Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Sunday 24 July 2011

Rilex Juara Festival Band Akustik

New Heart Beat Compilation

Kelompok musik Akustik Rilex Band, berdomisili di Perumnas Kota Maumere, menyabet juara pertama pada Festival Band Akustik yang digelar di Lapangan Umum Kota Baru Maumere, Sabtu (23/7/2011). Festival dengan tema “New Heart Beat Compilation” di selenggarakan oleh Neibers Event Organizer dengan dukungan sponsor utama rokok NUu Mild. Iven yang baru pertama kali diadakan di Kota Maumere bahkan di Flores diikuti enam kelompok band akustik yang tersebar diberbagai daerah di Kota Maumere. Mereka adalah Rilex Band, Comet Six Band (CSB), Coovy Band, Bhaktyarsa Band, Riferm Band dan Pixel Band. Ke-enam band tampil bersaing membawakan lagu wajib "Laskar Pelangi” dan lagu pilihan dari panitia. Persaingan dalam musik akustik diselingi hiburan dari Salsa Dancer serta penampilan panas DJ Vicky dan DJ Axelia dalam tema heboh, “New Heart Beat Compilation”.

Festival dihadiri ribuan penonton yang membanjiri Lapangan Umum Kota Baru. Peserta yang rata-rata terdiri dari 5 personel diwajibkan membawakan satu lagu berjudul “Laskar Pelangi” dan satu lagu pilihan. Mereka bebas mengaransmen lagu-lagu tersebut dengan kreasinya masing-masing.


Penampilan pertama Festival Band Akustik yang dimulai pukul 20.00 Wita dibuka oleh grup band Comet Six Band. Kemudian diikuti oleh The Pixel, Coovy Band, Rilex, Bhaktyarsa, serta diakhiri oleh grup Riferm.

Rilex Band tampil sebagai kampiun setelah tiga Juri masing-masing Edmond Bura , Robbie dan Vian memberikan nilai 5080. Sedang posisi kedua disabet Riferm Band. Band yang tampil dengan pemanis pada instrumen musik biola ini mendapat nilai 4710. Sebagai juara ketiga Comet Six Band meraih nilai 4115.

Juri festival, ki-ka: Robbie, Edmond & Vian VS Sikka Akustik (Bintang Tamu)

Penampilan Comet Six Band masih 'dingin' diawal lagu “Laskar Pelangi”, namun band yang bermukim di kawasan Perumnas Maumere mampu bangkit dan tampil secara baik saat membawakan tembang Pelangi (Boomerang).

Penampilan apik ditunjukan sang kampiun Rilex Band. Dengan punggawa berpengelaman di berbagai panggung musik, Rilex Band tampil bagus saat mengatasi lagu semacam To Be With You (Mr. Big). Dilatari vokal punggawa lainnya, vokalis Rino mampu menyajikan lengkingan indah.

Rilex Band dan Riferm Band

Bhaktyarsa dan Croovy Band

Penampilan juara kedua Rifrem Band tak jauh beda. Peforma band ini lumayan mendapat perhatian penonton. Menampilkan vokalis cewek, pemanis lainnya adalah instrumen musik biola yang dibawakan salah satu personilnya. Lagu pilihan To Be With You terasa merdu mengalir dalam balutan petikan gitar bersama gesekan biola.

Punggawa Rilex Band, masing-masing Bung (gitar), Jupe (gitar) Rino (vokal), Nolly (bongo), Gomez (bass) mengungkapkan kegembiraan atas keberhasilan band mereka meraih kemenangan. “Senang dan bangga,” ucap mereka bersamaan saat ditemui di belakang panggung.
“Secara khusus kemenangan ini kami persembahkan buat kemajuan musik di tanah Sikka. Untuk Neibers Even Organizer serta NUu Mild kami ucapkan terima kasih telah mengadakan acara dahsyat ini. ” ungkap Jupe yang diamini Gomez.

Sebagai pemenang, Rilex Band mendapat hadiah Rp 1,5 juta bersama satu buah piala tetap. Sedangkan juara kedua Referm Band membawa pulang hadiah uang sebesar Rp 1,25 juta serta satu piala tetap dan Comet Six Band di posisi ketiga mendapat hadiah Rp 1 juta dan satu piala tetap.

Francois Tondong menyerahkan hadiah kepada pemenang pertama & Audy kepada pemenang kedua

Audy dari Neibers Event Organizer mengatakan tujuan diadakan festival dan hiburan ini sebagai wadah berkreasi dan berekspresi kawula muda Maumere terutama pecinta musik. “Selain itu tujuan lainnya mengajak para muda Kota Maumere agar selalu berkreasi secara positip dan menjauhi hal-hal negatip,” ucap Audy. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak karena mendukung keberhasilan festival band akustik tersebut.

Neibers Event Organizer menggandeng rokok NUu Mild sebagai sponsor utama kegiatan festival. Francois Tondong, District Supervisior NUu Mild wilayah NTT turut hadir menyaksikan kehebohan “New Beat Compilation”. Ia mengatakan senang dan bangga sebab acara tersebut berjalan aman dan mampu menghibur sebagian warga Kota Maumere. “Anak-anak muda disini sangat kreatip dan kami dari NUu Mild bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan positip semacam ini,” ujarnya.

Usai persaingan para band akustik, DJ Vicky dan DJ Axelia langsung mengatasi penonton dan mengajak ber-dugem ria. Keduanya saling berkoloborasi dalam berbagai pilihan lagu dengan beat-beat menggoda. Dentuman musik yang dimainkan DJ Vicky dan DJ Axelia berasa beda pada malam itu. Area dancefloor yang biasanya menjadi tempat berolahraga berubah menjadi arena para pemuja musik remix. Kehebohan para penonton semakin terasa meski waktu semakin merambat. Apalagi penampilan duo deejay asal Kota Kupang ini kian panas. Hasilnya para pemujanya tak beranjak hingga lagu terakhir. Meski peluh bercucuran, kedua deejay ini terlihat sangat menikmati kehebohan.

