Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday 20 May 2013

Dua Lapangan Futsal untuk Pecinta Bola

Dua Lapangan futsal berstandart nasional kini hadir di Maumere, tepatnya di Jalan Adisucipto, Wai Oti. Lapangan bernama Viva Futsal milik pengusaha batu gajah Robert Tunggal,  Minggu (19/5) sore diresmikan penggunaanya oleh Bupati Sikka Sosimus Mitang. Owner VIVA FUTSAL Elvin Tunggal mengatakan, selain memiliki rumput sintentis yang dipesan dari Belgia, jaring disemua sisi, dan standart keamanan lainnya, lapangan tersebut juga menyediakan locker, kafe, dan sarana untuk pemain, disewakan setiap hari mulai, Senin (19/5) dari pukul 05.00 wita sampai 23.00 wita dgn harga Rp 150 ribu/jam (pagi-sore) Rp 200 ribu/jam (malam).

Kedua lapangan yang terletak persis disisi jalan raya menuju Bandara Frans Seda ini merupakan lapangan futsal yang pertama berstandart nasional di Kota Maumere. Ada beberapa lapangan futsal yang sering dipakai bertanding, namun kelayakannya perlu dipertanyakan. Selain menggunakan lantai semen sebagai wadah bermain, lapangan tersebut juga menggunakan tembok disemua sisi.

Kehadiran dua lapangan futsal tersebut menjawab kekuarngAn tersebut. Tak kurang Bupati Sikka Sosimus Mitang menyambut baik. Beliau mengucapkan terima kasih kepada pengusaha Viva Futsal. "Saya atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sikka mengucapkan terima kasih atas kehadiran Viva Futsal di Maumere.”
Bupati juga mengatakan kehadiran lapangan tersebut merupakan sumbangan besar bagi dunia olah raga khususnya sepak bola ruangan di Kabupaten Sikka. Ia berharap agar digunakan sebaik-baiknya dan dijaga bersama oleh semua pengguna. Lewat lapangan futsal ini, bupati berharap dapat terjalin persaudaraan antar sesama atlet asal semua bertanding dengan hati nurani.

Peresmian Lapangan VIVA Futsal dihadiri Kapolres Sikka, Dandim 1603 Sikka dan sejumlah pejabat dan beberapa pengusaha. Peresmian penggunaan ini ditandai pengguntingan pita serta penendangan bola oleh Bupati Sosimus. Dilanjutkan pertandingan pemanasan antara klub futsal BRI FC dan Pertamina FC serta beberapa klub lainnya.

Peresmian yang dipandu MC Tonce Fernandez mendapat perhatian dari masyarakat sekitar. Tak ketinggalan para bocah yang menyaksikan dengan seksama. Lewat tatap mata kecilnya, nampak ada keinginan besar merasakan nikmatnya bermain dengan rumput menawan. 
Pasalnya sejauh ini lapangan di kota nyiur melambai masih jauh dari harapan. Tempat mengelolah bola itu penuh dengan kerikil dan batu-batu kecil. Selain itu rumput pun jarang tumbuh. Belum lagi kedaan permukaan tanah yang tidak rata. Padahal dari kota ini banyak bocah berbakat mumpuni yang sebenarnya mampu berkembang baik dengan kondisi lapangan yang nyaman.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

PEREMPUAN DALAM SENI TENUN IKAT SIKKA FLORES

oleh: Yosef Dentis, SPd

Tenun ikat Sikka Flores menjadi khas dan ciri utama busana tradisional masyarakat yang lazimnya disebut dengan sarung ( utan (ng). Munculnya seni tenun dengan pengaruh penyebarannya menyeluruh serta masih kuat dan melekat dengan budaya yang ditampilkan. Berbicara tentang penyebaran tenunan ikat hampir menyeluruh dikawasan nusantara Indonesia. Faktor penyebarannya disebabkan terjadi perkembangan dari budaya luar dan juga dari dalam. Ini semua ditampilkan melalui bukti nyata atau fakta yang ditampilkan dalam motif dan ragam hias seni tenunan lokal Sikka. Perkembangan sejarah asalnya perempuan Sikka hadir dan tampil dalam kreasi bertenun bertenun ikat dengan hadirnya seporang tokoh yang diungkapkan oleh Mo'at Diogo" menceritakan bahwa Mo'an Pu'an Tawa Tana mempunyai seorang putri bernama Du'a Gurun Meran yang berarti wanita benang merah yang dinaknai sebagai 'du'a legur rewu'. Arti dari ungkapkan ini memberi makna meninggalkan debu primitif .

