Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday 31 October 2011

Tiga Hari dalam Penyembuhan

Samador Lautan Manusia

Ratusan orang bersuka cita ketika apa yang mereka inginkan yakni kesembuhan dari penderitaan sakit secara fisik terkabulkan atas nama Yesus. Dan ribuan orang yang memenuhi Stadion Gelora Samador tak henti-hentinya bergembira serta memuji Tuhan. Dalam pergulatan bersama deritanya, Samador, stadion kebanggan warga Maumere selama tiga hari (27-29/10/2011) menjadi saksi berhimpitnya berbagai manusia pada KKR Mujizat Penyembuhan bersama Pendeta Yosafat,MBA. Mereka yang mengidap sakit tertentu tak lagi menghiraukan pengobatan secara medis. Umat lebih percaya pada penyembuhan dengan cara iman dan keyakinan pada Tuhan yang diadakan secara gratis. Tak pelak, manusia dari berbagai penjuru Kabupaten Sikka berdatangan. Bukan hanya itu, ratusan orang dari kabupaten Ende, Flores Timur, Ngada dan lainnya tak lagi menghiraukan perjalanan jauh. Mereka memasuki Maumere secara rombongan dengan berbagai jenis kendaraan. Mereka menyulap Samador jadi lautan manusia, bak konser besar band legendaris tiga hari berturut-turut.


Selama tiga hari itu pula, wajah kota berubah. Lalulintas sedikit lebih ramai. Polres Sikka dari satuan lalu lintas terpaksa lebih sibuk dari hari biasanya. Mereka mengendalikan jalur dan lintasan kendaraan terutama di sekitar Samador. Situasi di halaman parkir depan dan belakang Samador tak mampu menampung berbagai jenis kendaraan hingga meluber jauh keluar jalan. Sepanjang malam hingga dini hari ratusan orang masih terlihat lalu lalang disekitar Samador. Kios-kios dibuka hingga larut, beberapa warrung makan dibiarkan membuka pintunya hingga dinihari.

Maumere tak tidur. Didalam stadion yang pernah dijadikan tempat Bapa Paus Jhon Paul II memimpin misa pada lawatannya ke Maumere di tahun 1989 tersebut, ribuan orang tak lagi menghiraukan dinginnya udara malam. Tragisnya, baru kali ini, kami menyaksikan sendiri, begitu banyaknya orang sakit yang lalu lalang, menangis, tertidur diatas rerumputan, dan lain sebagainya. Ya ampun, ternyata banyak orang sakit di kabupaten ini.


Diatas panggung yang cukup lebar, sang pendeta, yang diberikan karunia oleh Tuhan tak berhenti melakukan pelayanannya. Menyembuhkan orang buta, menjalankan orang yang tak bisa berjalan, mendengarkan orang yang tak bisa mendengar, dan berbagai penyakit lainnya. Ada juga pengurapan. Kejadian penyembuhan ini bahkan berlangsung hingga dini hari, hampir selama tiga hari tersebut.

Menurut informasi, KKR Penyembuhan di Kota Maumere adalah pelayanan terakhir dari rangkaian pelayanan penyembuhan di berbagai kota di Indonesia. Di NTT, Maumere menjadi salah satu dari tiga kota dalam lawatannya. Dua kota lainnya adalah Atambua dan So’e di Timor Barat. Terpilihnya Kota Maumere merupakan kehendak Tuhan melalui pergumulan oleh sang pendeta. Sebelumnya Larantuka merupakan kota berikutnya setelah So’e dan Atambua, namun Tuhan memiliki kehendak lain. Maka Maumere menjadi tuan rumah, tak tanggung-tanggung, kota ini menjadi kota terakhir sekaligus terlama dalam KKR, yakni tiga hari.

Tentang mujizat penyembuhan ini, banyak pendapat pro dan kontra di masyarakat terutama kaum katolik yang merupakan agama mayoritas di Sikka. Ada yang menilai, KKR ini hanyalah taktik untuk meraih simpati kaum katolik hingga membelokan keimanan mereka. Ada pula yang mengatakan tak mempercayai penyembuhan ini karena hanyalah aksi penipuan sesaat. Dan masih banyak kontra pendapat lainnya.

Namun yang kita lihat adalah Samador terus dibanjiri ribuan umat selama tiga hari. Bahkan mereka bertahan tanpa atap, berlindung dibalik debu lapangan, disirram cahaya bulan dan bertahan dari rasa kantuk. Sedih sekali dan sangat miris melihat kenyataan didepan mata, warga miskin dan sakit di Sikka ternyata begitu banyak. Dimanakah peran pemerintah dalam mensejaterahkan rakyatnya terutama dalm bidang kesehatan? Dan ketika sesuatu yang bernama gratis diberikan, maka semua datang dan berkumpul. Coba saja berpikir, bahwa pemerintah memberikan pengobatan gratis secara reguler bagi kebanyakan masyarakat miskin di berbagai desa. Coba saja berpikir bahwa pemerintah punya niat baik memberikan pengobatan dan gizi usia dini bagi para warganya terutama di desa-desa terpencil. Sungguh sayang, kenyataan mengabarkan yang berbeda.


Mujizat penyembuhan telah berakhir dan menyisahkan berbagai pernak pernik cerita. Misalnya bahwa benar ada yang langsung disembuhkan di Samador namun ada pula yang perlu terapi doa di rumah setelah diurapi oleh sang pendeta sesuai iman sang penderita pada Jesus. Juga kedatangan umat dari pelosok desa sudah diketahui oleh paroki setempat seperti pengakuan beberapa umat.
Ada lagi cerita tentang anak-anak kecil yang harus tertidur memeluk dinginnya malam, berhimpitan dengan tubuh orang tuanya. Mereka membaringkan tubuh tanpa menghiraukan keadaan sekeliling. Dan Samador menjadi saksi bukan hanya umat katolik dan kristen yang ikut dalam penyembuhan namun saudara-saudara dari umat muslim pun tak segan ambil bagian, itulah kenyataan yang terjadi.

KKR Penyembuhan yang diberikan secara gratis ini terlihat sebagai anugerah bagi sebagian umat. Semua yang diberikan, dari penyembuhan, panggung, tata lighting, musisi, penari latar dan pendukung lainnya adalah gratis bagi umat. Semua kembali tergantung ada diri sendiri ketika memutuskan untuk mengikutinya.

Dan sekarang, Samador tak lagi ramai, jalanan tak lagi padat. Dan kini Maumere tenggelam dalam nyanyian malam, dalam irama yang normal dan kembali pada aktivitas seperti biasanya. Terpujilah nama JESUS, Maria dan Yosep..

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Mantan Bupati Sikka Bebas Dari Tuduhan Korupsi

Bupati Sikka, NTT, periode 2003-2008, Drs. Aleksander Longginus telah menerima akta pemberitahuan putusan (relaks) Mahkamah Agung RI yang menyatakannya bebas dari tuduhan dugaan korupsi Rp 276.500.000. Pemberian dana purna bakti DPRD Sikka periode 2004-2009 yang bersumber dari pos kegiatan lainnya pada APBD 2004 merupakan kebijakan (discretionary power) masih dalam koridor hukum, sesuai asas umum pemerintahan dan dalam kewenangan bupati.
Aleks Longginus, dikonfirmasi Sabtu siang (29/10/2011) di Maumere, menjelaskan kasus dana purna bakti itu satu paket dengan dugaan penyimpangan alokasi dana untuk Universitas Nusa Nipa (Unipa), dana penunjang kegiatan DPRD Sikka dan hibah
30 unit sepeda motor kepada DPRD Sikka. Kasus tersebut diduganya dimanipulasi oleh kejaksaan.

