Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Tuesday 11 October 2011

Mengintip Bumi Sikka..

Kata orang, jangan lewatkan peristiwa disekitar dengan kamera Anda. Betul, teknologi dijaman ini benar-benar memanjakan kita. Perkembangannya begitu cepat dan memberikan kita kemudahan memilih. Begitu juga dengan kamera foto. Dan terang saja, kemudahan itu menguntungkan penggunanya dimana bisa mengabadikan peristiwa dan kejadian unik secara cepat tanpa perlu repot seperti dijaman lalu.Nah, foto-foto dihalaman ini merupakan hasil karya dari beberapa fotografer amatir “anak maumere” yang memiliki kebiasaan mendokumentasikan kejadian dan pemandangan alam di Kabupaten Sikka. Kebetulan, karya-karya ini disebarkan di grup facebook inimaumere.com dan saat ini kita diberi kesempatan untuk mengintip secuil Kabupaten Sikka lewat karya mereka. Yuk, galeri foto ini untuk kalian...


Kalo foto diatas ini karya Ooz, Watu Cruz (Batu Salib) setinggi 3 meter di Kecamatan Bola - ditancapkan oleh misionaris Portugis sekitar tahun 1600-an, bahwa Bola sudah Katolik..

Atraksi drum band dari salah satu sekolah di Maumere saat perayaan HUT Kemerdekaan 2011, karya Oshy Lelo

Pantai Pruda yang cantik, karya Wira Sayoga, anak Bali yang menetap di Maumere..

Semangat kemerdekaan juga didendangkan bocah Flores, meski terhimpit hidup susah, karya Hiller Ratu..

Tradisi Budaya Patikarapau di Pulau Palu'E, Kab.Sikka, karya Hiller Ratu

Kuda ini tewas di gorok dan diolah jadi makanan lezat. Budaya menyembelih kuda biasa dilakukan dalam adat orang Sikka, saat upacara kematian bagi orang-orang yang dituakan..karya inimaumere.com

Hujan tak menyurutkan anak-anak di sebuah dusun Wolofeo untuk bersekolah, karya Wira Sayoga..

Rumah panggung yang berdiri diatas laut dari suku Tidung Bajo, Wuring..karya Even Edomeko


Kelompok musik kampung yang menghibur para pejabat propinsi dan undangan pada sebuah acara di Kecamatan Waigete, karya inimaumere.com

Pemandangan Pantai di Tanjung, karya Lina da Gomez

Salah satu sudut Kota Maumere, karya inimaumere.com

pemandangan ini biasa ditemukan hampir di seluruh Flores. Bis Truk namanya. Keselamatan menjadi nomor kesekian bagi para penumpangnya..karya inimaumere.com..


Gimana, belum puas ka? okay segera tayang foto-foto berikutnya.... :)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Jaksa Panggil Tiga Saksi Bagian Kesra

Kasus Dana Bansos Sikka
Tim penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTTpekan ini memanggil tiga staf Bagian Kesra Setda Sikka untuk dimintai keterangan dalam tahap penyidikan kasus dana bantuan sosial (bansos) di Kabupaten Sikka senilai Rp 10,7 miliar. Tiga staf Bagian Kesra yang akan dipanggil untuk diperiksa yaituh Maria Goreti Selasa (11/10/2011) pagi, Martinus Mahing dan Sius Ngaji, Kamis (13/10/2011) pagi. Tiga staf Bagian Kesra ini akan diperiksa dua jaksa Kejaksaan (Kejari) Maumere, yaituh Henderina Malo, S.H dan Ahmad Jubair, S.H di Kejari Maumere. Pemeriksaaan tiga staf tersebut setelah penyidik Kejati NTT menetapkan dua tersangka kasus dana bantuan sosial (bansos) di Sikka, yaituh Yoseph Otu, Mantan Bendahara Bagian Kesra Setda Sikka dan Servasius Kabu, mantan Kabag Kesra Setda Sikka.. Selain tiga staf Kesra, ada dua saksi lain yang akan diperiksa jaksa Kejati NTT di Kupang. Demikian informasi yang diperoleh Flores Star di Maumere (Sabtu (8/10/2011).

Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Maumere Sanadji, S.H, membenarkan rencana rencana pemanggilan para saksi kasus bansos oleh Kejati NTT. Namun saksi siapa yang dipanggil Sanadji mengatakan tidak tahu.

Data yang diperoleh FloresStar, surat pemanggilan untuk saksi lain diantar kepada para saksi. Semua yang diperiksa dalam tahap penyidikan oleh jaksa Kejati NTT dan Kejari Maumere pada umumnya pernah diperiksa saat penyelidikan di Kejari Maumere dan Kejati NTT.

Sementara itu, pada Jumat (7/10/2011) Kejati NTT telah mengirim surat panggilan kepada saksi di Kota Maumere menggunakan kargo pesawat melalui Bandar Udara Frans Seda Maumere. Surat panggilan tersebut ditandatangani oleh Ketua Tim Penyidik Kasus Dana Bansos Sikka, Aspidsus Kejati NTT, Soediharto, S.H.