DJ Vicky n DJ Axelia beraksi

Konsep festival band akustik yang dipadu dengan penampilan DJ benar-benar menghibur penonton. Salah seorang pengunjung, Ronald mengatakan, tidak menyangka malam ini disuguhkan musik yang oke dari seorang DJ cewek yang cantik dan musiknya beda. “Yo'i, saya benar-benar suka dan tentunya menikmatinya. Daripada pusing dirumah disini bisa tuntaskan semuanya. Lihat to saya dari tadi bergoyang?” katanya.

Iven yang dipandu MC Lucky Reyner, selain mendapat dukungan sponsor utama dari NUu Mild juga didukung oleh Transnusa Air Service, Toko Buku Gramedia, Sonia FM, Nara Sound, Sikka Akustik, Polres Sikka dan www.inimaumere.com. Festival musik dan hiburan ini selain menggelar kuis-kuis menarik juga tak dipungut biaya masuk, alias gratis.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Maumere, Sunrise dan Segelas Kopi


Byyyararrrr...kepala-kepala kecil itu menusuk lautan dangkal. Lantas kepermukaan dengan senyum riang. Lalu satu dua kembali ke dermaga, melempar kembali kail yang tadi disimpan. Mereka saling bercanda. Padahal didasar dermaga Ikan-ikan kecil sedang menggoda kail mereka. Mereka tak peduli malah berkejar-kejaran sambil tertawa lepas riang. Yang lain menikmati sendiri sambil menekuk kaki. Pandangan mata erat memagut batas tepi samudera. Udara pagi nan sejuk perlahan usir suntuk. Huh! Padahal surya keemasan mulai mereyap pelan keatas. Pelan-pelan pecah memendar ketika tinggi diatas batas samudera. Sinarnya semakin terang dan seakan membentuk cincin nan indah. Orang-orang disekitar tak mempedulikannya. Mungkin sudah biasa.
Pagi, sunrise dan segelas kopi. Sambil manyun dipinggir pantai, memandang indahnya sang mentari di hari minggu. Eh, dari sebuah kamar sempit mengalun lembut suara Imanez “......dengan segelas kopi ku pandang lautan lepas... nggak kenal waktu..nggak kenal hari...pagi selalu...”.... Yap Maumere, Sunrise dan segelas kopi...

Maumere

Maumere

Maumere


www.inimaumere.com


Selengkapnya...

719 Pulau Belum Diberi Nama

Sebanyak 719 dari 1.192 pulau di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga saat ini belum diberi nama. Penyebabnya, NTT memiliki kondisi georafis yang sulit dijangkau, yaitu banyak pulau kecil dan besar termasuk pulau kecil terdepan.
"Nusa Tenggara Timur memiliki 1.192 pulau, 472 pukau telah diberi nama, 719 pulau belum diberi nama," ujar Gubernur Frans Lebu Raya, pada rapat pembinaan dan pembakuan nama-nama rupabumi wilayah adminstrasi bersama 290 camat se-Nusa Tenggara Timur, di Kupang, baru-baru ini. Menurut Gubernur Lebu Raya, persoalan penamaan dan pembakuan rupabumi, masih merupakan persoalan tersendiri di daerah ini, karena karakteristik yang dimiliki daerah ini. Gubernur Lebu Raya mengatakan secara administratif saat ini NTT memiliki 290 kecamatan, 2.650 desa dan 316 kelurahan.

"Kondisi ini membutuhkan keseriusan semua pihak untuk melakukan pendataan permukaan bumi dengan sebaik-baiknya. Untuk itu pada kesempatan ini, para camat dan pemerintah kabupaten/kota dapat melakukan pendataan dengan akurat di lapangan, karena camat, lurah dan desalah yang paling mengetahui wilayahnya," ujarnya.

Berkaitan dengan hal itu, Gubernur meminta kepada panitia di kabupaten/kota agar memperhatikan tiga hal pokok yaitu identifikasi rupa bumi harus dilakukan dengan teliti. Berikut pemberian nama kepada unsur rupa bumi harus sesuai dengan kondisi apa adanya di lapangan dan selanjutnya pembakuan nama unsur rupa bumi harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Kepada unsur pimpinan daerah terutama Komandan Lantamal VII Kupang, Komandan Korem 161 Wirasakti Kupang serta Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Nusa Tenggara Timur dan kabupaten/kota, saya harapkan pula dukungan agar penamaan dan pembakuan nama rupa bumi terutama identifikasi koordinat, proses penamaan dan pembakuan nama rupabumi pulau yang belum diberi nama dan pulau kecil terdepan segera dilakukan," ujar Gubernur.(ant/mi)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Thursday 14 July 2011

Neibers Gelar Festival Band Akustik

Gratis, 23 Juli 2011 Lapangan Umum Kota Baru
Kabar gembira bagi band-band kamu. Neibers Event Organizer kembali menggelar pentas festival musik di Kota Maumere. Persembahan bertema Festival Band Akustik "New Heartbeat Compilation" menggandeng sponsor utama rokok NUu Mild. Festival akan berlangsung pekan depan, 23 Juli 2011 di Lapangan Umum Kota Baru Maumere. Selain musik, ajang juga menampilkan hiburan menarik dari duo deejay dan sexy dancer. Audy dari Neibers Event Organizer mengatakan pentas festival musik akustik bertujuan memberikan wadah berkreasi dan berekspresi bagi kelompok band lokal yang jumlahnya cukup banyak namun jarang tampil karena minimnya iven. “Selain totalitas berekspresi, bermain dan bersaing dalam kompetisi musik akustik akan menjadi tantangan bagi band mereka. Siapa yang terbaik akan menggondol hadiah menarik,” jelas Audy. Nah, bagi band-band yang ingin tampil pendaftaran telah dibuka dari tanggal 1 Juli 2011 dan akan ditutup 20 Juli 2011. Pendaftaran bisa dilakukan di Radio Sonia Fm dan Toko Buku Gramedia Maumere dengan biaya Rp 100 ribu/band. Panitia mensyaratkan peserta berusia 17 hingga 40 tahun dengan personil 3-6 orang dalam satu band.
Sudah siap?

