, dan hijau. Pembuatan desain kain tenun ikat di Flores dilakukan dengan mengikat benang-benang lungsi. Pekerjaan ini dapat berlangsung selama berminggu-¬minggu, bahkan kadang-kadang sampai berbulan-bulan. Seringkali pencelupan dikerjakan satu-persatu untuk setiap bakal kain sarung, meskipun kadang-kadang juga dilakukan sekaligus untuk beberapa buah kain sarung. Ketika kerajaan-kerajaan kecil di Flores masih ada, sejumlah orang bekerja khusus sebagai pembuat kain-kain tenun untuk kebutuhan kalangan raja-raja di istana.


Jika dahulu ada pembedaan pakaian adat berdasarkan status sosial (golongan bangsawan atau rakyat jelata), maka masa sekarang tidak lagi. Sekarang kain-kain tenun dibuat untuk dijual ke pasaran lalu dijual lagi kepada mereka yang membutuhkannya. Pesanan dengan kualitas khusus masih dilayani dengan harga khusus pula.

Beberapa daerah yang menghasilkan kain-kain tenun adalah Manggarai, Ngada, Nage Keo, Ende, hingga sekitar Lio, Sikka, dan Lembata di bagian timur Flores. 

Di daerah Manggarai ada teknik lain pembuatan ikat, yaitu menggunakan lidi-lidi pengungkit dalam proses penenunan untuk menghasilkan pakan tenun songket tambahan. 

Di daerah Ngada, Flores Tengah, juga terdapat kain tenun songket warna kuning emas sebagai pengganti songket benang emas. Kain-kain tenun songket Flores di atas latar tenunan benang kapas ini mempunyai banyak persamaan dengan kain-kain songket dari Sumbawa. Menurut sejarah wilayah sebelah barat Flores dulu merupakan daerah kekuasaan kerajaan Bima-Sumbawa yang memiliki kain-kain tenun songket benang emas dan perak untuk kalangan raja-raja Bima. 

Hal ini membawa pengaruh yang cukup kuat di daerah sebelah barat Flores, sehingga mereka pun mempunyai tradisi membuat kain tenun songket walaupun tidak menggunakan benang emas dan benang perak. Selain kain songket, masyarakat Ngada juga membuat kain tenun ikat. Tenun ikat yang mereka buat menggunakan warna-warna gelap, antara lain dengan kombinasi warna biru dan cokelat, dengan garis-garis sederhana. 

Sedangkan suku Nage Keo menghasilkan tenunan yang menampilkan motif bintik-bintik kecil dari teknik ikat pembentuk motif floral. Jalur ikat ini dikombinasikan dengan jalur-jalur kecil lain berwarna putih, merah, dan biru polos. 

 Seperti halnya kain sarung, pada kain songket juga ada pembagian desain kain antara lain adalah yang disebut bagian kepala yang diletakkan di bagian tengah dan yang disebut badan yang diletakkan di belakang kain lainnya. Pembagian desain songket dari Manggarai dan Ngada ini juga membentuk bagian badan dan kepala, dengan motif yang berbeda di kedua bagian tersebut. Saat dikenakan, bagian kepala biasanya diletakkan di bagian depan dan bagian badan diletakkan di belakang. 

Di Flores, kain tenun biasanya dikenakan hingga setinggi dada. Dalam perkembangannya, mereka menggunakan kebaya yang pemakaiannya dimasukkan dalam sarung. Cara memakai kain sarung seperti ini hampir sama dengan cara wanita Bugis dan Makasar di Sulawesi Selatan, atau Kaili dan Donggala di Sulawesi Tengah.

Pada mulanya kain adat Flores untuk wanita berbentuk sarung setinggi dada dan dilipat di bagian depan. Di bagian pinggang pemakai dikenakan ikat pinggang dari perak. Mereka tidak menggunakan kebaya atau blus. Namun kini ada variasi lain dari cara pemakaian kain sarung, di mana lipatan kain sarung diikat di salah satu bahu sehingga agak terangkat ke atas pada salah satu sisinya. 

 Cara pemakaian kain di Flores ada bermacam-macam. Lain daerah atau suku, bisa berbeda pula cara pemakaiannya. Perempuan suku Sikka di Maumere, Kabupaten Sikka, menggunakan kain sarung sebatas pinggang yang disebut utan, yang dipadukan dengan baju kebaya yang disebut labu, yang modelnya mirip kebaya Maluku. Utan dengan ragam hias yang diberi warna gelap atau hitam disebut utan welak.

 Paduan kain dan labu ini masih dirasa kurang bila tidak menggunakan selendang yang disebut dong. Penampilan kaum perempuan ini masih dilengkapi tusuk konde dari emas atau perak yang tinggi berbentuk bunga.(ultimoparadiso)
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Sunday, July 08 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---