Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Monday 27 June 2011

Kampung Sikka Dalam Sepenggal Ceritera

Sarat Sejarah dan Budaya..

BERKUNJUNG ke Kampung Sikka rasanya kurang pas jika tak melihat anggunya Gereja Sikka. Gereja tua ini dirancang oleh desainer bangunan asal Belanda bernama Dijknams. Mr. Dijknams ini sungguh hebat. Dijaman 100 tahun lalu arsitek ini mau-maunya mencurahkan pemikirannya merancang bangunan gereja yang letaknya jauh dipedalaman terpencil. Yang 100 tahun lalu warga Kampung Sikka hendak ke Maumere pun masih berjalan kaki atau berkuda. Kampung Sikka, berjarak 24 Km dari Kota Maumere ibukota Kabupaten Sikka di Pulau Flores. Oleh sebab itu, kalau ke Maumere jangan lupa mampir di kampung ini. Tentu saja, karena di Kampung Sikka kaya akan budaya dan sarat dengan sejarah. Pula makanan lautnya, pemandangan pantai selatan serta tenun ikat hasil kreasi ibu-ibu setempat. Memang Sikka letaknya persis di selatan Flores dengan gulungan ombak besar Laut Sawu yang saban detik setia mampir ke pantai. Dalam catatan sejarah, Sikka menjadi katolik sejak sang raja Moang Alesu di abad 16 merantau ke Malaka. Beliau mencari kehidupan kekal setelah banyak rakyatnya yang mati akibat wabah penyakit.

Pulang dari Malaka, Alessu berganti nama menjadi Don Alexius Ximenes da Silva setelah dibaptis Katolik oleh misionaris asal Portugis. Begitu pula seisi kampung dibaptis katolik demi kehidupan kekal. Nama-nama penduduk pun tak lepas dari bau Portugis. Kisah penemuan menjadi katolik itu ada dalam catatan sejarah dan bisa dibaca disini.

Sikka juga kaya dengan sejarah pemerintahan. Yakni Kerajaan Sikka yang berdiri di Kampung Sikka. Salah satu peninggalannya yang masih utuh ada pada Lepo Gete atau Istana Raja dan Regalia Kerajaan. Lepo Gete menjadi sentra pusat pemerintahan Kerajaan Sikka. Letaknya tak jauh dari pantai dan berdekatan dengan Gereja Sikka. Dari Lepo Gete lahirlah para raja yang kemudian secara turun temurun memerintah Kerajaan Sikka hingga tahun 1958 saat terbentuknya pemerintahan Daerah Swatantra Tingkat II Sikka, cikal bakal Kabupaten Sikka. Kini istana peninggalan sejarah tersebut tak terawat dengan baik.

Lepo Gete dan Prosesi Logu Senhor

Di Kampung Sikka pula, setiap tahun dalam perayaan Paskah ada satu prosesi menarik warisan Portugis. Prosesi tersebut adalah Logu Senhor atau dalam bahasa Sikka artinya Menunduk Dibawah Salib Tuhan. Prosesi ini diadakan Setiap Hari Jumat Agung dan mengundang banyak umat. Prosesi yang mengitari Kampung Sikka melibatkan semua warga dan para muda Katolik Sikka menjadi aktor utama yang berperan dalam pementasan drama. Saat itu pula kampung itu sunyi senyap dan tenggelam dalam keheningan mendalam. Pusat utama dari prosesi yang dihadiri baik warga Sikka, Flores dan luar Flores ini ada pada Gereja Sikka yang bernama asli Gereja St Ignatius Loyola.

Gereja yang memiliki ornamen - ornamen pada dinding tembok bergambar motif - motif tenun ikat tradisional masyarakat setempat dikerjakan tahun 1887. Konstruksi kayu dengan pewarnaan warna coklat dan kuning terlihat mendominasi pilar dan plafonnya. Pembangunan Gereja St. Ignatius Loyola oleh Bruder Leuwenberg S.J misionaris dari tarekat Jesuit dan diresmikan penggunaannya tanggal 24 Desember 1899, tak lepas dari peran Raja Sikka Yoseph Mbako Ximenes da Silva juga umat Sikka yang turut membantu serta Pastor Paroki Y. Engbers.


