Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Thursday 28 August 2008

Mengunjungi Pentas Hiburan dan Pameran Pembangunan

Sejak tanggal 14 agustus sampai dengan 28 agustus di kota Maumere tepatnya di halaman eks kantor DPRD Kabupaten Sikka atau disamping studio Radio Suara Sikka (RPD) di jalan Ahmad Yani dilangsungkan pameran pembangunan dalam rangka perayaan hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke 63.Dilokasi pameran juga berlangsung berbagai kegiatan hiburan rakyat sepeti perlombaan pemilihan bintang cilik Radio Suara Sikka,lomba dancer tingkat SLTP dan SLTA,perlombaan band tingkat SLTP dan SLTA,perlombaan membaca naskah berita tingkat anak-anak SLTA di studio Suara Sikka,perlombaan drum band tingkat Taman Kanak-Kanak,SLTP dan SLTA lain-lain yang disponsori sepenuhnya oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) untuk merayakan hari ulang tahun (HUT ) Radio Suara Sikka yang ke 19 yang jatuh pada tanggal 28 agustus 2008.

Tahun lalu perayaan HUT kemerdekaan dan HUT Suara Sikka berlangsung di lokasi pasar Alok sebelum pasar Alok diresmikan dan dikuti hampir semua instansi pemerintah beserta para usahawan swasta.Menurut pengamatan kami kegiatan pameran pembangunan tahun ini tidak sebegitu meriah dibandingkan dengan acara serupa tahun lalu.Peserta pameran juga tidak banyak dan ironisnya tenda-tenda pameran dibuat seadanya yang terkesan asal jadi meski ada beberapa tenda yang lumayan bagus untuk menarik pengunjung.Andaikata Radio Suara Sikka tidak terlibat dengan mengisi berbagai kegiatan perlombaan di lokasi pameran dipastikan pameran pembangunan kali ini terasa 'garing' alias kurang greget atau sepi pengunjung.

Ada beberapa tenda atau stand pameran malah sudah tidak dipakai lagi sejak bupati meresmikan pameran pembangunan dimalam pembuka,entah kenapa.Maumere yang pernah dijuluki kota debu terlihat jelas saat pameran.Meski lokasi pameran sudah diguyur air yang dilakukan oleh armada mobil tangki dari kantor dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Sikka untuk menghindarkan debu namun tetap saja debu masih berterbangan apalagi kota Maumere masih berada dalam kondisi musim panas yang panjang dan disertai sedikit angin kencang.

Setiap malam sejak hari pembuka,lokasi kegiatan pameran selalu dikunjungi warga masyarakat yang didominasi anak-anak muda.Selain untuk mengunjungi pameran para warga kota Maumere umumnya terpusat ingin menikmati berbagai perlombaan yang dipentaskan di panggung hiburan.Jika acara hiburan dipanggung telah selesai maka lokasi pameran pun segera di tinggalkan.Tak ada namanya desak-desakan di tenda pameran untuk melihat-melihat isi pameran(monoton 'kali).Segera setelah pentas usai lokasi pun terlihat sepi padahal pentas biasanya selesai pukul 9 malan. Namun di tenda TNI Angkatan Laut,Kodim 1603 Sikka atau di stand Unipa masih terlihat warga berkumpul untuk sekedar menghabiskan waktu menonton filem bersama yang di putar dengan menggunakan layar besar.


Hampir semua sekolah dari tingkat Tk sampai Slta ambil bagian dalam kegiatan perlombaan yang di maksud untuk merayakan HUT RI dan HUT RSPD(Radio Suara Pemerintah Daerah) Sikka.Lokasi pameran dipastikan ramai jika pentas panggung diisi dengan perlombaan antar anak Sltp dan Slta.Mereka datang untuk mendukung teman-temannya diatas pentas yang membawa nama almamater sekolah mereka.

Kualitas permainan musik anak-anak muda seusia Sltp maupun Slta di Maumere sekarang ini sangat memukau dan tidak kalah dengan anak-anak seusia mereka di lain tempat. Mereka bisa memperlihatkan keahlian mereka bermain musik dengan kualitas yang tinggi bahkan beberapa lagu-lagu daerah Maumere diarasemen ulang dengan penyajian musikal yang mengejutkan.(Jadi ingat kalau dulu dipanggung pentas untuk kemerdekaan biasanya diisi dengan vokal grup atau tarian Limbo-limbo Lala hehehehe).

Tanggal 28 juni malam ini pameran pembangunan ditutup secara resmi oleh Bapak Wera Damianus yang juga merupakan wakil bupati Sikka dan juga akan diumumkan para pemenang yang telah mengikuti babak final di setiap acara perlombaan di pentas lokasi pameran atau kegiatan-kegiatan lain diluar pentas seperti lomba baris berbaris dan lain-lain.

Semoga tahun-tahun kedepan pameran pembangunan bisa di buat lebih baik lagi dan tentu saja bisa menarik warga masyarakat untuk mengunjungi stand pameran yang didirikan.Juga tenda -tenda yang menjadi tempat peserta memamerkan produk-produk mereka tidak dibuat asal jadi dan terkesan tidak maksimal untuk standar sebuah kota yang akan menjadi kota otonom.Semoga..!!

