Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday 22 April 2013

Berbagi Kasih di Lapangan Katedral!

Baca puisi "Damai Tercabik di Rokatenda"
Puncak kegiatan Ngamen Amal Sikka Bergerak untuk Rokatenda, Sabtu 21/4 di Lapangan Katedral St Yosep berjalan mulus. Belasan band dari berbagai genre, remaja-remaja cantik dari klub dancer, raper, penyair, reggaeman serta pemutaran filem dokumenter letusan Rokatenda ikut ambil bagian mengetuk nurani. Alhasil dari ngamen tersebut, dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 1.038.500 serta 6 dos mi instant. Kegiatan yang telah berjalan satu mingggu lebih, mengusung tema "Sikka Bergerak Untuk Rokatenda". Panggung dibuat alakadarnya menggunakan panggung permanen yang berdiri diujung barat lapangan. Sebuah spanduk bercoret tema acara dan lapangan terbuka tanpa kursi seperti menceritakan kesederhanaan. Sejak siang hari, persiapan telah dilakukan. Sesuai rencana setelah misa sore kegiatan ngumpul sumbangan dimulai.

Pemandu acara Lucky Reyner dan Papache tak henti-hetinya mengajak penonton memberikan sumbangan. Sumbangan diberikan lewat kotak amal yang disebar diberbagai sudut. Mereka terus mengetuk disela penampilan berbagai band.

Waktu beranjak dan lapangan terus dipadati pengunjung. Beberapa penyanyi hip hop ikut menyemarakan panggung. Tak ketinggalan komunitas punk Maumere yang dari pertama kegiatan ini menjadi salah satu punggung pencarian dana.

Rupanya bukan hanya artis-artis musik, penyari Maumere yang bergabung dalam grup Facebook "Kumnpulan Terbuang Penyair Tanah Flores" menyentuh lewat puisi tiga bagian Damai Tercabik di Rokatenda. Dilokasi milik Keuskupan Maumere tersebut, sesi pemotretan 5 kali jepret dengan harga Rp 10. ribu digelar, Oshy Lelo dari hoin Studio bertindak sebagai fotografer dengan seting lokasi disekitar katedral. Semua hasil yang diperoleh langsung dimasukan pada kotak amal.

Acara yang dikemas sederhana dan didukung puluhan artis remaja Maumere  ditutup dengan pemutaran filem "Kampung Diatas Api" karya Papache.

Alhasil sumbangan yang diperoleh sebesar Rp 1.038.000 plus hasil ngamen jalanan sehari sebelumnya Rp 1.110.500 dan hasil ngamen minggu lalu, plus hasil dari service laptop/komputer, layanan fotografi dan lain-lain akan disumbang secepatnya bagi pengungsi Rokatenda. Sumbangan ini belum ditambah donatur dari Batam Jones Jens yang menyumbang 100 dos air mineral, mi instan dan lain-lain.

Terima kasih buat semua pengunjung yang telah menyisihkan sumbangan.

Kegiatan yang dimotori Willy, Hiller, Patrick, Semut dari "Sikka Bergerak" didukung penuh inimaumere.com, Radio Sonia FM, Choin Studio, TIK Sikka, Nyong Franco, Punk Sikka, Satria Maliando, Jhosep Riberu, Dewata Sound, George Wora, Yoga, Papache, dll serta semua pengisi acara.

Koordinator Sikka Bergerak mengucapkan terima kasih buat semua warga Kota Maumere yang menyumbang.. :) Kegiatan akan terus berlanjut, mohon dukungannya e..

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Sunday 21 April 2013

Dari Jalanan, Berbagi Peduli Pengungsi Rokatenda

Lanjut Malam ini, 21 April Galang Dana di Lapangan Katedra Maumere

Ngumpul amal bagi pengungsi korban letusan Gunung Rokatenda Palue yang berlangsung hari Sabtu (20/4) berlangsung cukup sukses. Kegiatan terjun langsung "jemput bola" ketengah masyarakat mendapat sambutan lumayan. Meski tidak semua pengendara ikut menyumbang, dana yang terkumpul berada diatas nilai satu juta. Kegiatan berlangsung sabtu sore hingga pukul 18.30 wita di pertigaan strategis Stadion Samador. Kegiatan ini dikoordinasi "Sikka Bergerak", sebuah komunitas anak muda Maumere peduli pengungsi. Sikka Bergerak didukung 3 orang adik keturunan Palue yang berasal dari asrama putri Kakosta Wairklau serta sikecil Jean yang masih berusia 9 tahun. Ditengah deruh kendaraan, debu dan keringat mereka mengetuk perhatian pelintas jalan. Harapannya agar ada sumbangan yang diberikan. Willy, Patrick dan Geroge Wora, dari Sikka Bergerak ikut dalam ngamen amal tersebut. Mereka memberi apresiasi postitip terhadap empat orang adik perempuan.

Hasilnya lumayan. Ngamen Amal tersebut berhasil menghimpun sumbangan warga Maumere sebesar Rp 1.110.500. Hasil ini telah dikumpulkan bersama dana sumbangan lainnya. Begitu pula bantuan dalam bentuk barang seperti Mi Instan dan Air Mineral, akan diserahkan kepada para pengungsi Palue yang saat ini bermukim sementara di Gedung Transito, Jalan Eltari Maumere, demikian Willy mengatakan.

Kegiatan Amal akan terus berjalan. Misalnya, malam ini. Tepat di Hari Kartini 21 April 2013, sebuah gerakan amal akan berlangsung di Lapangan Latedral St Yosep, Keuskupan Maumere, Jalan Soegiyopranoto. Kegiatan ini sebagai bentuk upaya menarik dukungan dari masyarakat Maumere terhadap warga pengungsi Rokatenda.

Panggung akan diisi dengan berbagai aksi, seperti pementasan musik, puisi dan lainnya. Sikka Bergerak, mengundang semua warga Maumere untuk turut hadir dalam aksi galang dana tersebut.

Kotak-kotak amal akan disebarkan dengan harapan akan ada sumbangan dana bagi para pengungsi.

Sikka Bergerak dikoordinasi oleh Willy, Hiller, Patrick dan Semut.

Didukung penuh oleh www.inimaumere.com, Radio Sonia FM, Choin Record, Tik Sikka, Dewata Sound dan Nyong Franco, Papache, George Wora, Wayan, Yoga, Satria, Santi Sima, anak-anak Punk serta musisi-musisi lainnya.

 Bagi yang ingin mengisi acara, sangat diharapkan menghubungi teman-teman dilapangan..ayo kita bisa :)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

SEGURAT OPINI TENTANG SOSOK KARTINI.

Oleh: Santi Sima

Dalam usia yang masih terbilang muda, 25 tahun, Kartini perempuan asal kota Jepara akhirnya harus menutup mata bersama mimpi-mimpinya tentang masa depan perempuan Indonesia. Namun, perjuangannya tak pernah berhenti. Dalam surat-suratnya yang dibukukan oleh sahabatnya di negeri Belanda "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang diterbitkan tahun 1911 menjadi inspirasi bagi seluruh perempuan Indonesia di zaman ini. Kartini menjadi cikal bakal apa yang kemudian dikenal sebagai emansipasi wanita. Kartini mengungkapkan semua keprihatinannya lewat goresan pena. Surat-surat itu ibarat pisau bermata dua; satu menghujam penjajahan kolonial, dan satunya menusuk penjajah pribumi yaitu kaum priyayiyang hidup dalam kenyamanan di tengah penjajahan. Sosok Kartini di mata Presiden Soekarno sangat luar biasa sebagai sosok pencerah dalam dunia pendidikan perempuan Indonesia.