Audy menjelaskan, untuk memenangkan persaingan setiap band akustik diwajibkan membawa lagu “Laskar Pelangi” (Nidji Band) dan beberapa lagu pilihan yang disiapkan panitia.
Lagu-lagu pilihan tersebut adalah “Kuyakin Cinta” (D’Cinnamons), “Jangan Menyerah” (D’Massive), "Janjiku" (Gigi), “Pelangi” (Boomerang), To Be With You (Mr. Big), “Hotel California” (The Eagles). Peserta diberi kebebasan untuk mengaransemen lagu-lagu tersebut secara akustik.

Tambah Audy, semua peralatan band akustik disiapkan panitia kecuali instrumen keyboard. Tapi panitia tidak membatasi jika ada kelompok akustik yang ingin mengunakan peralatan musik sendiri. "Boleh, jika ada kelompok band yang ingin tampil dengan peralatan band sendiri. Tapi panitia tetap mempersiapkan peralatan akustik di panggung," jelasnya.

Jadi tampilkan performa band kamu sebaik mungkin, soalnya hadiah yang ditawarkan cukup lumayan. Misalnya, untuk hadiah pertama panitia menyiapkan hadiah uang sebesar Rp 1,5 juta. Juara kedua Rp 1,25 juta dan juara ketiga Rp 1 juta.

Selain sebagai ajang musik akustik, festival yang di dukung penuh Transnusa Air Service ini akan dimeriahkan beberapa sajian menarik. DJ (disc jockey) Axelia dan DJ Vicky dari Kupang direncanakan akan unjuk kebolehan meramu musik dan lagu sekaligus menghibur penonton dan peserta di Lapangan Kota Baru.

Selain kedua deejay, hiburan menarik lainnya adalah tampilnya grup dancers lokal. “Kami inginkan sesuatu yang berbeda dan jarang diadakan disini. Musik deejay dan sexy dancer ditengah kompetisi musik akustik. Selain sebagai sarana berkespresi, festival ini juga untuk menghibur masyarakat Maumere,” ujar Audy.

Bagi yang ingin menghibur diri, menyaksikan dan mendukung peforma band-band sahabat kamu di Festival Musik Akustik “Heartbeat Compelation” datang saja di Lapangan Kota Baru, 23 Juli 2011. Festival bernilai positif ini sama sekali tak dipungut tiket masuk bagi penonton. Jadi serba gratis.

Neibers Event Organizer sebelumnya pernah menyelenggarakan Parade Band beberapa waktu lalu di Maumere. Saat itu, Canabis Band keluar sebagai pemenang favorit.

So, yang di Maumere jangan berdiam diri lagi. Siapkan personil yang mumpuni. Daftar band kamu sekarang. Kompetisi siap berjalan. Jangan sampai dilewatkan.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

KPK Sudah Lama Incar Bansos

Juru bicara (jubir) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi mengatakan, KPK sudah lama mengincar kasus dugaan penyimpangan dana bantuan sosial (bansos) sebesar Rp 10,7 miliar tahun 2009 di Kabupaten Sikka. Dugaan penyimpangan dana bansos itu hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan NTT. Namun baru Rabu (13/7/2011), KPK menerima laporan resmi dari DPRD Sikka. "Sudah lama kami lirik kasus ini (bansos). Tetapi selama ini tidak ada laporannya. Ini kasus korupsi pertama dari NTT. Selama ini kami juga heran kok NTT mulus-mulus saja. tidak ada laporan kasus korupsi," kata Johan Budi, kepada utusan DPRD Sikka sebagaimana dituturkan Ambros Dan, yang ikut mengantar rekomendasikan kasus dugaan penyimpangan dana bansos ke kantor KPK, Rabu (13/7/2011) siang. Utusan DPRD Sikka mengantar rekomendasi DPRD yakni enam orang anggota pansus DPRD menyetujui kasus dana bansos ditangani KPK, sedangkan tiga anggota pansus tidak setuju.

Dua anggota DPRD Sikka yang ikut adalah Ketua Fraksi Gabungan Nasionalis, Siflan Angi dan Ketua Fraksi Demokrat, Piet Jelalu. Pertemuan dengan Jubir KPK berlangsung selama 45 menit mulai pukul 14.00 Wib.

Ambros dihubungi Flores Star Rabu (13/7/2011) malam melukiskan suasana pertemuan sangat dinamis. Jubir KPK mendengarkan penjelasan mengenai latar belakang sampai muncul kasus bansos, permasalahan dan fakta-fakta yang ditemukan selama pansus DPRD. Semua hal disampaikan Drs. Landoaldus Mekeng, diminta anggota lainnya sebagai wakil DPRD.

"Kami jalan tanpa didampingi pimpinan DPRD Sikka, sehingga kami berinisiatif sendiri meminta Pak Landoaldus Mekeng, menyampaikan masalah ini. Tidak tahu apa alasaannya, tidak ada pimpinan yang ikut," keluh Ambros.

Jubir KPK, kata Ambros, menyatakan menerima laporan resmi DPRD Sikka akan ditelaah selama 30 hari. KPK akan menghubungi tim DPRD mengklarifikasinya. "Mereka akan menghubungi DPRD untuk melakukan klarifikasi," kata Lando.

