Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday 23 July 2012

Lebih Dekat dengan Experanza Dominne Choir

Menikmati alunan merdu dari lagu-lagu yang dibawakan dengan ritme yang enak diengar bisa mengikis gundah gulana. Apalagi lagu-lagu tersebut dinyanyikan secara kompak oleh sekelompok orang muda dalam satu paduan suara. Inilah yang terangkum dari kelompok koor yang diberi nama anggun "Experanza Dominne Choir" yang selama dua tahun sering tampil di berbagai kesempatan, terkhusus di Kabupaten Sikka. Experanza Dominne Choir telah menjadi sarana bergabungnya berbagai orang muda dengan latar belakang berbeda tapi terdengar rancak dan memukau saat berbagi suara. Keompok paduan suara yang terdiri dari pria dan wanita ini dibentuk bulan november tahun 2010 lalu. Saat ini, Experanza Dominne Choir dipimpin oleh Gerry da Gama, salah satu anak muda yang kini berkarya dilingkungan Pemkab Sikka.

Menurut Gerry, anggota Experanza Dominne Choir saat ini beranggota 27 orang yang terdiri dari berbagai latar belakang pekerjaan berbeda. Ada yang mengabdi sebagai guru swasta, PNS, pegawai BUMN, pegawai swasta dan mahasiswa, jelas Gery.

"Kami berasal dari berbagai paroki di wilayah Keuskupan Maumere diantaranya Paroki Thomas Morus, Paroki Katedral St. Yoseph, Paroki St. Franciscus Xaverius Koting, Paroki Maulo'o, Paroki Misir, Paroki St Yoseph Freinademz Bolawolon dan Paroki Nelle," tambah anak muda yang ramah senyum ini.

Meski dari berbagai jenis pekerjaan dan wilayah, kelompok yang sering mengenakan kostum dengan motif tradional tenun ikat Sikka ini selalu tampil profesinal dan harmonis diberbagai kesempatan. Dari wadah ini mereka menimbah banyak pengelaman.

Penampilan paduan suara Experanza Dominne Choir ini sering menarik perhatian. Selain kualitas vokal yang merdu, sajian lagu-lagu yang dibawakan tidak asing ditelinga. Dari lagu pop, rohani hingga tembang tradisional, dari bahasa lokal, inggris hingga latin semuanya diolah dengan gaya dan teknik vokal memukau.

Sebagai anak Tuhan yang besar dilingkungan gereja, Experanza Dominne Choir memilih nama yang memiliki arti dalam nuansa religius, Pengharapan Akan Tuhan. Dan saat masih berumur belia, mereka telah melengkapi kelompok paduan dengan dua pemain musik pada instrumen gendang dan okulele serta satu keyboard player.

"Bagi saudara sekalian yang bermukim di Kabupaten Sikka, kami selalu membuka kesempatan untuk menjadi bagian dari kegembiraan. Bisa hubungi Experanza Dominne Choir, kami selalu siap untuk memberikan yang terbaik, ujar Gerry. 

 WWW.INIMAUMERE.COM
Selengkapnya...

Bupati Lantik 26 Pejabat Eselon II dan III

Bupati Sikka,Sosimus Mitang, mengambil sumpah dan melantik 8 pejabat eselon II B dan 18 pejabat eselon III lingkup Pemkab Sikka di Aula Setda Sikka, Kamis (19/7). Bupati Sikka meminta para pejabat terlantik bersatu membangun masyarakat dengan hati nurani. Delapan pejabat eselon II yang dilantik antara lain:Z.Heriando Siku dilantik menjadi Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, sebelumnya menjabat asisten II. Asisten II dijabat Gerinus Kia Uba, sebelumnya menjadi Kadis Perindag. Kadis Perindag dijabat Rita Diah Harsasi, yang sebelumnya menjabat Kadis Pariwisata. Gregorius Rehi, yang sebelumnya menjabat menjabat Kadis Sosnakertrans Sikka. Kadis Sosnakertrans dijabat Stef Nama Keda, yang sebelumnya menjabat menjadi Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika.


Pejabat eselon II lainnya yang di lantik adalah Simon Subsidi yang di lantik menjadi Kepala BKD, sebelumnya menjabat Kepala BPM. Kepada BPM dijabat Wilhelmus Sirilus, yang sebelumnya menjabat Kepala BKD. Kepala Dinas Kehutanan dijabat Yunida Polo. Sementara pejabat eselon III yang dilantik antara lain : Silvester Saka dilantik menjadi Camat Alok Timur, menggantikan Hilarius Heling, Peter Ambrosius di lantik menjadi salah satu kepala bidang Penelitian dan Pengembangan pada Bappeda. Sebelumnya ia menjabat sebagai Kasubag Publikasi dan Dokumentasi pada Humas setda Sikka.

Dalam sambutannya Bupati Sosimus Mitang mengatakan pejabat yang di percayakan untuk menduduki suatu jabatan harus memenuhi empat syarat penting, yakni mempunyai pengetahuan, mempunyai ketrampilan, mempunyai sikap dan perilaku yang baik, dan jual kemapanan bukannya ketampanan.

Bupati juga meminta para pejabat terlantik bekerjasama dengan pejabat lama dan semua staf agar kesuksesan program dapat berjalan dengan baik.

"Saya juga minta semua pejabat melaksanakan tugas dengan tulus hati. Jangan bekerja sendiri-sendiri. Istri juga harus membantu tugas suami," kata Bupati.

Kadis Perhubungan Komunikasi dan Informatika Z. Heriando Siku dan Kadis Sosnakertrans, Stef Nama Keda, menyatakan siap menjalankan tugas yang dipercayakan.
 "Saya siap menjalankan tugas yang dipercayakan ini," kata Heriando Siku.

Hadir dalam acara pelantikan ini, Wakil Bupati Sikka, Wera Damianus, Ketua DPRD Sikka, Rafael Raga, Plt Sekda Sikka, Robertus da Silva, Pendamping rohaniawan Kristen dan Imam Mesjid, pimpinan SKPD dan para camat.(flores pos/humas sikka)
Selengkapnya...

Wednesday 18 July 2012

The Boombox Crew, Sang Kampiun Ende Sare

Shuffle Dance Competition Kota Ende
Ende bertabur ceria. Ribuan orang berkumpul di Lapangan Perse Kota Ende, Senin (16/7/2012) menyaksikan sembilan grup shuffle yang mengadu kepiwaian dalam Shuffle Dance Competition. Tarian yang sedang digandrungi kaum muda di Indonesia menobatkan Kota Ende, Ibu Kota Kabupaten Ende di Flores menjadi kota kedua kompetisi yang diselenggarakan Neibers Event Organizer (EO). Sebelumnya EO pimpinan Audy ini mengadakan kompetisi yang sama di Kota Maumere, 7 Juli lalu. Kompetisi yang dipersembahkan Nuu Mild melahirkan The Boombox Crew sebagai pemenang. Grup shuffle yang beranggota empat penari mengkandaskan pesaing mereka IRS  dalam babak final yang berlangsung ketat. The Boombox bersama IRS sebelum melaju ke partai final menyingkirkan dua grup shuffle lainnya yakni Arjuna dan Berontak dibabak semifinal Battle Shuffle.

Kompetisi dibuka pukul 20.00 wita. MC Lucky Reyner dan Ain langsung memberi kesempatan bagi para penonton yang ingin menunjukkan kebolehan menari shuffle di panggung. Dengan hadiah dari Nuu Mild, kesempatan ini menjadi awal gempitanya panggung shuffle yang dikelilingi penonton yang begitu padat. 



Tampil sebagai peserta pertama, Arjuna langsung meletupkan semangat penonton dengan penampilan tarian shuffle yang memukau. Sambutan meriah terus mengalir saat grup Galaxi LB ST, Public P. Clan, Astro Three tampil dengan aksi-aksi menawan. Penonton Ende yang malam itu begitu antusias tak mampu menahan decak histeris, ketika The Boombox menampilkan tarian shuffle dikombinasi salto, breakdance dan beberapa gerakan lainnya. 