Pada tahun 1964 Presiden Soekarno menetapkan R.A.Kartini sebagai Pahlawan Nasional yang diperingati setiap tanggal 21 April bertepatan hari lahirnya. Soekarno menetapkan Hari Kartini secara khusus karena di matanya melihat sebuah cita-cita, tekad, dan pemikirannya menentang diskriminasi terhadap hak-hak perempuan Indonesia masa itu yg selalu tertindas.

Kartini pun telah memberi kepada banyak perempuan di dunia, salah satunya istri presiden AS, Eleanor Roosevelt. Ibu negara AS ini terkesan setelah membaca terjemahan kumpulan surat-surat Kartini. Bagi Eleanor, gagasan-gagasan yang tertuang dalam surat itu sangat menggugah hati nuraninya.

Bagaimana makna hari Kartini bagi kita perempuan Sikka pada saat ini?

Apakah kita hanya sekedar mengenakan baju kebaya dalam memperingatinya?

Bukan, bukan hal ini yang dicita-citakan Kartini. 

Merayakan hari Kartini berarti "merayakan sebuah kegigihan dalam menegakkan keadilan dan memerangi kemiskinan melalui dunia pendidikan anak dan kaum perempuan." Anak dan perempuan itu adalah tiang negeri. "Peduli pada anak berarti peduli pada masa depan ibu pertiwi dan Peduli pada perempuan berarti peduli pada kualitas hidup manusia di negeri ini.".


SELAMAT HARI KARTINI KE - 49 BAGI SEMUA KAUMKU YANG MERAYAKANNYA...

Disarikan dari 3 buah opini yang telah dimuat dalam media 20 April 2013 " 
1. Majalah Kana Malang : "Kartini, Inspirasi Wanita Indonesia" 
2. Flores Pos : "Perempuan Jangan Sekedar Memakai Kebaya" 
3. Suara Flores : "Bangkitlah Perempuan Sikka"

Salam Penulis, Santisima Gama

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Saturday 20 April 2013

Satu untuk Pengungsi Rokatenda

Sikka Bergerak, Lapangan Katedral 21 April 2013

Baba Ice bermain bersama bocah pengungsian
Baba Ice, sedang berbagi kasih dengan bocah pengungsi Rokatenda. Baba Ice asal Kabor adalah salah satu warga Maumere yang dengan niat sendiri mengunjungi anak-anak pengungsi yang bermukim di Transito Maumere. Ditempat ini beliau mengajak bocah-bocah Palue bermain menyenangkan. Kebetulan sore kemarin hari jumat (19/4), kru Metro Tv ikut mengabadikan kegiatan beliau. Dengan sabar Baba Ice mengajak bocah-bocah bermain Ular Naga dan permaianan lainnya. "Mereka adalah naga-naga dari Rokatenda, masa depan Palue dan Maumere," ujar Baba Ice. Selain Baba Ice, Santi Sima adalah sukarelawan berikutnya. Dia adalah perempuan muda yang meluangkan waktu memberi hiburan pendidikan bagi bocah-bocah Palue di Transito. Gedung Transito merupakan penampungan sementara para pengungsi akibat letusan gunung berapi Rokatenda.

Segala cara dilakukan bagi para pengungsi, begitu pula komunitas Sikka Bergerak. Hari Minggu 21/4 berencana mengadakan Ngamen Amal di Lapangan Katedral St Yosep Maumere. Acara ini merupakan gerakan solidaritas Satu untuk Palue yang telah berjalan lebih dari seminggu.
Sikka bergerak dikoordinasi oleh Willy, Hiller, Patrick dan Semut. Mereka berempat adalah anak-anak muda, mahasiswa dari Universitas Nusa Nipa Maumere.
Kegiatan yang berharga ini didukung penuh oleh Radio Sonia FM, Choin Record, www.inimaumere.com ,Tik Sikka, Dewata Sound dan Nyong Franco, Papache, Wayan, Yoga, Satria, Santi Sima, anak-anak Punk serta musisi2 lainnya.
Maka besok malam khususnya bagi warga di Maumere ayo kita ke Lapangan Katedral, usai misa malam, akan ada kotak-kotak amal yg disebarkan.
Menurut Willy, kesempatan mengisi pentas juga diberikan peluang seluas-luasnya bagi semua warga Sikka yang ingin mengisi acara. Menurutnya Sikka bergerak membuka kesempatan tersebut dengan menghubungi pihak koordinator dilapangan. Ayo kita bisa :)
Maka mari berbagi kasih sisihkan perhatian kita bagi pengungsi Palue. Tuhan Memberkati.

Sikka Bergerak - anak2 Punk di gedung Transito

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Thursday 18 April 2013

Lima Destinasi Menggiurkan di Lio!

Paga Beach
Destinasi di bentangan wilayah Lio Kabupaten Sikka merupakan salah satu tujuan wisata yang pantas dinikmati. Destinasi menggiurkan ini sebagian besar belum dikelolah secara maksimal. Mirip dengan tempat-tempat lain di wilayah Kabupaten Sikka, obyek wisata di sini masih tertidur dan sangat alamiah. Bahkan ada beberapa destinasi yang menguras tenaga karena medan yang begitu berat. Di wilayah ini terdapat puluhan tempat wisata baik bahari, alam dan budaya. Bentangan wisata yang sangat menarik digeluti ini tersebar di tiga kecamatan beretnis Lio yakni Kecamatan Paga, Mego dan Tanawawo. Wilayah yang dihuni etnis Lio di selatan Kabupaten Sikka tersebut berbatasan dengan Kabupaten Ende. Lio merupakan bagian dari enam etnis besar yang mendiami wilayah Kabupaten Sikka, Flores, NTT. Lantas apa destinasi wisata yang patut dicoba??

1 Pantai Koka di Paga.
Salah satu pantai terindah di tubuh molek Flores pantas untuk didatangi, memiliki pasir putih, ombak dan pemandangan yang indah. Pantai Koka berada di  Desa Wolowiro, Kecamatan Paga. Berjarak sekitar 40 Km dr Kota Maumere. Pemandangannya keren dan pantas menjadi tujuan wisata saat berkunjung ke Flores.
Saat ini (2014) akses jalan masuk menuju Koka sepanjang 2,5 Km masih dalam pengaspalan, sebelumnya wisatawan mesti setengah mati berjalan kaki akibat jalan tanah yang rusak parah dan berbatu. Namun ini tetap saja menarik. Menikmati kecantikan, butuh perjuangan, betul?

2. Pantai Paga.
Terletak disepanjang perjalanan dipesisir selatan Kabupaten Sikka, di Kecamatan Paga. Pemandangannya sangat memanjakan mata. Disini juga bermukim beberapa warung makan dengan tawaran ikan laut pantai Paga yang terkenal sangat gurih.

3. Nuabari,
Kampung Kuburan Batu Salah satu destinasi yang pantas didatangi adalah lokasi kuburan batu yang berada di wilayah Nuabari di Kecamatan Paga.
Unik! Kubur-kubur batu Nuabari adalah salah satu warisan kebudayaan megalitikum di Nusantara.  Berjarak kurang lebih 52 Km dari Kota Maumere dapat ditempuh menggunakan oto (mobil) atau sepeda motor, Ke Kampung Nuabari dapat diakses dari ruas jalan negara Maumere-Ende di Kecamatan Paga
Lagi, akses jalan masih merupakan kendala, namun menarik untuk digeluti!

