Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Thursday, 4 August 2011

Kembali ke Koka

Haaa..senang rasanya kembali lagi ke Pantai Koka. Bagai bertemu mantan kekasih. Ah lebay, kata anak jaman sekarang. Tapi itulah kenyataanya. Koka cantik bagai gadis jelita. Dia masih seperti dulu, masih tersembunyi dalam hutan pantai. Berdiam diri dalam hantaman angin samudera. Menekuk dagu sebab tak ada yang mempedulikannya. Ia tercampak menyendiri. Tubuhnya dinikmati sana-sini, di pose dengan berbagai gaya. Diceritakan kemana-mana. TAPI dibiarkan dalam kesepian. Ah, KOKA, rasanya ingin memelukmu dan terus bersamamu sepanjang hari, menikmati sunset bersama, menikmati ikan bakar di tubuhmu berpasir ptih. Mencurahkan tetesan moke satu dua sloki. Rindu ini sepertinya terlunasi saat bercumbu kembali. Melihat pesonamu. Bergoyang di jalan buruk. Merebahkan diri dalam pelukan pasir putihmu. Tebing-tebing yang indah. Nyiur yang melambai-lambai menerima. Anak-anak dusun nan lugu. Bapa-bapa tua yang ramah. Dan mama-mama yang selalu memberi senyum tulus. Ah Koka, ijinkan kami menjamah tubuhmu lagi.....

Siang nan terik. Panas membakar kulit, keringat menetes mulus. Sepeda motor bergerak pelan. Anak-anak kecil menyapa saat berpapasan. Ah, jarak ke Koka jauhnya 2,5 Km dari jalan utama. Sebelum masuk infonya jelas. Ada di papan nama. Yang dipasang didepan jalan. Gaya sekali. Padahal ada tali rafia menahan gantunganya. Agar tak lepas besi karat itu.

Siang itu terik. Panasnya terasa memanggang tubuh. Kami melaju dari Kota Maumere, hanya ingin bertemu kembali Pantai Koka. Tujuannya ingin mengenang perjalanan sebelumnya, bersenang-senang dan bermanja ria. Lantas menikmati indahnya pemandangan alam, anugerah Sang Pencipta.



Namun ceritanya masih sama. Akses jalan tetap buruk sepanjang 2,5 Km. Dibiarkan menggoyang-goyang tubuh.

Entah kenapa. Pantai Koka dibiarkan tak terurus bahkan oleh otoritas wisata disini. Jangan heran, ketika kesana, di pantai itu Anda hanya sendiri sebab tak ada wisatawan lain. Tak ada pemandian air tawar, asongan, tukan pijit, warung, kios, resto, rumah, cafe, villa dan lain-lain. Sepi.
Untung-untung bisa bertemu anak-anak pantai, yang bermandi ria, sedang bersenang-senang. Atau satu dua nelayan yang baru pulang memancing.

Ya itulah Koka. Tubhnya masih mulus perawan. Indah dan menenangkan mata plus pikiran. Pulau Nusa, pulau kecil penambah keindahan Koka menyimpan catatan tentang Koka dari tahun ke tahun.

Sudah mampir ke Koka? Ya, kalau ke Maumere jangan lupa luangkan waktu sejenak ke Koka. Sebelumnya ada hal-hal yang perlu diperhatikan; bawa minuman dan makanan yang cukup, perlengkapan pantai dan wisata. Jika dengan mobil, bisa gunakan mobil yang biasa melewati medan buruk.




Okay, selamat menikmati Koka. Jangan lupa bercumbu sampai lelah.. 

Thanks to: Pedro da Cunha (ayo jalan2 lagi....)


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Tari dan Musik dalam Budaya Sikka

Kabupaten Sikka memiliki budaya dan seni tradisional begitu beragam. Salah satunya adalah tetarian dan musik Sikka. Seni tari dan musik dalam tataran budaya tak bisa dipisahkan. Tari musik dan doa, dipadukan dan dijalankan dalam berbagai ritus tahunan daerah.Berbagai tarian di Sikka dengan gerak improvisasi beragam, uniknya tak membutuhkan garapan seorang seniman khusus, kecuali tetarian tersebut telah dipadu dengan berbagai unsur-unsur gerak moderen. Sanggar-sanggar tari di Sikka biasa memadukan unsur tradisional dan moderen dengan olahan seorang seniman tari. Sedangkan secara tradisional tarian Sikka berkembang sesuai dengan budaya turun temurun tanpa garapan seniman khusus. Batasan antara seniman penggarap, penari dan penonton sebagaimana biasa tak diketemukan disini. Karena penari improvisasi adalah penggarap seni sekaligus bisa berperan sebagai penari, penabuh musik dan dapat pula menjadi penonton. Unik.