 Semakin larut panggung shuffle semakin panas. Penonton tak beranjak. Saling dukung mendukung terus mengalir ketika peserta berikutnya QSC Star, Berontak RFS, Right Left dan IRS memeragakan aksi-aksi terbaik untuk meraih point terbanyak. Aplaus yang tak berhenti dan segala dukungan lainnya bergema di Lapangan Perse yang terletak berdekatan dengan Taman Soekarno. Penonton padat hingga memacetkan arus lalu lintas jalan raya disekitar lokasi arena. 

The Boombox Crew, Sang Juara

Dari atas panggung dengan barikade membatasi penonton, Lucky membacakan empat grup shuffle yang berhasil masuk babak semifinal Battle Shuffle. Seperti yang ditulis diatas, The Boombox Crew akhirnya berhadapan dengan IRS pada Battle Shuffle Final. Stanley selaku juri kompetisi mengaku persaingan di Ende sangat ketat dibanding kompetisi serupa di Maumere. Bersama Mei, juri kompetisi lainnya, keduanya harus bekerja keras untuk menentukan pemenang. Hasilnya, The Bombox Crew keluar sebagai juara dengan meraih point 165 menyingkirkan pesaing terbaik lainnya IRS yang kalah tipis dengan meraih nilai 160. Sedang juara ketiga, Arjuna puas dengan nilai 135. 

Sebagai kampiun, The Bombox Crew berhak atas hadiah uang sebesar Rp 1,5 juta. Diikuti juara kedua IRS dengan hadiah Rp 1.25 juta dan juara ketiga Arjuna meraih Rp 1 juta dari total hadiah uang sebesar Rp 3,75 juta. Masing-masing pemenang mendapat piala tetap dari pantia penyelenggara. 

ki-ka: Penonton padati arena, MC Ain dan pemenang kuis persembahan Nuu Mild, Audy wakili Transnusa menyerahkan tiket gratis ke pemenang, Ain dan Lucky dampingi pemenang kuis dr Transnusa..

Kompetisi padat penonton semakin semarak dengan bagi-bagi hadiah dari pendukung acara Transnusa Airlines. Perusahaan penerbangan ini memberikan hadiah istimewa  yakni voucher tiket pesawat gratis rute Ende - Kupang untuk penonton yang bisa menjawab kuis.

Hiburan menarik lainnya seperti pertunjukan musik dari Rapper Family dan Drive One Band serta berbagai kuis menjadi selingan kompetisi ditengah cuaca nan cerah. Kedua grup musik asal Kota Ende ini tampil dengan beberapa lagu hip hop, pop serta reggae. 

Akhir acara ditutup oleh penampilan DJ Vicky feat Live PA Ain yang menyemarakan akhir pesta shuffle kawula muda Kota Ende. 

ki-ka: DJ Vicky feat Live PA Ain, penonton antusias, juri penilai Stanley dan Mei, DJ Vicky feat Rapper Family

Audy mengatakan, kompetisi yang diadakan didua kota terbesar di Flores yakni Maumere dan Ende merupakan jawaban akan kerinduan kaum muda yang ingin menyalurkan bakat dan kemampuan secara positip dibidang seni tari shuffle.

Seperti yang disaksikan inimaumere.com, kompetisi shuffle di dua kota sangat meriah dengan begitu banyak penonton yang memadati arena. Satu hal yang pasti, kemampuan para muda  dikedua kota juga tak kalah dengan teman-teman mereka diluar Flores. Salute!

ki-ka:Para Juara: The Bombox.bersama perwkilan dari Nuu Mild, IRS with Transnusa yang diwakili Audy, Juara ketiga,Arjuna bersama Eman Petu yang mewakili Neiber EO.
=======================================================================
@Shuffle Dance Maumere

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Warga Selalu Ditipu Kontraktor

Warga transmigrasi di lokasi Odang, Desa Ojang, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, merasa nyaman tinggal di rumah yang sudah dibangun sekalipun beberapa rumah sedang diperbaiki kontraktor. Persoalan menjadi kontroversi karena dipicu masalah utang-piutang dengan warga yang belum diselesaikan oleh kontraktor/pemborong. Warga kecewa karena selalu ditipu kontraktor. Untuk itu, pihak Dinas Nakertrans Propinsi NTT harus mendesak pemborong agar secepatnya menyelesaikan utang-piutang dan diberi batas waktu paling lambat tanggal 1 Agustus 2012. Apabila dalam batas waktu tersebut belum juga diselesaikan, maka pihak Nakertrans Propinsi NTT diharapkan memfasilitasi proses hukum dengan melapor kontraktor kepada pihak berwajib.
Demikian kesimpulan hasil dialog tim Komisi C DPRD Sikka bersama mitra kerja dengan warga saat meninjau UPT Lewomada di Odang Desa Ojang, Jumat (13/7/2012). 

Petikan dialog dan kesimpulan hasil dialog serta hasil pengamatan saat peninjauan lapangan itu kopiannya diterima Pos Kupang dari Kasi Penyediaan Sarana dan Prasarana Transmigrasi Dinas Nakertrans NTT, Fransiskus Gabi Tola, di Kupang, Senin (16/7/2012) Tim Komisi C yang meninjau ke lokasi masing-masing Darius Evensius (Wakil Ketua Komisi C), Suaib, Yohanis Artikus Sem, Petrus Gande Ware, Siflan Angi (anggota Komisi C), Gregorius Rehi, S.H (Kadis Sosnakertrans Sikka), Drs. David Darong (Kabid Pembinaan Transmigrasi dan Pemberdayaan Kawasan), Fransiskus Gabi Tola (Kasi Penyediaan Sarana dan Prasarana Transmigrasi Dinas Nakertrans NTT), Poa Gaspar (Kasi Bina Penyediaan Areal dan Pembangunan Sarana Transmigrasi) dan Paulus Sani (Kepala UPT Lewomada). Daud, salah seorang warga transmigrasi mengatakan, tidak ada masalah dengan bangunan rumah. 

"Kami merasa bersyukur dapat rumah dan lahan serta fasilitas umum lainnya. Hanya kami kecewa karena selalu ditipu kontraktor soal upah dan biaya material kami yang belum dibayar," kata Daud seraya meminta anggota Dewan memfasilitasi dengan kontraktor agar segera membayar upah dan material mereka. 

Keluhan soal belum dibayarnya upah dan material juga disampaikan warga lainnya, Emanuel dan Beni (sopir). "Upah sopir proyek selama satu tahun tujuh bulan belum dibayar sampai saat ini. Tolong Bapak DPRD bantu fasilitasi kontraktor supaya bayar upah kami," kata Beni. 

Warga translok lainnya, Yoseph Tupong mengakui, ada sambungan kayu pada rangka atap yang tidak sesuai dengan adat dan kebiasaan masyarakat setempat. Menanggapi keluhan ini, ketua tim, Darius Evensius mengatakan, kondisi tersebut harus menjadi pelajaran agar dalam pelaksanaan pekerjaan diawasi juga oleh warga setempat agar tidak terlanjur. 

Karena untuk membongkar dan memperbaiki kembali butuh biaya yang lebih besar. (kas) Akibat Miskomunikasi ANGGOTA Komisi C DPRD Sikka, Siflan Angi mengatakan, dalam perjalanan menuju lokasi transmigrasi ia sempat mewawancarai warga transmigrasi di beberapa rumah tentang kondisi mereka. Jawaban yang diperoleh, demikian Siflan, mereka nyaman tinggal di rumah yang ada. 

Apalagi dekat dengan kebun. "Polemik ini sebenarnya terjadi karena miskomunikasi antara warga transmigrasi, dinas nakertrans dan pemborong, dan ada yang memanfaatkan situasi ini. Masalah ini menjadi pengalaman dan pelajaran bagi kita selanjutnya. Dan, perlu diingat bahwa untuk mendapatkan program ini tidaklah gampang, butuh perjuangan dan pengorbanan," kata Siflan. 

 Anggota Komisi C lainnya, Suaib mengatakan, kedatangan mereka ke lokasi untuk melihat dari dekat apa sebenarnya yang terjadi dan dialami oleh warga transmigrasi di lokasi. Ini penting agar apa yang dibicarakan sesuai dengan yang dilihat dan ditemukan, bukan berbicara hanya karena mendengar. 

