Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Thursday 6 May 2010

Ketika Seniman Sikka Berekspresi di "Gelanggang Seni Lokasora"




Matahari baru saja turun perlahan mengiringi cahaya emasnya yang kian memudar. Angin sepoi-sepoi berhembus manja menggerakan dedaunan selaksa mengikuti irama musik yang mengalun riang. Dibawah pepohonan nan sejuk beratapkan langit, anak-anak kecil rileks bercengkerama bersama imajinasinya yang tertuang lewat lukisan indah. Tangan mungilnya bergerak perlahan, sesekali ia terdiam lalu melanjutkan kembali aktifitasnya.
Tak jauh dari kelompok anak-anak, nampak beberapa tenda yang berdiri seadanya. Didalamnya terlihat benda-benda seni mulai dari lukisan, patung, cinderamata yang ditatakan dan sengaja untuk dipamerkan. Benda-benda seni ini adalah buah karya dari para seniman Kabupaten Sikka yang termasuk dalam wadah LOKASORA. Lewat 2 hari kegiatan dari tanggal 1 hingga 2 Mei 2010, Taman Kota Maumere disulap menjadi wadah berkespresi dan berseni bagi semua generasi seniman Sikka yang ikut serta.

Beberapa seniman lukis baik kanvas maupun air brush seolah-olah beradu ekspresi. Dengan telaten mereka mengkespresikan apa yang ingin digambarkan. Nampak pasangan mata para pengunjung tak lepas dari jemari mereka yang bergerak pelan mewujudkan imajinasi. Jauh sedikit, ada beberapa seniman ikat alias tenun ikat yang turut serta memamerkan hasil karyanya. Dan disekitar seniman ikat berdiri panggung berukuran sedang. Dipanggung inilah para seniman tari, teater, sastra, musisi dan lain-lain menumpahkan segala macam ekspresi selera berseni mereka.






Selama dua hari kegiatan berseni ini diharapkan ratusan seniman Sikka bisa hadir dan berkesenian disini. “ADA ruang, ada wadah marilah semua seniman Sikka berkumpul dan menggelorakan rasa berseni disini, “ ujar Tonce Fernandez, Ketua Panitia
Gelanggang Seni Lokasora kepada www.inimaumere.com.

Tentang tak adanya ruang dan tempat bagi kalangan insan seni Sikka berkumpul dan berekspresi secara reguler Tonce menambahkan,“Kami sedang berupaya agar ada semacam gelanggang bagi seniman Sikka untuk berekpresi. Gelanggang ini nantinya diberi nama Gelanggang Olah Seni atau GOS yang diharapkan dapat menjadi wadah berekspresi bagi semua seniman Sikka,”ungkapnya.

Menurut Tonce Fernandez, apresiasi seni di Kabupaten Sikka, Flores sebenarnya memiliki potensi yang kuat namun tak digarap dengan maksimal oleh generasi muda. Padahal seni kebudayaan kita sudah mendapatkan apresiasi dari masyarakat dunia. Sayangnya, di Maumere tak ada gelangang olah seni atau GOS yang diperuntukkan bagi seniman. Untuk itulah Lokasora hadir di Kabupaten Sikka dan merangkul semua pelaku seni untuk sama-sama bersekpresi di Gelanggang Olah Seni yang sedang direncanakan, ujarnya

Tentang Gelanggang Olah Seni ini juga dibenarkan oleh Bapak Oscar Mandalangi Pareira selaku Ketua Umum Lokasora. Dalam pengamatan budayawan kondang asal Sikka ini, Maumere seharusnya telah memiliki GOS. “Kan sudah ada GOR (Gelanggang Olah Raga), sekarang sudah saatnya pemerintah membangun GOS atau Gelangang Olah Seni, gelanggang seni ini nantinya secara reguler menjadi wadah semua seniman Sikka. Kalau siang sampe sore orang bekerja, beraktifitas nah dari sore hingga malam semua bisa berseni dan menikmati seni, Maumere akan semakin hidup,”ujarnya.

Lokasora sebagai tempat semua seniman dan Budayawan Kabupaten Sikka mengekspresikan dan mengapresiasikan ide, gagasan dan karya mereka mengambil tema berseni 2 hari ini sebagai “Gelanggang Seni Lokasora”. Kegiatan pembukaan Gelanggang Seni Lokasora dihadiri oleh Ketua DPRD Sikka Rafael Raga, Setda Kabupaten Sikka Sipri da Costa, pimpinan Gramedia Kehadiran mereka didampingi Bapak Oscar Mandalangi.

Masyarakat umum yang hadir di lokasi berseni merasakan nuansa yang berbeda. Ungkapan senang dan bahagia diucapkan oleh beberapa pengunjung kepada www.inimaumere.com. Seperti Moat Fredy yang mengatakan rasa senangnya.