 4. Air Terjun Murusobe!
Salah satu destinasi yang baru dikenal dan masih minim promosi!. Air Terjun Kembar Murusobe terdapat di Kecamatan Tanawawo. Dengan tinggi kira-kira 100 meter, destinasi ke wilayah ini merupakan tantangan. Jalan rusak parah, hingga mencapainya membutuhkan ketabahan dan fisik prima.! Rangkaian ke Murusobe bisa dilanjutkan dengan mengunjugi sebuah gua unik. Gua yang dari dalam liang mengeluarkan angin sangat kencang.

Begitu juga di Loke sebelum Murusobe, terdapat sebuah kepala tanpa badan. Jasad berkepala raksasa yang telah berusia lebih dari 14 generasi. Kepala ini tersimpan dalam batu.Anda bisa melihat kepala raksasa yang cukup beasr ini, tentu dengan pemandu dari anak-anak suku Loke!

5. Patung Kristus Maulo'o
Terdapat diperbukitan Maulo'o. Patung Kristus ini bisa dikunjungi sebagai salah satu destinasi wisata rohani.
Patung Yesus Kritus Sang Raja bertinggi kira-kira 12 meter. Jika musim kemarau, alang-alag kering dan rerumputan layu mengelilinginya. Kontras ketika musim hujan tiba di sekitarnya begitu indah dan sejuk.
Dari tempat ini pengunjung juga bisa menyaksikan pemandangan lepas pantai di sekeliling yang indah dan menawan.
Patung ini dibangun oleh seorang perantau dari Maulo'o yang tidak diketahui namanya. Ia mendedikasikan Patung Kristus Sang Raja sebagai bentuk ucapan syukur dan rasa terima kasih kepada Sang Juruselamat.

Lio di Kabupaten Skka memang unik, khas dan menarik. Selain rangkaian destinasi diatas, masih banyak hal menarik lainnya. Keunikan makin bertambah dengan warisan budaya Lio, makanan dan tentu saja adat istiadat.

Salah satu oleh-oleh yang pantas dicari adalah tenun ikat, makanan laut dan wogi. Wogi adalah sambal khas orang warga setempat. Rasanya unik dengan kadar garam tinggi, selalu dicari para pengunjung saat mengunjugi wilayah selatan ini.

Ya, rangkian ini bertambah menarik sebab berdekatan dengan Danau Kelimutu. Jika memgunjugi Kelimutu dan hendak ke Maumere, singgahlah disini, berleha-leha melepas penat dipantainya yang cantik sambil menikmati gurihnya ikan laut dan gemuruhnya nyanyian ombak Paga Beach!

foto: Emanuel Susento
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Wednesday 17 April 2013

Babak Kedua, Alex-Idong vs An-sar

 Menuju 23 Mei 2013
Pertarungan lanjutan Pilkada Sikka akan kembali bergulir. Pada putaran kedua ini kembali membentangkan peta politik untuk dua kandidat yang sama-sama lolos dari pertarungan Pilkada Sikka 18 Maret 2013. Paket Alex-Idong dan Paket An-sar. Sama-sama dimotori pasangan muda, cakap dalam bidang politik dan birokrat. Paket Alex-Idong mengusung Alexander Longginus dan F. Roberto Diogo (Robby Idong). Paket An-sar mengusung Y. Ansar Rera dan P. Nong Susar.

Menariknya Alexander Longginus dan Ansar Rera pernah sama-sama satu perahu mengayuh biduk pemerintahan Kabupaten Sikka pada bentangan lima tahun masa pemerintahan mereka, yakni 2003 hingga 2008. Saat ini, Ansar Rera yang pernah menjadi wakil bupati masa Longginus tersebut menjadi lawan politik  Alex Longginus.

KPUD Kabupaten Sikka memastikan kedua paket ini lolos di putaran ke 2, setelah Alex – Idong hanya mampu meraih 44.422 suara (28,9 %) saat Pilkada Sikka I 18 Maret 2013 lalu.

An–Sar, paket perpaduan birokrat dan pegiat LSM serta anggoita dewan ini memastikan diri melaju ke babak kedua setelah sukses mendulang 29.274 suara atau 18,51 % dari total suara sah Pilkada Sikka yang diplenokan KPU Sikka pada 23 – 26 Maret 2013.

Putaran ke 2 yang saat berita ini dinaikan sedang dalam masa kampanye dialogis digelar karena tidak ada paket Calon Bupati – Wakil Bupati Sikka periode 2013-2018 yang mampu meraup suara hingga 50 persen. Seru untuk dinantikan.

Setelah kedua paket ini memastikan lolos putaran kedua, maka ada 7 paket yang gugur. Kemanakah suaara ngambang pendukung 7 kandidat itu dilabuhkan? Kerja keras, pemantapan strategi politk merupakan salah satu kunci keberhasilan mendulang suara. Menarik untuk dinantikan.

Semoga Pilkada Sikka ini melahirkan pemimpin yang benar-benar berpihak pada rakyat, sebab segala janji politik tak berguna ketika saat memimpin dengan berbagai alasan mengaburkan subtansi persolaan yang telah dijanjikan untuk dipenuhi. Salam untuk Pilkada Sikka yang sehat. Sukses!!

foto: Elvocano Benbao
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Tuesday 16 April 2013

2020, Flores Ditargetkan Jadi Tujuan Wisata Asia Tenggara

Swisscontact sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Internasional, yang bergerak di bidang pariwisata menargetkan tahun 2020, Flores menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Asia Tenggara. Hal ini disampaikan Hamdan Abbas Mansur, Program Oficer Organization Develompment Swisscontact kepada wartawan di Kupang, Kamis (11/04). "target itu sangat nyata dan bisa terpenuhi karena Flores sangat kaya dengan aneka obyek wisata baik wisata alam, budaya dan bahari," Menurut Hamdan andalan utama pariwisata Flores adalah Komodo yang telah menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia dan danau tiga warna Kelimutu. 

“Kita optimis, karena ada dua obyek wisata unggulan di Flores yakni Komodo di ujung Barat Pulau Flores yang sudah menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia dan danau tri warna Kelimutu di Kabupaten Ende. Dua obyek wisata unggulan ini akan menggerakkan obyek wisata lainnya yang amat sangat banyak di Flores,” kata Hamdan.

“Yang dilakukan DMO Flores adalah menyiapkan dan mempromosikan destinasi. Untuk itu, DMO Flores bekerja sama dan berkoordinasi dengan para stakeholder seperti Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten, Asita, HPI dan PHRI serta pihak terkait lainnya untuk sukseskan Sail Komodo ini,” kata Yakobus.

“Setelah memasuki tahun kedua, baru DMO Flores mendapat SK Gubernur NTT. Kalau ditingkat kabupaten, namanya TMO (Tourism Management Organisation) yang dibentuk dengan SK Bupati,” kata Sunarno. 

Ia menyebutkan, saat ini semua kabupaten di Pulau Flores dan Lembata sudah ada TMO. Jadi, tidak ada masalah lagi. Apalagi SK Gubernur NTT tentang pembentukan DMO Flores juga sudah ada. 

“Kami berada di Kupang untuk menerima SK Gubernur NTT tentng pembentukan DMO Flores. Dalam kegiatannya, kami didukung Swisscontact Indonesia Fondation, semacam konsultan bagi DMO,” kata Sunarno (Pos Kupang)
Selengkapnya...

