Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday 10 June 2013

Sosi-Dami Berakhir, Ansar-Susar 2013-2018

menerima salam perpisahan
Pemerintahan di Kabupaten Sikka sementara ini dikendalilkan oleh Sekretaris Daerah, dr. Valen Sili Tupen, MKM. Beliau menjalankan tugas sebagai Pelaksana Tugas Harian Bupati Sikka hingga pelantikan bupati dan wakil bupati Kabupaten Sikka Terpilih 2013 yakni Yoseph Ansar Rera dan P. Nong Susar. Dalam acara Serah Terima Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Harian Bupati Sikka yang berlangsung di Aula Setda Sikka, 31 Mei 2013, Drs Sosimus Mitang dengan jabatan Bupati Sikka periode 2008-2013 menyerahkan Tugas Harian Bupati Sikka kepada Sekda Sikka, disaksikan Pimpinan DPRD Sikka yang diwakilkan Piet Jelalu dan Johana E. Lisapaly mewakili Gubernur NTT. Selanjutnya dr. Valentinus Sili Tupen, MKM telah menerima segala Tugas dan Tanggungjawab Harian Bupati Sikka.

Mantan Bupati Sikka periode 2008-2013, Sosimus Mitang mengatakan ia bersama dengan Wera Damianus (mantan wakil bupati), secara pribadi, keluarga dan daerah mengucapkan banyak terima kasih kepada semua elemen yang telah bersama-sama membangun Kabupaten Sikka.
“Kami akan kembali lagi ke masyarakat, dan dari hati yang paling dalam kami berdua sebagai pribadi, keluarga dan daerah ini mengucapkan banyak terima kasih. Perjalanan lima tahun telah kita lewati bersama. Hal-hal yang positip kita jalankan, yang negatip kita tinggalkan,” ujar beliau.
Ia menambahkan, dalam lima tahun kepemimpinan bersama Damianus telah bersusah payah membangun Kabupaten Sikka meski diakui belum semua hal terlaksana.
"Untuk itu bersama bupati dan wakil bupati yang baru, mari kita sama-sama membangun, mari kita bantu bupati dan wakil bupati yang baru" kata Sosimus.
Serah Terima Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Harian Bupati Sikka tersebut berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor: T.131.53/3403/OTDA Tanggal 21 Mei 2013. Dengan demikian dr. Valentinus Sili Tupen, MKM telah ditunjuk sebagai pelaksana roda pemerintahan dan kemasyarakatan sementara di Kabupaten Sikka, pasca berakhirnya masa jabatan bupati dan wabup Sikka hingga pelantikan bupati dan wakil bupati Sikka Terpilih 2013.
Selanjutnya pemerintahan kabupaten nyiur melambai ini akan dipimpin bupati dan wakil bupati, Yos Ansar Rera dan P. Nong Susar. Keduanya akan melalui upacara pelantikan sebagai bupati dan wakil bupati Kabupaten Sikka yang dijadwalkan berlangsung di Maumere 22 Juni 2013.
Seperti diketahui, tanggal 23 Mei 2013 lalu masyarakat Kabupaten Sikka telah melaksanakan proses regenerasi kepemimpinan daerah melalui pemilihan Bupati dan Wakil Bupati. Dan sesuai dengan keputusan KPU Sikka Nomor 36/kpts/PilBup/KPU-Kab-018.433971/2013 tanggal 27 Mei 2013 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Sikka Tahun 2013, pasangan Drs.Yoseph Ansar Rera dan Drs. Paolus Nong Susar memperoleh suara terbanyak dengan jumlah 74.988 suara (52,50%)


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Butuh Waktu dan Proses Berpolitik di NTT

Menggunakan isu agama, suku dan kampung dalam proses berpolitik di NTT merupakan cara paling gampang saat tim sukses atau figur pemimpin berkampanye. Demikian pandangan Praeses Seminari Tinggi Ritapiret Maumere, Romo Ewal Sedu, Pr, ketika dihubungi Pos Kupang, Sabtu (8/6/2013) sore. Menurut Romo Ewal, untuk sampai kepada masyarakat menjadi pemilih cerdas membutuhkan waktu dan proses. Proses itu diibarat seperti manusia, belajar sampai seumur hidup. Romo Ewal mengatakan, membuat masyarakat NTT menjadi pemilih cerdas bukan gampang dan dalam waktu yang singkat. Prosesnya sangat lama dan perjuangan menuju masyarakat cerdas dalam berpolitik bukan hanya urusan satu dua orang saja tapi semua pihak.