“Belakangan ini Maumere semakin terlihat hidup dengan berbagai aktifitas hiburan dan seni yang tak pernah berkurang, kami sebagai warga bisa merasakan dampaknya. Otak yang sudah stress karena bekerja kini sudah ada pelampiasan. Kami bisa jalan-jalan dan menikmati hiburan,”ungkapnya.

Ketika diberitahu bahwa ada wacana membangun Gelanggang Olah Seni, Fredy langsung mengatakan setuju.
“Selain masyarakat seni dan penikmat seni akan semakin leluasa berekspresi, dampaknya masyarakat Kabupaten Sikka khususnya warga Maumere yang mencari tempat jalan-jalan dan hiburan semakin tak sulit lagi,”ungkap Moat Fredy yang datang bareng istri dan anak balitanya.

Hal lain dikatakan Hely, lelaki yang datang sendirian ke tengah-tengah lokasi. “Ini merupakan kesempatan emas bagi semua kalangan pelaku seni untuk menampilkan kebolehan mereka di hadapan masyarakat penikmati seni,”katanya.
Tapi Hely juga menyayangkan kurangnya perhatian panitia terhadap kenyamanan di lokasi,"Debu-debu berterbangan hingga membuat tak nyaman, semoga kedepannya panitia lebih memperhatikan kondisi dilapangan,"katanya dengan serius.

Ketika dikomfirmasi, Tonce mengatakan sudah menghubungi dinas terkait untuk menyiram lokasi ini namun armada tangkinya tak datang.

Namun terlepas dari semua hal diatas, bahwa kini di Kabupaten Sikka masyarakat seni tak lagi berjalan sendiri. Semoga rencana untuk menyediakan sebuah tempat berkeskpresi bagi para seniman yang rencananya diberi nama Gelanggang Olah Seni tak lagi cuma menjadi sebuah wacana seperti pula hal-hal lain. Dukungan masyarakat sudah pasti ada, tinggal dukungan langsung dari pemerintah daerah, kita tunggu saja.

Selain seniman lukis kanvas, air brush dan pelukis golongan anak-anak, ada pula pemahat, perajin tenun ikat, seniman tari tradisional, seniman tari kontemporer, penyair, teater, monolog, komedi, musik dari Sikka Akustik, Pluer Band dan lain-lain yang berekspresi selama dua hari . Berbagai golongan lapisan masyarakat berjubel menyaksikan sajian dan persembahan dari para seniman tersebut.

Lexi, Seniman Otodidak Dari Unipa

Profilnya santun, bicaranya pelan tapi berisi. Senyum manisnya tak pernah lepas dari wajah legamnya. Namanya Lexi, khas sekali dengan gimbalnya yang terurai turun dibahunya. Sesekali dengan telaten ia melukis, menari-narikan jemarinya diatas kanvas. Tak peduli orang-orang yang mengerubunginya, tak peduli debu Kota Maumere menyentuh hidung dan kulit tubuhnya, ekspresi wajahnya tetap terpaku pada lukisan abstrak didepannya. Ia sedang bergambar, mewujudkan hasil karyanya dihadapan pengunjung. Lexi bilang baru pertama kali ini ia mencoba melukis dan berpaling dari gaya natural yang selama ini dilakoninya. “Sebenarnya aliran saya adalah natural, baru kali ini saya mencoba untuk melukis karya dengan gaya abstrak,”ucapnya.

Mahasiswa Universitas Nusa Nipa jurusan Arsitek semester akhir ini bahkan lupa sudah berapa banyak lukisan yang ia hasilkan. Tapi yang menarik pengunjung di Taman Kota adalah lukisan besar selebar 3 x 4,5 meter miliknya. Lukisan itu dia beri judul “Aku Mencari Tuhan dan Dia Menemukanku”. Lukisan itu menjadi lukisan yang sangat disayangi Lexi. Bahkan ia tak akan pernah mau menjualnya. Ini adalah lukisan yang berkesan bagi saya, katanya.

Lelaki asal Kecamatan Bola ini sangat berharap agar seniman-seniman Sikka bisa diberikan ruang untuk berekspresi. “Paling tidak sebulan sekali, kami bisa berekspresi. Asal ada tempat bagi para seniman Sikka,”harapnya.

Lexi adalah sosok seniman otodidak yang banyak bertaburan dan lahir dari bumi Kabupaten Sikka. Seniman Sikka banyak yang idealis dan bersembunyi dibalik gelisah mereka karena tak memiliki ruang berekspresi secara reguler. Bagi Lexi dan seniman lain berkesperesi secara reguler di sebuah tempat yang permanen merupakan sebuah impian yang tak lagi menjadi angan-angan. Suatu saat mereka berharap, bahwa di Kota Maumere ini mereka telah memiliki Gelanggang Olah Seni, Kenapa Tidak?