Dugaan penyimpangan dana bansos tahun 2009 di Bagian Kesra Setda Sikka, terkuak dan menjadi buah bibir seluruh warga Sikka setelah temuan BPK Perwakilan NTT dipublikasikan gencar media massa lokal. Tekanan dilaksanakan pansus DPRD Sikka menyelidiki kasus ini dan mendorong dibawa ke KPK. DPRD Sikka menerima laporan pansus DPRD merekomendasikan kasus ini di tangani KPK.

Dugaan korupsi terbesar dalam sejarah pemerintahan di Sikka menurut rekomendasi DPRD menyeret sejumlah pejabat elit pemerintahan di Sikka yang kelak berurusan dengan aparat hukum.(ius/floresstar)
www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Sunday 10 July 2011

Nua Bari

Desa Nua Bari di Kabupaten Sikka, Flores adalah sebuah desa yang memiliki keunikan dalam hal ritual penguburan jenasah. Setiap jenasah orang yang meninggal biasanya di kuburkan dalam sebuah batu. Menurut kepercayaan masyarakat setempat arwah orang yang dikuburkan tersebut akan berada dalam ketenangan abadi. Tradisi penguburan jenzah dalam batu tersebut telah berlangsung ratusan tahun hingga sekarang. Secara tradisi yang dikuburkan hanya orang-orang yang dianggap dituakan. Anak-anak dari turunan keluarga tersebut dapat pula dikuburkan apabila kelak mereka diistimewakan oleh masyarakat setempat atau dari kalangan keluarga yang mampu. Batu kubur tersebut dipahat untuk dilubangkan sebagai tempat menaruh jenazah dengan kedalaman kira-kira 80 cm dan lebarnya sesuai dengan ukuran batu yang di gunakan dan memakan waktu kira-kira 3 hari memahat nonstop dengan peralatan sederhana. Sedangkan sebagai penutup batu kubur menggunakan lempeng batu.

Lempeng batu tersebut diambil dari tempat-tempat yang disekitar desa tersebut oleh masyarakat yang terlibat. Jadi dalam hal pembuatan batu kubur seluruh warga kampung memang dilibatkan untuk bergotong royong mempersiapkan tempat keabadian seorang warga yang akan meninggal.

Setiap jenasah yang diletakan dalam sebuah kubur batu tersebut diposisikan duduk dengan kaki di tekuk sedemikian rupa sehingga terlihat seperti seorang bayi yang berada dalam kandungan yang secara harafiah berarti manusia itu kembali ke pada posisi awal dalam rahim.
Bagi masyarakat biasa dimakamkan dalam kuburan umum yang terdapat di sekitar Desa Nua Bari.

Nuabari berada delapan Km dari Wolowiro, wilayah selatan Kabupaten Sikka. Persimpangan menuju Nubari dari jalan utama (lintasan ke Kabupaten Ende) berdekatan dengan Pantai Koka.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

“Ke-11-an” DPRD Sikka

Ke KPK Kenapa Harus Ramai-Ramai?
Oleh: Frans Anggal
Sebanyak 11 anggota DPRD Sikka dan beberapa staf sekretariat DPRD (setwan) ke Jakarta, Senin 11 Juli 2011. Mereka ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mengantar keputusan DPRD yang merekomendasikan kasus dana bansos Sikka tahun 2009 senilai Rp10,7 miliar ditangani KPK (Flores Pos Kamis 7 Juli 2011).
"Kesebelasan" DPRD ini terdiri ketua, wakil, dan utusan dari enam fraksi. Koq sebanyak itu? "Saya pikir angka itu berlebihan," kata E P da Gomez, politikus senior PDI-P Kabupaten Sikka. "Yang berangkat cukup ketua DPRD, seorang staf sekretariat dewan. Dan, kalau anggaran memungkinkan, dengan utusan fraksi," katanya.
Anggaran pasti memungkinkan. Kalaupun tidak, bisa dimungkin-mungkinkan. Semuanya bisa diatur koq. "Soal biaya, ada pos pembiayaan konsultasi," kata Ketua DPRD Rafael Raga. Kentara di sini, pos anggaran dihadapi dengan logika pemakaian, bukan logika pemanfaatan atau logika penggunaan.


Logika pemakaian mengandung kata dasar "pakai". Pemakaian atas cara apa, bukan soal. Boros atau hemat, bukan masalah. Yang penting ada nomenklaturnya. Ini berbeda dengan logika pemanfaatan atau logika penggunaan yang mengandung kata dasar "manfaat" atau "guna". Keber-manfaat-an atau keber-guna-an menjadi unsur penting tindakan. Nomenklatur saja tidaklah cukup.

Dengan logika pemakaian atas pos pembiayaan konsultasi itulah Rafael Raga dkk berangkat ke Jakarta. Rombongan ini sudah pasti habiskan ratusan juta rupiah. Uang negara dipakai begitu banyak hanya untuk antar sebuah rekomendasi. Padahal, semestinya, menurut keber-manfaat-an atau keber-guna-annya, yang berangkat cukup ketua dan seorang staf setwan. Selebihnya, pemborosan.

Menanggapi sorotan pemborosan ini, yang antara lain disampaikan Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Pusat Petrus Salestinus, jawaban Rafael Raga mengejutkan. "Jangan dilihat dari banyaknya anggota dewan yang pergi (ke Jakarta)," katanya. "Ini sebagai salah satu bentuk keseriusan DPRD dan masyarakat Sikka untuk tuntaskan (kasus) dana bansos."

Wah, wah. Banyaknya anggota dewan yang berangkat merupakan wujud keseriusan penuntasan kasus. Berarti, semakin banyak yang berangkat, semakin seriuslah DPRD. Kalau begitu, 11 orang itu masih kurang dong. Semestinya, demi keseriusan paripurna, seluruh anggoa dewan berangkat. Makin lama di Jakarta, makin seriuslah mereka.