 "Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan program ini karena masyarakat di sini dibantu membangunkan rumah dan fasilitas umum lainnya. Sebab tidak semua desa dan kecamatan bahkan kabupaten mendapatkan program ini," katanya. 

 Dikatakannya, pembangunan bisa berjalan secara baik manakala ada sinergitas antara pemerintah, rekanan/pemborong dan masyarakat. Karena itu bila ada masalah itu menjadi masalah bersama dan perlu dicarikan jalan keluar secara bersama pula. 

 Sementara anggota Komisi C lainnya, Yanto meminta Dinas Nakertrans NTT segera menyampaikan kepada kontraktor agar hutang piutang warga segera dibayar. Sebab, salah satu masalah yang terjadi karena upah tukang yang belum dibayar. (kas)pos-kupang.com)
Selengkapnya...

Friday 13 July 2012

Umpan Terobos Gemu Fa Mi Re untuk Pesta Rakyat Flores

oleh: Alexander Yopi

Gemu Fa Mi Re tampil bak kuda hitam. Bukan terutama digandrungi mulanya oleh nona dan nong itam manis dari wilayah nyiur melambai, Maumere, Sikka. Gemu Fa Mi Re seperti sebuah umpan terobos yang diselesaikan dengan baik oleh para penyerangnya di tengah gempuran Ja’i dan Ikimea dari Ngada, Gawi dari Lio, dan Chacha dari Manggarai.
  Fenomena Tarian Daerah
 Ja’i mengambil posisi dominan hampir di semua pesta rakyat di daratan Flores. Juga untuk Flores diaspora di mana pun berada. Ja’i menjadi jawaban dari substansi pesta rakyat orang Flores, yaitu bersapa sua dalam persaudaraan dan kebersamaan melalui tarian dan kegembiraan.
download mp3 gemu fa mi re 
Sebelum Ja’i, pilihannya jatuh pada Rokatenda dan Gawi. Sesekali Tandak ala Larantuka menghiasi pesta rakyat Flores. Tetapi, dua tarian ini terasa monoton, tanpa ada eksplorasi gerakan yang lebih variatif. Faktor kebosanan menjenuhkan ragam tarian itu hingga pesta rakyat Flores beralih pada ragam tarian bebas dan imporan.

 Chacha yang dihidupi masyarakat Manggarai bertahan dengan grafik yang konstan. Tidak ada kemajuan lebih, kecuali untuk memberikan pilihan lain ketika Gawi dan Rokatenda sudah mengistirahatkan para penari pada pesta rakyat.

 Sampai ketika ragam Ja,i dipopulerkan sebagai alternatif tarian kebersamaan dalam sebuah pesta, kerinduan pesta rakyat Flores pun terpenuhi oleh sebuah tarian bersama yang dinamis, variatif, dan energik. Ja’i bukan lagi monopoli pesta adat orang Ngada, melainkan pesta rakyat orang Flores di mana pun berada.

 Provokasi Ja,i melahirkan Ikimea. Kedua-duanya memang berasal dari Ngada. Tetapi, Ja’i cenderung mewakili tarian adat orang Bajawa, sedangkan Ikimea adalah tarian adat orang Soa. Kedua-dunya adalah saudara kandung dalam satu teritori kabupaten, yang berhasil dimetamorforsis menjadi tarian pesta rakyat. Ikimea juga sama dinamis, variatif, dan energik. Lalu silih berganti, Ja’i dan Ikimea mengisi ruang pesta rakyat orang Flores dengan tepuk kegembiraan, kebersamaan, dan persaudaraan.

 Dengan dua tarian ini, pesta rakyat Flores pun bisa diprediksi. Dimulai dengan Gawi atau Rokatenda, lalu diletupkan oleh Ja’i dan Ikimea. Untuk sekedar ‘turun mesin,’ Chacha akan melantai diselingi dengan dansa, lalu Ja’i dan Ikimea kembali susul menyusul demi meletup-letupkan kebersamaan dan persaudaraan.

 Dominasi Musik Populer
 Maumere memang punya Rokatenda yang lahir dari kaki-kaki penari di Pulau Palue. Ini tarian muda-mudi yang kemudian diangkat menjadi tarian di pesta rakyat. Biasanya menjadi pembuka pada pesta-pesta rakyat di Flores. 

 Tetapi Rokatenda sudah sangat lama dan tidak mendapat varian baru yang bisa membuat tarian ini kembali bertengger di puncak pesta rakyat Flores. Lantas, Rokatenda digiring pada pilihan terakhir, sebelum mungkin dilupakan sama sekali kecuali untuk orang Maumere, Sikka. 

 Ketika daerah-daerah lain ditumpahi lagu-lagu bernuansa kedaerahan, menyatu padu dalam kebersamaan pesta rakyat Orang Flores, lagu musikalitas daerah Maumere, Sikka tenggelam oleh aliran musik populer berbau pop, rock, rap, ska, metal, dan reggae. Musisi dan pemusik Sikka benar-benar melahap reggae seperti musik daerahnya. Demikian juga pop, rock, rap, ska, dan metal berkembang sama cepatnya.

 Membersit juga kerinduan, kapan musikalitas kedaerahan orang Maumere, Sikka bisa mempengaruhi ragam tarian pesta rakyat di Flores seperti masa keemasan Rokatenda? 

 Banyak proyek percobaan yang sudah dilakukan musisi asal Maumere, Sikka. Karena telinga orang Maumere, Sikka sudah terbiasa dengan musik populer, musisi asal Maumere, Sikka menyusupkan syair dan lagu berbahasa daerah ke dalam genre musik populer tersebut. Begitu pun dengan lagu-lagu rakyat Maumere, Sikka. Diaransemen ulang sesuai genre musik populer, seperti pop rock, reggae. Selebihnya, lagu berbahasa daerah Maumere, Sikka didominasi oleh genre musik dangdut melayu, musik gambus, dan slow rock. 

 Dengan citarasa seperti ini, tidak ada ragam tarian bersama yang lahir dari dan untuk pesta rakyat di Maumere, Sikka. Pesta rakyat itu lebih banyak diisi dengan lagu daerah dengan sentuhan musik populer, lalu dangdut melayu dan gambus. Ragam tarian yang diperagakan kebanyakan berekspresi bebas. Tidak ada pola khusus, ragam khusus, apalagi yang dihasilkan dari aliterasi gerakan tarian adat menjadi tarian pesta rakyat. 

 Apakah gong waning dan hegong, soka bobu, toja bobu, gareng lameng, misalnya tidak mampu memberikan inspirasi bagi musisi dan pencipta kreasi tarian modern di Maumere, Sikka untuk menelurkan ragam tarian pesta rakyat? Sementara itu, gong waning sendiri mampu mengiringi berbagai jenis irama seperti Todu, Badu Blabat, Glebak, dan Leke. Mengapa tidak lahir irama musik rakyat dari varian gong waning ini?

 Gemu Fa Mi Re 
 Saya suka lagu ini sejak pertama berkenalan. Pertama, karena musik gong waning dan ketukan khas musikalitas orang Maumere, Sikka. Kedua, NF Mof dan Alfred Gare mengangkat syair dari warisan penulis anonim berdasarkan pelajaran membaca not (solmisasi) guru agama untuk murid-murid SD hingga SMA, juga mudika pada era 1970-an. 

 Di Ohe, Maumere pada era 1970-an itu, setiap siang atau saat pulang sekolah, murid-murid sekolah menyanyikan syair dari notasi angka tersebut. 

Demikian pun muda-mudi yang pulang latihan koor. Tidak lupa membungkus langkahnya dengan syair tersebut. Begini syair asli dari penggalan lagu Gemu Fa Mi Re itu dilafalkan: LA LELE LUK SI LA SOL/MI FA MI FA SOL, LELE TIDING FA FA, LELE KLEPIN MI MI/ MI DO MI DO PEMUK FA MI RE

. Tidak jelas memang, apakah syair itu adalah penggalan refrein atau justru keseluruhan lagu itu. Karena yang dinyanyikan saat itu dan kebanyakan diingat hingga kini adalah penggalan syair tersebut. 