Tuesday 9 April 2013

Teluk Maumere Tenggelam

Aha! Ini dia berita menghebohkan. Sebuah kapal bernama keren "Teluk Maumere" merana tak berdaya mencium dasar laut Pelabuhan L. Say. Kejadian ini menghebohkan pelabuhan pagi tadi, Selasa (9/4). Kapal milik milik Pemkab Sikka dibeli menggunakan uang rakyat yang tak kecil. Sayang sekali ya! Kapal yang diperuntukan bagi rakyat dikepulauan untuk sarana transportasi memadai malah tenggelam didepan mata, ditontoni belasan kapal-kapal kecil yang setiap hari mondar-mandir dengan lirikan genit kepada Teluk Maumere. Padahal cuaca Laut Flores benar-benar lagi bersahabat. Benar sih kemarin siang hingga malam (8/4/2013) hujan deras tak berhenti hingga terjadi genangan air dibeberapa tempat.Namun secara umum, tak ada angin kencang berakibat ombak besar yang bisa ditunjuk sebagai kambing hitam. Cuaca baik, cerah. Lantas apa pasalnya? Ah mumet!

Kapal ini didatangkan Pemkab Sikka dengan dana APBD sekitar Rp 1,3 Miliar. Tapi....ya tapi belum pernah sekalipun Teluk Maumere beroperasi alias jalan dan melayani warga kepulauan. Cuman diam dan bersandar manis di L.Say selama satu tahun. Setelah didatangkan dari Kendari akhir April 2012.

Selama ini kapal tersebut tidak beroperasi karena bermasalah. Ada 11 item yang tidak sesuai spek, seperti diberitakan Pos Kupang, penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Maumere kemudian menyeret tujuh tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Kapal Motor (KM) Teluk Maumere tahun 2011.

Untuk diketahui, KM Teluk Maumere bertujuan untuk pelayaran dan mengeliling daerah-daerah kepulauan di Sikka guna mengangkut penumpang dan komoditi warga ke Kota Maumere.

KM Teluk Maumere ketika datang dari Kendari ke Maumere diterima secara adat Sikka melalui Huer Wair, diberkati tokoh agama dan diterima Wabup Sikka dan para pejabat Sikka.

Sampai dengan tulisan ini, kapal tersebut masih berada didasar pelabuhan, hanya bendera merah putih yang terlihat melambai diatas batas air laut.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Monday 8 April 2013

Air Terjun Murusobe, Treking Menantang!!

Bolehlah Murusobe di Kecamatan Tanawawo Kabupaten Sikka, NTT menjadi pilihan. Para pecandu perjalanan dengan tantangan lumayan mungkin bisa mencoba kawasan ini. Masih perawan dan pantas berada dalam kelender perjalanan. Tempat ini belumlah dikelolah dalam kalender pariwisata Kabupaten Sikka. Letaknya dipegunungan mempengaruhi akses menuju kesana. Sekitar 3-5 Km jalan rusak. Anda perlu mempersiapkan diri dengan prima. Ketika ke lokasi ini kami menggunakan tiga perpindahan estafet. Menggunakan oto (mobil), ojek dan jalan kaki. Perjalanan ini masih lebih baik dari pelancong lain yang berjalan kaki dengan waktu tempuh 7 Jam!.Bayangkan! Padahal, hutan Murusobe menyimpan keelokan alam, budaya dan peninggalan masa lampau. Berkat bagi Tanawao dan Kabupaten Sikka seandainya kesunyian air terjun ini mendapat lirikan pengelolah wisata. Dan bagi kalian yang belum sempat melancong ke Murusobe, mariiiii....


Oto Taft Kebo yang telah diubah menjadi Kijang Pajero menembus jalan raya Trans Maumere-Ende. Dibelakang setir, siempunya oto ini Koko Ferly menaikan tensi. Oto melaju kencang menembus kelokan selatan kabupaten Sikka.

Untuk mencapai sikembar Murusobe yang berdiam di tengah hutan sunyi, kita arahkan rute menuju Kecamatan Tanawawo. Dimanakah akses jalan tersebut? Taft Kebo tanpa basa basi membelok kearah kanan, tepatnya setelah Jembatan Kaliwajo. Disinilah titik utama menuju Kecamatan Tanawawo.

Kami terus menikmati keindahan alam nan hijau ketika si Kebo melaju dibawah kaki Tanawawo, Diatas, pegunungan hijau menatap ramah. Sebentar lagi kami akan  menikmati geloranya yang tak pernah habis.

Perjalanan seru dan mengasikan ini, akan berujung di titik kedua yakni Pasar Renggaresi. Inilah akses menuju Poma dimana air terjun Murusobe berada.

Pasar sepi. Beberapa anak muda pengojek memberi senyum. Kami bertanya untuk memastikan akses sekaligus menyapa mereka. Setelah dipastikan. kami mengambil belokan ke kanan (akses lurus menuju Kantor Kecamatan).

Beberapa saat kemudian nampak plang tembok. Jelas informasi tertulis bahwa kami memasuki Desa Loke. Di desa inilah awal menuju ke pegunungan Poma. Saat itu, dingin merayap menyapa kulit.

Asiknya dari Kaliwajo hingga Renggaresi dan Loke, kondisi jalan baik. Meski berstruktur rabat namun kondisi ini mampu menghemat waktu, mempercepat perjalanan.

Pemandangan alam yang indah membuat mata teduh. Musik dari berbagai genre menghibur perjalanan sebelum hadangan pertama menyapa.

Sebuah batu besar menutup sebagian jalan. Ferly yang berpengelaman mampu melewati dengan mudah. Peerjalanan diteruskan. Desa Loke dan isinya menyapa kami. Disela-sela derunya oto, kami berteriak arah tujuan. Warga dipinggiran jalan dengan senyum paling ramah melecut keberingasan Kijang Pajero. Seru!

Hingga akhirnya batas rabat mengisyaratkan perjalanan tak akan mudah dilewati. Apa pasalnya?

Lihat, lobang menganga ditengah badan jalan yang sempit. Driver Ferly yang hoby alam ekstrim memeriksa 50 meter kedepan. Ada batu besar lagi-lagi menghadang. Lobang ditengah jalan menganga. Batas jalan memperlihat jurang tajam disisinya.

Beberapa anak muda Loke mendekati kami! "Susah Ka'e, mesti jalan kaki!" teriak mereka. (Ka'e = kakak dlm bahasa Lio)

Kami turun. Memeriksa kondisi struktur tanah. Ferly berteriak, "kita coba!"

Namun baru beranjak, oto sudah kecebur dalam lobang, Ferly berusaha sekuat tenaga, Kemampuan dan nalurinya diuji. Dan hasilnya, mobil mampu bergerak. Namun Asap itam yang keluar dari badan oto merusak udara segar yang sedang kami hirup hehe..

Hadangan kedua, yakni sebuah batu besar, Oto tak mampu melewati, jika dipaksa kekanan berakibat terjungkir kejurang. Sebab kondisi tanah dari Liat cukup lembek. Berbahaya. Akhirnya, Batu besar yang menghadang kami tidurkan dengan sekuat tenaga. Butuh hampir sejam untuk membujuk sang batu..

Mobil perlahan bergerak, terus bergerak, menanjak tajam dengan suara raung gemetar.

Anak-anak dusun berlarian mengejar oto. Sebelum akhirnya kami memasuki sebuah dusun kecil. Kepala Dusunnya bernama Petrus. Dia anak muda yang antusias yang menyambut kami ramah bahkan mengantar kami hingga titik terakhir.

Perjalanan kami lanjutkan, dua tukang ojek kami ajak bergabung. Dengan motor bebek, saya dan Ferly diantar perlahan. Jalan yang parah. Terdiri dari tanah merah. Namun pemandangan yang disuguhkan sungguh indah, hutan pegunungan yang cantik meneduhkan pandangan. Keringat boleh bercucuran tapi hati tak mampu menipu akan indahnya alam Tanawawo.