Tarian Sikka di Panggung LOKASORA oleh SD Inpres Tingkat Maumere


www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Bupati Sikka: Pendidikan Membangun Karakter Bangsa

Bupati Kabupaten SIkka Drs. Sosimus Mitang mengatakan,pendidikan merupakan salah satu komponen terpenting dalam membangun karakter peradaban bangsa, oleh karena itu, dunia pendidikan diharapkan menjadi motor penggerak untuk memfasilitasi pembangunan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi NKRI dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.

Demikian amanat Bupati Sikka, Drs. Sosimus Mitang, yang disampaikan dalam upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), di lapangan Kantor Bupati Jalan Eltari Maumere, Senin (3/5/2010).

Mitang mengatakan, pembangunan karakter dan pendidikan menjadi suatu keharusan, karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun, sehingga keberadaanya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat pada umumnya.

Dijelaskannya, berdasarkan data yang ada, di Kabupaten Sikka, terdapat 409 orang guru termasuk 7 orang Pengawas Sekolah yang sudah mendapatkan pengakuan profesi melalui program Sertifikasi Guru, dan masih ada yang sedang dalam proses sertifikasi.

“Angka ini menunjukan jumlah guru yang bersertifikasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, yang menandakan bahwa kemampuan profesional guru-guru, baik guru negeri maupun swasta dan kemampuan para pengawas sekolah tidak diragukan lagi,” kata Mitang.

Hasil UN Buruk

Selain itu, Bupati Sikka Sosimus Mitang juga menyatakan kekecewaannya atas hasil yang diperoleh pendidikan Kabupaten Sikka pada tahun 2010, karena presentase kelulusan Ujian Nasional (UN) SMA/SMK 2010 mengalami penurunan drastis.

“UN yang menjadi salah satu tolak ukur keprofesionalan guru sangat mengecewakan bahkan hasilnya sangat buruk, karena untuk tahun 2010 prosentase kelulusan SMA tingkat Kabupaten, Kabupaten Sikka hanya memperoleh 18,22 persen, sedangkan SMK hanya 46,26 persen. Jauh menurun dari prosentase kelulusan tahun sebelumnya,” katanya.

Kenyataan ini, harap Mitang, dijadikan pengalaman berharga untuk melakukan perubahan yang dimulai dengan perencanaan yang lebih baik mengarah pada perubahan paradigma perubahan pendidikan kedepan melalui peningkatan kompetensi guru maupun kompetensi murid dimana semua komponen pendidikan tanpa kecuali harus menyadari bahwa hal terpenting adalah proses terjadi di kelas yang menekankan pemberdayaan peserta didik.

Bupati Mitang, pada kesempatan itu mengajak para guru dan pengawas sekolah untuk terus menerus meningkatkan kinerja melalui etos kerja dan disiplin kerja yang tinggi. Kegiatan pembelajaran di kelas harus berbasis pemecahan masalah, oleh sebab itu, manfaatkan semua fasilitas kegiatan pembelajaran itu sebagaimana mestinya, karena guru adalah tokoh kunci yang sangat menentukan pencapaian kompetensi murid sesuai tuntutan kurikulum, untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter.

“Untuk itu, kepada para guru yang memiliki jabatan guru dewasa, hindarilah prilaku yang tidak sejalan dengan jabatan guru saudara, dan berusahalah untuk meningkatkan kemampuan professional melalui berbagai media yang berkembang pesat di Kabupaten Sikka ini,” katanya.

Sementara itu, sebelumnya, sebagaimana diberita BENTARA, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Sikka, Yohanes Rana, S.Pd., mengatakan menurunya tingkat kelulusan UN SMA/MA/SMK Tahun 2010 di Kabupaten Sikka, karena rendahnya pemahaman materi – materi yang diujikan secara nasional oleh seluruh komponen pendidikan. Guru dan siswa di Kabupaten Sikka belum sepenuhnya mampu menterjemahkan semua materi dari soal-soal yang diujikan secara nasional.

“Dari hasil evaluasi dengan semua Kepala Sekolah di Kabupaten Sikka, yang kami temukan adalah rendahnya kelulusan tahun ini karena guru dan siswa belum sepenuhnya mempunyai kemampuan menterjemahkan materi-materi yang diujikan secara nasional. Kemampuan para guru kita masih sangat terbatas. Luas dan dalamanya materi yang diujikan secara nasional tidak sama dengan yang diajarkan para guru kita. Referensi guru dalam menyiapkan materi sangat sedikit, apalagi pemahaman materi pun berbeda-beda dengan luas dan dalamnya pemahaman di pusat, ” kata Yohanes Rana. (Wentho Eliando).

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Thursday, May 06 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---