Keunikan lain adalah media pementasan, pertunjukkan dan pemanggungan/stage (panggung) tidak dikenal di kampung-kampung. Yang ada ialah sebuah pegelaran budaya berhubungan dengan sebuah upacara ritual sekaligus akan menjadi hiburan. Pementasan tarian-tarian bisa dilaksanakan di pelataran, halaman kampung atau tempat perladangan atau pertanian yang alamiah. Penabuh musik berada disekitar sekaligus bermain mengiringin para penari dalam suasana meriaah dan kekeluargaan.

Sifat pagelaran tarian bisa secara komunal, massal, mengundang orang seisi desa/kampung yang dekat dan jauh yang dilakukan tanpa batasan waktu sehari atau lebih, dilakukan secara spotanitas dan ekspresionisme.

Seni Tari tradisional Sikka dapat dirinci sebagai : Tari upacara ritual, tari perang dan tari pergaulan/hiburan.

Mari kita lihat ketiga jenis tarian tersebut;

Tari Upacara Ritual :

- Ledong Me/Toja Me : Tari upacara Turun Tanah

- Ledo Bele : Tarian Keselamatan Anak

- Gareng Lameng : Tarian Penyunatan

- Lado Gahar : Tarian sewaktu panen

- Pahe : Tarian sewaktu menanam

- Wae-Heleng : Tarian doa perang

- Togo Pou : Tarian menggiring perahu


Tarian Perang :

- Bebing : Tarian sebelum/sesudah perang

- Ledek : Tarian sebelum perang

- Togo Codu : Tarian kemenangan perang

Tarian Pergaulan/Hiburan :

- Togo Gong Gete : Tandak berirama gong

- Hele Larak : Tarian mencangkul kebun

- Tetok Alu : Tarian Mencangkul Kebun

- Wai Majok : Tarian menumbuk padi

- Sora : Tarian gendang sewaktu pesta

- Ong-eng : Tarian dengan tiruan nada gong

- Missa : Tarian pergaulan (sekarang dikenal dengan nama Rokatenda)

- Bobu : Drama tari peninggalan Potugis Abad XVI.

Dibeberapa daerah membunyai jenis tari yang sangat spesifik seperti di Paga terdapat tari massal Gawi Sia, Ai Nggaja atau juga seperti di Bola yang dikenal dengan Tari Yuk Toger yang sebanding ‘hero’ dengan Tari Caci di Manggarai. Bedanya,Tari Caci menggunakan cambuk dan tameng sedangkan Yuk Toger menggunakian pentungan dan berhadapan langsung tanpa tameng.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Yoseph - Servas Haus Kebenaran

Kasus Dana Bansos Rp 10,7 miliar di Sikka
Undangan mantan Kabag Kesra Setda Sikka, Servasius Kabu dan Bendahara Pengeluaran, Yoseph Otu, kepada komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar segera datang ke Maumere mengisyaratkan keduanya haus kebenaran.
Daripada dihakimi publik Sikka sebagai biang dari kasus dugaan korupsi Rp 10, 7 miliar itu, KPK diminta segera menuntaskanya setelah menerima rekomendasi dari DPRD Sikka. Pendapat itu diungkapkan Direktur Pusat Studi Advokasi dan Hak Asasi Manusia (Pusam), Kasimirus Bara Bheri, S.H, anggota DPRD Sikka, Siflan Angi dan pengajar Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya), Marianus Gaharpung, S.H, M.S, kepada FloresStar terpisah, Selasa (26/7/2011) dan Rabu (27/7/2011).

Dalam jumpa pers di Maumere, Minggu (24/7/2011) lalu, Servas dan Yoseph mengundang KPK segera ke Maumere setelah DPRD Sikka menyerahkan rekomendasinya kepada KPK pada 13 Juli lalu di Jakarta. KPK menjanjikan memberi tanggapan 30 hari setelah mempelajari rekomendasi DPRD Sikka.