Ah,cerita kami masih lebih baik daripada para pelancong lain yang bercerita bahwa mereka menembus Murusobe dengan berjalan kaki dari batas rabat (pertama kalinya oto terhadang). Mereka butuh waktu sekitar 7 jam! Alamak! Tolong kasihanilah pelancong Murusobe dan penduduk desa, bagunlah akses jalan yang nyaman ya, plissssssssss..

Hanya setengah perjalanan, akhirnya kami berjalan kaki ketika ojek merana tak mampu membawa kami melewati jalan berliku dan bombastis.Sedangkan dibelakang, warga dusun bersama Om Miko mengandalkan dua kaki menembus Poma. Alangkah kejamnya dunia ini hehehee..

Jalan kaki yang cukup lama sebab ojek tak mampu menembus bersama kami, akhirnya dengan kepenatan luar biasa kami mencapai Desa Poma. Dikelilingi hutan perkebunan dan kicauan burung, Desa Poma menyambut kami untuk yang pertama kali. Kami datang, SALAM!

Disitu telah berkumpul anak-anak, remaja dan bapak-bapak. Sedangkan mama-mama dan para gadis menatap dengan senyum ramah dari kejauhan, dari rumah mereka. Kami membalas. Ramah, kepolosan ditengah kampung, jauh dari segala prasangka!!

Didepan, ada sebuah sekolah. Nampak Jelas. Oya guys, ini dia titik terakhir menuju Murusobe. Tandai SD Inpres Detunaka ini, sebab inilah pintu utama ke air terjun! Okey??

Dua tukang ojek yang kami kenal bernama Onyal dan Efrem telah berada disitu pula. Motornya telah diparkir manis. Sialan! Saya dan Ferly su napas satu dua eh si ojek malah duduk manis tanpa rasa salah hiks hikss hikss..maunya tidur dijalan rabat, melepaskan penat barang sejam, ditengah udara yang bersih, tapi....

"Ayo, siap-siap berangkat, sedikit lagi liat air terjun!" teriak Kepala Dusun Petrus. Huuuuuu siapa yang angkat dia sebagai kepala tim ekspidisi?hehehee..

Jalan lagi! Dan kami bergerak, tapi sebelumnya pisang setandan telah kami renggut dari orang dusun. Tidak lupa ikan kering beberapa potong. Kami bayar kok, tenang poi :)

Lantas, dimana pintu masuknya? Oya ada disebelah sekolah. Ada jalan setapak, Bergerak!

Tubuh-tubuh tak mau lelah, janji! Ya sebelum air terjun itu kami lihat! Tapi tetap saja lelah, tanjakan yang lumayan, membuat kaki semakin berat namun tubuh tak mau menyerah, sory ya !

Dari pendakian, kini mulai terjal menurun. Anak sungai didepan dengan batu-batu besar lumayan menyegarkan kaki kami. Bergerak lagi. Dibelakang gerombolan anak-anak desa membuntuti kami. Si bocah kecil, bergantian dengan rekannya memikul pisang, maaf ya dik!

Sebenarnya kami ingin memakai kuda. Ada yang disewakan oleh anak-anak kampung. Namun karna ingin merasakan pendakian yang sebenarnya, kami menolak berkuda. Ya sudah, Kami beranjak dengan sisa-sia tenaga ditubuh penat. Tapi Ferly? Wuih bersama Om Miko, telah melesat kedepan, buset! hehe

Akhirnya setelah berjam-jam, ketabahan kami berbuah nikmat. Kami tiba di Murusobe! Hatiku gembira riang tak terkira, begitulah mirip syair lagu dangdut jadul..

Air terjun itu membuat kami terpaku. Seumur-umur di Flores baru kali pertama melihat keindahan air terjun setinggi kira-kira 100 meter. Ada dua, cuman air terjun yang berposisi disebelah kiri dari kami debit airnya yang tercurah sedikit berkurang. Sedangkan disebelahnya lumayan deras. Diantara kami dan air terjun nampak kolam. Buih seperti gerimis menampar kulit kami. Dingin.

Tak ada basa basi. Lima menit terpaku selanjutnya tubuh kami menyatu erat bersama air yang menyembur keluar. Nikmat!

Setelah agak lama bermain-main, kami mengisi perut dengan nasi bungkus yang sempat kami bawa. Pernah merasakan sensasi makan nasi bungkus dibawah air terjun yang masih murni?nah kami beruntung. Lantas Seteguk moke sebagai penghangat badan kami reguk ditengah gemuruhnya Murusobe ..

Bekas kertas pembungkus dan gelas mineral kami kemas, dan masukan dalam kresek. Tak boleh ada satupun sisa sampah dari kami yang mengotori alam ini. Dia cantik dan tak pantas kami nodai! Mari mencintai alam. anda suka? Ya, Jangan nodai alam!

Sedangkan orang-orang kampung bergegas membakar pisang dan ikan kering. Tentu saja jauh dari air terjun. Mereka paham arti dari menjaga dan mencintai alam. Mereka membakar datas batu pipih. Setelah itu, kami menikmati pisang bakar dan setetes moke. Air terjun tak nampak kami lihat. Cuman deruhnya saja terdengar. Indah! Bagai musik Kitaro menyenangi hati Anda!

Kami berpamit pada Murusobe ketika waktu menunjuk pukul lima sore. lewat jalan ulang tadi kami merangkak pelan-pelan. Tubuh masih segar sebab baru disiram segarnya air pegunungan.

Desa Poma dan warganya melambaikan tangan. Sekelompok anak-anak dusun mengantar kami dalam perjalanan pulang hingga Desa Loke dimana si Kijang Pajero diparkir.

Perjalanan berakhir. Kami melepas penat direrumputan. Orang-orang kampung menonton. Air minneral habis dibabat. Selanjutnya musik kampung distel kencang-kencang. Mungkin baru pertama kali musik pung pang didusun ini. Selesai sudah treking paling menantang dan kali ini Murusobe memberi cerita! Bergembiralah alam Tanawawo, kami senang bisa berada dalam pelukan alam kalian..

Lantas kami bergegas. Pulang saat mentari berpamit pada senja. Namun, Onyal, situkang ojek mengajak kami ngopi didusunya Tubumuri. Pelan-pelan kami turun. Lambaian warga dusun sepanjang perjalanan mengisyaratkan ketulusan dan niat baik yang keluar dari hati nan murni. Kami bahagia karena mereka memberi salam dari hati yang paling tulus. Mantap! (Ossrebong)
-------------------------------------------------------------------------
Harapan yang terlintas:

  • -Akses jalan Desa Loka ke Poma, agar bisa diperbaiki seperti pula harapan warga setempat. Selain karena pegunungan Tanawawo penghasil perkebunan, juga untuk akses jalan penduduk setempat dan para pelancong. Jika saja akses jalan diperbaiki maka, 7 jam waktu yang dibutuhkan pelancong untuk mencapai air terjun tersebut bisa dipangkas hingga satu jam! 
  • -Banyak keuntungan yang diperoleh, seandainya pemerintah memperhatikan Murusobe dan akses jalan 
  • -Promosikan wisata ini, banyak yang bisa dihasilkan. Penduduk setempat mulai terbiasa dengan kehadiran pelancong di desa mereka yang mengunjungi Murusobe. Mreka ramah dan bersahabat. SDM ditingkatkan, penanganan Murusobe bisa menghasilkan keuntungan baik bagi penduduk setempat dan kas daerah, secara ekonomi sangat positip. Semoga!


Foto:

Selengkapnya...

