Dari, Oleh dan Untuk Masyarakat Sikka..
Masyarakat diberbagai pelosok Kabupaten Sikka awal tahun 2011 memiliki pilihan lain dalam mengkomsumsi berita berbobot. Bukan apa-apa memang, bila sekarang ini berita-berita dalam berbagai surat kabar terasa kurang menggigit dan bertaji. Untuk menjawab kerinduan tersebut, sebuah tabloid mingguan yang dikelola dan diterbitkan sendiri oleh para pemuda Sikka hadir menjawab semuanya. Koran Suara Sikka, demikian nama tabloid mingguan tersebut tampil dalam edisi pertama yang menawan. Mingguan Suara Sikka ini memiliki ruang lingkup pemberitaan seputar Kabupaten Sikka dengan mengambil berbagai topik hangat yang menjadi buah bibir di tengah masyarakat Sikka. Dalam Edisi Minggu Pertama Januari 2011, Suara Sikka mempertanyakan terbakarnya Kantor Bupati Sikka yang terjadi tanggal 26 Desember 2009 lalu dengan headline, “Satu Tahun Kebakaran Kantor Bupati Sikka, Terbakar atau Dibakar.”
Empat halaman pertama koran mingguan yang dipimpin oleh Vicky da Gomez ini, mengulas habis terbakarnya kantor tersebut dengan berbagai data di dilapangan. Sentilan pertama bisa dibaca dalam kolom Tedang Sikka, ditulis sendiri oleh Vicky da Gomez dengan judul,“Si Jago” yang Benar-Benar Jago”, dilanjutkan dengan Liputan Utama: “Satu Tahun Kebakaran Kantor Bupati Sikka, Terbakar atau Dibakar ”, “Penghapusan Aset Hentikan Polemik?” dan investigasi terakhir yang memuat judul “Bantuan Sosial Rp. 10 Miliar Diduga Fiktif”.
Selain Liputan Utama diatas, Mingguan Suara Sikka diedisi pertama penerbitan juga mengulas liputan lain yang dihimpun dari wartawannya Wento Eliando dan Agustinus Nong. Ulasan seputar “Laporan Keuangan Pemkab Sikka TA 2009 Dinyatakan Disclaimer of Opinion, Noktah Merah di Punggung SODA”, yang memuat laporan Auditor BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang tidak memberikan pendapat atau menyatakan discalimer of opinion terhadap Laporan Keuangan Pemkab Sikka TA 2009. Ini merupakan kasus pertama yang terjadi di Kabupaten Sikka diulas secara terbuka oleh Mingguan Suara Sikka.
Juga ulasan lain seperti,” Tiga Tahun Dikirim ke MA, Berkas Kasasi Tidak Sampai Tujuan; Mafia Hukum atau Kejahatan Transportasi?” dimana ditulis ulasan mengenai bersitegangnya Heryanto Go bersama istri dan kedua anaknya dengan Kepala Kantor Pos dan Giro Maumere terhadap berkas Kasasi yang dikirim ke Mahkama Agung pada 5 Juni 2007 tetapi sampai dengan Oktober 2010 belum sampai ketujuan.
Ulasan-ulasan lain juga cukup menggoda untuk dibaca. “Mengais Rezeki dari Kebiasaan Buruk”, yang menyentil tentang penjualan aset negara di Bandara Frans Seda. Ada lagi, “Narkoba Tembus Jaringan Antar Pulau” mengenai penggagalan peredaran 4,3 gram shabu-shabu di Maumere, “Masyarakat Tanawawo Teriak Transportasi”, “Kursi DPRD Milik Cinde Terancam”. Dan ulasan-ulasan lainnya yang rasanya perlu untuk dibaca.
Pemimpin Redaksi Mingguan Suara Sikka, Vicky da Gomez mengatakan Mingguan Suara Sikka hadir sedikit berbeda dari media-media cetak lain yang beredar di Kabupaten Sikka.
“Kami ingin agar kehadiran Suara Sikka benar-benar dari, oleh dan untuk masyarakat Sikka. Kami akan berupaya memberikan informasi yang seterang-terangnya terhadap semua yang tercecer dan jauh dari perhatian. Aspek apapun yang menjadi kepentingan masyarakat Kabupaten Sikka akan kami sajikan sebagai informasi yang bertanggungjawab demi memberikan kontribusi pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat,” jelas Vicky, yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia.
Vicky juga menjelaskan, dengan terbit sekali seminggu, Mingguan Suara Sikka tentu memiliki waktu yang cukup untuk menyajikan berita dan peliputan yang dalam dan berimbang, sambil mengarahkan solusi terhadap sebuah permasalahan dengan tetap memegang kode etik jurnalistik.
Meski memiliki nama yang mirip dengan nama Radio Suara Sikka (RSPD) milik pemerintah yang kini tak lagi mengudara, Vicky menolak bahwa Mingguan Suara Sikka adalah bentuk lain dari Radio Suara Sikka. “Nama boleh mirip tapi sentilan berbeda,” ungkapnya dengan serius.
Mingguan Suara Sikka merupakan buah karya anak Nian Tana. Dan dengan rasa bangga hadir ditengah masyarakat sebagai suara yang benar-benar suara dari kaum du’a moat ata sikka sendiri, dari mereka yang merasa suaranya selama ini belum terdengar secara terang benderang.
Suara Sikka terbit sekali seminggu dengan 16 halaman berita dijual dengan harga Rp. 5000 dan untuk sementara bisa didapatkan di saudara Vicky da Gomez (081339483571 / vickydagomez@yahoo.co.id).
Untuk kedepannya, inimaumere.com akan mengahadirkan beberapa ulasan Mingguan Suara Sikka secara berkala.
Dan, www.inimaumere.com, mengucapkan selamat dan profisiat atas tebitnya Mingguan Suara Sikka, Sukses..!
www.inimaumere.com