Setelah tiba di Maumere pada Sabtu (8/10/2011) pagi surat panggilan bagi para saksi tersebut sudah diantar kepada para saksi-saksi di Kota Maumere. Pada umumnya saksi yang dipanggil adalah pegawai negeri sipil (PNS) di Bagian Kesra Setda Sikka dan Dinas PPKAD Sikka.

Kepada para saksi jaksa juga meminta agar saat diperiksa membawa data terkait dugaan penyimpangan dana bansos agar bisa diambil keterangan untuk dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Para PNS yang dipanggil jaksa sebagian telah diperiksa jaksa pada tahap puldata dan penyelidikan. Untuk tahap penyidikan pemeriksaan pasti lebih mendalam dan mengarah kepada tersangka.

Data lain yang diperoleh FloresStar, jaksa yang menangani kasus dana bansos pada tahap penyidikan mengalami penambahan mencapai delapan jaksa. Ada enam di kejati NTT dan dua di Kejari Maumere. Mereka akan memeriksa dan mengusut kasus dana bansos hingga ketahap persidangan di Pengadilan Tipikor Kupang.

Sebelumnya, penanganan kasus dana bansos di Sikka oleh Kejati NTT yang telah dinaikan dari tahap penyelidikan ke penyidikan dan menetapkan dua tersangka , yaituh Yoseph Otu, mantan bendahara Bagian Kesra Setda Sikka dan Servasius Kabu, mantan Kabag Kesra Setda Sikka telah diikuti perkembangannya oleh KPK di Jakarta.

Tugas KPK guna melakukan supervisi dan pengawasan kasus dugaan tindak pidana yang ditangani aparat penegak hukum didaerah mulai ditunjukan.

Terbukti pada Rabu (5/10/20111), KPK telah menghubungi Kejari Maumere, Sanadji, S.H guna menanyakan kasus dana bansos di Sikka. Kejari Maumere telah menyampaikan ke KPK kalau kasus dana bansos telah dinaikan ke penyidikan.

“ Pada Rabu (5/10/2011, Red), KPK sendiri telah menghubungi Kejari Maumere, Sanadji, S.H untuk mengecek perkembangan kasus dana bansos dan sudah dijawab sendiri oleh Kejari Maumere, perkara kasus bansos sudah ditingkatkan ke penyidikan,” tegas Kejati NTT, Sriyono, S.H melalui Asisten Intelijen Kejati NTT, Sang Ketut Mudita, S.H, Kamis (6/10/2011) kepada Pos Kupang/Flores Star yang menanyakan perkembangan penyidikan kasus dana bansos di Sikka.

Mudita menjelaskan aparat Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT juga telah mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan SPDP (SPDP) kasus bansos pada Bagian Kesra Setda Sikka ke KPK.

“Mengenai SPDP penanganan kasus dana bansos di Sikka, kita sudah kirim SPDP-nya ke KPK di Jakarta,” kata Mudita. (FloresStar/ris)

www.inimaumere.com
Selengkapnya...

Waduh, Tiga Daerah di NTT Endemis Antraks

Tiga daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) berstatus endemis bakteri antraks pada ternak, sehingga perlu mendapat penanganan secara serius. Tiga daerah itu, yakni Sumba, Sabu, dan Flores, kini sedang dalam pengawasan dinas kesehatan setempat guna mengantisipasi bakteri antraks menyerang manusia.
Di Sumba, daerah endemis antraks ialah Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat yang pernah punya sejarah antraks pada 2006. Antraks juga pernah menyerang ternak di Kabupaten Ende, Sikka, dan Ngada di Pulau Flores pada 2007 yang mengakibatkan sedikitnya 325 orang dirawat karena makan daging ternak yang terinveksi virus antraks.
Terakhir, pada Agustus lalu antraks menyerang ratusan ternak di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua.

"Di Sabu, kami menemukan 11 warga, termasuk balita, menderita antraks kulit karena mengonsumsi daging ternak kuda yang mati," tutur Kepala Seksi Penanggulangan Keadaan Darurat Kesehatan Dinas Kesehatan NTT dokter Theresia Sarlin Ralo di Kupang, Senin (10/10).

Ia mengatakan, semua penderita antraks kulit di Sabu telah diobati dan sembuh. Namun, tidak menutup kemungkinan kasus antraks terulang lagi. Pasalnya, penyakit itu dapat membentuk spora (bacillus anthracis) dan bertahan dalam tanah selama 25 tahun. Pada musim hujan, spora antraks muncul lagi lewat rumput. "Sehingga rumput yang dimakan ternak bisa saja terkena antraks," katanya.

Menurut Theresia, pihaknya telah melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak makan daging ternak yang mati karena antraks. Ternak yang mati karena terserang antraks memiliki gejala antara lain hidung, telinga, dan kulit binatang tersebut mengeluarkan darah. (mediaindonesia.com)


www.inimaumere.com

Selengkapnya...