KERAJAAN KANGAE JATUH KE TANGAN BELANDA

Kangae adalah sebuah kerajaan tradisional, yang didirikan oleh Moa Bemu Aja, seorang keturunan RaE Raja asal dari Banggala-Siam Umalaju (Bangladesh) seputar tahun 900, wilayahnya mencakup wilayah Hook Hewer Kringa, Werang, Doreng, Waigete, Wolokoli, Hewokloang, Ili, Wetakara, Nele, Koting dan Nita, atau disebut Nulan Ular Tana Loran. Kerajaan KangaE mencatat 38 Raja Adat dan seorang Raja Koloni Belanda yakni Ratu Nai Juje (1902-1925). Pada tahun 1600-an Portugis mendirikan kerajaan Sikka diNatar Sikka dan kerajaan Nita di wilayah Hoak Hewe Nita. Dengan demikian sejak tahun 1600-an Nuhan Ular Tana Loran telah terbagi atas 3 wilayah kerajaan yakni kerajaan tradisional KangaE Aradae, dan 2 kerajaan koloni Portugis yakni kerajaan Sikka dan kerajaan Nita.

Pada tahun 1859 Portugis dan Belanda mengakhiri persengketaan mereka atas tanah jajahan di wilayah Hindia Timur, melalui kesepakatan Lisabon. Portugis menyerahkan Hindia Timur kepada Belanda kecuali Tomor-Timur. Dengan itu Belanda mulai berusaha masuk ke Hindia Timur termasuk Sunda Kecil ( Nusa Tenggara). 

Namun Belanda masih menghadapi perlawanan dari raja-raja setempat. Kerajaan Sikka dan Nita sebagai koloni Portugis, baru secara resmi diserahkan kepada Belanda pada 11 September 1885. 

Raja Andreas Jati da Silva dilantik menjadi Raja Sikka. Dan raja Juang Ngaris da Silva dilantik menjadi Raja Nita. Wilayah Kerajaan Sikka yang meliputi Natar Sikka kini bertambah luas dengan masuknya Hoak Hewer Kotin dan Nele ke Kerajaan Sikka. 

Dengan ini ibu kota kerajaan Sikka dipindahkan dari Natar Sikka ke Nuba Nanga Alok Wolokoli, yang kemudian menjadi Kota Maumere. Kerajaan KangaE dengan 8 wilayah Hoak Hewernya menolak kedatangan penjajah Belanda ke Nuhan Ular Tana Loran. 

Karena itu dengan bantuan Raja Andreas Jati da Silva, Belanda mengerahkan pasukan MARSESE-nya untuk menyerang kerajaan KangaE dan daerah takluknya yaitu Kringa, Werang, Waigete, Doreng, Wolokoli, Hewokkloang, Ili, dan Wetakara.

Kisah penyerangan terhadap Kerajaan KangaE itu dapat dipaparkan sebagai berikut:

  • 1. Penyerangan ke Kringa 
  • 2. Penyerangan ke Hewokloang 
  • 3. Penyerangan ke Waigete 
  • 4. Penyerangan ke Natar KangaE 
  • 5. Penyerangan ke Werang 
  • 6. Tiga Kerajaan dilebur jadi Satu 



1. PENYERANGAN KE KRINGA.

Seputar tahun 1893 Pemerintah Koloni Belanda memerintahkan Raja Andreas Jati da Silva untuk menyerang wilayah Hoak Hewer Kringa. Mula-mula diutus 2 orang mata-mata bernama Ramu dan Leba untuk mengintai keadaan dan kekuatan orang Kringa. Tana Puan Gete Kringa bernama Moan Beto mencium bau adanya mata-mata itu maka adiknya Moan Blero diperintahkan untuk membunuh Moan Ramu dan Moan Leba. Tempat kejadian pembunuhan itu sekarang dikenal dengan nama Natar Leba.

Karena itu dikirimlah pasukan MARSESE di bawah komando Raja Andreas Jati da Silva, menyerang Kringa. Pertempuran sengit terjadi di dataran Nebe, namun kemudian Moan Beto dan Blero berhasil ditangkap masukan Marsese. Beto dan Blero menyatakan takhluk kepada Belanda dengan membayar rampasan perang berupa batang gading dan gong, serta tanah dataran Nebe. Perlawanan itu dikenang sebagai Sejarah Perlawanan Beto Blero di Kringa. Mereka telah tiada, namun mereka adalah pejuang lokal yang menolak penjajahan di atas dunia. Mereka mewariskan nilai-nilai kepahlawanan cinta tanah air dan kerelaan berkorban untuk membela nusa dan bangsa. Masyarakat Kringa patut berbangga memiliki pahlawan kemerdekaan tanpa tanda jasa dan lencana perjuangan.

 2. PENYERANGAN KE WAIGETE

Pada tahun 1898 Raja Andreas Jati da Silva wafat, maka penyerangan terhadap kerajaan KangaE dialihkan ke tangan penggantinya Raja Yoseph Mbako II da Silva. Seputar tahun 1900 datanglah laskar MARSESE di bawah komando Raja Yoseph Mbako II da Silva ke Waigete. Raja memanggil Tana Puan Gete di Hoak Hewer Waigete bernama Moan Jawa Baoleng. Tana Puan Jawa Baoleng menolak undangan Raja. Maka secara paksa laskar Marsese menjarah 5 batang gading dari rumah Tana Puan Baoleng. Pertempuranpun tak terelakkan, dan pasukan Waigete di bawah komando Moang Baoleng, mengejar pasukan Marsese sampai masuk kota Maumere.

 Akhirnya Post Houder dapat melunakan hati Moan Baoleng, sehingga beliau menyatakan takhluk. Perlawanan Tana Puan Gete Moan Jawa Baoleng disebut juga Perlawanan Jawa Umok yang artinya perlawanan Moan Jawa dari Puncak Gunung Api ( Gunung Egon ). Jawa Baoleng seorang pejuang dan pemberani. Beliau punya semangat juang cinta tanah air, memiliki kerelaan berkorban demi nusa dan bangsa. Jawa Baoleng patut dikenang sebagai pahlawan daerah tanpa tanda jasa dan tanpa menyandang lencana kehormatan.

 3. PENYERANGAN KE HEWOKLOANG

Seputar Oktober 1902 Belanda minta bantuan laskar dari kerajaan Larantuka. Raja Larantuka mengirim laskar dari Solor, dan menancapkan bendera Belanda di dataran Namang Kewa. Masyarakat Hoak Hewer Hewokloang di bawah komando Moan Raja Juje melakukan perlawanan dan mencabut bendera Belanda. Terjadilah pertempuran sengit di dataran Namang Kewa. Namun akhirnya pasukan Hewokloang terpukul mundur. Sekitar akhir Oktober 1902 pasukan Solor sudah menembus masuk kampunh Heo, Kewa, dan Hewokloang. Rumah-rumah penduduk dibumihanguskan dan pasukan Hewokloang yang ditemukan dibantai oleh laskar Solor.

Tinggal kenangan di benak masyarakat Hewokloang ialah Perlawanan Namang Jawa yang artinya Perang melawan orang Jawa da dataran Namangkewa. (Orang Jawa Larantuka) Darah para pahlawan leleuhur Hewokloang membasahi bumi Hoak Hewer Hewokloang demi cinta Tanah Air dan kerelaan berkorban demi Nusa dan Bangsa. Mereka menjadi bunga-bunga bangsa tanpa tanda jasa dan lencana kehormatan. Semangat dan nilai kebangsaan yang mereka wariskan patut diteladani.