Putusan bebas itu tertuang dalam surat MA Nomor: 270/K/Pid.sus/2010 tanggal 26 Januari 2011 melalui musyawarah MA, hari Rabu 26 Januari 2011 dipimpin Hakim Ketua, Imron Anwari, S.H,SpM.MH, hakim anggota H.Suwardi, S.H, M.H, Prof Rehngena Purba, S.H, MS, dan panitera pengganti Enny Indriyastuti, S.H, M,Hum.

Putusan itu menegaskan perbuatan terdakwa tidak menyalahi ketentuan Pasal 3 (4) UU Nomor: 1 Tahun2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Pasal 10 (3) PP Nomor: 105 Tahun 2000 jo Kepmendagri Nomor: 29 Tahun 2000.

Terdakwa dalam memutuskan kebijakan itu terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Sekretaris Daerah dan Kepala Bagian Keuangan. Perbuatan ini tidak bertentangan atau melampaui kewenangannya.

“Saya terima surat relaks diantar dari PN Maumere sejak Selasa (11/10/2011).

Itu perkara satu paket. Saya anggap perkara ini juga manipulasi. Masa dalam satu kasus,saya jadi tersangka untuk beberapa kasus. Dari mana pendasarannya,”tanya
Aleks.(TRIBUNNEWS.COM/egy moa)

foto: Alex Longginus by Dion Bata


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Saturday 29 October 2011

KOMODO, MEGA PREDATOR MENUJU PUNCAK KEAJAIBAN

Komodo Kita Keajabian Dunia
Orang banyak menyebutnya kerabat dinosourus dari Timor. Dulu bahkan ada yang mengira sebagai naga raksasa yang menyeramkan. Bukan sekedar dongeng atau mitos, inilah bukti kebenarannya. Komodo, satu-satunya warisan dan saksi purbakala yang masih bertahan hingga kini hanya dapat dijumpai di Taman Nasional Komodo, yang terletak di sebuah selat antara Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Komodo menyandang nama latin Varanus komodoensis merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2 hingga 3 meter. Penduduk setempat menyebutnya dengan nama Ora, dikenal juga dengan sebutan naga komodo (komodo dragon) dan biawak komodo (komodo monitor). Komodo memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina. Di alam bebas, komodo dewasa biasanya memiliki massa sekitar 70 kilogram. Lebih dari itu, fauna yang dapat melihat sampai 300 meter ini bahkan sering mempunyai bobot tubuh lebih besar bila dipelihara di penangkaran.

Tercatat spesimen liar terbesar yang pernah ada memiliki panjang 3,13 meter dan berat 166 kilogram. Panjang cakar mencapai 10 cm. Perenang yang baik dan bisa menyelam dalam air sampai kedalaman 5 meter. Satwa yang tidak punya kemampuan untuk mendengar ini mempunyai inteligensi yang bagus, terlihat pada saat berburu atau mencari mangsa, dan itu bukan berasal dari hidung melainkan dari lidahnya yang selalu menjulur keluar untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli. Bahkan lebih dahsyat lagi, sang predator puncak ini dianugrahi bisa dan air liur yang mematikan. Bila ada mangsa seperti rusa, kerbau atau babi hutan yang terkena gigitan komodo, maka pada umumnya korban naas ini hanya akan bertahan hidup selama satu minggu dan langsung binasa. Pada kondisi tertentu, Komodo dapat berperilaku kanibal dengan memangsa komodo lainnya.

Regenerasi Komodo
Sebagai hewan dalam kelas reptil, komodo berkembang biak dengan bertelur. Musim kawin berlangsung antara bulan Juli hingga Agustus. Komodo jantan akan bertempur memperebutkan betina. Satu bulan setelah musim kawin sang betina akan mencari lubang di tanah untuk bertelur. Sekali bertelur umumnya komodo mengeluarkan 15-30 butir telur dengan masa inkubasi antara 8-9 bulan. Anak-anak komodo yang menetas akan berlindung di atas pohon untuk menghindari predator dan kalibalisme dari komodo dewasa.

Fakta mengejutkan pun terkuak. Menambah daftar keajaiban satwa pelintas zaman ini. Penelitian di London membuktikan komodo dapat beregenerasi dengan cara partenogenesis, yakni pembuahan yang terjadi tanpa adanya perkawinan. Namun disinyalir proses dari partenogenesis ini akan selalu menghasilkan seekor komodo jantan. Dan ini mungkin merupakan salah satu cara guna melindungi komodo dari ancaman kepunahan.

Evolusi dan Sejarah Komodo
Sekitar 40 juta tahun silam di Asia, muncul spesies komodo yang dimulai dengan marga veranus, yang kemudian bermigrasi ke Australia. Selanjutnya 15 juta tahun yang lalu para biawak raksasa ini kemungkinan bergerak menuju wilayah yang dikenal sebagai Indonesia sekarang, karena pertemuan lempeng benua Australia dan Asia Tenggara. Komodo diyakini berevolusi dari nenek moyang Australia sekitar 4 juta tahun yang lampau, dan meluas penyebarannya sampai sejauh Timor.

Ketika tahun 1910 armada kapal Belanda menemukan makhluk misterius yang diduga "Naga" mendiami wilayah Kepulauan Sunda Lesser. Selanjutnya oleh Letnan Steyn Van Hensbroek, seorang penjabat Administrasi Kolonial Belanda di kawasan Flores temuan ini ditindaklanjuti. Pada tahun 1912, Peter A. Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor mempublikasikan komodo kepada dunia lewat papernya. Dalam pemberitaannya, Ouwens memberi saran nama kadal raksasa " Varanus komodoensis" untuk komodo, sebagai pengganti julukan Komodo Dragon (Naga Komodo). Dipercaya sebagai hewan unik dan langka, pada tahun 1915 pemerintah Belanda akhirnya menetapkan Pulau Komodo sebagai wilayah konservasi.

Habitat, Konservasi, dan Ekowisata
Hidup di padang savana yang gersang nan tandus, komodo membentuk negerinya sendiri di Taman Nasional Komodo, dan tersebar di Pulau Komodo (1700 ekor), Pulau Rinca (1300 ekor), Pulau Gili Montang (100 ekor), serta Gili Dasami (100 ekor). Hewan titisan era jurasic yang menyukai tempat panas ini akan menjaga panas tubuhnya di malam hari dengan membuat sarang dalam lubang sedalam 1-3 meter.

Dengan populasi yang kian menyusut, menyeret komodo masuk dalam daftar IUCN (International Union for Conservation of the Nature). Perubahan iklim akibat ulah tangan usil manusia seperti pembabatan serta pembakaran hutan liar, limbah bahan pertambangan, dapat mengancam keberlangsungan hidup mega reptil ini. Ditambah lagi kecerobohan manusia dalam berburu rusa secara berlebihan, dapat membahayakan keseimbangan ekosistem di kawasan pulau komodo. Oleh karena itu pemerintah pada tahun 1980 menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai wilayah konservasi. Selanjutnya sebagai pengakuan dunia atas kekayaan alam ini, kawasan seluas 1.817 kilometer persegi ini dikukuhkan sebagai Cagar Manusia dan Biosfir pada tahun 1986 serta Situs Warisan Dunia (World Heritage) oleh UNESCO pada tahun 1991.