Pentas Hiburan Perlombaan












Beberapa stand Pameran yang terbilang lumayan..









Arnold Juara I Bintang Cilik RSPD Sikka


SMPK Frater,Juara I lomba Band antar SLTP dan SLTA



Warga kota Maumere menghadiri lokasi Pameran dan Hiburan Rakyat
Kenalkah anda dengan salah satu pengunjung dibawah ini?















www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Wednesday 27 August 2008

Kabupaten Sikka Selayang Pandang


Kabupaten Sikka adalah salah satu kabupaten dari 16 kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Secara administrasi,Kabupaten Sikka terdiri dari 22 kecamatan,147 desa dan 13 kelurahan,dengan batas wilayah sebelah utara dengan laut Flores dan sebelah barat dengan Kabupaten Ende.Kabupaten Sikka berada pada posisi strategis untuk masuk kewilayah NTT dan Flores pada khususnya sebagai gerbang utama yang didukung oleh tersedianya prasarana dan sarana transportasi yang memadai baik darat,laut maupun udara.

Sejarah perjalanan Kabupaten Sikka berawal dari pemerintahan lokal Kerajaan Sikka yang mulai berkiprah sejak abad ke 16.Penduduk lokal Sikka Krowe yang mendiami wilayah ini pada masa lampau menyebut daerah ini dengan nama "Nuhang Ular Tana Lorang",karena letaknya berada dibagian tengah Pulau Flores.


Perjalanan pemerintahan kerajaan Sikka lebih banyak dipengaruhi oleh kehadiran bangsa portugis dengan expedisi terkenal Cabo da Flora yang menyinggahi pulau Flores dan sekitarnya.
Peletak dasar pengaruh portugis di Kabupaten Sikka adalah Raja Sikka Moang Alessu adalah dengan melakukan perjalanan mencari Tana Moret atau Hidup Abadi di Malaka serta membawahi misionaris Portugis Gustinho da Gama untuk menyebarkan agama Khatolik diwilayah ini.
Sejarah perintisan gemilang ini membawa pengaruh yang kuat dan mendalam dari budaya Portugis dalam bidang sosial budaya,agama dan kesenian bagi kehidupan masyarakat Kabupaten Sikka sampai sekarang.

Penduduk Kabupaten Sikka berdasarkan hasil sensus tahun 2007 berjumlah 275.075 orang dengan mata pencaharian utama bertani dan nelayan disamping mata pencaharian lain seperti berdagang dan sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Secara umum Kabupaten Sikka dihuni oleh 5 kelompok etnis,yaituh :

1. Sikka Krowe; kelompok etnis yang mendiami sebagian besar wilayah Kabupaten Sikka yang terdiri dari sub etnis Sikka-Lela,Nita-Koting,Nele-Balulele,Habi-Ili-Wetakara,Bola-Wolonwalu,Dorang-halehebing.
Kelompok Etnis Sikka Krowe menggunakan bahasa Sikka.

2. Sikka Nuhan; Kelompok etnis Tana Ai yang mendiami wilayah sekitar Kringa dan Werang.Umumnya etnis Tana Ai menganut sistim kekerabatan matrilinear yang mana seluruh hak waris diturunkan pada kaum perempuan.
Etnis Tana Ai menggunakan bahasa Nuhan.

3. Nuhan; Masyarakat etnis Nuhan mendiami bagian timur Kabupaten Sikka sekitar wilayah perbatasan antara Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur.Etnis Nuhan menggunakan bahasa Nuhan.

4. Lio; Masyarakat etnis Lio mendiami bagian barat Kabupaten Sikka dan terdiri dari beberapa sub etnis seperti Mbengu,Mego,Nualolo dan Bu.
Kelompok etnis Lio memiliki budaya tersendiri yaituh budaya Lio.Mereka menggunakan bahasa Lio.

5. Palue; Kelompok masyarakat yang mendiami pulau Palue.Etnis Palue menggunakan bahasa Palue.

6. Tidung-Bajo; Kelompok etnis Tidung Bajo berasal dari Sulawesi Selatan yang mendiami pulau-pulau sekitar Teluk Maumere dan sepanjang Pantai Utara Kabupaten Sikka.Mereka menggunakan bahasa Bajo.

Sementara kelompok etnis Tionghoa mendiami kota Maumere dan menyebar keseluruh kecamatan.

Secara Klimatologis Kabupaten Sikka beriklim tropis dengan dua musim yaituh musim kemarau dan musim hujan.Musim kemarau berkisar dari bulan April sampai Oktober dan musim hujan dari bulan November sampai Maret.Temperatur udara berkisar antara 27-33 derajad Celcius.