 4. PENYERANGAN TERHADAP NATAR KANGAE.

Natar KangaE adalah ibukota Kerejaan KangaE yang pada saat itu diperintah oleh Ratu Keu Nago, Raja Adat ke-38 atau terakhir ( +1876-1902). Setelah menakhlukan Kringa, Waigete, dan Hewokloang, penyerangan mulai diarahkan ke pusat kerajaan di Natar KangaE Hoak Hewer Ili. Menurut tuturan lisan kakek Mitan Nago dan dilanjutkan Om P.Y Bapa, Yosep Jeng, dan Gervasisus Gaing, bahwa penyerangan itu terjadi 2 hari sebelum wafatnya Raja Yoseph Mbako II da Silva.

Karena itulah diduga penyerangan terhadap KangaE terjadi pada 26 Nopember 1902. Kisah penyerangan itu masih diwariskan dalam bentuk Duan Moan Latung Lawang sebagai berikut:

  •  Ama Moan Keu Nago – Ayahanda Keu Nago
  • Ratu reta deri lepo – Ratu pewaris takhta
  • Raja reta gera woga – Raja penerus suku
  • Jong Lolong Bako Bait – Kapal armada Bako Bait
  • Lolong Bait Bako Sikka – Armada pahit Bako Sikka
  • Ratu Reta Lepo Brinet – Keratuan Sunyi Senyap
  • Raja reta Woga nelar - Kerajaan kosong melompong



  •  Jong Lolon Bako Bait – Kapal armada Bako yang kejam
  • Ratu nian dadi nurak – Keratuan porak-poranda
  • Raja Tana dadi lalang – Kerajaan hancur berantakan
  • Bewu Kewut Lait Labang – Penuh debu dan sarang laba-laba
  • Tawa tana pleho waen - Anak tana berkhianat
  • Rebang bura reba ra – Anjing putih datang menindas
  • Raja mitan klako kepor – Anjing hitam ketakutan
  • Gala mitan goen gaet – Tinta hitam tergoreskan
  • Ia gu demen – Lalu terjadilah
  • Tawa Tana Nurak Lalang- Bumi asli berantakan
  •  Ratu gala mitan – Keratuan berdasarkan tulisan
  • Raja mitan leda bura- Kerajaan hitam di atas putih
  • Ratu Nai gapu api – Raja Nai memanggul senjata
  • Lau Tuan Kloangpedat – Di hutan Kloangpedat
  • Waipare Watumilok – Waipare Watumilok
  • Ratu Nai Juje – Ratu Nai Juje
  • Ratu lau hera watan- Ratu di pesisir pantai
  • Raja lau bura Jong- Raja di Kapal orang Putih


 Kisah tradisi lisan ini dilengkapi dengan tuturan lisan kakek Mitan Nago sebagai saksi sejarah maka penyerangan terhadap kangaE ini dapat diperjelas sebagai berikut:

 1. Pada masa itu Kerajaan KangaE diperintah oleh Ratu Keu Nago Raja KangaE ke-38 (_+1876-1902 ) dan adalah raja adat KangaE terakhir. Seputar 26 Nopember 1902 datanglah ”Jong Lolong Bako Bait”( kapal armada yang dipimpin Bako Bait ) Kapal armada Bako Bait itu memuat laskar MARSESE di bawah komando Raja Yoseph Mbako II da Silva, bertolak dari Maumere menuju Waipare. 

Dari Waipare Ratu Bako Sikka bersama Moang Nai Juje (saudara sepupu Ratu Keu Nago) dikawal pasukan berkuda menuju markas penyerangan di kampung Bei. Sedangkan serdadu Marsese mulai melakukan penyisiran dua arah yaitu pertama Waipare-Kahat Ili-Detun-KangaE dan ke dua arah Waipare- Natar Werut (Orin Mude), Lihantahon-Paurau-Nitun-KangaE. Bedil berbunyi serempetan, rakyat tunggang langgang berlarian menyembunyikan diri. 

Di Natar KangaE tinggal Ratu Keu Nago dan beberapa pengawalnya yang setia. Sama sekali tidaka ada perlawanan dari Ratu Keu Nago agar tidak terjatuh banyak korban. Ratu Keu Nago menyarahkan diri dan menyerahkan tongkat kerajaan , mahkota lado balik, dan medali Wuli Jedo kepada Saudara sepupunya Moan Nai Juje. Ratu Keu Nago dituntut membayar rampasan perang berupa gading dan emas. Konon diserahahkan 30 bala repan (gading sedepa ) dan emas 30 sodu (tas dari anyaman daun lontar ). 

Tidak terhitung gading kecil dan emas dari rumah-rumah penduduk dijarah oleh laskar Marsese. Semua MAHE (batu memgalit) wisung diporak-poarandakan. Hanya tersisa ialah sebuah batu sesajen dari geraham Gajah (WATU MAHANG GAHAK AHANG), sebuah arca Budha (WATU DEOT) dan benang tenunan (GORE KAPA BEKOR). Dan harta yang paling indag yang tak dapat diporak-porandakan ialah NARUK DUAN MOAN LATUNG LAWANG sebagai warisan turun termurun. Ratu Keu Nago dilucuti bahkan diperlakukan secara kasar/ditempeleng oleh Ratu Bako. 

Ratu Bako Raja yang pahit (kejam). Ratu Keo Nago hanya menatap wajah Ratu Bako dengan tenang dan senyum, sambil bibirnya kimat-kamit. Tidak diketahui apa yang dikatakannya. Pada 27 Nopember 1902 Ratu Bako menuju Leku. Malamnya beliau terserang sakit perut. Besoknya 28 Nopember 1902 dalam perjalanan menuju Bola Raja Don Yosephus Mbako II da Silva menghembuskan nafasnya yang terakhir.

 2. Kapal armada Bako Bait telah membuat Kerajaan KangaE hancur berantakan melalui sebuah politik adu domba antara Ratu Keu Nago dengan sepupunya Moan Nai Juje sehingga Belanda dapat menguasai dan menjajah Kerajaan KangaE melalui kontrak Korte Verklaring yang ditandatangani pada 8 Desember 1902. 

3. Raja Nai Juje menjadi Raja Koloni Belanda berdasarkan sebuah Kontrak Korte Verklaring(= Sebuah kontrak perjanjian pendek yaitu memberi monopoli dagang bagi Belanda) dan mengakui kedaulatan Belanda atas Kerajaan KangaE Raja Nai Juje menjadi Raja KangaE ke-39 dan satu-satunya Raja Koloni Belanda di Kerajaan KangaE. Beliau memerintah Kerajaan KangaE dari 8 Desember 1902 sampai dengan 14 Nopember 1925. Kerajaan KangaE menamatkan riwayatnya karena 3 kerajaan di wilayah Onderafdeling Maumere (Sikka, Nita, dan KangaE) dilebur menjadi satu dengan nama Kerajaan Sikka dengan Rajanya Don Yosephus Thomas Ximenes da Silva. Kerajaan KangaE adalah sebuah Kerajaan tradisional yang berkiprah di Nuhan Ular Tana Loran selama kurang lebih 1025 tahun (900-1925) dengan memiliki 39 Raja yang masih dapat dituturkan secara utuh dan kronologis.

 4. PENYERANGAN TERHADAP WERANG

Sejak 8 Desember 1902 kerajaan KangaE secara resmi takhluk kepada penjajah Belanda dengan ditandatangani kontrak Korte Verklaring oleh Ratu Nai Juje. Rupanya penandatanganan kontrak Korte Verklaring itu berkaitan dengan kesepakatan perbatasan wilayah Onderafdeling, yang berdampak terhadap batas-batas wilayah kerajaan.