"Bukan hanya urusan partai politik tapi semua pihak, termasuk lembaga pendidikan dan keluarga. Maka itu butuh waktu yang lama dan kita sedang menuju ke sana. Tergantung campur tangan semua pihak agar masyarakat NTT menjadi cerdas. Selama ini, di NTT, isu agama, kampung dan suku paling gampang dipakai untuk meraih kemenangan jika orang berpolitik. Dalam berpolitik segala cara pasti dipakai untuk meraih kemenangan," kata Romo Ewal.
Ketua Majelis Sinode GMIT Sion Nangahure, Pendeta Dhyana Babys DD Funu, S.Si, mengatakan, isu agama dalam Pilgub NTT harus diakui semua pihak memang sangat berpengaruh. Tetapi, lanjutnya, jika dicermati secara baik, isu agama dan suku itu menunjukkan bahwa masyarakat NTT belum dewasa dalam berpolitik.
Hal itu sejalan dengan tingkat pendidikan masyarakat NTT yang tergolong rendah sehingga masyarakat mudah dipengaruhi.
"Masyarakat dengan kondisi ini bisa terpengaruh tanpa melihat kualitas dan realitas calon pemimpin yang ada. Hal ini membuktikan bahwa peranan gereja atau tokoh agama untuk memberikan pemahaman bagi umat yang didampinginya masih kurang. Gereja masih berpikir sempit atau sebatas kepentingan umat atau basisnya saja tanpa melihat kepentingan yang lebih luas," kata Dhyana.
Wacana Tidak Bagus Wacana ada pemilih memilih gubernur berdasarkan agama, itu tidak bagus untuk kebersamaan dan kerukunan umat beragama. Apalagi kerukunan antarumat beragama di NTT sudah terbangun bagus selama ini.
"Saya sebagai tokoh agama mengimbau kepada masyarakat jangan seperti itu. Pemilukada sudah ada tahapannya. Dengan demikian, dalam rangka belajar dan menegakkan demokrasi ini, ikuti tahapan yang sedang berjalan," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) NTT, Drs. IGM Putra Kusuma, kepada Pos Kupang, Sabtu (8/6/2013).
Bila ada kelompok yang tidak puas, kata Kusuma, ada saluran- saluran atau jalur yang bisa ditempuh. Jangan sampai terjadi ada kelompok ini dan itu untuk menjaga kerukunan umat beragama. Ia mengatakan, kalau tidak rukun lagi maka akan mengganggu proses pembangunan. Untuk itu, ia mengimbau agar pihak yang tidak puas dapat menempuh jalur yang ditempuh sesuai mekanisme yang diatur undang-undang.
Pengamat Hukum Tata Negara dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, John Tuba Helan, menyatakan, hasil pemilihan gubernur putaran kedua tampak sekali para pemilih menjatuhkan pilihannya karena berlatar belakangkan agama.
Ia mencontohkan kabupaten yang pendudukukan mayoritas Katolik akan memilih Frenly. Sebaliknya kabupaten yang penduduknya mayoritas beragama Kristen Protestan memilih Esthon.
Fakta itu, kata Tuba Helan, merupakan peristiwa alamiah yang terjadi. Bila dilihat dari sisi demokrasi, hal itu bisa diterima asalkan tidak dipengaruhi dan dimainkan para elit politik. Pengaruh itu bisa dilakukan dengan cara memilih harus sesuai dengan agamanya masing-masing.

"Itu hal yang alamiah kalau para pemilih memilih pasangan yang satu suku, agama dan daerah. Dan itu tidak menjadi masalah. Kalau itu terjadi dengan sendirinya, saya pikir tidak apa-apa," ujar Tuba Helan.
Hal itu menjadi tidak bagus, kata Tuba Helan, manakala elit politik memanfaatkan isu agama dan mempengaruhi pemilih untuk memilih pasangan tertentu. "Dan hal itu menjadi pendidikan politik yang tidak bagus bagi masyarakat," katanya. (ris/aly/pos-kupang))
Selengkapnya...

Ende Kenangan Terakhir

Selamat Jalan Taufiek Kiemas!

SEBELUM dibawa ke Singapore General Hospital, Ketua MPR Taufiq Kiemas masih sempat memperingati hari kelahiran Pancasila di Ende, NTT. Taufiq pun sangat sumringah bisa merayakan hari sakral tersebut di lokasi yang dianggap bersejarah. "Terakhir 1 Juni bersama saya di Ende, beliau (Taufiq) terlihat sangat ceria memperingati Hari Pancasila di tempat yang sangat bersejarah. Itu tempat yang sangat istimewa, beliau beberapa kali menyampaikan bahwa sangat baik memperingati Hari Pancasila dilakukan di daerah-daerah di mana bangsa ini memiliki petilasan, peninggalan-peninggalan sejarah. Itulah kenangan terahirnya," kata Wapres Boediono mengenang kisah perjalanan terakhirnya dengan Taufiq.

Boediono mengatakan itu dalam jumpa pers mendadak di Hotel Premier Basko, Jalan Prof. Dr. Hamka, Padang, saat melakukan kunjungan kerja di Sumatera Barat, Sabtu (8/6/2013).
Boediono mengaku sangat terkejut dengan berita kepergian Taufiq. Boediono mengaku belajar banyak dari Taufiq bagaimana caranya mengelola bangsa.
"Peran beliau sangat unik, di mana kehidupan politik di tanah air diwarnai oleh lebih banyak pragmastisme dan pertimbangan jangka pendek. Beliau mengingatkan pada kita dasar-dasar kebangsaan, 4 pilar selalu beliau ingatkan," jelas Wapres.
"Kalau kita ingin menghormati beliau, saya kira yang terbaik adalah kita kembali menghayati mengamalkan pilar bangsa," sambung Boediono lagi.
Diberitakan sebelumnya, pada 1 Juni lalu, Taufik Kiemas mendampingi Wakil Presiden Boediono ke Ende, NTT, untuk merayakan hari lahir Pancasila. Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira, menambahkan, setelah menghadiri acara itu, Taufiq Kiemas kelelahan sehingga harus dirawat di Singapura.
Pak Taufiq dirawat akibat rasa lelah setelah menjalankan tugas negara tanggal 1 Juni 2013 di Ende, NTT, dalam rangka memperingati kelahiran Pancasila bersama Wapres. "Kami semua mengharapkan doanya agar beliau segera sehat dan sembuh seperti sedia kala," pungkas Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo. (tribunnews)
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Monday, June 10 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---