Penduduk Kabupaten Sikka dan etnis Tionghoa mayoritas memeluk agama Khatolik Roma sementara orang-orang Bajo memeluk agama Islam.Jumlah penganut Khatolik di Kabupaten Sikka terbesar karena pengaruh Portugis dahulu kala diwilayah ini sekaligus membawa perubahan dan pengaruh pada bidang sosial budaya,kesenian dan agama hingga saat ini.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Tuesday 26 August 2008

Don Alessu,Mencari Dunia Tanpa Kematian..(1)

Kisah spiritual Moang Alessu mencari hidup yang kekal untuk rakyatnya....

Baga Igor mempunyai turunan Mo'ang Keu, Kurang, dan Lesu ( (Alessu). Keu dan isterinya Du'a Plue asal Wolomotang. Kurang dan Lesu dari Du'a Hengar, Lifao atau Oekusi di Timor Timur. Kurang dalam perkembangannya mengenakan gelar da Cunha menurut pihak ibu, karena takut akan gelar bapak yang sering meningga1.

Dari keturunan Moang Baga Igor, Lesu atau Alessu tampil secara menonjol. Alessu dikenal berani menghadap tantangan. Seorang pemimpin yang senantiasa gelisah, seperti para filsuf yang selalu bertanya-tanya, mencari sesuatu yang baru. Dia juga tergolong progresif, menggandrungi terobosan-terobosan.

Suatu masa sekitar akhir abad 16, bencana besar melanda Sikka dan sekitarnya. Kematian demi kematian sangat meresahkan, menggelisahkan, dan menakutkan. Wabah penyakit mengganas, tetapi tak diketahui wabah apa itu. Obat-obatan yang tepat belum ada. Anak negeri hanya mengenal obat-obatan tradisional atau hanya menggantungkan kepercayaan kepada setan dan suanggi. Hampir setiap hari banyak jiwa melayang diantar kekubur.

Mo'ang Alessu begitu cemas dan prihatin. Mo'ang Alessu kalut. Dan dalam kekalutan itulah Mo'ang Alesu mencari-cari, bertanya dan terus bertanya: "Adakah suatu tempat di bumi ini yang tak pernah mengalami kematian, di mana manusia hanya hidup,abadi?"
Pertanyaan itu begitu mengguncang diri Mo'ang Alessu terutama bila mendengar ada kematian yang menimpa rakyatnya. Gelisah, resah. Nasi dimakan terasa sekam, air diminum serasa duri. Mo'ang Alessu ingin lari meninggalkan tempat tinggal dan tanah airnya mencari "tanah hidup" yang sangat didambakannya.

Suatu hari berjalanlah Mo'ang Alessu ke pantai utara, Sikka Utara yang dewasa ini dikenal sebagai Maumere. Saat itu di Maumere pelabuhan ada di kawasan Waidoko, ke sanalah Alessu menuju. Banyak perahu dagang berlabuh di Waidoko termasuk yang memuat para musafir dari Malaka.

Mo'ang Alessu begitu tergerak untuk berkenalan dengan para musafir itu. Ternyata Mo'ang Alessu tak menemui kesulitan untuk membangun pergaulan dengan para musafir dari Malaka itu. Salah seorang musafir menyapa dan memperkenalkan dirinya sebagai yang bemama Dzogo Worilla seorang Portugis Malaka.
Mo'ang Alessu juga memperkenalkan dirinya, dan mengungkapkan kegelisahan dalam dirinya. Mo'ang Alessu bertanya,
"Mengapa tuan-tuan hidup mewah begini? Apakah di tanah air tuan-tuan tak ada orang yang dapat mati?Adakah yang hidup selama-lamanya?Apabila demikian, baiklah kami pun tuan bawa untuk hidup bersama-sama, demi mengenyam kebahagiaan itu."

Mendengar pertanyaan Mo'ang Alessu, Dzogo Worilla hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Worilla hanya memberikan pengharapan yang abstrak. "Apabila saudara ingin mencari tempat Jaya, marilah berlayar bersama ke luar daerah ini, dari pulau ke pulau, dari negara ke negara. Di sanalah kita akan melihat, apa artinya hidup. Bila tiba di negara kami, kelak kami akan memperlihatkan kebahagiaan itu".

Mo'ang Alessu menerima tawaran Worilla. Untuk itu dia mohon diri kembali ke Sikka untuk mempersiapkan keperluan dalam pelayaran. Dalam tempo beberapa hari, Mo'ang Alessu sudah mengumpulkan 70 gumpalan emas serta ambar harum (ambar menik yaitu sejenis harum-haruman yang diperoleh dan usus paus penemuan leluhurnya. Ambar itu sangat mahal harganya).

Pada hari yang ditentukan untuk berlayar, Alessu datang ke Waidoko. Singkat cerita, Alessu berlayar bersama Worilla ke Tana Bara, Malaka. Di setiap pulau yang disinggahi, di setiap pelabuhan yang dilabuhi, Alessu senantiasa bertanya tentang kematian dan kehidupan, tentang kesusahan dan kesenangan. Jawaban yang diterima Alessu hanyalah, "Tanah ini adalah tanah mati. Semua orang akan mati".