 Tetapi itu tidaklah amat penting. Karena Ketiga, saya menjadi kagum karena gong waning dan Gemu Fa Mi Re ini justru digandrungi oleh hampir seluruh daratan Flores pada pesta rakyat orang Flores. Ketika gong waning itu dibunyikan sebagai intro dari lagu tersebut, kursi-kursi mulai ditinggalkan dan pesta rakyat Flores itu pun riuh rendah.

 Yang mengasyikkan adalah ragam tarian seperti nona-nona Maumere, Sikka lagi menari hegong, berputar ke kiri dan ke kanan. Betapa kuatnya pengaruh dari musikalitas Gemu Fa Mi Re tersebut hingga pesta rakyat Flores pun dibius dengan lenggak-lenggok putar ke kiri e…nona manis putarlah ke kiri, ke kiri, ke kiri, ke kiri, dan ke kiri ke kiri ke kiri ke kiri manis e.. sekarang ke kanan e…nona manis putarlah ke kanan, ke kanan, ke kanan, ke kanan, dan ke kanan, ke kanan, ke kanan manis e… Mencatut ragam tari video klip lagu tersebut. Seperti Hegong. 

 Hegemoni Ja’i dan Ikimea pun sejenak terhenti. Kejadian ini mirip turnamen Seminari St Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko Cup, dalam rangka pesta intan 75 tahun pada 2005 lalu. 

 Persami Maumere sudah lama tidak punya nama di kancah turnamen sepak bola di Flores. Terjadi demikian, karena kesebelasan Pati Ahu, di Waigete, Maumere berhenti memproduksi pemain berkelas sejak ditinggal Bruder Otmar. Tetapi, ketika turnamen sepak bola mulai menjamur di kota beling ini, klub-klub sepak bola pun bermunculan. Lalu, pemain-pemain bertalenta, dengan postur pohon moke yang ramping bertumbuh di lapangan hijau. 

 Sangat mengejutkan, ketika Pelangi FC, Klub asal Maumere menohok penonton karena berhasil masuk final. Mereka berhadapan dengan Gladiator FC, Klub Kota Bajawa, yang favorit juara kala itu.

 Jika dibandingkan secara fisik, Pelangi FC kalah kelas. Sudah pasti adu fisik mereka kalah. Daud dan Goliat. Dari sisi historisitas dan skill, Pelangi FC pun berada di bawah rata-rata. Benar-benar underdog di hadapan Gladiator FC.

 Kejutan kembali terjadi. Klub asal Maumere itu pun menggondol piala karena berhasil menekuk Gladiator FC (2-1). Mereka tampil taktis dan efektif. Dua peluang gol berhasil dikonversi Edmon Ngata dan Cantona menjadi kemenangan. 

 Benar bahwa Gemu Fa Mi Re itu sebuah umpan terobos dari permainan efektif dan efisien. NF Mof dan Alfred Gare cerdas mengatur ritme permainan, dengan kombinasi musik populer dan tradisional, antara syair populer dan syair kedaerahan. 

 Inilah kekuatan Gemu Fa Mi Re, yaitu terletak pada kombinasi keinginan pasar dan alternatif musik untuk pesta rakyat Flores. Bahwa gong waning dan hegong telah dikonversi dari tarian adat menjadi tarian rakyat. Persis yang terjadi pada Ja’i dan Ikimea. 

 Namun, tetaplah Maumere, Sikka masih terbilang underdog untuk musikalitas yang mengusung pesta rakyat Flores. Gemu Fa Mi Re adalah fenomena. 

Jika dan hanya jika, spirit dan kesuksesan yang sudah ditularkan Gemu Fa Mi Re bisa memacu karya-karya musikalitas pesta rakyat ala Maumere, Sikka, fenomena itu akan menjadi fakta.

 Setelah Rokatenda adalah gong waning, atau yang lain. Selamat berkarya musisi dan kreator tarian ala Maumere, Sikka. Kami menanti umpan terobosan berikut.(Alexander Yopi)

Download Gemu Fa Mi Re Mp3 


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

WURING

Pernah ke Wuring? Wuring berada dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Alok Barat, Kota Maumere. Untuk mencapai desa nelayan yang berjarak sekitar 3 Km ini tak perlu risau. Aspal mulus membawa kita menikmati perjalanan hingga perkampungannya. Kampung Wuring merupakan daerah rawan tsunami. Masih melekat dalam bayangan tahun 1992, gempa yang disertai gelombang tsunami menghantam kawasan pesisir ini. Pemerintah kemudian merelokasi warganya kedataran yang lebih tinggi di  Nangahure. Namun sebagai keturunan pelaut, warga Wuring kemudian kembali kepemukiman dan tetap menetap didaerah ini seperti sediakala. Masyarakat Wuring merupakan keturunan etnis Tidung Bajao, salah satu etnis dari enam etnis di Kabupaten Sikka, Flores.

 Keturunan mereka berasal dari Sulawesi Selatan. Beratus tahun etnis ini telah menetap di sebagian wilayah pesisir utara Kabupaten Sikka. Mengunjungi desa ini, kesan pertama cukup menggoda ketika kita bercengkerama diantara ikan-ikan laut yang bertebaran di lokasi pasar harian. Berbagai macam jenis ikan bisa kita jumpai.


Mama-mama pedagang ikan dengan dengan telaten melayani pembeli yang sebagian berasal dari Kota Maumere. Keberadaan pasar dan aktivitas masyarakatnya dimulai sejak pagi hari dengan datangnya para nelayan yang mencari ikan di sekitar Laut Flores.

 Salah satu pemandangan unik di kampung ini adalah menyaksikan puluhan rumah khas suku bajao yang berdiri mengangkang pesisir laut Flores. Seolah-olah terlihat seperti rumah terapung. Barisan rumah ini berdiri kokoh dengan tiang-tiang penyangga menancap kuat di dasar pantai yang landai. Dibawah kolong rumah nampak sampah menumpuk, dengan baunya khas tidak seorang pun yang peduli. Kehidupan orang-orang di sekitarnya berjalan sebagaimana adanya. Tak ada perasaan takut dengan ancaman tsunami dgn kondisi pemukiman yang sebagian berada di laut.  

 Didaerah ini, terdapat satu pelabuhan kapal yang berada didalam teluk yang menjorok kedalam. Aktivitas pelabuhan ini cukup sibuk sebagai pelabuhan bongkar muat barang. Kapal-kapal motor berbadan kayu mayoritas menghuni pelabuhan, dengan aktivitas mengangkut hasil bumi dan bahan bangunan dari Maumere ke Makassar, Buton ataupun sebaliknya. 

Selain itu, didaerah pesisir ini pemandangan cukup indah. Pada umumnya suku bajo diwuring kebanyakan berprofesi sebagai Nelayan. Walaupun ada sebagian kecil suku bajo tersebut menjadi pedagang.  Aktivitas melaut  biasa dilakukan pada malam hari, dimulai pada jam 3 sore hingga pagi hari. 

 Selain ikan-ikan segar, Wuring juga terkenal sebagai daerah produksi ikan asin (ikan kering) dari jenis kerapuh hingga teri. Sejumlah warga Maumere, selalu menyempatkan waktu dihari libur untuk berbelanja ikan di daerah pinggiran ini. Sebagian melanjutkan perjalanan ke arah barat, menikmati pemandangan indah Kajuwulu dan Tanjung di pantura Flores. Tentu tak lupa menikmati gurihnya ikan bakar dan secangkir moke di pesisir nan elok.


foto utma: kembarabahari
foto halaman: dari berbagai sumber


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Kebiasaan Pesta Miskinkan Orang NTT

Mental dan perilaku serta kebiasaan pesta di NTT antara lain menyebabkan daerah itu tetap miskin dan terbelakang. Pesta itu berlangsung sepanjang malam dan siang hari dengan menghabiskan dana rata-rata Rp 50 juta per pesta. Direktur Yayasan Peduli Sesama NTT Isidorus Kopong Udak di Kupang, Senin (9/7/2012), mengatakan, meski biaya pesta dipinjam dari berbagai sumber, tetapi penyelenggara pesta tidak pernah merasa malu atau takut menyelenggarakan pesta. "Ada macam-macam pesta, mulai dari ulang tahun, syukuran rumah, cukur rambut, sambut baru (komuni pertama), wisuda, kumpul keluarga, tahbisan pastor, pesta panen, pesta bangun rumah, syukuran rumah baru, dan seterusnya," kata Udak. Setiap penyelenggaraan pesta menghadirkan antara 50-2.000 orang undangan. Masing masing tamu undangan dijamu dengan biaya Rp 40.000-Rp 70.000, tergantung status sosial penyelenggara pesta.