"Ini sebagai salah satu bentuk keseriusan DPRD dan masyarakat Sikka …." Sebut masyarakat Sikka? Ini manipulasi. Kalau DPRD dengarkan masyarakat, dalam pengertian mempertimbangkan kepentingan umum, kenapa sebanyak itu yang berangkat? Akal sehat masyarakat akan menyetujui E P da Gomez. Yang berangkat cukup ketua dewan dan seorang staf setwan.

Ke Jakarta, antar rekomendasi ke KPK, "… untuk tuntaskan (kasus) dana bansos." Itu bukan langkah yang menuntaskan kasus. KPK tidak bodoh mene¬rima rekomendasi pengalihan penanganan sebuah kasus yang sedang gencar ditangani kejaksaan.

Jadi? Jauh dari menuntaskan kasus, keberangkatan kesebelasan DPRD itu hanya melahirkan kasus baru. TPDI mengadukan 11 anggota DPRD ke KPK. Mereka dinilai menghalang-halangi dan mengintimidasi kejaksaan. Juga, tentunya, memboroskan uang negara dengan alasan yang rapuh. Hmmm, kesebelasan DPRD Sikka.(http://frans-anggal.blogspot.com)

”Bentara” FLORES POS, Jumat 8 Juli 2011

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Thursday 7 July 2011

Dibawa ke Meja Hukum

11 Anggota DPRD ke KPK Pekan Depan
Dua hari setelah rapat paripurna Senin (4/7/2009) yang melahirkan rekomendasi DPRD Sikka dengan persetujuan dugaan kasus bansos yang merugikan negara Rp 10,7 miliar ditangani KPK, gedung dewan kembali membentangkan drama tentang tuntutan perlunasan sisa utang dari pihak Suitbertus Amandus pemilik UD Surya Putra 2000 (SP 2000) ke Pemkab Sikka. Pihak SP 2000 selama ini menuntut kejelasan perlunasan sisa utang dari pihak pemerintah sebesar Rp 4,4 miliar. Pemerintah daerah berkelit bahwa utang tersebut bukan jadi tanggungan pemerintah tapi oknum staf bagian kesra setda Sikka. Untuk memperjelas persoalan, DPRD Sikka Rabu (6/7/2011) mengundang pihak-pihak bersangketa untuk duduk bersama dan mencari solusi pemecahan. Rapat Dengar Pendapat antara kedua belah pihak berlangsung tertutup dihadiri Bupati Sikka Sosimus Mitang dari Pemerintah Kabupaten Sikka dan pihak SP 2000 yang diwakilkan pada Robby Keupung, Henny Doing, Marianus, S.H, AM Keupung, OLM Gudipung. Pihak SP 2000 menuntut pemda melunasi sisa utang sebesar Rp 4.417.961.860 yang belum dibayar.

Rapat Dengar Pendapat berlangsung di Ruang Kulababong DPRD Sikka, dimulai pukul 15.00 wita dimoderasi Ketua DPRD Sikka Rafael Raga. Selain pihak SP 2000 hadir juga pihak ketiga lainnya yang menagih utang ke Pemkab Sikka. Mereka adalah Marthen Milla yang mewakili Chritian Herman, Lily yang mewakili Stef Lenkong dan Margareth Endang yang memiliki piutang dengan Pemkab Sikka. Rapat dengar pendapat juga dihadiri Setda Sikka Cipry da Costa, pimpinan SKPD dan diikuti anggota dewan DPRD Sikka.

Dalam dialog tersebut terjadi perdebatan seru. Kedua pihak baik dari Pemkab Sikka dan SP 2000 saling mempertahankan argumen masing-masing. Pihak SP 2000 secara tegas mempertanyakan nasib utang Rp 4,4 miliar yang menurut mereka menjadi tanggungan pemerintah dan meminta segera dibayarkan. “Kami datang kesini ingin menagih utang, sudah 4 kali kesini ke DPRD untuk tagih utang. Kalau bahasa tagih utang juga tidak mengerti, kami mau bilang apa lagi??” tanya OLM Gudipung.

Perwakilan SP 2000 lainnya, AM Keupung pun mempertanyakan perihal utang Rp 3 miliar yang sudah dibayarkan pemda dari total Rp 7,4 miliar. Menurut Keupung, utang sudah diaudit intitusi berwenang negara dalam hal ini BPK Perwakilan NTT dan hasil audit memaparkan bahwa ada utang pemerintah terhadap pihak ketiga. “Pemerintah sudah membayar Rp 3 miliar berarti sisanya juga harus dibayar, jangan berdalih,” tegas AM Keupung. Begitu pula dengan perwakilan SP 2000 lainnya, intinya mereka menginginkan kejelasan soal utang tersebut.

Sedangkan Henny Doing mempertanyakan kepada pemerintah tentang total utang senilai Rp 4.417.961.860. “Yang menjadi pertanyaannya, utang barang senilai Rp 578.961.860 diakui sebagai utang pemerintah sedangkan utang Rp 3.839.000.000 menjadi utang staf kesra. Bagaimana bisa seperti ini? “ tanya Henny.

Menanggapi pertanyaan, Bupati Sikka mengatakan perilhal barang yang menjadi beban pemerintah karena setelah diklarifikasi kemasyarakat, barang tersebut diterima. Sedangkan Rp 3 miliar lebih menurut bupati mekanismenya tidak jelas.

“Uangnya sendiri dibayarkan pada siapa tidak jelas, uang diambil dari mana tidak jelas. Jadi langkah dan mekanisme yang diambil Pak Yosep Otu (mantan bendahara umum bagian Kesra) dan Pak Servas Kabu (Mantan Kabag Kesra) sama sekali tanpa sepengetahuan atasan. Kita tidak akan sependapat, karena apa yang dibuat oleh Pak Yosep Otu tidak pernah melaporkan ke bupati,” jelas Sosimus.

