Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Tuesday 21 September 2010

Musik Gong Waning di Tengah Duka Kematian

Saat mendengar bahwa salah satu anggota keluarga ada yang wafat, seketika itu suasana berubah jadi duka cita. Tapi ditengah suasana duka, ditengah jerit tangis nan pilu, beberapa keluarga lain menghadirkan para penabuh gong waning. Sambil menunggu kedatangan jenazah, gong waning terus ditabuh. Pukulan mistik musik etnik Sikka tersebut mendominasi suasana. Tak cuma itu. Satu dua penari dadakan mulai bergerak luwes dipanggung berlantai tanah. Saat jenazah tiba, gong waning tersebut terus mendengarkan bunyinya..
Usai misa pemakaman, anak, ponakan dan sodara dikenakan untuk membawa peti jenazah. Didepan pemanggul peti jenazah para penari perempuan berjumlah 6 orang memimpin sambil menari-nari adat diiringi pukulan musik gong waning. Para penari ini mengenakan pakaian adat seragam tapi tak beralas kaki. Iring-iringan ini bergerak melewati lobang makam dan terus menjauhi.

Setelah agak jauh mereka berbalik arah dan menuju lobang makam tadi. Saat sampai disitu, tari-tarian terus bergerak. Musik terus dimainkan. Dan para tetuah adat menerima peti jenazah dengan sapaan adat. Setelah itu barulah, upacara kegamaan terakhir untuk penguburan dilanjutkan.

Tak banyak informasi yang didapat. Tapi yang diketahui bahwa upacara dengan musik gong waning dan tari-tarian adat ini dipersembahkan khusus bagi orang-orang dalam sebuah suku yang memiliki pengaruh atau masih keturunan keluarga berpengaruh disuku bersangkutan. Bisa juga yang meninggal adalah orang yang sudah sangat berumur meski bukanlah seorang yang berpengaruh dalam strata sosial di suku tesebut. Musik yang dimainkan dengan tetarian dimaksud sebagai pengantar atau pengiring kepergian arwah tesebut menuju ke alam keabadian.

Upacara kematian juga tak lepas dari dkorbankannya seekor kuda. Penyembelihan kuda memiliki makna penting. Kalau Ata Mate (orang meninggal) itu adalah orang yang memiliki harta benda maka saat mati keluarga membunuh kuda. Meskipun hal ini jarang terjadi dimasyarakat, namun ada arti dibalik kuda yang dibunuh. Pada jaman dulu kuda mempunyai nilai yang tinggi karena kuda dianggap memiliki kekuatan seperti manusia. Karena itu kuda ditukarkan dengan manusia untuk memperoleh hamba (maha).

Sebagai binatang korban, kuda itu dipersembahkan kepada orang mati dengan membunuhnya didepan rumah searah pintu besar (pintu depan/utama). Tapi kalau yang meninggal adalah orang biasa maka binatang yang biasa dibunuh adalah babi.

Kabupaten Sikka memang unik dan khas. Budaya dan adat istiadat masih dipegang oleh generasi sekarang dan menambah keragaman nuansa dalam budaya Flores, NTT dan Indonesia.



www.inimaumere.com

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Tuesday, September 21 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---