Desa Nua Bari di Kabupaten Sikka, Flores adalah sebuah desa yang memiliki keunikan dalam hal ritual penguburan jenasah. Setiap jenasah orang yang meninggal biasanya di kuburkan dalam sebuah batu. Menurut kepercayaan masyarakat setempat arwah orang yang dikuburkan tersebut akan berada dalam ketenangan abadi. Tradisi penguburan jenzah dalam batu tersebut telah berlangsung ratusan tahun hingga sekarang. Secara tradisi yang dikuburkan hanya orang-orang yang dianggap dituakan. Anak-anak dari turunan keluarga tersebut dapat pula dikuburkan apabila kelak mereka diistimewakan oleh masyarakat setempat atau dari kalangan keluarga yang mampu. Batu kubur tersebut dipahat untuk dilubangkan sebagai tempat menaruh jenazah dengan kedalaman kira-kira 80 cm dan lebarnya sesuai dengan ukuran batu yang di gunakan dan memakan waktu kira-kira 3 hari memahat nonstop dengan peralatan sederhana. Sedangkan sebagai penutup batu kubur menggunakan lempeng batu.
Lempeng batu tersebut diambil dari tempat-tempat yang disekitar desa tersebut oleh masyarakat yang terlibat. Jadi dalam hal pembuatan batu kubur seluruh warga kampung memang dilibatkan untuk bergotong royong mempersiapkan tempat keabadian seorang warga yang akan meninggal.
Setiap jenasah yang diletakan dalam sebuah kubur batu tersebut diposisikan duduk dengan kaki di tekuk sedemikian rupa sehingga terlihat seperti seorang bayi yang berada dalam kandungan yang secara harafiah berarti manusia itu kembali ke pada posisi awal dalam rahim.
Bagi masyarakat biasa dimakamkan dalam kuburan umum yang terdapat di sekitar Desa Nua Bari.
Nuabari berada delapan Km dari Wolowiro, wilayah selatan Kabupaten Sikka. Persimpangan menuju Nubari dari jalan utama (lintasan ke Kabupaten Ende) berdekatan dengan Pantai Koka.
www.inimaumere.com