Dedikasi perempuan dalam membangun menciptakan dan membangun pola perubahan dengan meninggalkan pola berpikir lama /kuno. Perempuan siap untuk meninggalkana debu primitif ( du'a luk rewu) / pola pikir yang kuno serta membuka cakrawala baru dan siap menerima perubahan. Pola perubahannya dengan siap membuka diri terhadap perubahan dunia luar, dari rasa terbelenggu, rasa ketidaak adilan, serta inovasi yang baik bagi perempuan Sikka waktu itu.

Pakaian dari kulit kayu diganti dengan pakaian sarung ( utan )/ragi/ nenang merak. Alat-alat buatan tradisional tawo korak diganti dengan pigang makok.

Kehadiran perempuan dalam kegiatan kehidupan sosial budaya telah mengatur perilaku perempuan untuk dapat mengembangkan, menemukan peran dan mampu melaksanakan perannya tersebut. Disatu sisi perempuan perempuan berkipra dilingkup domestic dalam rumah tangga melakukan pekerjaan rumah, tidak menghasilkan pendapatan yang nyata serta tidak mengenal jenjang karier.

Namun kenyataan secara ideal perempuan telah memberikan andil dalam pelestarian nilai sosial budaya didalam masyarakat. Jika seorang perempuan secara nilai sosial budaya telah disepakati sebagai orang yang lebih banyak beraktivitas untuk membangun generasi penerusnya hasilnya relatif lebih positif ( Dwi Angraini),demikian juga penampilan perempuan dalam aktivitas berseni tenun menjadi semakin populer dengan kehadirannya ditengah-tengah masyarakat yang telah memberi bukti akan peran dan fungsinya mempertahankan nilai sosial budaya dalam bertenun ikat pada masyarakat.

Demikian juga seperti yang ditampilkan oleh perempuan generasi selanjudnya dengan hadirnya Tokoh perempuan Sikka Dona Maria Maria Ximenes da Silva ( 1940- 1670 ) dengan program penataan perdayaan aturan dalam sistematika perkawinan wanita Sikka yang sangat bernilai dan bermartabat. 

Masih ada tokoh perempuan Sikka lain yang dijadikan sebagai pemegang peranan penting dalam menerima perubahan sosial budaya yang sangat terkenal pula adalah dengan hadirnya Ratu Dona Inez Ximenes da Silva yang memperjuangkan ha dan kewajiban sebagai seorang perempuan dalam penentapan belis dalam perkawinan dan status harta warisan orang tua atau leluhur ( Boer ). 

Tampil juga tokoh pejuang dari wilayah Timur ( Tana Ai ) Du'a Toru sebagai pejuang dan pahlawan yang tidak dikenal dalam membela keneranan dan keadilan memperjuangkan nasib rakyatnya. 

Hadir pula menjadi tokoh panutan perempuan modern Ida Idong dalam menduduki dunia dan peran kepemerintahan walaupun sebagai kepala Desa, yang bisa dikatakan sebagai kepala desa perempuan yang pertama di kabupaten Sikka. Dan juga masih banyak gaya dan tampilan perempuan-perempuan Sikka membangun daerahnya dalam berbagai bidanag kehidupan, terutama merubah pola pikir masyarakat dari yang primitif sampai mampu menerima inovasi yang cukup memuaskan. 

Inilah yang menjadi satu jawaban dan bukti nyata bahwa peran perempuan telah mendapat ruang yang sebenarnya telah dibangun dari sebelumnya buat masyarakat Sikka.

Aktivitas dan dedikasi yang dibangun oleh perempuan sikka dalam berbagai bidangpun kini telah meyentuh kesetiap pelosok wilayah di seeluruh desa di kabupaten Sikka. 

Segala bentuk kegiatan dan aktivitas telah dibuat dan dikebangkan dengan menampilkan dedikasi yang mereka miliki sebagai seorang perempuan. Perempuan Sikka telah memperjuangkan nasib keluarga mereka dengan membangun dedikasi pola kerja baik secara pribadi maupun gotong royong. Aktivitas yang nampak dan selalu menjadi sorotan dan menjadi peletak dasar kewajibaan utama adalah membangun dedikasi kegiatan bertenun ikat, dan juga kegiatan lain seperti,berkebun, daan bertani.

