Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Sunday 2 May 2010

From Maumere With Love...

Mendebarkan, Nona Lolos Tanpa Didampingi Mama Lili...




Semua menahan napas ketika Nona, konstetan berdarah asli Maumere (Flores) di putuskan berada dalam zona kritis. Apalagi, saat itu Nona harus berjuang sendiri diatas panggung tanpa didamping sang bunda tersayang Mama Lili. Air mata tak kuasa dibendung, jatuh perlahan membasahi pipi mungilnya. Nona berdiri tegar sambil menantikan penilaian 100 Juri Vote Lock Mamamia kepada Selvi, konstetan Mamamia lainnya. Ditangannya, Nona memiliki nilai 67 dan bersaing melawan Selvi untuk menentukan satu konstetan yang tersingkir. Detik-detik yang mendebarkan semakin terasa, suasana tarasa hening, semua menahan napas sambil memohon dalam hati, bahwa ada satu keinginan dan harapan untuk melihat Nona tetap berdiri di panggung Mamamia Show Indosiar 2010. Dan ketika nilai Selvia tak melewati nilai 67, seketika itu juga segala macam kebahagiaan ditumpahkan, semua bertepuk tangan, berteriak, berjoget dan halaman Paroki Gereja Bolowolon yang beralaskan tanah menjadi tumpahan kemenangan semua pendukung Nona.

Nonton Bareng Dukung Nona dan Mama LiLi di Mamamia Show Indosiar 2010 yang berlangsung di Halaman Paroki Gereja Bolowolon, 5 Km dari Kota Maumere di selenggarakan oleh www.inimaumere.com dan Komunitas Kampoeng Hijau serta didukung sepenuhnya oleh keluarga Besar Paroki Gereja Bolowolon, Ramayana Motor (dealer sepeda motor Yamaha) Maumere, Toko Buku Gramedia Maumere, Pusat Data Elektronik (PDE) Setda Kabupaten Sikka, Surat Kabar Harian Fajar Bali, Koran Mingguan Suara Flores, www.bentara-online.com, Radio Rogate FM.

Kemenangan Nona melewati zona kritis ini membuat beberapa pendukung Nona tak bisa menahan air mata yang tumpah perlahan di pipi-pipi legam mereka. Pendukung Nona bernama Ati asal Desa Blatat Kabupaten Sikka terlihat menghapus titik air mata yang telah membentuk lukisan kecil dipipinya. Dengan tegar ia tetap mencoba menatap layar didepannya, menantikan saat-saat mendebarkan yang menggoda jantung kecilnya. Ia akhirnya tersenyum bangga, mengepalkan tangannya ke udara dan berteriak lepas menembus langit kelam diatas sana. Nona lolos dari lobang jarum.

Tangisan kemenangan juga tumpah dari para pendukung Nona yang lain. Didepan layar dengan tubuh berselimut utan (sarung), perempuan-perempuan setengah baya diam-diam menumpahkan butiran-butiran airmata mereka ditengah pekik kemenangan yang lepas dari tubuh-tubuh yang bersorak riang. Di pagar rumah yang tak jauh dari layar, seorang anak sekolah dasar bergelayut manja ditengah dinginnya malam, ia tak mempedulikan tubuhnya yang duduk beralaskan tanah berdebu menahan sedih, tak disangka hatinya telah perih dipermainkan oleh situasi yang membuat Nona yang berada di zona tak aman.

Pendukung Nona lainnya, Frater Hans asal Jerman, Pastor Paroki Gereja Bolowolon yang juga menyaksikan Nonton Bareng tak kuasa ikut serta dalam kegembiraan pendukung Nona. Menurutnya ia sangat senang karena Nona bisa melewati sebuah keadaan yang tak pernah diinginkan pendukungnya. Menurutnya pula, Nona sebenarnya tampil bagus tapi entah kenapa harus berada dalam zona kritis. Kepada Panitia yang telah menggelar Nonton Bareng Frater Hans menyatakan terima kasih karena dengan digelarnya nonton bareng umat paroki kembali berkumpul bersama.