Bupati meminta menyerahkan persoalan tersebut ke pihak aparat penegak hukum. ” Biarlah hukum yang memutuskan. Karena menurut pribadi kita tidak tapi menurut hukum jelas. Kalau bilang bupati seakan-akan tidak tahu, itu benar. Karena yang lmereka akukan mereka tidak pernah melaporkan. Begitu ada perubahan anggaran APBD 2010 baru dipangkas dari SP 2000 bahwa ada utang Rp 4 miliar lebih. Dari situlah muncul persoalan. Jadi itu kami mohon pengertian baik bahwa hutang ini menjadi jelas kalau selesai diperiksa dan diputuskan oleh kejaksaan dan KPK. Jadi kita menunggu (hasil pemeriksaan,red) dari KPK dan Kejaksaan,” sergah bupati.

Perdebatan mencari solusi penyelesaian sampai dengan pukul 17.00 tidak menemukan titik terang. Kedua pihak masing-masing pada pendiriannya. Pihak SP 2000 tetap meminta agar utang dilunasi pemerintah sedangkan pemerintah berdalih tidah tahu adanya utang uang yang dilakukan bawahannya dan memginginkan kasus tersebut dibawa ke meja hukum, entah kejaksaan ataupun KPK agar menjadi jelas.

Sidang dengar pendapat tersebut ditutup dengan kesimpulan bahwa permasalahan antara pemda dan pihak ketiga yang menagih hutang dibawa ke meja hukum.

11 Anggota DPRD ke KPK

Hasil rapat kerja Badan Musyawara (BANMUS) DPRD Sikka pada Selasa (5/7/2011) memutuskan bahwa rekomendasi pansus soal dana bansos yang merugikan negara Rp 10,7 miliar akan dibawa anggota DPRD Sikka ke KPK. Dalam kesepakatan tersebut dinyatakan bahwa 11 anggota DPRD Sikka yang akan ke KPK diantaranya salah satu pimpinan DPRD Sikka dan beberapa utusan fraksi DPRD Sikka.

Dana bansos menimbulkan perhatian besar dari masyarakat Kabupaten Sikka. Berbagai aksi dan tekanan dilakukan agar kasus tersebut dibawa ke KPK. Selain aksi dari berbagai kalangan elemen mahasiswa, seruan moral agar kasus tersebut dibawa ke KPK juga bergaung dari Keuskupan Maumere.

Hasilnya dalam rapat paripurna DPRD Sikka, Senin (4/Juli/2011) masalah dugaan korupsi tersebut akhirnya didengar dan diputuskan dibawa ke KPK. Lima fraksi DPRD Sikka yakni Fraksi Golkar, PDIP, Demokrat, Gerindra dan Gabungan Nasionali menyetujui rekomendasi ke KPK. Cuma Fraksi Gabungan Pembaharuan yang menyetujui kasus tersebut ke kejaksaan.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Tuesday 5 July 2011

DPRD Sikka Putuskan Kasus Bansos Ditangani KPK

DPRD Sikka akhirnya ketuk palu. Kasus dugaan penyelewengan dana bantuan sosial senilai Rp 10,7 miliar sesuai temuan BPK Perwakilan NTT setuju dibawa ke meja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebelumnya sempat beredar kabar bahwa sebagian anggota dewan menolak kasus bansos ke KPK. Rumor tersebut memang tak benar dan tak terbukti seratus persen tapi sebaliknya keputusan DPRD Sikka merekomendasikan ke KPK memberikan harapan segar ditengah matinya kepercayaan rakyat terhadap lembaga kejaksaan. Ketuk palu tersebut langsung disambut tepuk tangan riuh. Ada senyum dan kepalan tangan warga yang menonton, mengekspresikan kepuasan. Pasalnya selama ini tuntutan elemen masyarakat sudah jelas menginginkan kasus bansos ke KPK. Pun Uskup Keuskupan Maumere Mgr. Kherubim Pareira,SVD sudah buka suara dan meminta kasus bansos ditangani KPK bukan ke Kejaksaan Negeri Maumere (Kejari). Seperti pernyataan sikap elemen mahasiwa Sikka yang menyatakan mosi tidak percaya kepada Kejari Maumere karena menurut mereka banyak kasus korupsi di Sikka tak ditangani serius. Rekomendasi ke KPK oleh DPRD Sikka tertera dalam keputusan DPRD Sikka, Nomor 22/DPRD Sikka/2011 tertanggal 4 July 2011.

Sebelumnya Fraksi Golkar, PDIP, Demokrat, Gerindra dan Gabungan Nasionalis menyatakan rekomendasi kasus bansos 2009 ditangani KPK. Sedangkan Fraksi Gabungan Pembaharuan berpendapat kasus bansos ditangani Kejari Maumere, dan jika tidak ditindaklanjuti maka dilimpahkan ke KPK.

Rapat Paripurna yang mengagendakan Pendapat DPRD Sikka atas Hasil Pansus Bansos 2009 dipimpin Ketua Rafael Raga dan Wakil Ketua Alexander Longginus. Rapat juga dihadiri Bupati Sikka Sosimus Mitang dan Wakil Bupati Sikka Wera Damianus, Sekda Sikka Cipry da Costa, pimpinan SKPD, para tokoh masyarakat dan warga. Keputusan merekomendasi kasus bansos 2009 ke KPK kemudian diserahkan ke pemerintah yang diterima Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang untuk diserahkan ke KPK.

Namun beberapa anggota dewan tak satu suara dan menghendaki penyerahan rekomendasi ke KPK diserahkan langsung oleh DPRD Sikka dalam hal ini diantar langsung oleh Ketua DPRD dan Ketua Pansus Bansos 2009. Ini sejalan dengan tuntutan elemen mahasiswa saat bertatap muka dengan dewan usai rapat paripurna.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Sikka Alex Longginus mengatakan DPRD Sikka akan melakukan kesepakatan bersama sesuai mekanisme di Badan Musyawara (Banmus) dalam waktu dekat untuk menetapkan waktu keberangkatan anggota dewan yang ditunjuk ke KPK.