Kasimirus mengajak semua elemen masyarakat mengapresiasi niat tulus Servas dan Yoseph mengundang KPK. Tindakan itu sejalan dengan tuntutan masyarakat agar kasus dana bansos segera mungkin dituntaskan.

Keberanian itu juga, kata Kasimirus, memberi petunjuk kuat tentang apa saja yang diungkapkan Servas dan Yoseph kepada pansus mengenai keterlibatan bupati benar adanya. Sikap itu memberikan keyakinan kepada publik bukan hanya Servas dan Yoseph, masih ada orang lain yang harus bertanggung jawab terhadap kasus dugaan korupsi.

Kasimirus menyarankan Bupati Sikka memfasilitasi undangan kedua PNS Setda Sikka itu dengan mendatangi KPK meminta resmi segera memproses hukum kasus dana bansos, setelah laporan DPRD Sikka. Tindakan ini juga sebagai wujud kemitraan pemerintah dan DPRD, sehingga masyarakat terklarifikasi dengan kesan yang muncul kalau bupati khawatir jika KPK yang tangani maka dia juga terseret.
Tindakan itu, lanjut Kasimirus, meyakinkan publik kalau bupati tidak terlibat. karena tuntutan agar KPK memroses hukum berasal dari masyarakat yang menginginkan wilayah ini bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Marianus Gaharpung, menyatakan kejujuran telah menjadi barang langka. Tetapi Servas dan Yoseph melakukan tindakan hebat mengundang KPK, meski keduanya tersangkut kasus dana bansos itu. “Saya salut dengan Servas dan Yoseph yang begitu berani dan jujur mengundang KPK ke Maumere memeriksa mereka. Luar biasa pribadi dua PNS yang hanya pegawai biasa mempertaruhkan harga diri dan nama baik agar jangan terus dihakimi publik,” puji Marianus menghubungi FloresStar dari Surabaya, Rabu (27/7/2011). Dia mengajak masyarakat Sikka memberi apresiasi kepada Servas dan Yoseph, menginginan kasus dana bansos segera ditangani KPK.

Anggota Sikka, Siflan Angin, undangan Yoseph dan Servas kepada KPK merupakan kejadian langka sebab kedua PNS itu tersangkut langsung dengan dugaan penyimpangan dana bansos. Publik menghubungkan kasus dana bansos dengan Yoseph dan Servas, namun keduanya justru ingin membuktikan kepada publik apakah keduanya berperan atau tidak.

Pengurus DPC PDIP Sikka diwakili Sekretaris DPC, Kondibus Stelamaris, Wakil Ketua Darius Evensius, Roby Keupung, dan Yospeh Nua, mengingatkan Bupati Sikka tidak cuci tangan dan tidak bertanggung jawab terhadap dana bansos dan tunggakan hutang Rp 4,4 miliar kepada SP 2000. Bupati dimbau tidak mengalihkan beban itu kepada mantan kabag kesra dan mantan bendahara pengeluaran dana bansos. Bupati bisa dianggap berbohong kalau pemerintah tidak berhutang. Karena ketika meminta uang kepada Yoseph dan dijawab uang tidak ada, dia memerintahkan Yoseph meminjam kepada pihak ketiga.

DPC juga memberi apreasiasi kepada utusan DPRD Sikka yang telah menyerahkan rekomendasi DPRD kepada KPK menelusuri dugaan korupsi dana bansos. Pansus DPRD Sikka telah profesional, obyektif dan cermat mengungkap data dan fakta dugaan penyimpangan Rp 10,7 miliar.Menurut DPC, tidak niat dan kepentingan apapun mendiskreditkan orang dalam kasus bansos. Justru keterangan para pihak yang dimintai keterangannya, disimpulkan kasus ini rumit dan melibatkan berbagai pihak termasuk penanggungjawab keuangan daerah. (ius/floresstar)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

KOTA

Pada suatu siang dalam cuaca terik khas Maumere, seorang lelaki muda tergesa-gesa turun dari sepeda motornya dan langsung mendatangi kami. Diatas teras rumah dia cuma kasih hadiah senyum ramah sambil memberikan satu buah kertas berukuran A4 berwarna buram. Satu lembar saja. Lantas dia pergi. Tak ada kata, kalimat dan sapaan. Yang ada hanya kebingungan diantara kami. Kami menatap lembaran kertas itu. Paling tidak dalam pikiran kertas ditangan yang dibagikan lelaki tersebut pasti memuat suatu hal penting. Entah itu berkaitan dengan iklan produk ataukah mungkin selebaran berkaitan bansos. Maklum suasana saat ini di Maumere sedang panas-panasnya membicarakan kasus tersebut. Lantas kertas itu kami kerubuti sama-sama. Kami membaca isinya. Eh ternyata Koran Satu Lembar.Tertulis pojok kanan atas KOTA dengan anak kalimat Membangun Dengan Harapan. Yup, jujur kami baru saja tahu tentang ini. Lantas mata kami terus menjelajahi isinya. Tulisan Cuma satu biji. Dengan judul besar “Harus Pesta.”

