Selamat Datang di Maumere...

SELAMAT BUAT PAKET AN-SAR (YOS ANSAR RERA-P.NONG SUSAR) yang dipercayakan masyarakat Kabupaten Sikka sebagai BUPATI dan WAKIL BUPATI SIKKA 2013-2018..
Pemandangan di Kolisia, Kecamatan Magepanda

Thursday 25 February 2010

Soemana Pitu Band, Anti Ketidakadilan


Kumpulan anak muda ini bermarkas di lantai dua pada sebuah rumah kosong. Jika malam tiba cuma lampu petromak dan beberapa batang lilin menjadi penerang. Menuju lantai dua juga harus berhati-hati, ada tangga yang bukan tangga. Ini menjadi jembatan ala kadarnya untuk bertamu. Lantai dua yang remang-remang tersebut adalah Bangsal 13 alias Tingkat Gelap, tempat nongkrong sekaligus rumah menemukan ide-ide segar dalam bermusik.
Bangsal ini beralamat di Jalan Dahlia Perumnas, Kota Maumere. Ketika pertama kali bermain kesana, sempat repot juga melewati ‘ tangga’ tersebut. Diatas sana para musisi beraliran musik yang memekakkan telinga ini sedang asik berkulababong (duduk berbicara). Tak lupa ada sebotol moke dan dentingan gitar melewati malam minggu. Supraise juga ketika inimaumere.com ditawari seteguk moke, mmhh katanya biar lebih asik.

Soemana Pitu Band diisi oleh Gondhez (vokal), Bung’Or (Gitar I), Jupe (Gitar II), Gomez (Bassist), Eman (Drum). Band ini dimanajeri Luis, lelaki flamboyan yang dihormati oleh anak-anak Soemana Pitu. Lahirnya nama Soemana Pitu Band pun cukup unik. Menurut Gomez, nama band ini tercipta karena kecintaan terhadap bahasa lokal.(?)

”Kang Ded alias Dedi Pareira (penyiar Radio Suara Sikka Maumere) yang mengusulkan nama ini, katanya biar lebih kelokal-lokalan,” terang Gomez. Lanjut Gomez, setelah mendengar dari Kang Ded, ia dan teman-temannya akhirnya berpikir untuk mengenakan nama lokal dalam band mereka. Maka terbentuklah Soemana Pitu Band. Label Soemana Pitu pertama kali tercantum saat mengikuti Parade Band Djarum LA Light’s akhir Oktober 2009. Tak tanggung-tangung, tampil dengan nama baru Soemana Pitu Band ternyata menyabet juara kedua di event tersebut.

Dalam bahasa Sikka, Soemana Pitu berarti Pekan Ketujuh wafatnya seseorang.

Soemana Pitu mengklaim aliran musik mereka adalah Indenpendent Music For Life.
Apapun itu, Soemana Pitu Band tetaplah pioner yang menjadi salah satu ujung tombak lahirnya musik underground di tanah Sikka. “Kami ingin menjadikan Sikka sebagai barometer musik rock di Flores bahkan NTT,”kata Gondhez sang vokalis.

Mereka berlima sebenarnya berlatarbelakang musik dari aliran berbeda seperti underground, blues, reggae dan rock namun bersatu dalam sebuah payung bernama Soemana Pitu Band. Kehadiran Soemana Pitu Band yang mengusung musik keras ini sebenarnya bukanlah hal baru. Sebagai musisi, mereka telah lama malang melintang di jagad musik Kota Maumere, menjadi band yang selalu meneriakan  ketidakadilan dinegeri ini.

Tanggal 2-6 maret 2009, Soemana Pitu Band akan turut hadir di Festival Rock se-Flores-Lembata di Kota Ende, sebuah festival rock yang baru pertama kali diadakan di daratan Flores dengan bintang tamu rocker nasional Roy Jeconiah.
“Kami berharap bisa membawa nama Sikka menjadi harum. Sungguh meski kami cumalah anak-anak yang dicap tak terurus dan slengean tapi bagi kami mengharumkan Sikka dengan cara kami adalah sebuah bentuk panggilan,”ungkap Bung’Or. “Kami minta dukungan dari masyarakat Sikka dimana saja berada,”tambah Bung ‘Or.

Band yang sama sekali tak memiliki dana sepeserpun ini mengaku setiap kali akan naik panggung harus bersusah payah mencari donatur.

”Jujur saja, masuk pintu satu, gedor pintu sana sudah menjadi bagian kami menghidupkan band ini. Kami tak malu, untuk apa? Meski terlihat miskin tapi kami anti kejahatan, kami adalah anak-anak Sikka yang ingin didengarkan suara hati kami lewat lagu dan talenta kami,” tambah Bung Or yang garang jika tampil diatas panggung.

Lantas kenapa tak mencoba meminta dukungan dari pemerintah kabupaten? Mereka tertawa..”Bosan..proposal kami sudah ditolak berulang-ulang. ”ujar Gomez sambil ketawa.

Sedangkan Luis, sang manajer yang mendampingi rekan-rekannya cuma berharap agar Soemana Pitu band bisa tampil maksimal dan mampu menjuarai Festival Rock tersebut. “Saya yakin band ini akan bermain baik untuk mengharumkan nama Sikka di festival tersebut.”
Luis melihat band ini memiliki semangat tinggi untuk menjadi band yang disegani di blantika musik Flobamora. "Mereka memiliki segudang bakat yang besar dalam bermusik,"
ujar Luiz

“Untung saja para fans dan simpatisan Soemana Pitu di Kota Maumere masih peduli terhadap kelangsungan Soemana Pitu Band,”tambahnya.

Komunitas musisi punk dan underground Sikka berada dalam satu wadah yang telah terbentuk 8 tahun yang lalu. Komunitas itu bernama FORKAM ( Forum Komunitas Kaum Termarjinal Cinta Kebebasan).
FORKAM menghidupkan kaum marjinal kota ini, dan kebanggaan mereka adalah ketika mereka bisa menyuarakan kata hati, kebebasan dan mengkritisi ketidakadilan di negeri ini yang dirasakan tak berpihak pada rakyat kecil. "Kami cinta Indonesia.."ungkap Gondhez..

Soemana Pitu Band juga telah memiliki banyak lagu-lagu ciptaan sendiri. Biasanya bercerita tentang kehidupan pribadi dan juga kritik terhadap penindasan kaum miskin Indonesia..

Anak-anak Soemana Pitu ini cukup ramah. Lihat saja ketika inimaumere.com akan pamit pulang masih sempet juga ditawari ikut sebuah acara. “Bang, jangan pulang dulu, kita main Jelangkung baru pulang eee...” teriak Eman. Terang aja, secepat kilat kotir (kabur) dari tempat keramat tersebut hehehe..

Soemana Pitu Band, suarakan terus suaramu..bahkan dipanggung-panggung manapun..........!!







Ki-ka: Gondhez, Jupe, Gomez, Eman, Bung Or


Bangsal 13


Soemana Pitu Band on Facebook


www.inimaumere.com


Selengkapnya...

 

© 2007 MaUmErE oF FlOrEs: Thursday, February 25 | Design by MaUmErE Of FlOrEs







---[[ KeMbAlI kE aTaS ]]---