Mahasiswa menyatakan akan terus mengawasi keputusan DPRD Sikka yang berjanji membawa sendiri hasil rekomendasi ke KPK.

***
Sejak pagi, halaman gedung dewan sudah dipenuhi massa dari elemen mahasiswa dan Forum SP 2000. Elemen mahasiswa yang terdiri dari GMNI Sikka, LMND, PRD dan PMKRI sebelum melakukan orasi di halaman gedung dewan, melakukan longmarch dan berorasi sepanjang jalan hingga menduduki halaman gedung DPRD Sikka.

Hasil rapat paripurna dewan yang menyetujui kasus bansos 2009 ditangani KPK, disambut gembira oleh massa yang berada di gedung dewan. Namun para mahasiswa mengaku tak terlalu terkejut. Menurut mahasiswa, jika sekedar rekomendasi tanpa upaya konkrit mendatangkan KPK ke Sikka maka hanyalah sia-sia belaka.

“Semoga keputusan rapat paripurna DPRD Sikka bukan merupakan politik pencitraan anggota dewan. Ini baru langkah pertama, bukan akhir dari keadilan yang sesungguhnya. Kami ingin melihat KPK hadir di Sikka dan membongkar kasus ini. Yang salah dipenjara yang benar dibebaskan,”tegas orator GMNI.
Disela-sela orasi, elemen mahasiswa juga berteriak dengan yel-yel seragam,”Turunkan SODA”.
SODA adalah gabungan nama dari Sosimus Mitang dan Wera Damianus, bupati dan wakil bupati Sikka. Nama SODA tenar saat memenangkan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2008 silam. Menurut mahasiswa, kepemimpinan SODA sudah menyalahi mandat yang diberikan rakyat Sikka kepada mereka.

Disela-sela aksi demo elemen mahasiswa, Forum Solidaritas Keluarga Besar SP 2000 dengan massa berjumlah besar berorasi di halaman DPRD Sikka. Selain menginginkan kasus bansos ditangani KPK, Amandus, pemilik UD Surya Putra datang ke DPRD Sikka juga membawa misi utama menagih utang Rp 4.4 miliar ke Pemda Sikka. Sebelumnya utang pemda ke Amandus sebesar 7,4 miliar dan sudah dilunasi Rp 3 miliar oleh pemda. Sisa uang Rp 4.4 miliar ditolak pembayaran oleh pemda karena berpendapat utang tersebut adalah utang pribadi staf bagian kesra.

Pertemuan antara perwakilan SP 2000 dan DPRD usai rapat paripurna menghasilkan keputusan bahwa dewan akan menyurati pemanggilan bupati Senin, 5 Juli 2011 untuk menghadiri pertemuan bersama SP 2000 di hari Selasa (6/Juli/2011). Aksi massa di geduang dewan berakhir sekitar pukul 17.00 Wita.




www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Ketika Rona-Rona Hadir

Pas malam minggu iseng jalan-jalan ke Rona-Rona. Apa tuh? Itu, semacam pasar malam yang menghadirkan berbagai wahana permainan dan hiburan sederhana. Di Maumere juga Flores umumnya menyebut demikian, Rona-Rona. Unik, aneh dan membersit rasa ingin tahu. Usai memasuki jam malam area rona-rona penuh manusia. Orang-orang dari berbagai usia saling desak-desakan. Anak-anak kecil dengan jeket menutup tubuh mungil bersama orang tuanya setia antre depan pos karcis. Yang lain digeret orang tua yang malas gendong sana sini. Anak-anak itu sudah siap main apa saja. Pokoknya ramai sekali, campur baur. Suasana hiburan sederhana dengan masyarakat sederhana yang menikmati malam di akhir pekan. Gambaran itu ditengah kota nun jauh dari fasilitas hiburan mewah. Sudah cukup bikin hati anak-anak senang. Orang tua gembira. Anak-anak terhibur. Dihalaman luar tukang bakso dan mama-mama gelar jualan ringan hanya diterangi lampu pelita. Ramai sekali seperti pasar malam umumnya.


Masuk kedalam area pasar malam suasana tambah meriah. Bunyi-bunyi mesin yang kasih gerak permainan saling berlomba. Memang bising. Tapi lumayan bikin meriah hehehe.
Lihat kekiri ada anak-anak yang masih takut-takut naik ke dalam kapal-kapalan. Lihat ke kanan, ada anak-anak kecil yang menangis karena orang tua hendak pulang. Lihat kedepan ada anak-anak yang sedih karena waktu bermain sudah selesai. Lihat kebelakang ada yang ketawa ketiwi lagi gosip hehee.


Di mainan Roda-Roda Maut atau Sumur Maut banyak yang berkumpul dan menyaksikan permainan itu. Di lempar gelang ada yang adu untung. Di dagangan pakaian ada yang bongkar-bongkar pakian siapa tahu cantol di hati. Suasana begitu riuh khas pasar malam. Yang bapa-bapa asik ngerokok sambil celoteh sama temannya tapi bola mata terus pantau sang istri yang cerewet bujuk sikecil. Pokonya benar-benar dalam suasana hiburan rakyat.

Pasar Malam Rona-Rona sudah akrab sekali dihati orang Flores dan NTT juga wilayah Sumbawa di NTB. Sekali satu tahun dia akan menyinggahi kota-kota kecil diwilayah ini dan menawarkan hiburan rakyat.

Masuk bayar Rp 1000, main tambah Rp 4000, lumayan. Wahana yang disewakan juga bermacam-macam dengan nama-nama yang unik. Mau main permainan apa saja disediakan. Mau main Kincir Angin silakan, yang mau coba Mandi Bola silakan, yang pingin rasakan “cinta” bisa coba di Gelombang Cinta, anak-anak juga bisa senang-senang di mainan kapal-kapalan, helikopter, kuda-kudaan, kereta-keretaan, komedi putar dan lain-lain. Lengkap. Sayang saja, usia peralatan ini sepertinya sudah tua. Cat-cat terkelupas dibeberapa bagian, mesin-mesin juga berjalan keluarkan suara “terpaksa bekerja.”