Taman Nasional Komodo yang lebih populer dengan sebutan Pulau Komodo menyimpan berjuta pesona panorama alam dan keunikan tersendiri. Kawasan di Kabupaten Manggarai Barat ini selain terdapat hutan savana, juga terdapat hutan tropis musim yang di dominasi pohon lontar (Borassus flabellifer), hutan bakau serta terumbu karang. Bukan hanya itu, perairan di Pulau Komodo dengan luas 1.214 kilo meter merupakan salah satu kawasan laut terkaya di dunia. Keindahan pemandangan bawah laut yang eksotik,ribuan spesies ikan hias, gunung laut, bunga karang, terumbu karang dan teluk semi tertutup menambah panjang barisan andalan potensi wisata di tanah komodo ini. Keindahan bahari ini begitu sempurna mengingat perairan ini merupakan migrasi 5 jenis paus, 10 lumba-lumba dan duyung.

Satwa warisan purba berikut hamparan keindahan alam yang luar biasa di belahan timur bumi pertiwi memang merupakan suatu keajaiban sesungguhnya. Hingga saat ini, komodo masih berkompetisi meraih gelar bergengsi di ajang Internasional untuk masuk dalam 7 Keajaiban Dunia Baru (dari berbagai sumber).

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Thursday 27 October 2011

Lima Belas Aktivis Bermalam di Gedung Dewan

Empat Orang Dilarikan Ke RS Hillers
Lima belas aktivis dari Laskar Pemuda Pelopor Perubahan Kabupaten Sikka menggelar aksi mogok makan di teras gedung DPRD Sikka, Kamis (27/10/2011). Aksi ini dimulai sejak pagi hari dan sampai malam ini bersama dukungan Alin Rakang (Aliansi Rakyat Kabupaten Sikka Menggugat), mogok makan masih berlangsung dalam kawalan pihak Polres Sikka. Dari aksi yang dilakukan ini, 4 orang aktivis sekitar pukul 18.00 wita dilarikan ke RS. TC Hillers akibat kondisi lemas. Namun mereka tetap memutuskan menginap di teras gedung dewan hingga besok pagi, Jumat (28/10). Para pelaku aksi mogok makan ini mendapat pantauan dari tim medis RS Hillers. Para aktivis bersama Alin Rakang menuntut SODA (Sosimus Mitang –Wera Damianus), bupati dan wakil bupati Sikka segera mundur atau meletakkan jabatannya serta KPK segera mengambil alih kasus bansos 2009. Alin Rakang dan aktivis mahasiswa (GMNI Sikka, LMND Sikka, PRD, Senat ABA) menilai kedua pimpinan pemerintahan Kabupaten Sikka tersebut gagal dalam mengemban amanat rakyat dan mengkhianati janji-janji kampanye saat pilkada.

Aksi ini merupakan kelanjutan dari demonstrasi hari Senin (24/10/2011) di Kantor Bupati. Saat aksi tersebut, para pengunjuk rasa menyegel kantor bupati, beberapa aktivis juga melakukan mogok makan namun akhirnya dibubarkan oleh sekelompok orang. Terkait hal tersebut, koordinator aksi Jhon Bala mengatakan, Alin Rakang menyesalkan kejadian hari senin lalu dimana sekelompok orang berupaya melakukan pembubaran, padahal menurutnya aksi mereka mendapat ijin resmi dari pihak kepolisian setempat Bala menduga ada kesan terjadinya upaya pembiaran yang kemungkinan bisa terjadi bentrok jika Alin Rakang dan mahasiswa terprovokasi. Menurutnya sangat aneh, jika polisi membiarkan sekelompok oarng tersebut berada ditengah demonstrasi mereka dan berupaya menggagalkan aksi damai yang mengantongi ijin resmi.

Pada aksi Senin (24/10) lalu, Alin Rakang mendesak agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera mengambil alih penanganan kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial Kabupaten Sikka tahun 2009 senilai Rp 19,7 miliar. Mereka menyatakan kecewa, karena Kejaksaan Tinggi NTT terkesan meloloskan Bupati Sikka Sosimus Mitang, yang dinilai paling bertanggung jawab dalam kasus itu.

Seperti diketahui, Kejati NTT yang menangani kasus ini hanya menetapkan mantan Bendahara Pengeluaran Pembantu Bagian Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sikka, Yosef Otu dan mantan Kabag Kesra Sikka Servasius Kabu sebagai tersangka.

Akhir-akhir ini situasi di masyarakat memang memanas terkait penanganan kasus bansos, karena di satu sisi muncul kelompok yang probupati, yang menghendaki kasus ini ditangani oleh Kejati NTT. Di sisi lain, ada kelompok yang menuntut kasus ini ditangani oleh KPK, seperti dari kelompok Alin Rakang dan aktivis mahasiswa.

Situasi kian memanas ketika muncul aksi tandingan sekitar 1.000 orang yang tergabung dalam Aliansi Pendukung Pembangunan Sikka (APPS) turun ke jalan membela Bupati Sikka, Sosimus Mitang, Rabu (26/10).

Menurut rencana, Jumat (28/10) Alin Rakang dan dan elemen mahasiswa akan bertatap muka dengan anggota dewan DPRD Sikka.

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Wednesday 26 October 2011

Mbolaso, Palue

SAMPAI menjelang akhir Juni tahun ini, saya selalu beranggapan bahwa hanya ada satu bahasa dari bahasa-bahasa lokal masyarakat Flores dan sekitarnya yang mengenal kata terima kasih, yakni bahasa Sikka yang menggunakan kata epan(g) gawan(g).
Ternyata masih ada satu masyarakat yang juga memiliki kata khusus untuk mengungkapkan rasa terima kasih, yakni bahasa masyarakat pulau Palue. Kata untuk itu adalah mbolaso. Tentu saja, ketiadaan kata terima kasih dalam bahasa-bahasa lain tidak berarti bahwa masyarakat tersebut tidak tahu berterima kasih. Mereka mengungkapkan rasa syukur mereka tidak dalam kata tetapi dalam sikap tubuh atau dalam bentuk pemberian balik.
Orang Palue menyatakan terima kasihnya baik dalam sikap maupun dalam kata mbolaso. Mereka berterima kasih untuk berbagai macam hal, juga untuk kesediaan orang bertamu di rumah mereka. Kedermawanan menerima tamu tampaknya merupakan sebuah keutamaan warga pulau Palue.

Sebagaimana dikatakan seorang warga pada kesempatan perpisahan dengan sekelompok mahasiswa/i Universitas Indonesia (UI) yang ber-K2N di Kampung Rokirole, orang Palue memang mudah menerima tamu, tetapi mereka merasa sangat berat melepaskan tamu. Menerima tamu merupakan sebuah penghargaan, dan melepaskan tamu sering disertai rasa sedih.

Boleh jadi, pulau yang didiami para pelaut tangguh ini memang tidak selalu merupakan tempat yang sering mendapat kunjungan para pejabat. Palue sering dikonotasikan dengan kekeringan dan ketandusan, tanpa sumber air minum. Orang mencemaskan akan minum apa dan bisa mandi berapa kali. Perjalanan ke sana berbahaya. Dan bayangan tentang ini diperkuat dengan tenggelamnya kapal motor Karya Pinang pada Oktober 2010. Orang semakin enggan bepergian ke Palue. Tidak terkecuali para pejabat dan petugas negara yang pekerjaannya adalah membangun masyarakat Indonesia.

Namun, sebenarnya Palue tidak seperti yang ditakuti dalam bayangan. Sudah sejak zaman dulu orang Palue memiliki kecerdasan untuk mendapat air, entah dari batang pisang dan pohon ara, maupun dengan menampung air hujan serta menggali beberapa sumur di wilayah pantai.