Dengan berkat Tuhan, Alessu akhirnya tiba di Malaka bersama Worilla. Malaka adalah daerah jajahan Portugis. Dzogo Worilla kemudian melapor perjalanannya kepada Raja Worilla yang adalah ayahnya. Alessu baru sadar bahwa ternyata Dzogo Worilla adalah keluarga kerajaan. Dzogo Worilla secara khusus menceritakan maksud Alessu yang dalam perkenalannya mengaku sebagai raja atas 300 buah kampung.

Mendengar masalah yang mengganggu hati Mo'ang Alessu, Baginda Raja Worilla tertawa, lalu menghiburnya. "Kami di sinipun tak pernah luput dari kematian. Di mana saja ada kematian. Apabila kita ingin hidup selamanya, baiklah pergi ke surga. Di sanalah tempat hidup abadi, dan tak pemah akan mati. Maka untuk mencapai hidup abadi di surga, kita hams mencari jalan ke surga, dengan belajar agama, dan dipermandikan lalu menjadi Kristen, serta hidup baik menurut Hukum Tuhan".

Mendengar petuah Baginda Raja Worilla, Alessu manggut-manggut. Alessu ingin jadi Kristen dengan belajar agama Katolik.

Alessu menerima pembinaan agama Nasrani (Katolik) mungkin setahun. Alessu mempelajari doa serta nyanyian dengan bahasa Portugis. Di samping itu, Alessu juga belajar tentang kepemimpinan dan kebudayaan Portugis. Setelah cukup mendapat pembinaan,Alessu dipermandikan dengan nama Don Alexius Ximenes da Silva. Sebelumnya, Alessu memberikan persembahan kepada baginda raja berupa harta yang dibawanya.

Pada hari itu juga baginda raja melantik Don Alessu sebagai raja resmi Kerajaan Sikka yang takluk pada Portugis dengan gelar Don Alexius Alessu Ximenes da Silva. Alessu dipermandikan dan dilantik sebagai Raja Sikka dan diamanatkan untuk membantu menyebarkan agama Nasrani dalam Kerajaan Sikka.
Untuk itu seorang guru agama ditugaskan untuk mendampingi Alessu. Guru Agama itu bernama Augustinho Rosario da Gama. Alessu sangat berbangga dengan pelantikannya oleh Baginda Raja Worilla yang berbunyi:

"Viva Altissimo Senhor Don Alexius Ximenes da Silva elry, aqual seya boasaudi. Elquam Deos nossa senhor de longa vida permanessa. Elry de regno da Sikka, de blaixo de Lisboa."

Menurut terjemahan D.D. Kondi dan A. BoEr yang kemudian dipetik dan dicatat P. Piet Petu SVD dan Edmundus Pareira kata pelantikan itu bermakna,

"Hiduplah Baginda yang mulia Raja Don Alexius Ximenes da Silva, memerintah kerajaan dengan selamat. Semoga dilanjutkan Tuhan usiamu, tetap memerintah Kerajaan Sikka, takluk ke bawah Baginda dan Ratu di Lisboa".

Setelah pelantikan, Don Alessu dan Augustinho da Gama berkemas untuk kembali ke Sikka. Hatinya lega karena telah mendapat jawaban yang agak jelas mengenai kehidupan kekal.

Referensi Buku : Pelangi Sikka; B.Michael Beding - Indah Lestari Beding
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Don Alessu, Mencari Dunia Tanpa Kematian....(2)

"Agama Raja adalah Agama Rakyat"

Raja Sikka DonAlexius Alessu Ximenes da Silva dan Agustinho da Gama akhirnya tiba di Sikka. Secara kilat anak negeri se-Sikka mengetahui bahwa Raja Alessu telah kembali dari berdagang. Raja Alessu membawa 70 batang gading, tongkat kerajaan (gai bas tang), mahkota emas bertulisan 1607, kalung leher (tua wulir), rantai besar (rantai bahu),keris emas (pendo bahar), juga rantai leher yang disebut odang spiritu sancto. Selain itu juga sebuah patung kanak-kanak Yesus yang disebut Menino (Me Jidzus). Don Alessu secara khusus dilengkapi pakaian kebesaran seorang pangeran.


Dalam tempo satu dua minggu rakyat Sikka dikumpulkan. Sebuah keramaian besar digelar sebagai sebuah perayaan resmi dimana pelantikan Raja Don Alexius Ximenes da Silva di Malaka diperbarui oleh Augustinho da Gama dihadapan seluruh tua adat Sikka dan rakyatnya. Massa rakyat sangat kagum dengan ritus pelantikan apalagi memandang Raja Don Alexius Ximenes da Silva dalam pakaian kebesaran yang diiringi letusan meriam (meriam bambu?) 12 kali. Seluruh rakyat, para tua adat, hanya bisa mengaku takluk kepada Sang Baginda dan menjunjung tinggi titahnya.