Menurut Udak, NTT masuk kategori provinsi termiskin di Indonesia, tetapi tidak ada upaya pemda setempat menekan kegiatan pesta. Pemda sendiri juga terlibat di dalam perilaku pesta itu.

 "Para pejabat yang anaknya sambut baru (komuni pertama), wisuda, dan lainnya menyelenggarakan pesta yang jauh lebih semarak dari warga biasa. Gengsi sosial sangat tinggi terkait penyelenggaraan pesta ini," kata Udak. 

 Ia mengatakan, sebaiknya ada perda untuk membatasi pesta, termasuk waktu penyelenggaraan, anggaran, jumlah tamu undangan, dan minuman keras pesta. Banyak anak sekolah terlibat di dalam kegiatan pesta itu sehingga melupakan belajar. Mereka berdansa dan menari sepanjang malam sambil mabuk-mabukan, hingga lupa belajar. 

 "Pesta ini masalah sosial yang mesti segera ditangani pemerintah, tokoh agama, dan aparat keamanan," kata Udak.(pos-kupang.com)
Selengkapnya...

Sunday 8 July 2012

Genchar Juarai Kompetisi Shuffle Dance Maumere

Penonton Padati Lapangan Kota Baru
Genchar (Generasi Kabor) Shuffle Dance keluar sebagai kampiun pada kompetisi tarian shuffle atau Shuffle Dance Competition yang digelar di Lapangan Kota Baru Maumere, Sabtu 7 Juli 20012 tadi malam. Tarian yang aktif pada gerakan kaki dan tumit ini dipersembahkan Nuu Mild dan diikuti 7 grup shuffle di wilayah Kota Maumere. Audy dari Neibers Event Organizer selaku penyelenggara mengatakan kompetisi shuffle diadakan untuk menyalurkan seni tari shuffle dikalangan muda Maumere. "Tarian Shuffle sendiri telah membooming jadi kita ingin mepersembahkannya sebagai ajang kreasi mengapresiasi dan menyalurkan bakat diri para anak muda di Maumere dan Ende," katanya. Juara kedua kompetisi ini diraih Kabor Shuffle Dance dan juara ketiga disabet kelompok shuffle Blend Dancer. Dengan demikian dua grup shuffle dari Kampung Kabor, Kelurahan Kabor, Kota Maumere yakni Genchar dan Kabor Shuffle kuasai kompetisi yang memperebutkan total hadiah  Rp 3,75 juta dan sejumlah piala tetap.
Lapangan Kota Baru sejenak berubah. Dari kesunyian saban hari tersulap menjadi pesta ceria para anak muda yang ingin mengapresiasikan diri di ajang yang baru pertama kali diadakan di Flores. Selain Kota Maumere, Nuu Mild dan penyelenggara iven Neibers EO pada 16 Juli 2012 akan menggelar acara serupa di Lapangan Perse Kota Ende.

Sejak pukul 18.00 Wita, arena kompetisi perlahan dipadati pengunjung. Panggung yang berdiri gagah di sisi timur mulai dikelilingi para pendukung masing-masing grup. Lucky Reyner selaku pembawa acara membuka  kompetisi dengan menggojlok pengunjung bersama hadiah-hadiah menarik yang dipersembahkan Nuu Mild.

Penonton memadati seputar arena para dancer yang sedang bersaing sportif




Meski udara sedikit dingin, namun lapangan tandus ditengah kota ini terus dipadati penonton hingga akhir acara. Kompetisi dibuka grup shuufle Incredible Dancers sebagai peserta pertama. Yang diikuti Kabor Shuffle Dance, The Four Boy, Blennd Dancer, Gracile Dancer, Genchar Shuffle Dance dan Belbor Dancer.

Stanley, salah satu juri kompetisi kepada inimaumere.com mengatakan penilaian dititikberatkan pada kekompakan, ekspresi, kostum, power, penguasaan panggung, pola lantai dengan nilai maksimal per kriteria adalah 100. 


Dari peserta diatas diambil empat grup shuffle dance terbaik dan diadu pada segmen Battle Shuffle. Selanjutnya yang terbaik diadu lagi pada segmen berikutnya yang menentukan juara 3. 


Dan puncaknya adalah perebutan juara I di Battle Shuffle Final yang diikuti duo grup terbaik yang telah melewati sejumlah penilaian. Dan Genchar Shuffle Dance serta Kabor Shuffle Dance asal Kampung Kabor berhak berkompetisi dipartai terakhir alias final.

 Dan hasilnya, juri kompetisi yakni Stanley (Kupang) dan Imelda (Maumere) memberi penilaian akhir, grup shuffle Genchar Shuffle Dance keluar sebagai pemenang dengan menyabet nilai 190. Genchar berhak atas hadiah uang sebesar Rp 1,5 juta sedang juara kedua Kabor Shuffle Dance meraih nilai 175 dan menggondol hadiah uang Rp 1.250 juta. Blend Dancer harus puas dengan nilai 145 dan berhak membawa pulang hadiah Rp 1 juta sebagai pemenang ketiga. Masing-masing pemenang juga mendapat piala tetap. 


 Untuk memuaskan para pengunjung yang telah menyempatkan waktu menyaksikan pegelaran ini, Transnusa Airlines selaku pendukung acara mempersembahkan hadiah menarik berupa voucher tiket gratis bagi penonton yang mampu menjawab kuis. Tiket gratis dengan rute Maumere - Kupang tak ayal menjadi salah satu persembahan kuis terbaik yang menarik minat penonton disela acara.  

Kompetisi juga mengusung sejumlah hiburan menarik yang membuat penonton tak beranjak. Misalnya duo raper dari grup hip-hop B-Unit yang jauh-jauh datang dari Kota Bandung, raper asal Kota Bajawa EBC dan grup hip hop asal Kota Maumere, Xelont n Crew. Tak ketinggalan beberapa band yang ikut serta meramaikan kompetisi.




  DJ Axelia - PA Calista dan sejumlah band bikin panas Maumere

Tampilnya para musisi semakin membuat acara kian menarik Dan yang paling heboh, ketika arena kompetisi disulap menjadi area dance floor dengan penampilan DJ Axelia dan PA Calista dari Kupang. Duet keduanya menjadi bagian akhir pegelaran kompetisi yang berlangsung hingga pukul 00.30 wita. Dalam suasana aman dan tertib hingga akhir acara, kompetisi ditutup dengan foto-foto bareng para pemenang, panitia dan sponsor acara.(oss)


searah jarum jam - Juara 3 Blend Dancer bersama Audy (kiri), Juara ke-2 Kabor Shuffle, Juara 1 Genchar, Nuu Mild, Trans Nusa & Neibers EO...


www.iniamumere.com
Selengkapnya...

Mirip UN, Tes CPNS Digelar Oktober

Deputi SDM Bidang Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN&RB), Ramli Naibaho mengatakan bahwa seleksi CPNS reguler akan digelar paling lambat bulan Oktober tahun ini. Pelaksanaan seleksi CPNS ini, kata Ramli, akan melibatkan konsorsium perguruan tinggi negeri (PTN) dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. "Mulai tahun ini seleksi CPNS reguler tingkat kesulitannya lebih tinggi. Tes dilakukan berjenjang dan soalnya dibuat oleh konsorsium perguruan tinggi negeri. Jadi daerah tidak lagi menggandeng universitas setempat karena materinya sudah disiapkan pusat," tegas Ramli Naibaho yang dihubungi, Kamis (28/6). Bahan tes CPNS ini, lanjutnya, disesuaikan dengan kemampuan daerah masing-masing. Sehingga akan ada kategori masing-masing kabupaten/kota, dan provinsi. Misalnya untuk Surabaya tingkat kesulitannya A, sedangkan Gorontalo C, dan Papua D.