Air memang sesuatu yang sangat berharga, tetapi orang tidak perlu mati kekeringan di pulau ini. Pelayaran ke Palue, sebagaimana pelayaran ke pulau-pulau kecil lainnya, memang selalu mengandung risiko. Memang kapal-kapal motor yang melayari rute Maumere-Palue perlu terus dibenahi dan dilengkapi dengan peralatan keselamatan, namun perjalanan ke dan dari Palue bukanlah pelayaran menyongsong maut.

Karena berbagai gambaran yang keliru, Palue, meski tidak perlu disebut tertinggal, namun agaknya gampang dilupakan dan mudah diabaikan. Hal ini tampak dalam beberapa hal. Pertama, soal nama pada peta. Ternyata, paling kurang terdapat tiga nama pada tiga peta berbeda. Ketika berlayar bersama rombongan mahasiswa/i UI ke Palue, pada peta pelaut yang ditunjukkan kepada saya di ruang kapten kapal TNI AL Teluk Mandar, nama yang tertera adalah Pulau Raja (Palue).

Kemudian saya mendapat penjelasan, bahwa nama ini digunakan pemerintah kolonial Belanda pada akhir abad ke-19. Pada pulau itu, hanya dituliskan dua nama tempat, yaitu Labuhan Boko dan Mage. Kedua nama tempat ini ternyata tidak lazim malah tidak dikenal oleh beberapa orang muda Palue dan orang-orang yang berkarya di pulau ini. Peta ini menggunakan nama tempat yang tidak populer di kalangan warga.

Nama lain untuk pulau ini ditemukan pada peta seluruh Indonesia yang cukup baru yang memaparkan 33 propinsi Indonesia. Pada peta yang digantung pada kantor desa Ladolaka, di Palue, nama yang digunakan adalah Paloe. Varian ketiga adalah Palue, yang dapat dibaca pada peta khusus Propinsi NTT. Inilah nama yang digunakan warga secara populer.


Boleh jadi, nasib yang sama dialami juga oleh pulau-pulau kecil lainnya di wilayah ini. Mestinya menjadi tugas pemerintah kabupaten atau propinsi agar secara resmi pulau ini ditulis pada peta dengan nama baku yang digunakan oleh warga setempat.
Kedua, proyek yang mudah diterlantarkan.

Di pantai Uwa yang merupakan pelabuhan utama dan pintu masuk Palue, terdapat sebuah proyek yang belum selesai. Anehnya, tidak ada papan nama proyek tersebut. Warga tidak pernah dapat mengetahui secara terbuka data-data penting terkait proyek tersebut. Namun, berdasarkan informasi lepas yang dihimpun warga, proyek tersebut adalah pembangunan tambatan perahu yang ditangani seorang kontraktor dari Maumere dan sudah harus selesai. Kontraktor tersebut menangani beberapa proyek pembangunan lain di Palue.

Anehnya, demikian keterangan warga, pada kesempatan kunjungan anggota DPRD Sikka beberapa waktu lalu, saat ditanya warga mengenai proyek yang terkesan tidak selesai tersebut, seorang anggota DPRD menjawab dengan mengatakan bahwa kekurangan pada proyek yang satu ini tidak perlu dibesar-besarkan karena proyek lain yang ditangani kontraktor bersangkutan telah dilaksanakan dengan baik.

Argumentasi ini menunjukkan bahwa si wakil rakyat merendahkan dan menganggap remeh warga yang dikiranya mudah dibodohi. Mestinya, instansi yang bertanggungjawab atas pelaksanaan proyek tersebut bertindak agar uang negara tidak disia-siakan di pulau yang dikira berada di luar jangkauan perhatian umum, dan agar warga tidak dibiarkan menunggu dalam ketidakpastian.

Ketiga, bantuan bencana yang tak kunjung tiba. Pada hari Kamis, 26 Mei 2011 yang lalu terjadi gempa bumi yang meninggalkan bekas kerusakan di Palue. Berdasarkan catatan yang dibuat dan dilaporkan Camat Palue, lebih dari 50 rumah mengalami kerusakan berat, yang rusak ringan sebanyak sekitar 150 rumah.

Lebih dari 60 bak penampung air hujan warga mengalami kerusakan berat. Selain itu, masih ada sejumlah kerugian lain seperti kerusakan fasilitas umum. Beberapa hari setelah gempa pemerintah kecamatan telah menyampaikan laporan kepada pemerintah kabupaten Sikka mengenai kerusakan tersebut. Namun, sampai sekarang belum ada bantuan yang diberikan kepada warga Palue.

Warga yang hidup dalam kerukunan kampung tentu memiliki kepedulian saling membantu dalam situasi darurat. Orang Palue hidup dalam solidaritas yang kuat satu dengan yang lain. Namun, tangan mereka sangat terbatas. Bantuan yang dapat berikan kepada sesamanya yang menderita pun tentu saja serba terbatas. Sebab itu, penyaluran dana bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki rumah atau membangun kembali bak penampung air hujan dirasakan sebagai sebuah kebutuhan mendesak. Bak penampung air hujan sangat vital bagi orang-orang yang hidup di Pulau tanpa mata air ini.

Upacara Pati Karapau di Palue
Foto by: Hiller Ratu


Tetapi, Palue memang terlampau mudah dilupakan, apalagi di tengah hiruk pikuk permasalahan dana bantuan sosial yang sedang menjadi berita utama di kabupaten Sikka. Sangat boleh jadi, dana bantuan sosial telah habis terkuras untuk segala sesuatu yang tidak sosial, sehingga warga Palue yang tertimpa bencana ditinggal sendirian.

Mestinya, ketika sebuah kabupaten tidak sanggup membantu warga yang tertimpa bencana karena kesulitan keuangan, pemerintah pada tingkat di atas harus turun tangan. Tentu saja, apabila pemerintah kabupaten melaporkan bencana tersebut kepada pihak yang di atasnya. Kalau hingga kini warga tetap tinggal dalam penantian akan bantuan, apakah ini berarti mereka menjadi korban macetnya komunikasi pemerintah kabupaten dengan pihak-pihak yang di atasnya?

Orang Palue punya kata untuk terima kasih. Mbolaso, tidak hanya kata, itu juga sikap. Mereka pasti menunjukkan sikap dan menyampaikan mbolaso kepada pemerintah yang memiliki kepedulian terhadap mereka dan tidak terlampau mudah melupakan mereka. *(PosKupang)

Oleh: Paul Kleden, SVD
Dosen STFK Ledalero
foto utama: Paul Budi Kleden, SVD (Pos Kupang)


www.inimaumere.com
Selengkapnya...

DPRD Sikka Kaji Tuntutan Alin Rakang

Dado: Tuntutan Alin Rakang Turunkan Pimpinan Sikka Adalah Upaya Illegal

DPRD Sikka akan mengkaji tuntutan Alin Rakang yang ingin menurunkan Soda (Bupati dan Wabup Sikka) karena dinilai tidak melaksanakan tugas pemerintahan dengan baik.
DPRD Sikka akan menyikapi tuntutan tersebut secara ketentuan dan peraturan yang berlaku. Namun aspirasi aliansi akan ditampung oleh DPRD Sikka.
Demikian Ketua DPRD Sikka, Rafael Raga, yang dihubungi Pos Kupang, Selasa (25/10/2011) pagi.
Rafael dimintai tanggapan terkait permintaan Alin Rakang yang ingin menurunkan Bupati dan Wabup Sikka dalam demo di Kota Maumere, Senin (25/10/2011) pagi.