Lantas kami ribut. Baku tanya ini itu, gerangan siapakah yang bagi-bagi ini. Dari mana mereka. Lantas koran ini dibuat lalu dibagikan? “LSM itu paling,” nyeletuk salah satu teman yang paling pemalas kalau diajak diskusi. Tapi mungkin ada benarnya juga.

Kami lihat koran selembar itu diterbitkan oleh Avemedia Simpul Perubahan, sebua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang beralamat di Jalan Ahmad Yani Maumere. Juga diterakan nomor telepon kantor serta nomor ponsel.
Lantas kami lihat lagi. KOTA sudah terbit edisi yang ke-9. Bagus. Artinya dia sudah jalan lama. Lantas motivasinya apa menerbitkan ini? Sekedar terbit main gila ataukah ada pesan yang ingin disampaikan?

Lantas kami membacanya. Baca juga harus antri. Yang belum baca duduk cerita sana sini sambil tahan kantuk. Hanya satu rubrik. Namanya Babong. Judul tulisan cukup gatal untuk dibaca. “Harus Pesta”. Pesta? Siapa orang Maumere yang tak mau pesta? Ayo mengaku. Mau mengaku tida? hehehe Diam seribu bahasa kan? Maklum pesta itukan sudah jadi ciri khas Maumere dan Flores umumnya. Orang bilang su jadi buaya eh budaya....

Dia kelupas pelan tentang pesta. Tentang bahagianya orang Maumere membuat pesta. Entah itu pesta sambut baru atau pesta nikah atau pesta-pesta lainnya. Tentang utang sana sini agar bisa pesta. Tentang jasa membalas budi karena sudah biasa dibantu saat membuat pesta. Lantas akhirnya berkutat dalam kemiskinan akibat uang yang dikumpulkan akhirnya habis untuk pesta. Dan lain-lain. Lumayan.

Ya sudah. Koran itu ditutup.Dilipat-lipat dan dibuang ke seorang teman yang siap antri disudut teras. Ada pesan tertulis, agar pesta dikurangi. Agar uang pesta yang diumpulkan susah payah lebih baik untuk bekal anak sekolah. Untuk perbaikan rumah, untuk perbaikan WC, untuk ini dan untuk itu. Selamat. Kita semua tahu dan paham itu teman. Bahwa pesta jangan glamour lagi, jangan ikut-ikutan karena orang sebelah juga bikin pesta. Kan sekali pesta bisa habis diatas Rp 3 juta ......

Tapi itulah kita. Orang selalu bilang, pesta disini sudah jadi tradisi. Jika kita berbicara tentang tentang kenapa ini itu, harusnya begini begitu, jangan ini itu. Yang punya hajat pasti jawab,”uang-uang kami sendiri juga kau repot.” Alamak. Butuh pelan-pelan untuk menyadarkan diri kita.

KOTA dengan cara sebar kayak selesman cocok sampai ke rakyat. Gaya pintu ke pintu. Gratis lagi meski cuma satu lembar. Itu juga tulisan hanya satu sisi. Dibaliknya kosong. Tapi lumayan mengena karena tulisan lebih condong bersentuhan dengan masyarakat.

Tak masalah sih KOTA lahir darimana dari pedagang sales ataukah ibu rumah tangga ataukah tukang jual kue. Yang penting masalah urgen bisa diangkat dengan cara sebar langsung kerumah, langsung ke jalan, langsung datang diteras, langsung dengan tulisan kesimpulan, bila perlu bersama solusi. Tetap bergaya ini teman, jangan omong-omong politik dan dikuasai politik sebab rakyat tak butuh. Rakyat butuh perubahan. Butuh makan dan sejahtera, butuh solusi.
Mari sama-sama bangun Nian Sikka. Salam.


www.inimaumere.com

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Thursday, August 04 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---