Pasar Malam “Rona-Rona” mengelilingi NTB dan NTT. Setelah Kota Maumere, mereka akan terus berjalan ke Flores Timur. Di Maumere sudah tiga pekan hadir dan menghibur. Tanggal 9 juli ini, rona-rona segera beranjak. Sisakan kenangan anak-anak yang rindu dan orang tua yang kangen diomelin sang anak. Ah Rona rona, bikin merona hati anak-anak, meski dompetmu hanya terisi penuh jika malam minggu sudah nongol.

Omong-omong pernah ke pasar malam kan? Itu sudah..
Foto by: Die'an Ryna

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Monday 4 July 2011

Trio Band Maumere Tampil Memukau



Rilex vs Sparky
Secara eklusive, Choin Entertaniment kembali mempersembahkan pertunjukan musik akbar bagi warga Kota Maumere. Pertunjukan musik yang didukung lighting dan multimedia menghadirkan tiga band papan atas. Diatas stage 8 x 6 meter dengan barikade pagar mengelilingi panggung, ketiga band tampil garang dan berhasil memukau penonton. Tiga grup band tersebut yakni Rilex Band, Sparky Band dan Re-Band, total membawakan 18 buah lagu. Alunan musik menghentak semakin menarik dipadu dengan tatanan lighting menawan yang di dukung layar raksasa di kedua sisi panggung. Arena musik di Lapangan Umum Kota Baru sabtu malam (2/7/2011) tersebut berhasil mengundang penonton yang tak beranjak hingga usai acara. Pertunjukan musik yang dimulai pukul 21.00 Wita dalam Promild Tour menjadikan Maumere kota kedua setelah Ende dalam rangkaian tour. Gitaris Re-Band, Jozep Riberu dan vokalis Sparky Band Christ Tomahu memberikan apresiasi khusus bagi panitia. Keduanya sepakat, berada diatas panggung tersebut layaknya seperti di acara konser panggung para jawara. “Tampak luar biasa,” ujar Jozeph.

Panggung pertunjukan langsung dikuasai Rilex Band saat tampil garang membawakan lagu yang dicomot dari band Metallica, Master of Puppets. Beberapa lagu lain dengan balutan irama rock mampu menyulap energi penonton menjadi panas. Ditambah vokal Rino yang melengking dengan power kuat.

Konser musik terus bergulir, kelompok musik beraliran rock alternatif Sparky Band langsung tancap ketika berkesempatan tampil dengan beberapa lagu berirama cepat. Band yang banyak pengelaman manggung tampil all out membawakan lima buah lagu. Tak ketinggalan lagu ciptaan sendiri dari Album Kompilasi Sparky Band dan Re – Band. Selain Vokalis Christ Tomahu, Sparky juga memberi kejutan bagi penggemarnya dengan menampilkan Arlond sebagai bintang tamu. Penampilan Arlond dan Sparky Band lumayan menghibur dan mendapat aplaus penonton.



Welly Rodriquest tampil panas bersama Re-Band & Crst Tohamo (Sparky)

Di penghujung acara, Re-Band yang membawakan 8 buah lagu termasuk lagu ciptaan sendiri menggebrak dengan penampilan vokalis anyarnya Welly Rodriquest. Dibantu vokal nge-rap di lagu Pencarian Hidup, yang diambil dari album Kompilasi Sparky dan Re-Band mendapat apressiasi positip penonton seperti pula di beberapa lagu lainnya. Penampilan Re Band yang cukup hangat dan garang setidaknya mampu menutup pegelaran musik ini dengan baik. Penonton masih memenuhi arena pertunjukan hingga lagu terakhir.

Pertunjukan musik dari band-band Kota Maumere di atas panggung yang tak seperti biasanya ditambah tatanan lighting menawan memberi warna sendiri dalam pegelaran musik di Flores. Seperti pada pertunjukan musik rock dengan bintang Roy “Boomerang” Jeconiah dan Andy rif/ di Samador tahun 2008. Saat itu panggung dan tata lighting spektakuler sempat dirasakan band lokal Voldemor dan One Feel Band yang mengiringi kedua rocker Indonesia. Kelompok musik tersebut mencicipi kesempatan bagaimana dahsyatnya berada diatas panggung megah dengan ribuan penonton berada dibawahnya.

Atmosfir konser musik tiga band semalam memang berbeda dengan tahun 2008. Namun secara khusus apresiasi layak diberikan bagi pantia dalam hal ini Choin Entertainment yang berhasil mencuri perhatian penikmat musik di daerah. Pegerlaran musik ini menjadi kesekian dari beberapa pertunjukan yang pernah diadakannya.

Oshy Lelo dari Choin Entertainment, Event Organizer yang berbasis di Maumere mengatakan, pertunjukan musik yang diadakan bertujuan untuk memberikan ruang berekspresi bagi band-band lokal agar layak berada dan merasakan atsmosfir pertunjukan sebenarnya.
“Meski sederhana, pertunjukan musik ini juga bertujuan menampilkan band-band papan atas di Flores yang masih eksis hingga sekarang,” ujar Oshy.

Di pandu MC Lucky Reyner dan Desy, penyiar RRI Ende, pertunjukan musik usai mendekati pukul 23.00 Wita, sudah cukup menyenangkan para penonton. Selain tak dipungut tiket masuk, penonton juga merasa terhibur sekaligus mengobati kerinduan terhadap band-band favoritnya.


Duo punggawa Re-Band, Nolly vs Jozeph Riberu


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 07.11 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---