Selain memiliki panorama alam yang mempesona dan layak menjadi obyek wisata yang patut untuk dikunjungi, gugusan pulau yang ada di Teluk Maumere Laut Flores juga menyimpan Sumber Daya Alam (SDA) yang belum dimanfaatkan dan kelolah secara baik.
Rumput laut Pulau Koja Doi dan beberapa pulau yang ada disekitanya merupakan asset sumber daya alam yang patut kita andalkan. Sebab, petani rumput laut yang ada disana sudah menjadi contoh dibidang budidaya rumput laut bagi daerah lain yang ada di Indonesia.
Rumput laut Pulau Koja Doi dan beberapa pulau yang ada disekitanya merupakan asset sumber daya alam yang patut kita andalkan. Sebab, petani rumput laut yang ada disana sudah menjadi contoh dibidang budidaya rumput laut bagi daerah lain yang ada di Indonesia.
Karenanya, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka, Sabtu beberapa waktu lalu menggelar Sosialisasi Penyadaran Budidaya Rumput Laut bagi petani rumput laut yang ada di Desa Koja Gete, Desa Koja Doi dan Desa Permaan di Gudang Rumput Laut Koja Doi.
Sosialisasi yang dilakukan sehari ini bertujuan untuk membangkitkan kembali niat para petani yang ada di Wilayah Teluk Maumere supaya terus mengembangkan dan melakukan budidaya rumput di daerah tersebut.
Sebab selama dua tahun belakangan, para petani rumput laut yang ada di Kepulauan Teluk Maumere tidak lagi melakukan aktivitas bertani rumput laut akibat gagal panen.
Menurut Kepala Bidang Perikanan Budidaya Pesisir dan Pulau – pulau Kecil pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sikka, Malik Bakhtiar, S.Pi. gagal panen yang dialami oleh para petani rumput merupakan dampak dari perubahan iklim secara global dan ulah dari para petani rumput laut itu sendiri.
“ Gagal panen rumput laut merupakan bencana. Dan bencana harus dilihat sebagai rahmat dari Allah, yang harus kita maknai secara baik. Untuk itu, masyarakat perlu membangun kesadarannya untuk membudidayakan rumput laut kembali “ harap Bakhtiar.
Dengan membudidaya rumput laut, kondisi perekonomian dalam rumah dapat terbantu. Tinggal bagaimana para petani melakukan kontrol dan memanajemen keuangan yang ada sebagai hasil dari penjualan rumput laut secara baik.
Dikatakan Bakhtiar, hasil penjualan rumput laut supaya dapat dimanfaatkan untuk keperluan dalam rumah, sedang sebagian diupayakan untuk disimpan sebagai modal usaha. Sehingga kegiatan petani rumput laut dalam mengolah dan membudidaya rumput laut terus berkelanjutan.
Selain itu, masyarakat diharapkan untuk tidak menggunakan bahan kimia seperti pupuk secara berlebihan dan diluar aturan penggunaan yang ada, serta masyarakat dihimbau untuk menghindari penggunaan bom dalam melakukan aktivitas penangkapan ikan. Agar laut tidak tercemar dan menyebabkan rumput laut terserang berbagai penyakit, sehingga petani mengalami gagal panen.
Sementara itu Kepala Seksi Sarana Perikanan Tangkap pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sikka, Yosep Klau Berek saat sosialisasi menjelaskan Daerah Kepulauan yang ada di Teluk Maumere merupakan wilayah yang terkenal dengan rumput bahkan menjadi contoh bagi daerah lain di seluruh pelosok Indonesia dalam hal pengelolahan dan budidaya rumput laut.
Untuk itu masyarakat perlu membangun kembali kesadaran dan niat untuk mengembangkan kembali rumput laut, karena hanya dengan kesadaran dan niat upaya untuk meraih kembali masa kejayaan dapat tercapai.
“ Kita harusnya malu, karena secara nasional petani rumput laut yang ada di Koja Doi dan pulau sekitarnya menjadi pusat contoh dan pembelajaran bagi petani rumput laut yang ada di Sumatera, Jawa, Kalimatan dan Bali serta daerah lainnya di Indonesia sementara saat ini budidaya rumput laut di Koja Doi sudah tidak berlangsung” jelas Berek.
Hadir pada kegiatan sosialisasi tersebut, masyarakat petani rumput laut, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Kepala Desa dari Desa Koja Gete, Desa Koja Doi dan Desa Permaan. Sementara dari dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka Ibu Merry Simbolon, Flomeska Juang, Jhoni Lodo, Yohanis Xaverius dan Wenses Maring. (djo)
Pemandangan pantai di sebuah sudut Koja Doi
www.inimaumere.com