Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Tuesday 8 June 2010

Secuil Jejak Serdadu Jepang di Bukit Bungat Watuliwung..

Maumere adalah Ibukota Kabupaten Sikka, terletak di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kota Maumere berada di pesisir Pantai Utara(Pantura)Flores dengan Bandara Frans Seda serta Pelabuhan Laut L.Say sebagai pintu gerbangnya. Lewat inimaumere.com Anda bisa menjelajahi Kabupaten kecil ini, epang gawan (terima kasih) telah berkunjung... Kontak Kami
Kisah perebutan kekuasaan antara Barat dan Timur di peta Asia Pasifik terekam dalam secuil jejak di Bukit Bungat..



Setelah mencumbui beragam bibir pantai nan cantik, perjalanan menggoda selanjutnya adalah trekking diketinggian. Yups, petualangan yang menarik!. Salah satu keunggulannya adalah topografinya yang  menantang diselimuti udara segar dan bersih. Mmhhh, bagi yang menyukai travelling dan sejarah sudah waktunya kesana.  Dari Kota Maumere letaknya cukup dekat. Cuma seberapa menit perjalanan.
Ada beberapa kisah menarik yang ingin kami bagi disini.. Yap, di Bukit Bungat inilah bersemayam sejumlah Gua Nipon. Ada 12 Gua Jepang yang berserakan disekitar situ. Tapi cuma satu yang diselamatkan.

Yukk ngintip peta lokasi dan kisah ceritanya..
Goa Nippon alias Gua Tentara Jepang ini berlokasi di Bukit Bungat, Dusun Watuliwung, Desa Watuliwung, dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Flores.

Peta Menuju Bukit Bungat

Land Rover (Landy Seri 3 Short Chaisis Military 1981 5 metal) yang berbadan tangguh dan jantan perlahan bergerak. Jalur yang ditempuh adalah ke arah timur dari Kota Maumere. Tentu saja menyusuri pesisir utara. Sekitar 3 Km dari batas kota, kita sampai di pertigaan Wairhubing. Mengambil belokan ke arah kanan selanjutnya kita masuk pada wilayah pedesaan Watuliwung. Kondisi aspal jalan termasuk dalam kategori lumayan. Desa Watuliwung adalah sebuah desa tradisional dengan perkebunan rakyat yang terhampar disisi kiri kanan jalan.

Beberapa saat kemudian sampailah kita disebuah persimpangan yang berdekatan dengan Kantor Desa Watuliwung. Kita mengambil belokan kiri. Ini merupakan akses menuju Bukit Bungat tempat Gua Nipon berada.

Dari persimpangan tadi, sekitar 500 meter kita akan sedikit bergoyang mesra diatas pelukan jalan tanah. Ruas jalan dan topografi daerah menuju Bukit Bungat lumayan menggoda adrenalin. Tak masalah, Land Rover yang kami kendarai malah membawa kami menikmati perjalanan menyenangkan, ibaratnya serdadu Jepang yang sedang meninjau tempat persembunyiannya (hele hala ba'a/gak salah lagi)... Yup, akhirnya kami tiba juga dilokasi bersejarah ini, tempat dimana para Dai Nippon yang pernah mengotori tanah persada terpatri.

Bukit Bungat
Gua ini berada ditengah-tengah perkebunan tak jauh dari pemukiman penduduk desa, lokasi persisnya berada dibawah bukit kecil. Penduduk setempat menamakannya Bukit Bungat. Tak ada kata protes ketika sebuah pertanyaan muncul dalam benak, kenapa tentara Jepang harus mengambil lokasi ini sebagai tempat persembunyian dan pertahanan.
Yang ada hanyalah kata cerdik untuk menggambarkan strategisnya lokasi gua. Karena beberapa meter dari Gua Nipon kita akan berdiri di sebuah ketinggian. Dari atas bukit kecil inilah pandangan kita akan bebas bergerak mengawasi keadaan dibawah sana. Mulai dari hamparan laut yang membentang sampai dengan keadaan Kota Maumere dan sekitarnya yang mudah dipantau.




Watuliwung memiliki nilai sejarah Perang Dunia ke II karena disinilah Tentara Jepang membangun basis pertahanan dengan membuat sejumlah kubu atau lubang-lubang perlindungan yang tersebar pada kawasan desa, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa goa dan lubang penimbunan amunisi, beras, bahan bakar, bunker, mortir, meriam dan bekas landasan pesawat jepang (waioti).

Menurut catatan sejarah, tentara Jepang masuk Maumere pada 13 Juni 1942. Gua ini disebut Goa Nippon karena dibuat dan digunakan oleh Tentara Dai Nippon (Jepang), sebagai tempat perlindungan dan pesembunyian pada saat Perang Dunia ke II.

Lereng Bukit Bungat sendiri terdapat 2 (dua) buah gua yang merupakan markas utama Barisan Angkatan Udara Jepang di Pulau Flores, yang mengendalikan 3 (tiga) lapangan Terbang tentara Jepang yaitu : Lapangan terbang Waioti, Tanjung Darat (Talibura), dan Mbay (Nagakeo), demikian penuturan Yance Moa kepada inimaumere.com.