"Jadi modelnya mirip tes Ujian Nasional dan UMPTN. Karena itu hasil UMPTN dan UN ini salah satunya akan dijadikan dasar untuk penetapan kategorinya. Nantinya yang akan menentukan adalah Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan)," terang Ramli. 

Setelah ditetapkan kategorinya, master soal yang dibuat konsorsium PTN akan diserahkan ke pejabat pembina kepegawaian (PPK) dengan pengawasan internal maupun ICW (Indonesian Coruption Watch). 

"Pusat tidak akan menangani penggadaan soal, itu jadi kewenangan daerah untuk menggandakannya," ucapnya. 

Untuk mengurangi kecurangan, saat penyerahan master soal, PPK wajib menandatangani surat perjanjian. Yang salah satu pointnya menyebutkan bila soal bocor (jual beli soal atau jawaban) maka PPK yang harus bertanggung jawab dan akan dipolisikan. 

"Selain itu, PPK ini akan diawasi ketat oleh pengawas internal dan ICW. Apalagi seluruh pelaksanaan seleksi CPNS mulai penggadaan sampai saat tes akan diawasi ICW yang menggandeng LSM-LSM terdaftar," tandasnya. (esy/jpnn/vit)
Selengkapnya...

Keragaman Corak Tenun Ikat Flores


Tenun ikat Flores dibuat dengan bahan dasar benang dari kapas yang dipilin oleh penenunnya sendiri. Benangnya kasar dan dicelup warna biru indigo. Kain dihiasi dengan ragam hias bentuk geometris aneka warna yang cerah dan menyolok. Kain tenun dari daerah Manggarai banyak menggunakan warna kuning keemasan, merah, dan hijau. Pembuatan desain kain tenun ikat di Flores dilakukan dengan mengikat benang-benang lungsi. Pekerjaan ini dapat berlangsung selama berminggu-¬minggu, bahkan kadang-kadang sampai berbulan-bulan. Seringkali pencelupan dikerjakan satu-persatu untuk setiap bakal kain sarung, meskipun kadang-kadang juga dilakukan sekaligus untuk beberapa buah kain sarung. Ketika kerajaan-kerajaan kecil di Flores masih ada, sejumlah orang bekerja khusus sebagai pembuat kain-kain tenun untuk kebutuhan kalangan raja-raja di istana.


Jika dahulu ada pembedaan pakaian adat berdasarkan status sosial (golongan bangsawan atau rakyat jelata), maka masa sekarang tidak lagi. Sekarang kain-kain tenun dibuat untuk dijual ke pasaran lalu dijual lagi kepada mereka yang membutuhkannya. Pesanan dengan kualitas khusus masih dilayani dengan harga khusus pula.

Beberapa daerah yang menghasilkan kain-kain tenun adalah Manggarai, Ngada, Nage Keo, Ende, hingga sekitar Lio, Sikka, dan Lembata di bagian timur Flores. 

Di daerah Manggarai ada teknik lain pembuatan ikat, yaitu menggunakan lidi-lidi pengungkit dalam proses penenunan untuk menghasilkan pakan tenun songket tambahan. 

Di daerah Ngada, Flores Tengah, juga terdapat kain tenun songket warna kuning emas sebagai pengganti songket benang emas. Kain-kain tenun songket Flores di atas latar tenunan benang kapas ini mempunyai banyak persamaan dengan kain-kain songket dari Sumbawa. Menurut sejarah wilayah sebelah barat Flores dulu merupakan daerah kekuasaan kerajaan Bima-Sumbawa yang memiliki kain-kain tenun songket benang emas dan perak untuk kalangan raja-raja Bima. 

Hal ini membawa pengaruh yang cukup kuat di daerah sebelah barat Flores, sehingga mereka pun mempunyai tradisi membuat kain tenun songket walaupun tidak menggunakan benang emas dan benang perak. Selain kain songket, masyarakat Ngada juga membuat kain tenun ikat. Tenun ikat yang mereka buat menggunakan warna-warna gelap, antara lain dengan kombinasi warna biru dan cokelat, dengan garis-garis sederhana. 

Sedangkan suku Nage Keo menghasilkan tenunan yang menampilkan motif bintik-bintik kecil dari teknik ikat pembentuk motif floral. Jalur ikat ini dikombinasikan dengan jalur-jalur kecil lain berwarna putih, merah, dan biru polos. 

 Seperti halnya kain sarung, pada kain songket juga ada pembagian desain kain antara lain adalah yang disebut bagian kepala yang diletakkan di bagian tengah dan yang disebut badan yang diletakkan di belakang kain lainnya. Pembagian desain songket dari Manggarai dan Ngada ini juga membentuk bagian badan dan kepala, dengan motif yang berbeda di kedua bagian tersebut. Saat dikenakan, bagian kepala biasanya diletakkan di bagian depan dan bagian badan diletakkan di belakang. 

Di Flores, kain tenun biasanya dikenakan hingga setinggi dada. Dalam perkembangannya, mereka menggunakan kebaya yang pemakaiannya dimasukkan dalam sarung. Cara memakai kain sarung seperti ini hampir sama dengan cara wanita Bugis dan Makasar di Sulawesi Selatan, atau Kaili dan Donggala di Sulawesi Tengah.

Pada mulanya kain adat Flores untuk wanita berbentuk sarung setinggi dada dan dilipat di bagian depan. Di bagian pinggang pemakai dikenakan ikat pinggang dari perak. Mereka tidak menggunakan kebaya atau blus. Namun kini ada variasi lain dari cara pemakaian kain sarung, di mana lipatan kain sarung diikat di salah satu bahu sehingga agak terangkat ke atas pada salah satu sisinya. 

 Cara pemakaian kain di Flores ada bermacam-macam. Lain daerah atau suku, bisa berbeda pula cara pemakaiannya. Perempuan suku Sikka di Maumere, Kabupaten Sikka, menggunakan kain sarung sebatas pinggang yang disebut utan, yang dipadukan dengan baju kebaya yang disebut labu, yang modelnya mirip kebaya Maluku. Utan dengan ragam hias yang diberi warna gelap atau hitam disebut utan welak.

 Paduan kain dan labu ini masih dirasa kurang bila tidak menggunakan selendang yang disebut dong. Penampilan kaum perempuan ini masih dilengkapi tusuk konde dari emas atau perak yang tinggi berbentuk bunga.(ultimoparadiso)
Selengkapnya...

Tuesday 3 July 2012

Neibers Siap Gelar Shuffle Dance Competiton

Trans Nusa bagi-bagi Tiket Gratis, Dimeriahkan DJ Axelia,Parade Band Live Pa Calista

Dua kota besar di daratan Flores, Maumere dan Ende tengah bersiap menyambut iven yang paling ditunggu, Shuffle Dance Competition. Di Maumere, empat hari lagi, tepatnya tanggal 7 Juli 2012, kompetisi yang mengusung dance shuufle ini akan segera di adu di Lapangan Umum Kota Baru Maumere. Area lapangan yang berpusat ditengah kota akan disulap dan menjadi pusat adu kreatif tarian moderen yang sedang hangat digandrungi jutaan anak muda di seluruh dunia. Neibers Event Organizer yang menyelenggarakan Dance Shuffle Competition persembahan Nuu Mild berupaya memeriahkan pegelaran ini. Selain gelaran utama kompetisi shuffle, hiburan sejumlah band lokal, live performa dari DJ Axelia dan Live PA Callista di Maumere dan DJ Vicky dan PA Ain untuk Kota Ende siap digeber. Iven ini juga mendapat dukungan dari Trans Nusa Air Lines. Perusahaan penerbangan ini menyediakan sejumlah hadiah menarik. Bagi penonton di Maumere yang beruntung akan mendapatkan tiket gratis Maumere - Kupang. Dan tiket gratis Trans Nusa Ende - Kupang bagi penonton yang beruntung di Kota Ende. Selain tiket gratis, door prize menarik dari trans Nusa disiapkan secara istimewa bagi penonton yang memenangkan kuis atau games. Sedangkan bagi para juara, disiapkan sejumlah hadiah menarik dalam bentuk uang tunai. Semua syarat kompetisi dan jumlah hadiah bisa kalian intip disini. Dengan dukungan ini, bagi kalian yang belum mendaftarkan grup dance kalian, segeralah mendaftar hingga tanggal 5 Juli 2012. Pastikan kalianlah yang terbaik!