Salah satu kekhasan dari bangunan gereja ini adalah bentuk dan corak yang tradisional dari abad XVIII-XIX. Dinding gereja ditata dengan lukisan motif tenun ikat Sikka, hal ini menunjukan bahwa sudah dari jaman portugis perempuan di Kampung Sikka memiliki ketrampilan dalam menenun dan menciptakan motif tenun ikat.

Ketrampilan itu masih turun-temurun hingga ke generasi dewasa ini. Terbukti, jika Anda berada di Kampung Sikka, para pedagang kain tenun dengan motif-motif cantik akan mendatangi Anda. Pandai-pandailah menawar dengan harga yang cocok, satu dua kain tenun Sikka bisa dibawa pulang.

Di Gereja Sikka terdapat prasasti yang bertulisan nama pastor Le Cocq D’Armandville S.J, sang misionaris perintis jaman Belanda di Sikka. Prasasti itu tertulis pula hari pentabisan gereja tua, 24 Desember 1899. Hampir seluruh bangunan Gereja St. Ignatius Loyola didominasi bahan dasar kayu. Saat ini Paroki St Ignatius Loyola Sikka memiliki lebih dari 2000 umat katolik. Sejak tahun 1617 telah bertugas 35 pastor paroki yang mengabdi bagi umat setempat.

Disamping bangunan gereja, terdapat pula sebuah kapela kecil. Kapel yang dibangun dari swadaya masyarakat Kampung Sikka dan para perantau asal Sikka ini didedikasikan untuk kegiatan adorasi abadi umat dan menjadi tempat pentakhtahan Salib Senhor. Salib Senhor akan dikeluarkan saat prosesi Logu Senhor.

Dalam sejarah, Raja Alessu alias Don Alexius Ximenes da Silva membawa 70 batang gading, tongkat kerajaan (gai bas tang), mahkota emas bertulisan 1607, kalung leher (tua wulir), rantai besar (rantai bahu),keris emas (pendo bahar), juga rantai leher yang disebut odang spiritu sanct saat pulang dari Malaka. Selain itu juga sebuah patung kanak-kanak Yesus yang disebut Menino (Me Jidzus). Don Alessu secara khusus dilengkapi pakaian kebesaran seorang pangeran. Regalia Kerajaan Sikka atau pakaian kebesaran sebagai raja masih tersimpan baik hingga kini. Regalia ini dibuat di Malaka pada tahun 1602.

Regalia Kerajaan dan Toja Bobu

Portugis memang sangat erat menancapkan pengaruhnya diwilayah ini. Bahkan berbagai peninggalan budayanya telah menjelma kedalam budaya lokal setempat. Seperti pementasan sendra tari Toja Bobu. Pementasan itu biasanya diadakan setiap tahun saat hari Natal. Namun tahun-tahun belakangan entah kenapa pementasan tersebut seolah lenyap dari Kampung Sikka.

TOJA BOBU adalah sebuah tetarian yang menyajikan drama KISAH CINTA ROMANTIS yang bercerita tentang perjuangan beberapa pemuda yang ingin menikahi seorang putri bernama PRINSEJA. Tetarian ini telah ada sejak abad 16 dan sangat menunjukkan pengaruh budaya Portugis yang kuat dan diterima dalam budaya lokal setempat.

***

Kampung Sikka secara administratif berada dalam wilayah Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka. Dari tempat ini banyak melahirkan para tokoh yang ikut membangun dan mengharumkan Maumere. Paulus Samador da Cunha adalah salah satu tokoh dari kampung ini. Beliau mencatatkan namanya sebagai Bupati Sikka pertama. Begitu pula Don Thomas yang pernah menjadi Kepala Daerah Flores pertama.

Menuju Kampung Sikka dari Kota Maumere bisa ditempuh menggunakan kendaraan baik pribadi maupun angkutan umum. Aspal jalan mulus hingga sampai ke kampung Sikka. Jangan lupa pula, setiap tiga minggu menjelang Paskah, masyarakat Kampung Sikka dan berbagai warga desa tetangga bahkan dari Kota Maumere akan memadati pantai Sikka. Sebuah pesta pencarian cacing laut atau dalam bahasa setempat di sebut Ule Nale biasa dilaksanakan. Ratusan bahkan ribuan obor menerangi pantai. Dari kejauhan nampak terlihat memukau. Sayang jika dilewatkan sebab pencarian cacing dengan ribuan obor tersebut bergabung dengan budaya setempat. Ada pantangan ada pula pemali. Lantas semua tersulam jadi kisah memukau dalam kazana budaya Nusantara. So?