***
Kuasa hukum Bupati Sikka, Meridian Dewanta Dado, S.H dari TPDI NTT, mengatakan, tuntutan Alin Rakang menurunkan bupati dan wakil bupati Sikka adalah upaya ilegal

Meridian dikonfirmasi Pos-Kupang.Com, terkait aksi demo Ali Rakang, Senin (24/10/2011), terkait kasus Bansos Sikka. Meridian mengatakan, upaya itu hanya dilakukan segelintir pihak yang berdemo seolah-olah mengatasnamakan rakyat Sikka.

Kenapa ilegal? Menurut Dado, karena upaya itu tanpa dasar hukum dan bisa menciptakan suasana yang tidak kondusif di Kabupaten Sikka.

"Masyarakat Sikka secara keseluruhan tentu bertanya-tanya, atas dasar apakah Bupati dan Wakil Bupati Sikka harus diturunkan atau digulingkan. Aturan hukum manakah yang menjadi sandaran segelintir pihak untuk menumbangkan pemimpin pilihan rakyat Sikka itu," kata Meridian.

Menurutnya, kalau merujuk pada PP No 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengangkatan, Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala diberhentikan karena tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan.

Atau, tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah, tidak lagi memenuhi syarat Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah, dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah, tidak melaksanakan kewajiban Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah dan/atau melanggar larangan bagi Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah,.

Faktanya, Bupati dan Wakil Bupati Sikka, papar Dado, telah bekerja dengan baik untuk rakyat Sikka dan tidak melanggar sumpah jabatan serta tidak pernah melalaikan hak dan kewajibannya jadi tidak ada alasan hukum sama sekali untuk menumbangkan kepemimpinan mereka.

"Kalau dihubungkan dengan kasus dana bansos maka Bupati dan Wakil Bupati Sikka telah mendapat apresiasi masyarakat Sikka karena telah membuat suatu terobosan hukum dengan melaporkan kasus itu di Kejaksaan, sehingga apa yang diserukan para pendemo justru mengundang keheranan dan kejenuhan publik yang setiap hari dipertontonkan oleh aksi aksi yang tanpa isi dan muatan yang berbobot," tegas Dado.

Dia menjelaskan, masyarakat Sikka sudah paham sepak terjang mereka (pendemo) serta motivasi segelintir pihak tersebut dalam rangka menggulingkan rezim Soda dan meminta KPK menangani kasus dana bansos di Sikka.(Pos-Kupang.com)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Monday 24 October 2011

Massa Tuntut SODA Mundur

Kantor Bupati Sikka Sempat di Segel

Ratusan massa dari berbagai elemen mahasiswa yang tergabung dalam Laskar Pemuda Pelopor Perubahan Kabupaten Sikka (GMNI Sikka, LMND ESKOT Sikka, KPK PRD Sikka, Senat ABA) dan Alin-Rakang (Aliansi Rakyat Kabupaten Sikka Menggugat) berunjuk rasa di halaman Kantor Bupati Sikka, Jalan Eltari Maumere. Aksi yang mendapat pengamanan dari pihak Polres Sikka menuntut SODA (Sosi-Dami) bupati dan wakil bupati Sikka periode 2008-2013 mengundurkan diri karena dianggap gagal mengemban amanat rakyat. Laskar Pemuda Pelopor Perubahan Kabupaten Sikka menilai SODA telah mengkhianati janji-janji kampanye yang disampaikan pada masa pilkada. Sedangkan Alin-Rakang menilai Pemerintahan Kabupaten Sikka dibawah kepemimpinan Bupati Sosimus Mitang dan Wakil Bupati Sikka Wera Damianus telah mengalami kegagalan dalam mengemban mandat rakyat dan undang-undang, sumpah dan janji dan laporan bupati kepada Kejari Maumere yang saat itu telah diketahui telah diambil alih oleh Kejaksaan Tinggi NTT mengandung makna adanya upaya melindungi pelaku korupsi yang sesungguhnya.


Laskar Pemuda Pelopor Perubahan Kabupaten Sikka dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan orator Lorens Ritan membeberkan lima butir pengingkaran janji kampanye yakni; janji mendorong pemberantasan korupsi, ternyata tak ada yang dilakukan, janji membangun mulai dari desa menurut penilaian mereka hanyalah slogan semata, janji membangun dunia pendidikan, janji menata birokrasi agar dapat bekerja secara efektif, janji membangun kesehatan masyarakat.
Dari lima butir tersebut juga dibacakan beberapa hal yang dinilai terjadi tak sesuai dengan janji-janji tersebut.

Kedua massa yang bergabung bersama dalam aksi yang berlangsung hingga magrib tersebut berlngsung damai dalam pengawalan pihak keamanan. Aksi massa ini sepakat bahwa Sosimus Mitang dan Wera Damianus segera mundur dari jabatan sebagai bupati dan wakil bupati Sikka karena dinilai gagal.

Sebagai bentuk kekecewaannya massa kemudian menyegel Kantor Bupati Sikka. Meski demikian aktivitas dan kegiatan di kantor tersebut berjalan seperti biasa. Aparat yang berjaga di lokasi membiarkan aksi ini berlangsung. Beberapa aktivis dari GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Sikka kemudian melakuan aksi mogok makan sebagai simbol protes terhadap pemerintahan SODA.



Koordinator aksi John Bala bersama oraror aksi Hermanto Chiko, Loresn, Frederich Djoedye terus bergantian berorasi dihalaman kantor bupati. Aksi massa ini dimulai sekitar pukul 09.00 wita. Bermula dari Lapangan Umum Kota Baru Maumere, massa kemudian bergerak ke kantor Kejaksaan Negeri Maumere dilanjutkan ke gedung DPRD Sikka dan berakhir di halaman Kantor Bupati Sikka.
Aparat kepolisian terlihat sibuk mengatur laluliantas yang macet dibeberapa pusat keramaian akibat iring-iringan kendaraan baik sepeda motor maupun mobil yang membawa pendemo berjalan lamban.


Sempat terjadi ketegangan sekitar pukul 15.00 wita ketika pihak kepolisian meminta agar massa tak mendirikan tenda didepan kantor bupati dengan alasan tak mengantongi ijin. Dalam debat tersebut, tiba-tiba sekelompok orang muncul ditengah aksi dan berteriak agar pendemo menghentikan aksinya. Alin-Rakang dan elemen mahasiswa merapatkan barisan agar menghindari bentrok fisik yang tak diinginkan. Para pendemo juga membiarkan sekelompok orang tersebut membuka segel dari tali yang dipasang sebelumnya. Aparat kepolisiian kemudian menambahkan sejumlah personilnya ke lokasi aksi. Massa pendemo menyayangkan sikap pihak keamanan yang terkesan membiarkan sekelompok orang masuk ke tengah lokasi aksi.

Setelah cukup reda, aksi kemudian diteruskan hingga magrib. Menurut rencana, aksi massa ini akan diteruskan hingga tanggal 29 Oktober 2011.