Tarian shuffle di Kota Maumere belakangan mulai digandrungi sejumlah anak muda. Beberapa kali secara tak sengaja, terlihat anak-anak muda secara individual melakukan gerakan shuffling dipinggiran jalanan atau dibeberapa tempat terbuka. Tarian ini terbilang baru hadir di kota gersang. Tak diketahui pasti berapa grup yang telah dibentuk oleh para penggila shuffle.

 Jika Anda ingin menyaksikan aksi shuffle dance para anak muda di Shuffle Dance Competition ini, maka Anda bisa datang ke Lapangan Kota Baru Maumere Sabtu 7 Juli 2012 atau di Lapangan Perse Ende 16 Juli 2012 untuk melihat atraksi shuffle dance para muda dikedua kota tersebut. Jangan sekedar menonton, ikutlah bergabung meliukan kaki ber-shuffle dance ria.

 ***

 Shuffle dance saat ini tengah naik daun di Indonesia. Berbeda dengan break dance yang selama ini dikenal masyarakat sebagai jenis dance atraktif, shuffle dance baru populer di kalangan anak muda selama setahun belakangan. 

 Pernah lihat videoklip grup musik LMFAO yang berjudul “Party Rock Anthem”? Lagu yang menghentak dan tarian khas yang ditampilkan dalam videoklip itu mampu membuat tubuh ikut menari. 

 Nah, tarian yang muncul dalah videoklip tersebut dikenal dengan nama shuffle dance. Para penari menampilkan gerakan shuffling. Perhatikan salah satu lirik dari lagu itu, “Everday, I’m shufflin”. Lagu ini sedang populer di Indonesia. 

 Shuffle dance sebenernya tarian yang menitikberatkan pada gerakan kaki dan tumit sehingga terlihat menempel di lantai, seakan-akan seperti menyeret kaki.



www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Sensasi /rif di Kota Baru

Kelompok band asal Bandung /rif menggebrak Lapangan Kota Baru Maumere, Sabtu (30/6) malam. Konser musik cadas yang dipersembahkan Soundsation digeber tanpa putus. Sebelum /rif, Kabel 5 (Labuhan Bajo), Jet Coaster (Maumere), Jah Mof (Maumere), Mc Star (Maumere), Coma (Maumere), Rajang (Ende), tampil sebagai band pembuka yang membakar pesta rock dengan sejumlah lagu-lagu panas diawal konser. Perhelatan gratis mengundang banyak penonton yang meluber hingga badan jalan. Komunitas rock dan punk Maumere menyerobot hingga bibir pembatas. Penonton tetap tertib dan menjaga situsi terkendali. Konser diawali teriakan Andy yang menyentil soal korupsi. Lantang, pria nyentrik ini mengecam para koruptor sebelum menggebrak dengan lagu pembuka, Son. Lengkingan gitar, sangarnya kombinasi pukulan drum berpadu dengan lampu-lampu merah dan biru dan kombinasi lainnya seolah menyatu dengan kostum personel yang didominasi oleh warna hitam./rif yang digawangi  Andy (vokal), Teddy (bas), Jikun (gitar), Maggi (drum), dan Ovy tampil habis-habisan sebelum lagu paling heboh sepanjang 18 tahun perjalanan karir mereka berjudul Radja diluncurkan.

"Kalian punya pantai yang indah, kota yang cantik. Tolong jaga dan rawat itu dengan baik. Jangan biarkan tangan-tangan jahil dan orang-orang lain datang merusak keindahan dengan uang mereka. Tolong jaga keindahan itu," teriak Andy yang disambut aplaus hangat. 

Sebelumnya /rif berpiknik ria ke Pantai Kajuwulu dan Tanjung. Pantai indah dengan pemandangan alam dan bukit-bukit tandus serta tebing terjal yang terletak di jalur pantura Flores. 

 Selanjutnya lagu-lagu berjudul Dunia, Rock n Roll, Jhoni Esmod, Jeni, Bunga, Satu, Salah Jurusan, Fight, Loe To Ye terus digeber habis-habisan menggetarkan jantung. Teriakan penonton, baik di baris festival maupun vip tak ayal lantang terdengar. 

Ditengah pertunjukan ke-lima personil tak malu-malu mengedarkan moke, minuman khas daerah. Moke yang telah menjadi bagian dari kehidupan dan budaya masyarakat Kabupaten Sikka, Flores, diakui mereka merupakan minuman paling enak yang pernah diteguk. Andy mengedarkan moke ke semua personil. 

"Selama mengelilingin Indonesia, baru kali ini kami temui minuman yang sangat enak, moke emang oke," kata Andy. 

Ovie menerima edaran moke dari Andy. Lantas, mantan gitaris U'Camp ini membungkukkan badan ke penonton sebelum meneguk minuman tersebut. Tingkah Ovi layaknya apresiasi atas sikap masyarakat Maumere yang ramah menerima mereka. 

Hebohnya, saat Maggie, menciptakan yel-yel moke. Penonton mengikuti Maggie. Jadilah, yel-yel pendukung sepakbola yang dirubah liriknya menggema menjadi,"Maumere maumoke..oleee..olee..oleee..". Unik, lucu namun berkesan. Yap, inilah Maumere, inilah /rif. 


 Sebagai bentuk kepedulian para gitaris rock tanah air,  /rif membagi enam gitar akustik kepada enam gitaris band pembuka. Para gitaris nasional telah menyediakan 1000 gitar bagi semua gitaris diseluruh Indonesia. 

"Semoga dengan gitar ini, bisa menginspirasi kalian untuk menciptakan karya-karya bermutu dan semoga kelak lahir musisi rock dari Flores yang berkiprah secara nasional," ujar Andy.

Konser berakhir sekitar pukul 11 malam (wita), ketika lagu berjudul Si Hebat panaskan kuping terakhir kali. Sangat berkesan bagi /rif ketika Andy mewakili band-nya menerima sehelai tenunan ikat khas Kabupaten Sikka yang dikalungkan Oshy dari Choin Entertainment. Tenun ikat yang dibuat khusus itu tertera nama /rif. Layaknya sebuah bentuk penghormatan atas kunjungan mereka di Maumere.Ya, semoga saja lewat /rif, tenun ikat Sikka semakin dikenal publik khususnya para pecinta musik ditanah air. 

Meski sukses dan tertib,beberapa penonton menganggap sound musik tidak setara dengan keberadaan bintang rock papan atas dipanggung. "Suara vokalisnya tertutup musik," ujar Endro yang datang bersama putra lelakinya. Ia mengaku berdiri di belakang penonton. Yang lain berkomenar soal lighting. Lucunya, karena wajah dan aksi para personil /rif tidak bisa dinikmati. "Kami datang pingin melihat aksi nyentrik Andy diatas panggung, kami juga pingin melihat aksi-aksi personil lainnya, tapi tata lampu kebanyakan warna-warni sehingga terlihat samar. Mata kami meraba-raba seperti apakah aksi mereka disana, maklum kami orang kampung," kata Onya. 

 Konser /rif menjadi band rock pertama yang hadir di Flores. Khusus Andy, kedatangannya ke Maumere merupakan kedua kalinya setelah tahun 2008 menggebrak Maumere bersama Roy Jeconiah, mantan vokalis Boomerang.

Foto: Oshy Lelo & Srefan da Gama



/rif-Moke Oke

/rif -Radja - Maumere
www.inimaumere.com 
Selengkapnya...