Saat ini, Goa buatan berdinding tanah ini sudah dapat dilewati. Panjang lorong ± 30 M’, berdiameter 1,5-2 M, dan memiliki 3 (tiga) ruangan kamar. Ketiga ruangan kamar tersebut berada disisi sebelah kiri dalam gua. Gua yang kami datangi bukanlah gua buntu. Karena ujungnya malah membawa kita menuju arah belakang bukit.

Berada didalam salah satu kamar gua


“Goa Nippon ini, belum banyak diketahui oleh khalayak ramai. Semoga melalui www.inimaumere.com kita bisa memperkenalkan obyek situs bersejarah beserta kawasan bukit yang juga memiliki potensi menarik, panorama ke laut lepas,”ujar Yance Moa.

Setelah melihat-lihat dalam gua, kami bergerak menuju keatas bukit. Kurang lebih 30 meter ada sebuah gua yang menurut Yance Moa digunakan sebagai tempat persembunyian kendaraan Tentara Jepang. Gua ini digunakan pula untuk berjaga-jaga jika tentara sekutu melakukan pemantauan, sebagai bungker untuk kendaraan. Sedangkan berjarak sekitar 50 meter dari gua tersebut ada lagi sebuah tempat penimbunan amunisi. Tempat yang katanya terdapat amunisi tersebut dikubur dan diberi tanda dengan pohon aur serta ditaruh beling agar mudah dikenali.

Cerita ini menurut saksi mata yang masih hidup bernama Moang Anton, yang waktu remaja saban hari bersama-sama dengan tentara jepang. Sayangnya saat mau menuju ketempat tersebut, hujan turun dengan lebat. Menurut Yance Moa, disekitar Gua Nipon tersebut masih ada 11 gua lainnya, karena ketidakpedulian dan kekurangtahuan masyarakat desa akhirnya 11 gua lainnya perlahan-lahan tertutup oleh erosi.

Menurut dua pemandu kami yakni Yance Moa dan Will "kumis", Goa Nipon tersebut sebelumnya tak seperti saat ini. Kondisinya nyaris terkubur atau hilang, karena seluruh lorong telah dipenuhi tanah. Sebagian lain diantaranya sudah rusak, terkubur dan hilang secara alamiah akibat erosi bertahun tahun karena tidak adanya perhatian, ketidak tahuan dan lain-lain.

Komunitas Kampoeng Hijau, sebuah wadah yang bergerak dibidang lingkungan tanggal 17 November 2009 tahun lalu akhirnya berinisiatif melakukan upaya penggalian kembali tanah urugan di Gua Nippon Penggalian kembali tanah urugan ini mendapat restu serta dukungan dari Du’a Moan Watu Pitu (Lembaga Adat Desa), Kepala Desa Tomas dan masyarakat. Sehingga gua yang kini kami datangi tersebut menjadi satu-satunya gua yang bisa dimasuki dan bisa kami gunakan beristirahat saat hujan lebat membasahi bukit.

Untuk mengurangi dampak perubahan iklim akibat pemanasan global kini disekitar kawasan Bukit Bungat telah digali lobang tanam seluas 10 Ha dan ditanami 3.500 anakan pohon mahoni. Ketika berada disana, anakan mahoni tersebut beberapa diantaranya nampak tak berkembang dengan baik.

Selain Gua Nipon yang berada di kawasan Bukit Bungat Watuliwung ada lagi beberapa gua peninggalan tentara Jepang yang tersebar diseantero Kabupaten Sikka - Flores. Seperti di belakang Bukit Iligetang, Desa Sikka, Patiahu, Lela, Magepanda dan beberapa tempat lainnya. Gua-gua tersebut menjadi saksi bisu sejarah keberadaan serdadu Jepang yang memilki cerita kejam saat menguasai wilayah jajahannya.

So, setelah Gua Nipon di Watuliwung, petualangan berikutnya adalah menyusuri Gua Jepang di Desa Lela yang memiliki panjang gua sekitar 500 meter. Liputan khususnya segera hadir di inimaumere.com.......

***

Akhirnya setelah lelah mengitari jejak sejarah, menjelang malam kami beranjak pulang. Terbersit sebuah pertanyaan yang menggelayut disela awan gelap yang menangis, Oh niang Sikka, .....megu golo eee..terlantar dalam nuansa pariwisata yang lelap bermimpi!

Hujan rintik turun satu-dua membasahi Bukit Bungat. Jejak kaki kami pun terhapus pelan. Tapi jejak tentang Gua Nippon tak akan hilang disapuh gerimis andai kisah ini tak sekedar menjadi kabar angin.



Pintu masuk gua

Didalam gua

Lorong gua menembus belakang

Ki-ka: Yance Moa, Oss n Boim didalam gua

Bersantai sejenak di Watuliwung
Boim & Oss (yang punya inimaumere.com)

Special thanks to
: Lucky Reyner (capek nyetir ko?), Rudy Jeleq, Ari Botha Cs (thanks Land Rovernya boz), Bedjoe, Yance Moa dan Om Will 'kumis'...


www.inimaumere.com

Artikel Terkait



 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Secuil Jejak Serdadu Jepang di Bukit Bungat Watuliwung.. | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---