Seperti diketahui aksi-aksi demonstrasi sering terjadi di Maumere setelah BPK Perwakilan NTT menemukan indikasi penyelewengan dana bantuan sosial (bansos) sebesar Rp 10,7 miliar.


www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Wednesday 19 October 2011

Akper Lela Wisuda Perdana

Akademi Keperawatan (Akper) Santa Elisabeth Lela menyelenggarakan wisuda perdana kepada 48 perawat yang telah menyelesaikan pendidikannya, Sabtu(15/10/2011).Mateus Segu meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi 3,62, disusul Alesi Sabu Uran dengan IPK 3,42 dan Martina Hipolita Pau, 3,38 pada peringkat ketiga.Perawat yang diwisuda didominasi perempuan 41 orang dan tujuh pria bukan hanya berasal dari daerah di Propinsi NTT, ada juga yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Tenggara. Wisuda Akper Lela digelar dalam pertemuan senat terbuka dipimpin Diirekur Akper Santa Elisabeth Lela, Dafrosa Sadipun, S.ST.MPH. Pembina Yayasan Keuskupan Maumere, Mgr. Gherulfus Kherubim Pareira,SVD, Ketua Yayasan Santo Lukas, Romo Ewaldus Marinus Sedu, Pr, Bupati Sikka, Drs. Sosimus Mitang, Wakil Bupati Sikka, dr. Wera Damianus dan sejumlah pejabat lainnya serta sesepuh masyarakat Sikka Daniel Woda Palle serta undangan.

Direktur Akper Lela, Dafrosa Sadipun mengatakan perubahan status dari SPK menjadi Diploma III Keperawatan pada 2008 merupakan awal perkembangan sekolah keperawatan di Flores. Sukses angkatan pertama ini berkat dukungan biaya, tenaga kerja dan kerja keras orang tua.

Bupati Sikka, Sosimus Mitang mengatakan kebutuhan tenaga pelayanan kesehatan di Kabupaten Sikka masih cukup besar pada 3 rumah sakit 25 puskesmas, 61 puskesmas pembantu, 595 posyandu dan 119 polindes yang tersebar di 21 kecamatan.

Uskup Maumere, Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD mengingatkan wisudawan mengedepankan kasih dalam pelayanan yang memberikan banyak peyembuhan kepada pasien.

Menjadi Sekolah Tinggi, Kepala Dinas Kesehatan NTT, dr Stef Bria Seran akan memberikan dukungan menjadikan Akper Lela menjadi sekolah tinggi. Namun perlu ditambah lagi satu jurusan. “ Saya mendukung dipikrkannya menjadi sekolah tingi,” kata Stef disambut tepuk tangan undangan.

Para wisudawan yang mengikrarkan kepada Menteri Kesehatan RI melalui Kepala Dinas Kesehatan NTT, diingatkannya mengembangkan keyakinan diri bahwa mereka untuk Indonesia bukan untuk Flores. Dimana saja bertugas, harus memberikan diri dalam pelayanan kepada orang-orang sakit yang mebutuhkan pelayanan.(FloresStar)


www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Makan Hari Jumat, Mabuk Hari Sabtu

Sebelas warga Desa Woloteran, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, muntah, mual dan mabuk berat usai mengonsumsi jamur beracun yang tumbuh di sekitar pohon kemiri yang tumbang di kebun warga setempat.
Belasan warga yang keracunan jamur itu mengonsumsi jamur pada siang dan malam hari, Jumat (14/10/2011) lalu. Namun reaksinya baru terasa hari Sabtu (15/10/2011) malam. Warga yang keracunan itu kini sedang dirawat intensif petugas RSUD TC Hillers Maumere dan Puskesmas Habi Bola, Kecamatan Doreng.
Informasi yang diperoleh Pos Kupang di RSUD Maumere, Minggu (16/10/2011) siang, jamur beracun yang ditemukan Oni, seorang warga Woloteran di kebunnya sebanyak satu kantong plastik. Jamur itu ditemukan saat ia berada di kebun, Jumat (14/10/2011) pagi. Jamur tersebut kemudian dibawanya ke rumah dan dikonsumsi beramai-ramai oleh tiga kepala keluarga (KK) yang berjumlah 11 orang.

Jamur beracun tersebut dibersihkan terlebih dahulu dengan air mentah, kemudian dimasak hingga airnya mendidih. Setelah air mendidih dicampur dengan kelapa dan airnya.


Setelah dicampur dengan bumbu lainnya, jamur tersebut dimakan dan dibagikan kepada tetangga sekitar. Acara makan jamur pun berlangsung dua kali, siang dan malam hari Jumat (14/10/2011).


Namun, pada Sabtu (15/10/2011) malam sekitar pukul 22.00 Wita, warga yang mengonsumsi jamur merasa aneh. Mereka muntah, mual, kepala sakit dan mabuk berat. Mereka yang merasa sakit tersebut adalah warga yang makan jamur tersebut.
Keluarga yang tidak makan jamur dan warga lainnya kemudian membawa para korban ke petugas kesehatan di Puskesmas Doreng. Di Puskesmas Doreng ada yang kritis lalu dirujuk ke RSUD Maumere. Yang dirujuk di RSUD Maumere ada tujuh orang. Sedangkan empat orang di Puskesmas Doreng.


Semua yang dirujuk ke RSUD Maumere mengaku sama, yakni muntah, mual, pusing dan mabuk berat. Kondisi tubuh pun lemah karena banyak mengeluarkan cairan. Petugas medis RSUD Maumere lalu memberikan suntikan anti racun, infus dan obat guna mencegah racun merusaki tubuh para korban.


Pantauan Pos Kupang di RSUD Maumere, ada tujuh pasien yang masih menjalani perawatan di ruangan UGD dan Aula RSUD Maumere. Satu pasien, yakni Paulus Paseng masih lemah termasuk Margaretha Bunga.(poskupang)


www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Rp1 untuk Komodo dan Kesejahteraan Masyarakat NTT


Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi Duta Komodo dan giat mengkampanyekan dukungan Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia demi kesejahteraan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
" Kita harus meyakinkan orang-orang agar Komodo terpilih, kalau terpilih juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat di sana," kata JK dihadapan para peserta Musyawarah ke-XIV Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Hotel Clarion, Makassar, Selasa (18/10/2011). Menurut JK, mensosialisasikan Komodo agar menjadi seven wonder tidak akan bermanfaat bagi komodo itu sendiri, hewan itu akan tetap berada di kubangan. Malah, jika benar-benar terpilih maka hewan itu akan terganggu bagi pengunjung yang akan datang.

Namun, bagi JK misi yang terpenting adala, jika 50 juta orang memilih Komodo menjadi keajaiban dunia, maka NTT akan terkenal. Banyak orang yang akan berkunjung ke sana." bayangkan kalau salah satu keajaiban dunia itu ada di NTT, maka masyarakatnya akan tertolong. Mereka bisa meningkatkan pendapatannya dari pariwisata," tutur JK.

Ia menambahkan, NTT merupakan salah satu provinsi yang miskin di Indonesia. Tak banyak yang bisa dikembangkan di sana, sehingga masyarakatnya miskin tak memiliki uang. " Untuk memingkatkan pendapatan bukan hanya memilih Komodo, tetapi untuk mebantu bangsa ini. Ada masyarakat kita di daerah lain yang bisa terbantu dengan cara seperti ini," tegas ketua umum PMI ini.

Karena itu, selain dari tanggungjawabnya sebagai Duta Komodo, mantan Menteri Kesejahteraan Rakyat ini melakukan manuver agar orang-orang mau menyisakan sedikit pulsa dan waktu untuk berpartisipasi memilih Komodo melalui SMS.[iaf] Hingga saat ini, dukungan Komodo menjadi keajaiban dunia sudah mencapai 15 juta orang. Setiap harinya sebanyak enam juta dukungan mengalir melalui pesan singkat. Jumlah ini berbeda sebelum tarif SMS dari provider diturunkan menjadi Rp1. Pada kesempatan Munas HIPMI ini juga, JK memandu seluruh peserta Munas untuk mengetik SMS Komodo dan mengirimnya ke 9818. (inilah.com)
Selengkapnya...

