Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Friday 16 May 2008

Sakoseng, Gotong Royong Model Hokor

Sakoseng itu adalah sebuah tradisi masyarakat desa Hokor sejak zaman dulu. Sakoseng berarti ( sako = cangkul, seng = gotong royong). Jadi sakoseng berarti mencangkul bersama-sama.Tradisi ini terjadi menjelang musim hujan ketika para petani akan memulai menggarap ladangnya. Biasanya secara bergilir mereka bergotong royong. Diusahakan selama sehari satu ladang bisa selesai dikerjakan bersama. Sakoseng ini bersifat sosial, hanya dari mereka yang mendapat giliran, mereka menyediakan makanan untuk makan pagi, makan siang dan makan sore.
Untuk makan pagi biasanya umbi-umbian dan sayur-sayuran, misalnya keladi (rose,tales), ubi kayu (aiohu, singkong), ubi jalar (tuka), pisang (mu'u), daun papaya (pa'du roun) sayur, daun singkong sayur.


Makan siang biasanya nasi jagung dengan lauk-pauk ikan atau ayam kampung digulai. Sedang makan malam itu semacam pesta kecil dimana tuan rumah menghidangkan menu makanan bermacam-macam, misalnya nasi , ayam (bahkan babi), moke (tuak, yaitu minuman wajib, jenis minuman yang disuling dari lontar), gulai, ikan, buah-buahan. Untuk malam hari tuan rumah menyiapkan makanan tambahan buat mereka yang di rumah/tetangga, sejumlah mereka yang hadir. Semuanya mendapat bagian.

Yang wajib hadir kerja di sakoseng adalah warga komunitas (gabungan) kurang lebih 20 kk - 25 kk. Mereka ini membabat rumput di ladang tersebut, kemudian mencangkul serta menyiapkan lahan untuk ditanami. Barulah tuan rumah menyiapkan bibit untuk ditanami (bhs Hokor nona). Saat mau menanam, biasanya diadakan sesaji disebut tung piong, ini menandakan bahwa keluarga tak lupa dengan arwah leluhur, bila ada acara-acara seperti ini. Tung piong ini wajib memakai resep hati, misalnya hati ayam, hati babi, hati kambing, dll.

Menyiangi rumput bersama-sama juga sejenis sakoseng. Ini juga menjadi kebiasaan yang sama dengan pengolahan lahan tadi. Masa panen. Untuk memanen juga memakai kebiasaan dalam sakoseng. Catatan: kegiatan sakoseng ini sangat bermanfaat di masyarakat karena dengan ini masyarakat membangun persaudaraan sejati. Termasuk menjalin cinta antara muda-mudi.

(Sumber;Pintunet; wawancara Albertus Peding, penduduk Hokor di Jakarta)

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Friday, May 16 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---