Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday 22 March 2010

Logu Senhor Menjelang Hari Raya Paskah..

Tradisi Khatolik di Kampung Sikka.....
Di Kampung Sikka Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka ada sebuah tradisi unik peninggalan Portugis. Tradisi ini adalah sebuah tradisi memperingati kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus yang biasa dilakukan menjelang hari raya paskah. Kisah ini mirip dengan Prosesi yang melegenda di Kota Reinha Larantuka, Flores Timur. Namun di Kampung Sikka yang berjarak 28 Km dari Kota Maumere Prosesi ini disebut Logu Senhor atau Menunduk di bawah Salib Tuhan. Prosesi ini melibatkan warga Kampung Sikka dan warga Kecamatan Lela umumnya serta para peziarah yang datang dari berbagai daerah di Kabupaten Sikka maupun diluar Flores..
Seminggu sebelum prosesi ini berlangsung, masyarakat di Kampung Sikka telah melakukan persiapan-persiapan penting agar prosesi tersebut bisa berlangsung dengan sukses. Bagiamana Tradisi ini berlangsung?

Tradisi prosesi ini berlangsung hari Jum'ad Agung dan dalam bahasa Portugis disebut dengan nama Sesta Feria. Saat prosesi ini, di setiap Irmida-irmida (perhentian) biasa dinyanyikan sebuah lagu penuh ratapan berjudul Ovos Omnes. Lagu ini penuh dengan penghayatan, kadang terdengar seperti sebuah ratapan yang mengharukan sehingga membawa kita kedalam suasana yang khusuk. Sesudah Ovos Omnes baru di langsungkan Logu Senhor.

Salib Tuhan (Senhor) didalam sejarah masuknya khatolik di Sikka abad 16 berawal dari perjalanan mencari Tanah Moret (Tanah Hidup) oleh Don Alessu ke Malaka. Dari Malaka itulah Don Alessu dihadiahi sebuah kenangan indah berahmat yakni sebuah salib yang dikenal dengan nama Senhor yang artinya Tuhan. Selain itu sebuah patung kecil yang disebut Meninho (Kanak-Kanak Yesus-Sang Raja) untuk dibawah pulang ke Sikka (Sumber ; NLS Mendiang Opa Edmundus Parera-2006). Nah untuk sejarah kedatangan Meninho dan Salib Senhor bisa dibaca di sini.

Prosesi dimulai dengan Ibadah Jumad Agung yang berlangsung di Gereja Sikka, sebuah gereja peninggalan Portugis. Setelah Misa selesai prosesi pun siap diadakan. Lagu Benedikto E Lovado Seja dan doa Oretio Portugis serta berkat umat dengan Salib Senhor merupakan bagian pertama dimulainya prosesi Logu Senhor.

Untuk mengikuti Logu Senhor atau menunduk dibawah Salib Tuhan diwajibkan mendaftar terlebih dahulu sebagai peserta. Peserta Logu Senhor harus memiliki devosi dalam ujud atau atensi tertentu atau permohonan-permohonan. Misalnya kita memohon kesembuhan dari sakit atau penyakit kronis, mohon mendapatkan keturunan, mohon keluar dari permasalahan hidup dan permohonan lainnya.

Peserta harus membungkuk masuk dibawah usungan Salib Senhor dalam sikap hormat sambil membawakan lilin bernyala. Inilah yang dinamakan Logu Senhor atau menunduk dibawah Salib Tuhan. Peserta Logu Senhor secara khidmat harus memasrahkan diri pada Senhor Yesus dengan berjanji dalam batasan waktu tertentu, entah setahun, dua tahun, tiga tahun atau lebih akan datang dan setia mengikuti prosesi Logu Senhor.

Tradisi agama ini telah berlangsung dari jaman dulu hingga sekarang. Setiap tahun selalu ramai dikunjungi peziarah meski belum banyak yang mengetahuinya.

Sesudah misa di Gereja tadi selesai selanjutnya dilakukan perarakan menuju Irmida atau stasi pertama dalam prosesi jalan salib. Dalam perarakan yang mengelilingi Kampung Sikka tersebut dibagian depan adalah para ajuda pembawa lilin dan salib,diikuti barisan umat, peserta Logu Senhor, usungan Senhor, barisan imam dan seterusnya. Di Irmida pertama juga dilangsungkan adegan pertama ketika Yesus dihadapkan ke Pilatus, Barabas dibebaskan, Yesus diserahkan pada algojo-algojo. Adegan-adegan ini diperankan oleh anak-anak muda Kampung Sikka yang tergabung dalam Mudika Paroki Sikka.

Disetiap irmida atau perhentian biasanya dilantunkan puisi atau kleteng latarjuga lagu yang meratapi Yesus berjudul Ovos Omnus. Lagu ini dinyanyikan oleh perempuan berbaju hitam dan berkerudung hitam sambil perlahan-lahan membuka selubung yang menutupi gambar Yesus.

Disetiap Irmida atau stasi (4 stasi) prosesi tadi diulang tapi dengan lagu yang berbeda baik berbahasa Sikka maupun Portugis, lagu ratapan (Ovos) juga berganti disetiap Irmida. Misalnya di Irmida satu dinyanyikan lagu ratapan Ovos Omnes, Irmida 2 E Miue di irmida 3 dengan lagu Bahasa Sikka Kasih Ora dan di irmida 4 dengan lagu Portu O senhor Yesus, adegan-adegan pun dilanjutkan dan Logu Senhor tetap dilakukan.

Prosesi Sesta Feria dan Logu Senhor yang mengitari Kampung Sikka tersebut biasanya berakhir di halaman samping Pastoran Sikka. Ditempat ini biasa dilangsungkan adegan terakhir, penyaliban terhadap Yesus hingga Yesus wafat dan akhir dari pada prosesi Logu Senhor.

Prosesi dilanjutkan menuju ke dalam Gereja Sikka. Dimana saat itu dilantunkan doa penyerahan kepada Senhor, berkat umat dengan Salib Senhor dengan diiringi lagu berbahasa Portugis Lovado Sedja. Acara prosesi dan Logu Senhor berakhir ketika Salib Senhor di usung menuju tempatnya kembali yakni di kapela yang berada persis di samping gereja.

Sebelumnya prosesi juga melewati patung Meninho yang sengaja diletakan di teras rumah Bapak Hugo da Silva, dua barang peninggalan masa lampau dan menjadi saksi sejarah masuknya agama Khatolik ke Sikka terlihat didepan mata. Prosesi juga melewati Lepo Gete, rumah raja peninggalan masa lampau.

Disepanjang jalan mengitari Kampung Sikka, nyala-nyala lilin yang ditaruh di sepanjang bilahan bambur pinggir jalan menambah kekhusukan doa dan permohonan.
Tradisi ini juga melibatkan anak-anak Sekolah Dasar yang disepanjang perhentian memerankan kisah dan drama sengsara Yesus. Disetiap rumah-rumah yang dilewati umat juga menerima dengan membakar lilin dan memajang gambar-gambar kudus. Rasa kidmat memang terasa, bagaimana disebuah daerah bernama Kampung Sikka ini masih ada sebuah tradisi iman warisan Portugis dengan iman khatolik yang begitu kental.





www.inimaumere.com


Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Monday, March 22 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---