Dalam amanatnya, Raja Don Alexius Ximenes da Silva mengatakan, "Apabila kita ingin mencapai hidup kekal, maka kita harus mempelajari Agama Nasrani yang mengantar kita ke surga, di mana kita tak akan mati lag', Karena bumi ins adalah fana adanya. Di mana-mana terdapat kematian".
Mendengar titah Raja Don Alexius Ximenes da Silva, rakyat serentak minta dipermandikan dan belajar agama Nasrani dari Agustinho da Gama. Bukan karena dipaksa tetapi atas kesadaran atas dunia yang fana dan surga yang abadi. Demikian, Raja Don Alexius Ximenes da Silva menjadi peletak dasar agama Katolik di Sikka dengan cara "agama raja adalah agama rakyat".

Menata Kembali Pemerintahan

Raja Sikka Don Alexius Ximenes da Silva tidak hanya menyebarkan Agama Katolik dengan giat tetapi juga membangun kembali pemerin­tahannya. Apa yang dipelajarinya di Malaka sedapatnya is terapkan di Sikka.

Dalam upaya membangun kembali pemerintahannya, Raja Don Alessu bermusyawarah dengan Mo'ang Puluh untuk membentuk Dewan Kapitan sebagai Menteri Kerajaan. Para kapitan sebagai dewan pendamping raja sedangMo'angPuluh tetap sebagai Dewan Pleno dan peng-uasa Hoak-Hewer­nya. Susunan kapitan-kapitan sebagai berikut:

-Kapitan Mor (Mayor), sebagai Kapitan Utama yang bertugas sebagai penasihat utama.

-Kapitan Sala (Sola), Moang Solapung, yang membidangi urusan upeti seperti perbekalan.

-Kapitan Guarda (Pelindung) disebut Moang Guarda yang bertugas sebagai pelindung/pembimbing juga sebagai pendamping dalam perjalanan.

-KapitanAlveris (Alvarez) disebutjuga KapitanApi yang membidangi pertahanan dan keamanan yang ditangani Moang Wodong Gerejati (da Gomez).

-Kapitan Pontera (Jentera) yang ditangani Moang Sibakloang yang membidangi bidang pengadilan serta penghukuman.

-Kapitan Kolonel yang ditangani Moang Wololora yang membidangi juga bidang pertahanan dan keamanan bersama Kapitan Api.

-Moang Commandanti sebagai syahbandar pantai utara atau pe­nguasa Pelabuhan Sikka Alok atau Maumere sekarang. Ia mengurus bidang upeti yang disebut bea Tabu watu (bea pelabuhan). Bidang ini diserahkan kepada Moang Kurangpung yang bergelar da Cunha.

Selain itu juga dikenal tua-tua adat yang bergelar Mangung Lajar sebagai pendukung wilayah. Kepada para tua adat ini dibagikan 70 buah gading yang dibawa Don Alessu dari Malaka. Karenanya, para tua adat itu bergelar Moang Mangung Lajar yang dilantik secara resmi dengan bait pelantikan:
Ina lau krus puang, diat beli nora puang, Ama lau gereja wang dokang beli nora kating. Wake nei nora mangung, mangunglepe lau plebeng. Ore nei nora lajar, lajar 'loda wawa dang. Odo au ganu serdadu, gareng ganu marselu, Kiring liar lopa leder, gata wang lopa gawang. Dena niang lopa biko-liong, tanah lopa kiling-kolok. Dadi mangung`wau`wisung,lajardena gong wangang, tali lera lema `wate.

Terjemahan bebas menurut Edmundus Pareira:

Raja yang berada di Sikka (Ina krus puang), melantikmu dengan resmi menjadi penguasa wilayah. Jadilah tiang penopang serta pelindung sebagai layar. Patuh dan taat dalam menjalankan tugas. Hendaknya lemah-lembut dan ramah-tamah.

Para Mangung Lajar menerima "gading kuasa"(Bala Mangling) sebagai tanda resmi jadi pembantu raja yang takluk kepada Raja Sikka. Gading kuasa itu tidak untuk diperjualbelikan tetapi dipelihara sebagai warisan kekuasaan yang biasanya dibaringkan pada pintu masuk rumah (plebeng).
Para Mo'ang Mangling Lajar mempunyai Tujuh Pembesar Desa otonom yang disebut Mo'ang Watu Pitu:
-Kokek (Koko-kek), Koko ganu manu, kek ganu wawi yang adalah penghubung masyarakat atau juru penerang: menyampaikan pengumuman atau perintah,

-Uru Duur Tada Tawang, yang adalah pengatur atau pemegang larangan atau tabu terhadap kebun, kelapa, pisang, kemiri dan sebagainya. Bila ada kecurian, ia dikenai dengan denda termasuk hera tada,

-Neni Thing Plawi Dolo, yang adalah imam adat untuk memohon hujan serta panen berlimpah juga perayaan syukur,

-Gai Goeng Riwung, Enak Legeng Ngasung, yang memegang tongkat kekuasaan sebagai pamong/kepala dusun. Dahulu biasanya para pejabat itu membawa tongkat sebagai penguasa resmi yang diberi gelar Mo'ang Gai. Gai hanya boleh diserahkan sebagai bukti suatu perintah yang harus dilaksanakan segera.