Semakin gemanya kegiatan seni tenun ikat Sikka, patut dipuji, karena sudah menjadi satu syarat dan tanggung jawab moril perempuan Sikka untuk bertenun ikat menuntut 'ata du'a naha loru lorun' ( perempuan harus bisa bertenun ikat ) demikian juga "ata la'i naha gu'a uma kare tua ( laki-laki haru bisa bekerja kebun dan berusaha mencari nafka untuk menghidupkan keluarga ). 


Tenun ikat yang sudah lama telah digunakan sebagai pakaian sehari-hari , secara tradisonal memberi makna dan simbol status sosial, budaya ,kekuasaan dan martabat bagi seorang perempuan. Dalam pembuatan tenun ikat, harus memiliki sifat dedikasi dan emosional, hasrat dan perasaan yang keseluruhannya dibangun oleh perempuan yang berjiwa seni dalam bertenun ikat.

Perempuan Sikka telah memberi makna sendiri mempertahankan jati diri dalam mempertahankan budaya, pelestarian dan pengembangan budaya yang dapat dilakukan oleh bangsa ini. Ini semua bermaksud untuk memerpokoh ketahan dan pelestarian budaya bangsa. Untuk tetap mempertahankan jati diri serta identitas perempuan Sikka dalam bertenun ikat maka diperlukan pendampingan dalam berbagai pihak agar bisa menyatuhkan dan memberi dampingan, dengan selalu mengutmakan sikkap semangat harus bisa melalui perbuatan nyata dengan penuh rasa kecintaan dan rasa memiliki ( Alfonsa Horeng).

Keadaan yang dihadapi perempuan pada saat ini menunjukan bahwa wacana tentang perempuan sukup dilematis. 

Disatu sisi kehidupan nyata memaksa dan mengharuskan mereka berperan ganda namun disisi lain nilai sosial budaya yang mendukung peran ganda belumlah semaksimal. Perempuaan hampir tidak bisa menentukan dirinya sendiri dan menujunkan jati diri. Diluar sistem obyektif terkadang perempuana harus mengalami obyektivikasi secara terus menerus.

Harapan pada perempuan sebagai pelestarian dan pembuka tabir kegelapan dari zaman primitif menujug kepada zaman pencerahan tetap selalu berinovasi sebagai peletak dasar pelestari nilai sosial buaday yang dicetuskan atau ditampilkan melalui simbol-simbol, konsep yang diberikanpada kaumnya. 

 Sehingga bagi saya untuk memberi paran dan tanggungjawab dalam keluarga dan masyarakat maka perlu diberi makna bagi tampilan seni, tenun dan perempuan Sikka dengan kata kunci TRI TUNGGAL./ TIGA TAPI SATU).

Karena memiliki memiliki identitas kultural yang boleh dikatakan Tri Tunggal antara seni, tenun dan perempuan telah memperkaya perspektif dalam mengangkat kembali eksistensi seni bertenun ikat Sikka.

Demikian sebaliknya perempuan Sikka sebagai simbol yang memiliki rasa seni dan memilki artikulasi dalam bertenun bisa menampakan atau menghasilkan sesuatu unsur baru yang tercermin dalam kesenian yaitu bagaimana aktualisasi dalam berseni tenun. Sehingga antara seni, tenun dan perempuan dalam aktifitasnya mengembangkan budaya lokal, akan menjadikan perekat memperkaya khasana budaya nasional. Akhir kata maju terus ina wine( ng ) Sikka..


oleh: Yosef Dentis, SPd 












www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Guru SD di Maumere Kirim TKI Ilegal

Jaringan pengiriman tenaga kerja wanita (TKW) ke Malaysia melalui Pelabuhan Lorens Say Maumere berhasil diungkap aparat Polres Sikka, Selasa (14/5/2013) malam. Hal ini ditandai ditangkapnya aktor mafia pemgiriman TKW legal, Leonardus Levi, guru salah satu SD di Kecamatan Mego yang tinggal di Kelurahan Madawat. Levi bekerja sangat rapi. Ia merekrut TKW dari desa-desa di wilayah Kabupaten Sikka kemudian dititip pada sopir truk kontainer ekspedisi jalan darat (Janda) yang membawa muatan ke Surabaya. Seolah-olah mereka sebagai awak dari truk tersebut. 

