Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Thursday, 11 July 2013

Magewaer Tu'ir, Kuliner dari Maumere

Salah satu kuliner terbaik dari Nian Tana (Kabupate Sikka) adalah Mage Waer alias kuah asam. Olahan bumbu-bumbu pilihan kuah asam selalu membangkitkan selera khas yg menggoda. Jadi jika Anda mampir di Kota Maumere jangan lupa mencicipi kuah asam tersebut. Selain rasa yang membangkitkan selera, kuah asam juga diisi berbagai macam daging ikan. Jeni ikan apa saja bisa diolah sesuai selera. Mau pedis atau tidak. Bisa diatur. Nah, suatu saat saya pernah mencoba rasa kuah asam yang unik. Mungkin baru pertama kali mencoba. Kuah asam alias magewaer tersebut dimasak bukan ditempat biasa. Loh?!

Koki kampung asal Koting bernama panggilan Masto adalah biangnya. Menurut lelaki yang pintar memasak makanan khas daerah Maumere ini mengelolah kuah asam mesti ada seninya. Dan seninya itu mesti beda, unik.
Maka, saat berpetualang ke Kolisia beberapa hari lalu, Masto mempraketkan masakan kuah asam lezat. Gimana tidak coba! Kuah Asam tersebut dimasak didalam bambu dan menggunakan air kelapa muda.
Potongan daging ikan dimasukan bersama bumbu-bumbu penyedap alamiah tanpa satupun penyedap berbahan yang dibeli di kios/toko. Semuanya asli dari alam. Ikan yang telah dipotong-dipotong dan dihaluskan lantas dimasukan kedalam bambu.
Terakhir air kelapa muda dan asam beberapa potong. Lantas bagian bambu ditutup rapat dengan daun pisang sedemikian rupa. Olahan kuah asam dalam bambu kemudian dimasukan kedalam api yang berkobar. Seru!!
Beberapa saat kemuduan, setelah dirasa cukup matang, bambu tersebut diangkat dari api. Kemudian dibuka tutupnya dan bruarrrrrrrrrr....isi dan kuahnya mengepulkan selera yang tiada tara. Enak dan lezat.
Jangan ditanya lagi rasanya, host jejak petualang Ratna Dewi sampe berkeringat menikmati masakan yang enak ini.
Begitu juga teman2 dr Maumere Offroad (MOFF) bersama kami dibibir pantai Waer Nokerua mereguk tiada puas hingga kekenyangan bersama ikan bakar pilihan.
Maknyus-nya masakan ini sesekali memang perlu dicoba (lagi).


Magewair TU'IR (kuah asam dr masakan dlm bambu), cita rasa khas dr Nian Sikka bisa menjadi masakan unggulan utk wisata. Nah, jika berkelana ke Maumere bisa mengontak inimaumere.com untuk mencoba masakan magewaer dengan dimasak langsung oleh Koki Masto, gimana?

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Lagi, "Sikka Bergerak" Drop Bantuan untuk Pengungsi Palue


Melanjutkan aksi-aksi sebelumnya, hari Minggu (7/7/2013), sekelompok anak muda Maumere yang tergabung dalam komunitas "Sikka Bergerak" kembali turun ke lapangan. Bantuan dalam bentuk uang yang telah dijadikan barang kemudian diangkut menggunakan dua oto pick up. Bantuan tersebut didrop ketengah pengungsian yang berjumlah 43 KK (kepala keluarga). Mereka adalah warga korban letusan Gung Rokatenda di Pulau Palue.  Para pengungsi ini menetap pada lahan yang diberikan Mosalaki (kepala suku) di Ae Wora, Kabupaten Ende. Aksi dikoordinir Willy Otak Mofers dibantu Hiler Ratu, Mark Jago'z dan sahabat-sahabat lainnya. Aksi Sikka Bergerak telah berlangsung beberapa bulan, meski minim dalam dukungan namun terus bergerak.


Minggu 7 Juli 2013 pukul 10.00 Wita, dimulai dari Studio Radio Sonia FM di Jalan Wairklau, Sikka Bergerak bersiap menuju Ropa. Wialayah ini meruapakan salah satu tempat pengungsian di wilayah Kabupaten Ende. Menurut Willy, sejumlah rekan tidak bergabung karena berhalangan. Pukul 12.00 wita menggunakan 2 mobil pickup dengan barang bantuan yang telah siap komunitas kemanusiaan ini bergerak menuju ke lokasi.