Tuesday 11 October 2011

Mengintip Bumi Sikka..

Kata orang, jangan lewatkan peristiwa disekitar dengan kamera Anda. Betul, teknologi dijaman ini benar-benar memanjakan kita. Perkembangannya begitu cepat dan memberikan kita kemudahan memilih. Begitu juga dengan kamera foto. Dan terang saja, kemudahan itu menguntungkan penggunanya dimana bisa mengabadikan peristiwa dan kejadian unik secara cepat tanpa perlu repot seperti dijaman lalu.Nah, foto-foto dihalaman ini merupakan hasil karya dari beberapa fotografer amatir “anak maumere” yang memiliki kebiasaan mendokumentasikan kejadian dan pemandangan alam di Kabupaten Sikka. Kebetulan, karya-karya ini disebarkan di grup facebook inimaumere.com dan saat ini kita diberi kesempatan untuk mengintip secuil Kabupaten Sikka lewat karya mereka. Yuk, galeri foto ini untuk kalian...


Kalo foto diatas ini karya Ooz, Watu Cruz (Batu Salib) setinggi 3 meter di Kecamatan Bola - ditancapkan oleh misionaris Portugis sekitar tahun 1600-an, bahwa Bola sudah Katolik..

Atraksi drum band dari salah satu sekolah di Maumere saat perayaan HUT Kemerdekaan 2011, karya Oshy Lelo

Pantai Pruda yang cantik, karya Wira Sayoga, anak Bali yang menetap di Maumere..

Semangat kemerdekaan juga didendangkan bocah Flores, meski terhimpit hidup susah, karya Hiller Ratu..

Tradisi Budaya Patikarapau di Pulau Palu'E, Kab.Sikka, karya Hiller Ratu

Kuda ini tewas di gorok dan diolah jadi makanan lezat. Budaya menyembelih kuda biasa dilakukan dalam adat orang Sikka, saat upacara kematian bagi orang-orang yang dituakan..karya inimaumere.com

Hujan tak menyurutkan anak-anak di sebuah dusun Wolofeo untuk bersekolah, karya Wira Sayoga..

Rumah panggung yang berdiri diatas laut dari suku Tidung Bajo, Wuring..karya Even Edomeko


Kelompok musik kampung yang menghibur para pejabat propinsi dan undangan pada sebuah acara di Kecamatan Waigete, karya inimaumere.com

Pemandangan Pantai di Tanjung, karya Lina da Gomez

Salah satu sudut Kota Maumere, karya inimaumere.com

pemandangan ini biasa ditemukan hampir di seluruh Flores. Bis Truk namanya. Keselamatan menjadi nomor kesekian bagi para penumpangnya..karya inimaumere.com..


Gimana, belum puas ka? okay segera tayang foto-foto berikutnya.... :)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Jaksa Panggil Tiga Saksi Bagian Kesra

Kasus Dana Bansos Sikka
Tim penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTTpekan ini memanggil tiga staf Bagian Kesra Setda Sikka untuk dimintai keterangan dalam tahap penyidikan kasus dana bantuan sosial (bansos) di Kabupaten Sikka senilai Rp 10,7 miliar. Tiga staf Bagian Kesra yang akan dipanggil untuk diperiksa yaituh Maria Goreti Selasa (11/10/2011) pagi, Martinus Mahing dan Sius Ngaji, Kamis (13/10/2011) pagi. Tiga staf Bagian Kesra ini akan diperiksa dua jaksa Kejaksaan (Kejari) Maumere, yaituh Henderina Malo, S.H dan Ahmad Jubair, S.H di Kejari Maumere. Pemeriksaaan tiga staf tersebut setelah penyidik Kejati NTT menetapkan dua tersangka kasus dana bantuan sosial (bansos) di Sikka, yaituh Yoseph Otu, Mantan Bendahara Bagian Kesra Setda Sikka dan Servasius Kabu, mantan Kabag Kesra Setda Sikka.. Selain tiga staf Kesra, ada dua saksi lain yang akan diperiksa jaksa Kejati NTT di Kupang. Demikian informasi yang diperoleh Flores Star di Maumere (Sabtu (8/10/2011).

Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Maumere Sanadji, S.H, membenarkan rencana rencana pemanggilan para saksi kasus bansos oleh Kejati NTT. Namun saksi siapa yang dipanggil Sanadji mengatakan tidak tahu.

Data yang diperoleh FloresStar, surat pemanggilan untuk saksi lain diantar kepada para saksi. Semua yang diperiksa dalam tahap penyidikan oleh jaksa Kejati NTT dan Kejari Maumere pada umumnya pernah diperiksa saat penyelidikan di Kejari Maumere dan Kejati NTT.

Sementara itu, pada Jumat (7/10/2011) Kejati NTT telah mengirim surat panggilan kepada saksi di Kota Maumere menggunakan kargo pesawat melalui Bandar Udara Frans Seda Maumere. Surat panggilan tersebut ditandatangani oleh Ketua Tim Penyidik Kasus Dana Bansos Sikka, Aspidsus Kejati NTT, Soediharto, S.H.

Setelah tiba di Maumere pada Sabtu (8/10/2011) pagi surat panggilan bagi para saksi tersebut sudah diantar kepada para saksi-saksi di Kota Maumere. Pada umumnya saksi yang dipanggil adalah pegawai negeri sipil (PNS) di Bagian Kesra Setda Sikka dan Dinas PPKAD Sikka.

Kepada para saksi jaksa juga meminta agar saat diperiksa membawa data terkait dugaan penyimpangan dana bansos agar bisa diambil keterangan untuk dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Para PNS yang dipanggil jaksa sebagian telah diperiksa jaksa pada tahap puldata dan penyelidikan. Untuk tahap penyidikan pemeriksaan pasti lebih mendalam dan mengarah kepada tersangka.

Data lain yang diperoleh FloresStar, jaksa yang menangani kasus dana bansos pada tahap penyidikan mengalami penambahan mencapai delapan jaksa. Ada enam di kejati NTT dan dua di Kejari Maumere. Mereka akan memeriksa dan mengusut kasus dana bansos hingga ketahap persidangan di Pengadilan Tipikor Kupang.

Sebelumnya, penanganan kasus dana bansos di Sikka oleh Kejati NTT yang telah dinaikan dari tahap penyelidikan ke penyidikan dan menetapkan dua tersangka , yaituh Yoseph Otu, mantan bendahara Bagian Kesra Setda Sikka dan Servasius Kabu, mantan Kabag Kesra Setda Sikka telah diikuti perkembangannya oleh KPK di Jakarta.

Tugas KPK guna melakukan supervisi dan pengawasan kasus dugaan tindak pidana yang ditangani aparat penegak hukum didaerah mulai ditunjukan.

Terbukti pada Rabu (5/10/20111), KPK telah menghubungi Kejari Maumere, Sanadji, S.H guna menanyakan kasus dana bansos di Sikka. Kejari Maumere telah menyampaikan ke KPK kalau kasus dana bansos telah dinaikan ke penyidikan.

“ Pada Rabu (5/10/2011, Red), KPK sendiri telah menghubungi Kejari Maumere, Sanadji, S.H untuk mengecek perkembangan kasus dana bansos dan sudah dijawab sendiri oleh Kejari Maumere, perkara kasus bansos sudah ditingkatkan ke penyidikan,” tegas Kejati NTT, Sriyono, S.H melalui Asisten Intelijen Kejati NTT, Sang Ketut Mudita, S.H, Kamis (6/10/2011) kepada Pos Kupang/Flores Star yang menanyakan perkembangan penyidikan kasus dana bansos di Sikka.