Pengiriman TKW ilegal ini sudah berlangsung setahun dan dalam kurun waktu itu, Lwvi sudah mengirim puluhan TKW ke Malaysia melalui Surabaya lalu ke Pulau Batam. Di Pulau Batam ada orang yang mengurus para TKW itu masuk secara ilegal ke Malaysia.

Pada malam naas saat ditangkap, Levi akan mengirim dua TKW masing-masing Lusia Kea, warga Desa Done, Kecamatan Magepanda; dan Nitania Sisilia Mbeo, warga Desa Liakutu, KecamatanMego ke Surabaya tujuan Malaysia mengunakan Kapal Dharma Kencana yang merapat di Pelabuhan Maumere, Selasa (14/5/2013) malam.

Leonardus Levi, yang telah ditetapkan sebagai tersangka, kepada wartawan di Mapolres Sikka, Rabu (15/5/2013) siang, menjelaskan, pengiriman TKW ke Malaysia melalui Surabaya lalu ke Batam sudah berlangsung tiga bulan dan sudah ada puluhan orang yang dikirim.

"Saya bantu orang kirim ke Malaysia. Ada yang rekrut lalu saya tampung di rumah saya di Madawat. Kalau kapal ada, saya kirim. Di Surabaya ada istri saya yang urus kirim ke Pulau Batam. Di Batam ada yang urus kirim ke Malaysia," tutur Levi.

Levi mengatakan, sekali mengirim TKW ke Surabaya, ia mendapat Rp 1 juta/orang. Uang itu dibagikan kepada perekrut dan untuk kebutuhan lain guna pengiriman TKW.

"Saya guru SD di Mego. Saya memang sudah kerja begini dengan istri saya. Dia tunggu di Surabaya lalu ada yang urus kirim lagi ke Batam. Semua jalan tanpa dokumen," ujar Levi.

Kapolres Sikka, AKBP Budi Hermawan, S.Ik, kepada Pos Kupang, menegaskan, pelaku akan ditahan dan siapa yang terlibat akan diproses. "Kasusnya kami akan tangani dan kami akan usut sampai tuntas," kata Budi, di Mapolres Sikka, Rabu (15/5/2013) siang.(harian pos-kupang)
Selengkapnya...

Bantuan Disalurkan

Bagi Pengungsi Rokatenda
Setelah kegiatan aksi keliling di dua paroki, akhirnya komunitas Sikka Bergerak menyalurkan bantuan berikutnya kepada sejumlah pengungsi Palue. Dua paroki yang terlibat penggalangan dana yakni Paroki Sanctissima Bloro, Kecamatan Nita dan Paroki St. Petrus Kloangpopot, Hewokloang. Selain donasi berupa uang, umat paroki juga menyumbangkan sejumlah sembako. Donasi yang dibagi merupakan hasil kegiatan pemutaran filem dokumenter berjudul Kampung Diatas Api dan kunjungan Sri Paus Jhon Paul II ke Indonesia. Kegiatan penggalamgan dana berlangsung dihalaman gereja kedua paroki. Hasil yang dikumpulkan tersebut akhirnya disalurkan hari minggu 12/5 jelang petang.

Menggunakan dua mobil pick up, bantuan tersebut dibawa menuju Dusun Watu Woga, di Kolisia serta Hewuli. Dikedua dusun tersebut, bantuan yang dibawa disambut dengan baik oleh warga pengungsi Palue korban letusan Rokatenda. 

Bersama beberapa pengungsi bantuan diturunkan dan diletakan pada posko bantuan. Selain rekan-rekan Sikka Bergerak, sore hari itu ikut pula Fendy dan rekan-rekan dari Sinoa Fans Club, Paul Prasetya, inimaumere dan beberapa rekan lainnya.

Menurut Koordinator Sikka Bergerak,Willy Otak Mofers, kegiatan yang sama akan dilakukan selama para pengungsi masih bertahan di tenda-tenda pengungsian. Ia mengharapkan agar masyarakat ikut memberikan andil berupa sumbangan, salah satunya lewat komunitas Sikka Bergerak sebagai media penyalur bantuan.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Monday, May 20 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---