Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Tuesday 12 May 2009

Suku Lio Dalam Bingkai Kabupaten Sikka..

Lio merupakan salah satu suku atau etnis dari enam kelompok etnis yang terdapat dalam wilayah Kabupaten Sikka,Flores.Ata Lio (orang Lio atau etnis Lio) biasanya dikenakan bagi orang-orang yang mendiami wilayah tengah Pulau Flores.Mereka menggunakan Sara Lio (Bahasa Lio) sebagai bahasa percakapan sehari-hari.Bahasa yang menjadi indentitas kelompok penyatu dalam kelompok etnis Lio.
Wilayah Lio yang terdapat dalam sebuah sistem administrasi Pemerintahan Kabupaten Sikka (seperti Desa Paga,Maulo’o,Wolowiro,Lekeba’i) memiliki empat tanah suku yakni Lio Tana Mego,Lio Tana Kolo dan Lio Tana Bu.Wilayah Lekeba’i berada dalam struktur pemerintahan adat Tana Mego sedangkan Wolowiro berada dalam wilayah adat Tana Mbengu.Masing-masing tanah suku ini memiliki mosalaki (kepala suku) tersendiri untuk menangani ritual adat entah ditempat penyembahan atau juga di tempat-tempat lain.
Wilayah Lio terbentang mulai dari bagian timur Kota Ende (Wilayah Kabupaten Ende,Flores) sampai bagian barat Kecamatan Nita (Kabupaten Sikka).Kecamatan Paga adalah pagar yang memisahkan Bumi Marilonga di bagian Barat(Kabupaten Ende) dengan Bumi Don Alessu dibagian Timur (Kabupaten Sikka).Kecamatan Paga memang unik diantaranya sebagai bekas jajahan Portugis masa silam di Sikka dengan pelbagai peninggalannya.

Dari struktur sosial kemasyarakatan,orang Lio memiliki tiga pelapisan sosial.Pertama adalah golongan bangsawan sekaligus sebagai pemegang tampuk pemerintahan adat yang disebut dengan nama mosalaki.Golongan ini terdiri dari laki pu’u dan riabewa.Laki pu’u adalah pemangku kekuasaan dalam persekutuan dan menjalankan fungsi ritual.Sedangkan riabewa bertugas dalam urusan-urusan kemasyarakatan yakni sebagai pembicara,pengusut dan pemutus perkara.

Golongan kedua adalah rakyat biasa yang biasa disebut denagn ana halo (kalo) fai walu ( yatim piatu dan para janda),yaituh warga masyarakat kebanyakan yang membutuhkan perlindungan atasan,bekerja dan berladang diatas tanah persekutuan.Golongan ketiga atau tingkatan paling bawah adalah para hamba.Mereka ini disebut ata ha’o yang bertugas melayani mosalaki dan riabewa.

Pada jaman dulu,suku bangsa Lio hidup terkotak-kotak ditanah persekutuan masing-masing.Mereka hidup di lereng-lereng gunung atau lembah-lembah yang sulit di jangkau.Karena itu,kontak antar penduduk tanah persekutuan menjadi kurang dan terbatas.Tiap tanah persekutuan mempunyai pemerintahannya sendiri.Struktur pemerintahan adat tak banyak berbeda dari satu tanah persekutuan ke tanah lainnya.Ada perjanjian persahabatan abadi (tura jaji) antara warga tanah persekutuan yang satu dengan yang lainnya yakni tidak boleh menyerang melainkan saling membantu dalam menghadapi musuh.

Berwisata ke ke wilayah Lio Kabupaten Sikka sendiri kita bisa menikmati berbagai macam pesona.Misalnya menikmati alam Pantai Koka yang menawan,Ritual Tarian Bobu peninggalan Portugis,Penguburan jenazah dalam batu di Desa Nuabari yang memiki daya magis dan dan misteri peninggalan masa lampau,tenun ikat yang cantik-cantik.Selain itu secara momental kita bisa menikmati gelar Gawi Sia,Nggowani,Ai Nggaja,Wani Woge dan Feko Genda.Tentu juga masih banyak potensi lainnya.
Ke wilayah Lio misalnya ke Kecamatan Paga bisa dengan berbagai jenis kendaraan yang menempuh jarak sekitar 43 Km (ke Wolowiro 45 Km) dari Kota Maumere,ibukota Kabupaten Sikka,Flores.


foto; Pasangan berpakaian Adat Lio


Dari Berbagai Sumber

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Tuesday, May 12 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---