Melihat Keterampilan Pembuatan Tenun Ikat Khas Maumere

Maumere, Griyawisata.Com -- Salah satu cinderamata khas yang tidak boleh dilupakan saat liburan ke Flores adalah kain tenun ikat. Anda bisa mengunjungi Maumere untu membeli dan melihat langsung pembuatannya. Yuk! Selain batik, kain khas yang dimiliki Indonesia adalah kain tenun ikat. Anda bisa memperolehnya saat berlibur ke Maumere, NTT. Di sana, pelancong bukan cuma bisa mem
beli kain yang diinginkan, tapi juga melihat langsung proses pembuatannya. Suku di Maumere yang aktif membuat kain tenun adalah Sikka. Suku yang desanya berada sekitar 24 km dari pusat Kota Maumere ini menjadi tempat para Mama menenun kain ikat. Turis yang kebetulan sedang berlibur di Maumere, bisa melihat ada banyak Mama yang sedang asyik membuat kain di depan rumah. Ya, kain tenun ikat ini memang dibuat oleh para wanita Flores yang biasa dipanggil "Mama". Dengan tekun dan teliti, mereka menyusun benang satu-persatu menggunakan alat tenun sampai menjadi kain tenun utuh.

Proses pembuatan ini tidaklah mudah dan memakan waktu yang cukup lama. Para mama harus menghabiskan waktu lebih dari satu bulan untuk membuat selembar kain tenun. Khusus sarung tenun yang siap pakai, waktu pembuatannya lebih lama, mencapai 8 bulan. Wah! 

 Pembuatan kain tenun ini diawali dengan pewarnaan benang. Tidak seperti kain dari perusahaan tekstil yang menggunakan bahan pewarna kimia, kain tenun ikat yang dibuat para mama, menggunakan bahan alami. Biasanya, warna yang digunakan adalah kuning, merah, biru dan juga cokelat. 

Untuk warna kuning, mama menggunakan bahan dasar kunyit, dan warna biru berasal dari daun nila. Untuk membuat kain tampak lebih berwarna, warna merah yang berasal dari akar mengkudu, dan cokelat dari batang kakao ditambahkan pada kain. 

 Untuk motif, mama menggunakan dua jenis motif, yaitu tradisional dan modern. Motif tradisional adalah motif yang kental dengan budaya animisme dan dinamisme. 

Sedangkan motif modern, pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan yang tradisional, yang membedakan hanya ada beberapa tambahan motif serta tingkat ketebalan motif. Uniknya, setiap motif yang diciptakan bisa menjadi identitas daerah asal pembuatan. Jadi, kain yang dibuat mama asal Ende berbeda dengan kain yang dibuat mama asal Maumere.[i/n/griyawisata]

foto: pedagang tenun ikat di Pasar Alok, Maumere
Selengkapnya...

SMKN 1 Maumere Diguncang Korupsi

Manajemen SMK Negeri 1 Maumere diguncang dugaan korupsi akibat tidak transparannya pengelolaan keuangan komite di sekolah itu. Pengelolaan dana komite sekolah sebesar Rp 1,5 miliar terkesan hanya diketahui oleh segelintir orang di sekolah itu. Hal itu terungkap dalam dengar pendapat antara Komisi C DPRD Sikka dengan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Yohanes Rana, Kepala SMK Negeri 1 Maumere dan para guru sekolah itu di gedung DPRD Sikka, Selasa (26/6/2012). Beberapa anggota DPRD Sikka dalam dengar pendapat itu mempertanyakan dana Rp 1,5 miliar. Dana itu merupakan dana komite yang dikumpulkan tiap seisa sebesar Rp 1,5 juta pada tahun 2010/2011, dan dana Rp 100 juta untuk program Bahasa Inggris. "Ke mana pertanggungjawaban uang Rp 1,5 miliar yang sudah dijelaskan oleh komite sekolah bahwa dana itu dipungut dari siswa Rp 1,5 juta. Dana itu ke mana saja. Itu baru dana komite, belum dana yang lainnya sehingga perlu ada penjelasan pengelolaan dana di SMKN 1 Maumere," kata Afridus Aeng, salah satu anggota DPRD Sikka.

Komisi C DPRD Sikka memanggil Kepala SMKN 1 Maumere, para guru dan Kadis PPO Sikka untuk menghadiri rapat dengar pendapat tersebut untukmeminta penjelasan adanya sinyalamen pengelolaan dana di SMKN 1 Maumere tidak transparan.

 "Saya sebagai guru Bahasa Inggris di SMKN 1 Maumere kaget ada dana Rp 100 juta. Saya kaget dana itu dipakai buat apa. Kenapa tidak beri tahu kami. Padahal dana itu sangat penting bagi siswa. Tahun ajaran lalu kami dapat bantuan, tapi apakah bantuan itu dari dana Rp 100 juta itu, kami tidak tahu. Tidak ada penjelasan dari Kepala Sekolah sehingga kami tidak tahu," kata Maria Antonia, Guru Bahasa Inggris di SMKN 1 Maumere saat dengar pendapat dengan DPRD Sikka.

 Saat dengar pendapat itu semua permasalahan dan ketidakberesan di SMKN I Maumere dibeberkan enam guru SMKN 1 Maumere. Keenam guru itu, yakni Serinus Stefanus, Selestinus, Sabinus Clemens, Rinaldus, Maximus Meon dan Maria Antonia. Para guru SMKN 1 Maumere ini mengungkapkan bahwa pengelolaan dana di sekolah itu tidak terencana. Mereka hanya diminta mengajukan dana untuk kebutuhan masing-masing keahlian.

 "Semua kami usulkan. Yang belanja bendahara. Ada dana untuk UN tahun 2011/2012 hanya cair sebagian saja dan sebagian tidak cair sampai ujian selesai dananya tidak tahu ke mana," kata Rinaldi.

 Selain beberapa guru, Komite Sekolah SMKN 1 Maumere, Ignas Martin mengatakan, pengelolaan dana komite Rp 1,5 juta tiap siswa tahun ajaran 2010/2011 hingga sekarang belum ada pertanggungjawaban.

"Sekolah yang urus dan sampai sekarang belum ada pertanggungjawab kepada komite," kata Ignas.

 Salah seorang anggota DPRD Sikka, Siflan Angi membeberkan ada dana Rp 100 juta di rekening Kepala SMKN 1 Maumere, Yulianus Sewar.

 Pernyataan Siflan dibantah oleh Yulianus. "Itu tidak benar. Saya minta pembuktian. Jangan mencemarkan nama saya. Saya ini bukan binatang. Kami datang ke sini mau benahi tapi jangan fitnah saya yang tidak benar. Saya minta SMKN 1 diaudit dan saya siap diganti bila perlu sekarang ini mau ganti saya siap," tegas Yulianus, dalam rapat dengar pendapat tersebut.

 Atas temuan penyimpangan pengelolaan dana di SMKN 1 Maumere, DPRD Sikka meminta Dinas PPO Sikka menggantikan Kepala SMKN 1 Maumere dan meminta audit dari inspektorat.

"Kalau ada yang mau jadi Kepala SMKN 1 Maumere sebaiknya dari luar saja. Jangan dari SMKN 1 Maumere. Di sana sudah ada pengkotak-kotakan. Mau ganti kepala sekolah, ganti dari luar SMKN I Maumere," kata Siflan.

 Siflan dan beberapa anggota DPRD Sikka kecewa karena permintaan DPRD Sikka agar manajemen memberikan penjelasan tentang pengelolaan keuangan di SMKN 1 Maumere, tapi tidak disikapi pihak sekolah.

 "Kami sudah minta jauh hari sebelumnya agar datang ke DPRD Sikka bawa data. Terus terang saya mau katakan Anda ini kepala sekolah dan bukan bapak asrama. Kalau kepala sekolah manajemennya jelas, ada wakil kepala sekolah dan bendahara. Surat kami kepada SMKN 1 Maumere sudah jelas, kenapa tidak siapkan data," tegas Siflan.

Pantauan Pos Kupang, rapat dengar pendapat di Gedung DPRD Sikka dihadiri guru SMKN 1 Maumere, komite sekolah dan sejumlah anggota DPRD Sikka. Dengar pendapat dipimpin Ketua Komisi C DPRD Sikka, Stef Say, dihadiri anggota DPRD Sikka, Siflan Angi, Suaib, Darius Evensius,Yanto dan Piet Jelalu. Ikut juga Ketua DPRD Sikka, Rafael Raga dan Wakil Ketua DPRD Sikka, Felix Wodon. *(tribunnews.com)
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 07.12 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---