Pantai Sikka dan Penduduk yang mencari Ule Nale

****
Berdiri didepan Gereja St, Ignatius Loyola serasa damai. Palagi malam menjelma dengan sinar bulan purnama yang curah menyingkir gelap. Hati seperti disiram perasaan betah lantas menciptkan goresan. Sesendok cerita tentu saja kurang. Pulang sudah, kata suara hati. Lantas sepeda motor membawa pergi sepotong tubuh lelah. Mata burung malam menatap cemas. Sebab hari telah diujung malam. Dua puluh empat kilometer lagi sampai di Maumere. Ingin segera tidur lelap dan memeluk dirimu, Nian Sikka.(oss)

link yang berkaitan dengan tulisan diatas:
- Don Alessu
- Toja Bobu
- Logu Senhor
- Ule Nale

www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Polsek Kewapante Diduga Hilangkan BB Gading

Penyidik Polsek Kewapante diduga menghilangkan barang bukti (BB) berupa tiga batang gading milik suku Lewuk-Mudebali Pruda, Waiblama pada tahun 2007 lalu. Kasus dugaan penggelapan ini akan dilaporkan korban ke Propam Polda NTT dan Mabes Polri.
Kuasa hukum korban, Meridian Dewanta Dado, S.H, yang menghubungi Pos Kupang melalui telepon genggamnya dari Maumere ke Kupang, belum lama ini, mengatakan, pihak Polsek Kewapante yang saat itu dijabat oleh AKP Muhammad Sadikin dan jajarannya akan dilaporkan ke propam. Dia berharap laporan mereka bisa ditindaklanjuti.
Dijelaskannya, tahun 2006 lalu suku Pruda, menjadi korban tindak pidana pencurian terhadap barang-barang adat hak suku berupa sembilan batang gading utuh, dua lembar ketipa, satu buah gelang gading mone, satu buah guci, satu buah gong, dua buah samurai, dua buah pedang, satu buah wulilado, satu buah gigi tenggiling, tujuh buku gowa dan dua pasang giwang. Pencurian itu diduga dilakukan oleh Paskalis, Cs.

Akhir tahun 2007 dan awal tahun 2008 aparat Polsek Kewapante menangkap Paskalis dan Serong, Cs. Barang bukti pencurian yang disita polisi dari tangan mereka antara lain ratusan sarung/lipa, belasan ternak sapi dan babi, beberapa karung beras, beberapa batang gading dan lainnya dan enam batang gading adat dan satu buah guci. Enam gading itu ternyata adalah milik Suku Lewuk Mudebali.


Awal Maret 2008, pimpinan Suku Lewuk, Petrus Badar Lewuk dan anggota suku, Wilhelmus Waru Lewuk, Lukas Lepe Lewuk serta Linus Liwuk meminta BB tersebut. Namun pihak polsek hanya mengembalikan guci dan tiga batang gading berukuran kecil. Sementara tiga batang gading lainnya berukuran besar (sepanjang 1 depa) tidak dikembalikan.


“Kami bersama tokoh adat Sikka, Marsel Jagong, telah mendapatkan data akurat tentang dugaan penghilangan atau penggelapan BB gading tersebut oleh instansi Polsek Kewapante,” kata Dado.
Menurut Dado, pihaknya akan bersurat ke Kapolres Sikka dan Kapolsek Kewapante untuk mempertanyakan keberadaan tiga batang gading adat yang belum dikembalikan itu.


“Jika tidak juga dikembalikan maka kami selaku kuasa hukum akan segera mengajukan pengaduan pidana melalui divisi Propam Polda NTT dan tim Propam Mabes Polri terkait dugaan penghilangan atau penggelapan BB dimaksud. Oknum yang kami laporkan adalah AKP Muh Arif Sadikin, Kapolsek Kewapante saat itu,” kata Dado.


Masalah ini juga akan dilaporkan kepada lembaga DPRD Sikka karena menyangkut nasib konstituen yang merupakan kumpulan salah satu suku adat yang masih ada dan berkembang di Kabupaten Sikka.(Pos Kupang)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Monday, June 27 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---