-Buwung Gajong, yang bertugas sebagai pembagi makanan atau hasil. Apabila musim panen maka basil kebun harus disisihkan sedikit untuk Mo'ang Buwung Gajong. Para petani wajib menyerahkannya dengan genap. Setelah terhimpun, akan diantarkan sebagian kepada raja, para mo'ang puluh, serta kapitan termasuk mangung lajar. Bila timbul rawan pangan, Mo'ang Buwung Gajong harus meminta bantuan dari masyarakat untuk menanggulanginya.

-Du'a Kula Moang Kara atau lengkapnya Dua Kula Ganu Wulang, Mo'ang Kara Ganu Lero, yang adalah para hakim adat. Keputusan mereka adalah tertinggi dan wajib dijunjung sebagai matahari dan bulan. Bila ada sengketa dalam masyarakat, Hakim Adat harus segera menyelesaikannya.
Istilah lainnya: Ata Lahi Dagir, Wega Bolet. Artinya penyelesaian yang kusut dan tersangkut-paut. Kleteng Tatar-nya: Dua kula ganu wulang, moang kara ganu lero, naha lahi au dagir, bega beli au bolet. Dena tali lopa dagir waing, karang lopa kaet alan".

Dengan demikian, Raja Sikka Don Alexius Ximenes da Silva sudah sejak tahun 1607-an, membangun sistem pemerintahan lokal yang kokoh. Ina Gate Ama Gahar membangun Kerajaan Sikka, Raja Don Alexius Ximenes da Silva meletakkan dasar-dasar pemerintahan.
Dan, itu justru setelah melakukan perjalanan kontroversial mencari "bumi tanpa kematian" ke Malaka.

Referensi Buku : Pelangi Sikka; B.Michael Beding - Indah Lestari Beding
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Monday 25 August 2008

Perjalanan Menuju Desa Wodong - Wairterang

Sebuah kisah petualangan bersama mas Aris yang memilih bermalam dan menikmati keheningan serta keindahan pantai Wodong...

Dalam perjalanan, ternyata sopir bus hapal betul rute yang di laluinya,ketika kami bilang, kami mau turun di wodong, dia langsung bilang ” oh,saya tau desa itu, nanti kami turunkan disana”. Saya nggak tau ada berapa ratus kelokan perjalanan larantuka - wodong, rutenya kadang di utara kadang ke selatan, dan tengah malam kami sampai juga di wodong.kami di antar oleh sopir bus sampai ke pintu masuk wodong beach bungalow.

Setelah menyinggahi desa lamalera -di pulau lembata,dalam perjalanan,planning untuk mampir di wodong sudah ada di rencana perjalanan kami.setelah berusaha cari info tempat ini, tak banyak yang bisa kami dapatkan. tujuannya sih pengen nya mendaki gunung Egon, yang tahun 2004 lalu sempat beberapa kali batuk-batuk.

Desa waiterang, banyak orang tidak terlalu tahu tentang desa wisata ini, dalam obrolan santai di Kapal motor penyebrangan Lembata -waywerang - Larantuka, beberapa kali bertanya dimana wodong atau wairterang.

ah, sudahlah, kami pikir ini desa kecil. tidak banyak orang tau. yang kami tahu dari desa ini, sudah dekat untuk mencapai Mount Egon.



Setelah menunggu lebih dari 3 jam di dermaga dan ternyata perjalanan menyeberang Lembata-Larantuka butuh waktu hampir 4 jam, sore hari kami tiba di Larantuka - Flores Timur, dan ada 1 bus yang sudah menunggu penumpang jurusan Maumere.
Larantuka, kota yang boleh saya katakan mirip dengan kota Rio, dengan patung jesus nya tidak terlalu besar, ditepi laut dan di kaki gunung. hanya ada 2 jalan besar di kota ini.

karena penumpangnya sepi, kami sudah 4 kali di ajak keliling gratis alias free city tour kota kecil ini, baru menjelang malam. bus jurusan Larantuka -maumere berangkat juga, duh hampir 3 jam kita di bus ini.

dalam perjalanan, ternyata sopir bus hapal betul rute yang di laluinya,ketika kami bilang, kami mau turun di wodong, dia langsung bilang ” oh,saya tau desa itu”, nanti kami turunkan disana. saya nggak tau ada berapa ratus kelokan perjalanan larantuka - wodong, rutenya kadang diutara kadang ke selatan, dan tengah malam. kami sampai juga di wodong.kami di antar oleh sopir bus sampai ke pintu masuk wodong beach
bungalow.

Gelap, tak lama kemudian datang penjaga bungalow dengan petromaks nya,
tak ada listrik disini, setelah ngobrol - ngobrol ringan di temani teh hangat, di wodong semua bungalow di buat dengan gaya alam. sunyi dan…hening, tiupan angin malam dan bentuk akomodasi nya yang serba alami, begitu mengesankan.

Pagi-pagi saya di ajak snorkeling di depan bungalow, dan ternyata terumbunya lumayan masih bagus. setelah puas dengan snorkel, kami meluangkan waktu dengan istirahat, relaxing dan ketenangan ini yang ditawarkan di sini.