Willy,  Koordinator Gerakan Sikka Bergerak mengatakan, perjalanan ke lokasi penerima bantuan memakan waktu kurang lebih satu setengah jam. Melintasi beberapa jalan berliku dan berlubang akibat kikisan ombak pantai sebelum tiba dilokasi.
 "Kami parkirkan di salah satu rumah warga pengungsi dan barang-barang sumbangan disiapkan untuk di bagikan," kata pemuda yang selalu ramah ini.

Ia menambahkan, sumbangan yang selama ini di salurkan dari wilayah Maumere maupun Ende kebanyakan yang diketahui yaitu pengungsian di Ropa, sehingga para pengungsi di wilayah Aewora sering di lewatkan.

Padahal kebanyakan pengungsi di camp pengungsian Jitabewa, Aewora mengalami kekurangan air. Air yang biasanya mereka peroleh dengan mengangkut menggunakan jerigen dan ember harus menempuh jarak yang berkilo-kilo . 
Air sebagai kebutuhan sehari - hari mereka juga biasanya 4 hari sudah habis dan mereka setiap 4 hari harus berjuang mengengkut air sebagai kebutuhan sehari-hari mereka, jelas Willy.

Para kepala keluarga dan pemuda yang berada di camp pengungsian umumnya mengisi aktifitas sehari-hari sebagai nelayan di wilayah sekitar pengungsian dan apabila masyarakat setempat membutuhkan jasa mereka untuk bekerja di ladang , maka mereka juga langsung mengambil bagian agar mendapatkan upah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kegiatan pembagian sumbangan di awali dengan membagikan sabun mandi dan deterjen bubuk, dimana tiap-tiap Kepala Keluarga (KK) memperoleh 6 bungkus sabun mandi dan 16 sachet deterjen bubuk. Di lanjutkan lagi dengan pembagian minuman kemasan dan pakaian dan perlengkapan penerangan berupa kabel, lampu, viting dan steker bagi KK yang membutuhkan persediaan penerangan.

"Kegiatan di tutup dengan pembagian alat penerangan dan kami juga bersiap untuk berpamitan dengan warga, kata Wily.

"Motivasi kami untuk terus berjuang bagi nasib mereka..dan rasa amarah dan sejuta pertanyaan , kenapa saudara-saudara kami ini belum mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah???? Apakah mereka harus mengemis dan memohon? Apakah mereka harus bersembah sujud kepada sesama kita manusia?," tanya Willy kemudian.

Kegiatan pengumpulan sumbangan telah berlangsung beberapa bulan,dari ngamen di lampu merah hingga ngamen bersama sejumlah musisi lokal Maumere di Lapangan Katedral St. Yoseph dan pemutaran film dokumenter Palu'e "Kampung Diatas Api" di Paroki Sanctissima Bloro dan Paroki St. Petrus Kloangpopot. Sumbangan berasal dari kasih tulus sejumlah warga Kabupaten Sikka yang peduli.

Setelah disurvey kebutuhan, akhirnya sumbangan dalam bentuk uang dijadikan barang-barang.  Sesuai yang dibutuhkan bantuan tersebut langsung didrop ke sasaran, bercampur dengan sumbangan barang dari masing-masing paroki, yakni Paroki Sanctissima Bloro dan St.  Petrus Kloangpopot.

Kegiatan "Sikka Bergerak" dalam pengumpulan dana sumbangan di lapangan didukung penuh oleh inimaumere.com, Sonia FM, Choin Entertainment, sejumlah musisi  Maumere, Kominfo Sikka, Punk Sikka, Soniers dan para sahabat lainnya yang dgn sukarela telah mengorbankan tenaga, keringat dan waktu utk membantu pencarian dana.

"Sikka Bergerak" hingga tulisan ini dimuat masih menerima segala macam bentuk bantuan untuk disalurkan ke pengunsian. Bisa hubungi Oss di inimaumere.com (082 135 024 996)

Barang yang di sumbangkan : Jumlah KK 43
  •  1. Air minum Kemasan 45 DOS 
  • 2. Sabun mandi (GIV) : 6 Bungkus / KK (dari 43 KK yang ada di desa Aewora). 
  • 3. Deterjen Bubuk : 16 Sachet / KK 
  • 4. Pakaiyan layak Pakai : 28 DOs 
  • 5. Buku Tulis (EB 26 ) : 13 Lembar / Anak ( dari 35 Anak Sekolah) 
  • 6. Pulpen : 4 Buah / anak 
  •  7. Bola Lampu Hemat Energi,Viting dan Steker : 49 buah 
  • 8. Kabel : 3 Rol = 90 Meter 
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Thursday, July 11 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---