Listrik Prabayar Akan Masuk Watu Gong

Jika tidak ada halangan, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Flores Bagian Timur (FBT) di Maumere Tahun 2011 ini melayani listrik prabayar bagi masyarakat di Dusun Watu Gong kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka. Warga Masyarakat Natarweru sudah bertahun-tahun merindukan kehadiran penerangan listrik didesa itu. Menyambut rencana PLN tersebut, warga Dusun Natarweru menyatakan dukungan dan siap membantu PLN menyukseskan listrik pra Bayar masuk Watu Gong.
Kepala Desa (Kades) Watu Gong , Johanes Kasprotano mengatakan hal itu kepada Flores Star di Kampung Watubuku, Desa Watu Gong, Sabtu (8/10/2011) siang.

Kapistrano mengatakan PLN Maumere telah melakukan sosialisasi listrik di Dusun Natarweru dan ditahun ini rencana pemasangaan listrik pra bayar. Ia menjelaskan, tahap pertama akan dibangun jaringan dengan memasang tiang listrik ke pemukiman warga. “Tahun ini kalau listrik sudah masuk, maka masyarakat saya pasti berbangga dan senang. Jika listrik masuk, kami bisa menikmati penerangan di malam hari. Kami memang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih tapi kalau jalan baik air masuk sampai ke kampung-kampung,” tuturnya.

Kepala SDI Natarweru, Elci, kepada FloresStar mengatakan di SDI Natarweru listrik belum masuk kesekolah. Akibatnya pengetikan bahan laporan harus dikerjakan di Kota Maumere. (floresstar/ris)

Selengkapnya...

Penumpang Kapal Bawa Miras Moke Ditahan

Di Makasar dan Balikpapan
Pihak Kepolisian Resor Pelabuhan Makassar menggelar razia cipta kondisi di sekitar Pelabuhan Soekarno Hatta, Minngu (9/10/2011) dini hari. Pada razia tersebut terjaring enam penumpang KM Bukit Siguntang yang membawa minuman keras jenis Moke. Minuman tersebut merupakan minuman khas dari daerah NTT. Tiga dari enam penumpang yang terjaring merupakan mahasiswa perguruan perguruan tinggi di Makassar. Mereka adalah Roylando (21), Fransiskus Rikardus (22) dan Bastian (25). Sedangkan tiga penumpang lainnya adalah Ateriu (47), Bernadus (56) dan Ayu (22). Mereka merupakan warga Mamumere. Dari tangan mereka diamankan 11 botol besar dan 9 botol kecil minuman mineral. Mereka kemudian digiring ke Mapolres Pelabuhan Makassar untuk dimintai keterangannya.

Kepala Satuan Resort Pelabuhan Makassar AKBP Audy AH Manus menjelaskan bahwa keenam penumpang tersebut diamankan dari atas KM Bukit Siguntang asal Maumere tujuan Parepare. Mereka dibekuk setelah diketahui membawa minuman keras khas daerah mereka.

Ia juga menyebutkan bahwa razia tersebut ditujukan untuk menekan tingkat kejahatan yang masuk ke Makassar melalui perairan. Selain itu juga guna mencari DPO (daftar pencarian orang) yang masuk maupun keluar dari Kota Makassar.

115 Liter Moke asal NTT Disita Polisi

Penyelundupan minuman keras tradisional dari Kawasan Timur Indonesia kian marak belakangan ini. Baru saja aparat polisi Pelabuhan Semayang, Kaltim menyita ratusan liter miras jenis moke dari beberapa penumpang kapal asal NTT, Rabu (5/10/2011) siang.

Polisi memergoki Vincensius (26), warga asal Kabupaten Sikka dengan 23 jerigen ukuran lima liter berisi miras di dalamnya. Apesnya, ternyata Vincensius hanya seorang penjemput dari salah satu penumpang kapal yang membawa miras.

"Seperti biasa, razia kami lakukan di ruang kedatangan. Kebetulan, Rabu (5/10/2011), jadwal Kapal Feri Mahkota Nusantara asal Surabaya. Saat itulah kami melihat Vincensius membawa berdus-dus barang. Begitu kami periksa, ternyata berisi miras," kata Kapolres Balikpapan AKBP Sabar Supriyono didampingi Kapolsek Kawasan Pelabuhan Semayang, AKP Suharno.

"Langsung kami amankan. Namun, ia mengaku hanya menjemput seseorang dan membawakan barangnya ke mobil penjemput. Ia mengaku tidak tahu kalau isinya miras," katanya.

Vincensius a terpaksa digelandang ke Polsek Pelabuhan Semayang. Ia dimintai keterangan terkait pemilik miras yang kabur saat dilakukan razia. "Pemilik mirasnya sudah kabur saat dilakukan razia. Rupanya, ia mengetahui barang ilegalnya bakal tercium aparat," ujar Suharno.

Meski demikian, Vincensius hanya dikenakan pembinaan saja dari jajaran Polsek Pelabuhan Semayang. Sedangkan ratusan miras tetap disita aparat untuk kemudian dimusnahkan. (Tribunnews)
www.inimaumere.com
Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Tuesday, October 11 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---