Wodong, berasal dari nama burung yang pernah di jumpai di hutan di kaki gunung egon, katanya telurnya besar dan butuh keburuntungan untuk bisa bertemu dengan burung ini. sama dengan snorkelan ketemu kumpulan ular-ular laut yang berwarna warni, lagi-lagi butuh keberuntungan.


sebelum tsunami menghancurkan pantai di sepanjang desa wairterang yang terjadi ketika gempat Flores 1992 yang di tetaokan sebagai bencana nasional waktu itu, pantai di sepanjang wodong, sangat bagus. kini,biasanya para turis yang umumnya turis asing yang mampir ke wodong,lebih memilih tempat ini sebagai relaxing - tempat beristirahat setelah explore pulau flores. biasanya dari mereka backpacking dari labuan bajo
to Alor atau Timor, dan selalu mampir di wodong atau ingin mendaki Egon, umumnya perjalanan di mulai dari desa ini atau melihat belahan tanah yang ada di pulau babi, sekitar 40 menit dari wodong, tentu harus dengan mencarter perahu.


Kami 2 malam di desa ini, desa yang berjarak sekitar 20 km dari kota maumera berada di kaki gunung egon dan merupakan desa lintasan trans flores penduduknya mayoritas beragama old catholic sangat tenang dan hening.

pemilik wodong beach bungalow, sedikit terheran ketika ada orang indonesia singgah di bungalownya, di buku tamunya tidak ada tamu orang indonesia, umumnya backpacker asal eropa seperti francis, jerman,inggris dan negara eropa lainnya.

alamak, ternyata… kami butuh waktu 3 jam lamanya menunggu bus untuk melajutkan perjalanan ke desa Moni - Ende, tujuan kami berikutnya Taman Nasional Kelimutu yang terkenal itu.

travel tips dari mas Aris:

desa wodong lebih dikenal dengan nama Wairterang, berada sekitar 20 km arah timur Maumere - Larantuka.

akomodasi: terdapat 2-3 akomodasi dengan design bungalow yang bersahabat dengan alam, dan tampa alat listrik.

wodong beach bungalow - Angker mie - flores Froogie rata-rata Rp. 50.000,- incl 3 times Meal

aktiftas: snorkel di sepanjang pantai, Diving di pulau babi, atau
seighseeing desa wairterang. kalau senang dengan vulcano trekking
jangan lewatkan untuk mendaki gunung Egon - active Vulcano.

atau.. males kemana-mana, rileks aja, seminggu kayaknya betah deh.

tranport:

Larantuka - Maumere by bus Rp. 35.000,-


by : Aris


www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Saturday 23 August 2008

Sail Indonesia 2008 Singgahi Kabupaten Sikka

Kabupaten Sikka menjadi tempat persinggahan event akbar Sail Indonesia(Yacht Race) 2008 yang berlangsung dari tanggal 19-22 agustus 2008 dengan Kupang sebagai Entry Port.Dalam event ini diketengahkan berbagai atraksi dan pentas seni budaya yang dikemas bersama dengan kegiatan Table Manner,pertunjukan makanan khas daerah dan pentas seni kerajinan daerah yang disuguhkan bagi tamu kehormatan.Berbagai kegiatan atraktif yang dibaluti panorama alam indah menjadi kenangan bagi peserta Sail Indonesia 2008.

Sail Indonesia 2008 merupakan event wisata bahari terbesar Asia yang diikuti sebanyak 121 kapal(Yacht) dengan kru sebanyak 300 peserta yang berasal dari 15 negara.Event besar ini dijadikan ajang promosi berbagai potensi yang dimiliki Kabupaten Sikka sehingga dapat diketahui oleh wisatawan mancanegara(peserta Sail Indonesia) yang kemudian akan menjadi informasi pariwisata yang bisa disampaikan kepada sesama sahabat,kerabat dan kenalannya dinegara asal masing-masing.

Memang disadari,bahwa keunikan dan kekhasan yang dimiliki oleh daerah ini kurang dikenal secara luas oleh wisatawan,baik domestic maupun wisatawan mancanegara.Hal ini karena keragaman obyek dan daya tarik wisata Kabupaten Sikka ini belum dikemas secara baik melalui dukungan sarana dan prasarana pariwisata,pembuatan event budaya dan wisata tahunan secara permanen dan promosi wisata yang efektif secara luas melalui media promosi.

Untuk Kabupaten Sikka,Sail Indonesia berlangsung dipantai Waiara,17 Km arah timur Kota Maumere(Ibu kota Kabupaten Sikka) dengan rangkaian berbagai acara seperti,Gala Diner,Lomba dayung tradisional,wisata ke obyek wisata Kabupaten Sikka,festival seni budaya Sikka,dan lain-lain.
Hiburan dari musik tradisional Sanggar Bunga Nukak,Tarian Tua Reta Lo’u(Sanggar Bliran Sina),Tarian Hokot Uma( Sanggar Blutuk L.H),Drama Komedi Gila dari Sanggar Benza adalah beberapa acara yang diisi untuk menghibur para tamu.