 5.1 Perbatasan Onderafdeling Maumere dan Flores Timur a. Wilalyah Muhan dari Kerajaan Larantuka Onderafdeling Flores Timur ditarik masuk distrik Kringa/Kerajaan kangaE/Onderafdeling Maumere. b. Wilayah Hewa dari distrik Werang Kerjaan KangaE/Onderafdeling Maumere ditarik masuk ke Kerajaan Larantuka/Onderafdeling Flores Timur.

 5.2 Distrik Doreng dan Wolokoli masuk Kerajaan Sikka wilayah Hoak Hewer Doreng dan Wolokoli ditarik dari kerajaan KangaE dan dimasukkan ke Kerajaan Sikka, dengan nama Wilayah distrik Doreng dan Wolokoli.

 5.3 Perbatasan Onderafdeling perbatasan Maumere dan Ende a. Pulau PaluE, wilayah Bu-Mbengu, dan Mego Wena ditarik dari kerajaan Lio Lise dan dimasukkan ke Kerajaan Sikka.

 b. Wilayah Mego Wawo (Magepanda) ditarik dari kerajaan Lio Lise/Onderafdeling Ende dan dimasukkan ke kerajaan Sikka/Onderafdeling Maumere. Meskipun demikian seorang perempuan dari wilayah Krowin (Kringa Werang) bernama Dua Toru yang adalah Tana Puan Gete di Hoak Hewer Werang, masih terus menolak kedatangan penjajah Belanda. Raja Nai Juje diperintahkan Belanda untuk menyerang parlawanan Werang dibawah komado Dua Toru pejuang dari Werang itu. Tentara Warsese mulai menyisir rumah penduduk mulai dari Nangahale, Tuabaao, dan Natamage. Rakyat berlarian, rumah penduduk dibumihanguskan.

Di Tuabao terjadi pertempuran sengit antara pasukan Marsese dengan Pasukan Dua Toru. Seputar bulan Agustus 1912 Dua Toru tertembak peluru yang menembusi dadanya.

Pasukkan Werang lari berhamburan menyembunyikan diri. Sebagai rampasan perang dataran Nangahale diserahkan menjadi milik Belanda.

Dua Toru seorang perempuan Krowin (Tana Ai) telah menunjukan kesetaraan gender, menjadi pejuang dan pemberani yang sungguh mencintai Tanah Air dan rela berkorban demi nusa dan bangsanya di Werang.

Dengan demikian sejak tahun 1912 Belanda telah secara penuh menguasai Wilayah Nuhan Ular Tana Loran dan ditambah PaluE, Lio, dan Muhan.

 6. Tiga Kerajaan Dilebur Jadi Satu Kerajaan. Seputar tahun 1925 Raja Nai Juje dari kerajaan KangaE dan Raja Don Yuan da Silva dari Kerajaan Nita, sudah memasuki usia yang lanjut. Belanda ingin melakukan penghematan biaya, maka diambillah langkah kebijakkan, untuk melebur 3 kerajaan Sikka, Nita, dan KangaE menjadi satu Kerajaan saja.

Ratu Nai Juje dipensiunkan setelah memerintah Kerajaan KangaE selama 23 tahun (1902-1925). Raja Don Yuan da Silva dipensiunkan setelah memerintah Kerajaan Nita selama 16 tahun (1909-1925).

Kini hanya ada satu kerajaan di wilayah Onderafdeling Maumere, dengan Rajanya Don Yosephus Thomas Ximenes da Silva, yang dilantik pada 14 Nopember 1925. Dan sejak itu tamatlah riwayat kerajaan kerajaan KangaE dan Nita. Kewapante,

LONGGINUS DIOGO
Selengkapnya...

Dana Putaran Kedua Pilkada Sikka Rp 5 M

"Kami masih ke Jakarta dan akan ke MK. Kami ke MK guna siapa yang mengajukan keberatan dengan menggugat hasil perolehan suara Pilkada Sikka. Jika ada yang keberatan pasti kami akan menunggu karena pasti ada gugatan di MK yang harus kami hadapi. Namun kalau tidak maka kami akan menemui MK dan membawa surat yang menjelaskan kalau rekapitulasi Pilkada Sikka tidak ada keberatan dan gugatan di MK. Kami masih tunggu surat MK itu," Demikian penegasan Ketua KPUD Sikka, Albertus Ben Bao, S.Sos, yang dihubungi Pos Kupang, per-telepon, Selasa (2/4/2013) pagi dari Kota Maumere.
Ben Bao yang dihubungi sedang berada di Kupang dan akan ke Jakarta,Selasa (2/4/2013) siang guna ke Kantor MK di Jakarta.
"Kami akan ke Jakarta guna meminta rekomendasi dari MK tentang tidak ada pihak yang keberatan tentang rekapitulasi perhitungan suara di Pilkada Sikka," kata Ben Bao.
Ia menegaskan, hingga kini pihaknya belum tahu apakah ada yang mengajukan gugatan hukum ke MK ata tidak. "Kami belum tahu apakah ada yang gugat di MK atau tidak maka itu kami ke Jakarta," papar Ben Bao.
Kalau tidak ada yang menggugat ?, Ben Bao mengatakan, pihaknya akan membawa rekomendasi MK dan melakukan pleno untuk putaran kedua.
Bagaimana pelaksanaan putaran kedua, Ben Bao mengatakan, untuk putaran dua dana yang dibutuhkan sebesar Rp 5 M dan sudah diajukan kepada pemerintah. Yang mana dana itu akan dipakai untuk pengadaan logistik dan keperluan Pilkada Sikka.
"Untuk logistik tinggal di cetak dan nomor urut yang dicetak akan tetap. Jadi nomor urut tidak akan diganti tetap memakai nomor urut yang ditarik saat penarikan nomor urut di KPUD Sikka. Jadi Paket Alex-Idong tetap nomor empat dan An-Sar nomor 9. Semua akan disiapkan dan akan dicetak," kata Ben Bao.*(pos-kupang.com)
Selengkapnya...

Mutasi Kapolda DIY & Pangdam IV Diponegoro Dinilai Risiko Karier

Mutasi terhadap Pangdam IV Diponegoro Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso dan Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Pol Sabar Rahardjo merupakan risiko jabatan militer. Meski, pengamat militer LIPI, Ikrar Nusa Bakti mengakui pemindahan kedua pimpinan itu tidak bisa dilepaskan dari insiden Lapas Cebongan, Sleman. "Mutasi wajar, yang jelas itu adalah risiko dari sebuah karier seorang anggota TNI atau Polri," kata Ikrar, di Warung Daun Cikini, Sabtu (6/4). Ikrar tidak melihat keputusan mutasi itu sebagai tindakan yang reaktif. Karena dalam menjalankan tugas militer, baik Pangdam maupun Kapolda memiliki kewajiban dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat. 

Sebagai pimpinan, mereka memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan memastikan pasukan masing-masing tidak melakukan upaya pelanggaran hukum dan senantiasa menjaga keamanan di wilayah satuan kerja masing-masing. Jika fungsi pengawasan berjalan, lanjut Ikrar, insiden yang terjadi di lapas maupun di Hugo's cafe tidak akan terjadi.

"Tidak reaktif. Bila perlu begitu kejadian langsung dipecat, tidak perlu menunggu pemberitaan menjadi lebih masif lagi," ujarnya.

Kapolda DIY Brigjen Pol Sabar Rahardjo dimutasi dari jabatannya, pada 5 April, kemarin. Posisi Kapolda DIY kini diisi Kepala Biro Kajian dan Strategi SSDM Mabes Polri, Brigadir Jenderal (Pol) Haka Astana.
Sedangkan, hari ini Pangdam Diponegoro IV Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso juga dimutasi. Dia dipindahkan menjadi staf KSAD di Mabes AD.(republika.co.id)
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 04.13 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---