Mudita menjelaskan aparat Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT juga telah mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan SPDP (SPDP) kasus bansos pada Bagian Kesra Setda Sikka ke KPK.

“Mengenai SPDP penanganan kasus dana bansos di Sikka, kita sudah kirim SPDP-nya ke KPK di Jakarta,” kata Mudita. (FloresStar/ris)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Waduh, Tiga Daerah di NTT Endemis Antraks

Tiga daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) berstatus endemis bakteri antraks pada ternak, sehingga perlu mendapat penanganan secara serius. Tiga daerah itu, yakni Sumba, Sabu, dan Flores, kini sedang dalam pengawasan dinas kesehatan setempat guna mengantisipasi bakteri antraks menyerang manusia.
Di Sumba, daerah endemis antraks ialah Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat yang pernah punya sejarah antraks pada 2006. Antraks juga pernah menyerang ternak di Kabupaten Ende, Sikka, dan Ngada di Pulau Flores pada 2007 yang mengakibatkan sedikitnya 325 orang dirawat karena makan daging ternak yang terinveksi virus antraks.
Terakhir, pada Agustus lalu antraks menyerang ratusan ternak di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua.

"Di Sabu, kami menemukan 11 warga, termasuk balita, menderita antraks kulit karena mengonsumsi daging ternak kuda yang mati," tutur Kepala Seksi Penanggulangan Keadaan Darurat Kesehatan Dinas Kesehatan NTT dokter Theresia Sarlin Ralo di Kupang, Senin (10/10).

Ia mengatakan, semua penderita antraks kulit di Sabu telah diobati dan sembuh. Namun, tidak menutup kemungkinan kasus antraks terulang lagi. Pasalnya, penyakit itu dapat membentuk spora (bacillus anthracis) dan bertahan dalam tanah selama 25 tahun. Pada musim hujan, spora antraks muncul lagi lewat rumput. "Sehingga rumput yang dimakan ternak bisa saja terkena antraks," katanya.

Menurut Theresia, pihaknya telah melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak makan daging ternak yang mati karena antraks. Ternak yang mati karena terserang antraks memiliki gejala antara lain hidung, telinga, dan kulit binatang tersebut mengeluarkan darah. (mediaindonesia.com)


www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Listrik Prabayar Akan Masuk Watu Gong

Jika tidak ada halangan, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Flores Bagian Timur (FBT) di Maumere Tahun 2011 ini melayani listrik prabayar bagi masyarakat di Dusun Watu Gong kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka. Warga Masyarakat Natarweru sudah bertahun-tahun merindukan kehadiran penerangan listrik didesa itu. Menyambut rencana PLN tersebut, warga Dusun Natarweru menyatakan dukungan dan siap membantu PLN menyukseskan listrik pra Bayar masuk Watu Gong.
Kepala Desa (Kades) Watu Gong , Johanes Kasprotano mengatakan hal itu kepada Flores Star di Kampung Watubuku, Desa Watu Gong, Sabtu (8/10/2011) siang.

Kapistrano mengatakan PLN Maumere telah melakukan sosialisasi listrik di Dusun Natarweru dan ditahun ini rencana pemasangaan listrik pra bayar. Ia menjelaskan, tahap pertama akan dibangun jaringan dengan memasang tiang listrik ke pemukiman warga. “Tahun ini kalau listrik sudah masuk, maka masyarakat saya pasti berbangga dan senang. Jika listrik masuk, kami bisa menikmati penerangan di malam hari. Kami memang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih tapi kalau jalan baik air masuk sampai ke kampung-kampung,” tuturnya.

Kepala SDI Natarweru, Elci, kepada FloresStar mengatakan di SDI Natarweru listrik belum masuk kesekolah. Akibatnya pengetikan bahan laporan harus dikerjakan di Kota Maumere. (floresstar/ris)

Selengkapnya...

Penumpang Kapal Bawa Miras Moke Ditahan

Di Makasar dan Balikpapan
Pihak Kepolisian Resor Pelabuhan Makassar menggelar razia cipta kondisi di sekitar Pelabuhan Soekarno Hatta, Minngu (9/10/2011) dini hari. Pada razia tersebut terjaring enam penumpang KM Bukit Siguntang yang membawa minuman keras jenis Moke. Minuman tersebut merupakan minuman khas dari daerah NTT. Tiga dari enam penumpang yang terjaring merupakan mahasiswa perguruan perguruan tinggi di Makassar. Mereka adalah Roylando (21), Fransiskus Rikardus (22) dan Bastian (25). Sedangkan tiga penumpang lainnya adalah Ateriu (47), Bernadus (56) dan Ayu (22). Mereka merupakan warga Mamumere. Dari tangan mereka diamankan 11 botol besar dan 9 botol kecil minuman mineral. Mereka kemudian digiring ke Mapolres Pelabuhan Makassar untuk dimintai keterangannya.

Kepala Satuan Resort Pelabuhan Makassar AKBP Audy AH Manus menjelaskan bahwa keenam penumpang tersebut diamankan dari atas KM Bukit Siguntang asal Maumere tujuan Parepare. Mereka dibekuk setelah diketahui membawa minuman keras khas daerah mereka.

Ia juga menyebutkan bahwa razia tersebut ditujukan untuk menekan tingkat kejahatan yang masuk ke Makassar melalui perairan. Selain itu juga guna mencari DPO (daftar pencarian orang) yang masuk maupun keluar dari Kota Makassar.

115 Liter Moke asal NTT Disita Polisi

Penyelundupan minuman keras tradisional dari Kawasan Timur Indonesia kian marak belakangan ini. Baru saja aparat polisi Pelabuhan Semayang, Kaltim menyita ratusan liter miras jenis moke dari beberapa penumpang kapal asal NTT, Rabu (5/10/2011) siang.

Polisi memergoki Vincensius (26), warga asal Kabupaten Sikka dengan 23 jerigen ukuran lima liter berisi miras di dalamnya. Apesnya, ternyata Vincensius hanya seorang penjemput dari salah satu penumpang kapal yang membawa miras.

"Seperti biasa, razia kami lakukan di ruang kedatangan. Kebetulan, Rabu (5/10/2011), jadwal Kapal Feri Mahkota Nusantara asal Surabaya. Saat itulah kami melihat Vincensius membawa berdus-dus barang. Begitu kami periksa, ternyata berisi miras," kata Kapolres Balikpapan AKBP Sabar Supriyono didampingi Kapolsek Kawasan Pelabuhan Semayang, AKP Suharno.

"Langsung kami amankan. Namun, ia mengaku hanya menjemput seseorang dan membawakan barangnya ke mobil penjemput. Ia mengaku tidak tahu kalau isinya miras," katanya.

Vincensius a terpaksa digelandang ke Polsek Pelabuhan Semayang. Ia dimintai keterangan terkait pemilik miras yang kabur saat dilakukan razia. "Pemilik mirasnya sudah kabur saat dilakukan razia. Rupanya, ia mengetahui barang ilegalnya bakal tercium aparat," ujar Suharno.

Meski demikian, Vincensius hanya dikenakan pembinaan saja dari jajaran Polsek Pelabuhan Semayang. Sedangkan ratusan miras tetap disita aparat untuk kemudian dimusnahkan. (Tribunnews)
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Saturday 8 October 2011

ROOM CHATING

Ruang berbagi dan saling berkenalan, nikmati dengan damai :)

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 10.11 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---