Sail Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat sejak awal dilaksanakan seperti data berikut :
-Tahun 2001 Darwin - Bali Race sebanyak 9 kapal dari 8 negara

-Tahun 2002 Darwin - Bali Race sebanyak 8 kapal dari 7 negara

- Tahun 2003 Darwin - Bali Race sebanyak 25 kapal dari 8 negara

- Tahun 2003 Darwin - Kupang Rally sebanyak 24 kapal dari 8 negara

- Tahun 2003 Darwin - Bali Race sebanyak 15 kapal dari 10 negara

- Tahun 2004 Darwin - Kupang Rally sebanyak 43 kapal dari 10 negara

-Tahun 2005 Sail Indonesia 2005 sebanyak 70 kapal dari 20 negara
- Tahun 2006 Sail Indonesia 2006 sebanyak 102 kapal dari 20 negara
- Tahun 2007 Sail Indonesia 2007 sebanyak 120 kapal dari 20 negara
- Tahun 2008 Sail Indonesia 2007 sebanyak 121 kapal dari 15 negara


Selain Kabupaten Sikka,Sail Indonesia 2008 juga menyinggahi daerah-daerah lain di Indonesia seperti TTS,Alor,Lembata,Ende,Labuhan Bajo,Kupang yang masuk propinsi NTT dan beberapa daerah di luar NTT seperti NTB,Bali,Karimun Jawa,Kumai,Belitung,Batam,Makasar ,dll.

Dengan adanya Sail Indonesia 2008 ini dapat tercapai tujuan-tujuan promosi wisata seperti yang dinginkan.Misalnya dapat menjalin kerjasama promosi antara kota dan propinsi yang disinggahi oleh peserta Sail Indonesia,bisa meningkatkan akses dan daya tarik obyek wisata alam laut khususnya di Kabupaten Sikka Karena Sail Indonesia merupakan sarana promosi termurah kepada dunia luar karena dapat disampaikan dari mulut ke mulut dan dirasakan dan dinikmati langsung oleh peserta Sail Indonesia.

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Thursday 21 August 2008

Pernak-Pernik Perayaan HUT Kemerdekaan Di Maumere


Seperti kota-kota lain di seluruh nusantara,di kota Maumere ibu kota Kabupaten Sikka masyarakat juga terlihat ikut aktif ambil bagian dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indoneia ke 63 yang jatuh pada tanggal 17 agustus 2008.Diseluruh tanah Kabupaten Sikka atribut-atribut yang didominasi warna merah dan putih menghiasi hampir semua sudut kota Maumere.Dari sebelum tanggal 17 agustus sampai dengan berita ini dinaikan kota Maumere khususnya masih berada dalam suasana perayaan HUT kemerdekaan ini.


Perayaan HUT kemerdekaan ini diisi dengan berbagai lomba,pawai kemerdekaan yang melintasi jalan-jalan utama kota Maumere,pentas seni di tiap kelurahan,lomba gerak jalan atau baris berbaris yang dikuti oleh semua sekolah dari tingkat Sekolah Dasar sampai SMU dan semua instansi pemerintah,pameran pembanguan di lokasi bekas kantor DPRD Kota Baru Kabupaten Sikka dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berlangsung sampai dengan tanggal 28 agustus mendatang dan yang lainnya.

Biasanya berbagai lomba yang diadakan di kelurahan atau instansi adalah lomba-lomba yang sudah biasa diadakan khusus untuk HUT kemerdekaan.Seperti lomba karaoke,lomba makan kerupuk,lomba panjat pinang,lari karung,sepak bola antar ibu-ibu,nyanyi tanpa musik atau peragaan busana dari orang tua dan anak-anak.

Semua lomba yang diadakan biasanya selain untuk merayakan HUT kemerdekaan juga untuk lebih mengakrabkan diri diantara warga dalam lingkungan selain sebagai sarana hiburan semata.Kemerdekaan yang diraih para pahlawan kita dimasa lampau harusnya dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.Namun sampai saat ini banyak juga masyarakat yang merasa bahwa hidup mereka dinegara besar ini belum sebenarnya lepas dari "penjajahan".

Dibawah ini adalah beberapa foto yang sempat kami ambil,meski tidak semua kawasan yang merayakan HUT RI ini kami liput......Merdekaaaa!!!(benarkah demikian?)...

Mulai Dari Jalan Ahmad Yani,Kota Baru



Melewati Jalan Kartini(Depan Kantor Dispenda Maumere)














Melewati Kawasan Pertokoan Kota Maumere











Melewati Jalan Nong Meak, Kel.Kabor Kota Maumere











Melewati Jalan Eltari(Wairklau)Maumere












Warga Kota Maumere Tidak Ketinggalan...

Perayaan HUT RI di beberapa wilayah kota Maumere seperti di Pasar Tingkat(Pasar Maumere/Pasar Baru),Kelurahan Kota Baru atau di halaman Gereja Perumnas,DLL

























www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: 08.08 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---