Mency, pelajar SMPK Frater Maumere juga menyatakan sangat senang bisa ikut dan terlibat dalam kegiatan nonton bareng ini. “Sangat senang sekali kaka’, dibandingkan nonton di rumah disini lebih asik karena bisa berkumpul bersama teman-teman lain. Kalo dirumah jadinya malas karena tak ramai dan meriah,”komentar Mency sebelum Nona tampil bernyanyi. Hal senada juga disampaikan Tino, teman Mency yang menyatakan bahwa nonton bareng ini lebih berkesan karena bisa berkumpul bersama teman-teman memberikan dukungan bagi Nona.

Meriahnya Nonton Bareng Mendukung Nona dan Mama Lili yang digelar di Halaman Paroki Gereja Bolowolon ini selain melibatkan umat paroki Bolowolon juga menghadirkan pendukung Nona dari berbagai kampung seperti dari Ili, Blatat dan lain-lain. Satu bis dari Dinas Perhubungan Kabupaten Sikka dan beberapa kendaraan swadaya sendiri dari desa-desa tersebut digunakan untuk menghadirkan sejumlah pendukung Nona ke lokasi nonton bareng. Di arena nonton bareng, masyarakat membludak, memenuhi setiap sudut lokasi terutama halaman paroki, halaman rumah warga dan berjubel dijalan protokol. Semuanya memberikan dukungan moril bagi Nona yang tampil membawakan lagu berjudul Wonder Women dari Wulan Jameela.

Nonton bareng ini dipandu oleh MC Roger dan diisi pula oleh berbagai kuis yang dipersembahkan oleh Toko Buku Gramedia. Acara juga dimeriahkan organ tunggal dengan musisi Tomy yang mengiringi penyanyi dadakan yang diambil dari pendukung Nona.

Dengan berhasilnya Nona melewati zona kritis, Nona memastikan langkahnya di Babak Enam (6) Besar Mamamia Show Indosiar 2010. Bagi semua pendukung Nona dan Mama Lili dimana saja berada, pastikan selalu untuk memberikan dukungan doa bagi dara yang rendah hati ini, semoga dukungan terhadap Nona yang tak pernah surut membawa Nona dan Mama Lili melaju hingga ke putaran final, semoga..!!

DariMaumere Untuk Nona......








www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Fenomena Listrik “Mate Moret” Di Sikka

• Akhir 2010 PLTU Ropa Beroperasi

Listrik padam tanpa jadwal oleh masyarakat dengan “Sara Sikka”nya mengatakan “Mate Moret” terjadi seluruh wilayah Kabupaten Sikka. Kondisi ini adalah fenomena sosial yang hingga kini masih mewarnai kehidupan masyarakat, baik masyarakat pedesaan maupun masyarakat kota Maumere. Hemat energi dan perawatan mesin listrik adalah jawaban klasik ketika masyarakat berusaha mempertanyakan.
Secara sosial dan ekonomi, listrik “mate moret” terjadi sangat merugikan dan meresahkan masyakarat. Masyarakat dirugikan, karena tersendatnya aktifitas sosial yang membutuhkan energi listrik. Misalnya, kegiatan belajar mengajar, pelayanan masyarakat disektor pemerintahan dan masih banyak lagi.

Secara ekonomi, kerugian yang dialami oleh masyarakat juga sangat besar. Masyarakat menderita kerugian pada perangkat elektronik, seperti kerusakan pada televisi, tape recorder, radio, komputer, kulkas, bolam penerang rumah. Tidak hanya itu, masalah lain adalah mandeknya aktifitas ekonomi lokal yang berpotensi strategis, seperti jasa pertokoan, industri rumah tangga dan lainnya.

Selain listrik “mate moret”, banyak masyarakat di pedesaan juga hingga saat ini belum menikmati fasilitas penerangan listrik. Biaya pemasangan baru sangat tinggi dan syarat-syarat lain yang menurut masyarakat sangat berbelit-belit adalah salah satu faktor penyebab masyarakat pedesaan belum menikmati penerangan listrik.

Lebih parah lagi, lampu-lampu jalan di kota Maumere maupun di desa-desa berlistrik tidak berfungsi dengan baik. Di malam hari, sepanjang jalan di kota Maumere –kota yang kata orang paling maju di pulau Flores ini gelap gulita. Padahal setiap bulan masyarakat pengguna jasa listrik tetap saja dikenai biaya Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sebesar 8% (delapan persen). Masyarakat tetap dibebankan dengan biaya rekening listrik tanpa kurang satu rupiah pun.

“Tapi kami tidak melihat ada lampu jalan yang dipasang di sepanjang jalan. Dimana PPJ yang kami bayar setiap bulan?,” tanya Benediktus Daeng, salah seorang warga Wairotang, Kecamatan KangaE.

Ropa Beroperasi

Masyarakat Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ende boleh sedikit mengelus dada, pasalnya, aliran listrik yang diperoleh dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berlokasi di Ropa Kabupaten Ende akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2010. Saat ini, PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Flores Bagian Timur sedang melakukan persiapan pemasangan instalasi ke semua tower yang tersedia di kedua wilayah tersebut.

Kepada wartawan di ruang kerjanya beberapa waktu lalu, Kepala Cabang Kepala Cabang PT. PLN Flores Bagian Timur Robert Rumapea mengatakan semua pendukung pengoperasian PLTU Ropa mulai dari pembebasan lahan, pemasangan tower telah selesai dikerjakan. Tinggal pemasangan instalasi di semua tower yang tersedia.
“Kami pastikan pada akhir tahun 2010 PLTU Ropa akan beroperasi di wilayah Kabupaten Sikka,” katanya.

Robert Rumapea yang didampingi Asisten Manajer Administrasi Made Mahesa, mengatakan Kabupaten Sikka merupakan kabupaten yang paling siap menerima aliran listrik dari PLTU Ropa, karena sejak awal persiapan hingga saat ini belum ada masalah. Para pemilik lahan yang akan digunakan untuk pemasangan tower dengan sangat baik menyerahkan tanahnya untuk kepentingan pemasangan tower.
“Soal pembebasan lahan tidak ada masalah, semua ganti rugi sudah selesai. Para pemilik tanah dengan sangat etiket baik menyerahkan tanahnya untuk kepentingan pemasangan tower,” ujarnya.

Saat pembebasan lahan, kata Robert, PT. PLN Flores Bagian Timur juga dibantu Tim 9 yang dibentuk Pemerintah Kabupaten Sikka, sehingga semua urusan berhubungan dengan pembebasan lahan dapat terselesaikan secara baik.
“Kami dibantu Tim 9 yang dibentuk Pemkab Sikka,” katanya.

Robert menjelaskan saat ini telah dipasang sebanyak 87 tower dengan jarak masing-masing tower 100 meter persegi. Kini tower-tower tersebut telah berdiri dari Kota Baru (Kabupaten Ende), hingga Kecamatan Magepanda dan Kecamatan Alok Barat di wilayah Kabupaten Sikka.
Sedangkan gardu induk telah disediakan lahan seluas 1,5 hektar dan rencananya akan berlokasi di 2 wilayah, yakni 1 di Kabupaten Ende dan 1 di wilayah Kabupaten Sikka.

Pada tahap pertama nanti, lanjutnya, PLN akan memasang daya sebesar 7 Megawatt. Tapi dalam pelaksanaannya, PLN akan sangat selektif mengalirkan aliran listrik tersebut. “PLN akan selektif berdasarkan besarnya kebutuhan akan pemakaian listrik sehingga semua kebutuhan akan listrik di wilayah Kabupaten Sikka dapat terpenuhi,” katanya. (Wentho Eliando)

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Sunday, May 02 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---